Share

Bab 003

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 17:50:22

"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda."

"Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya."

"Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal."

"Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."

Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.

Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.

Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di dadanya. Sebaliknya, dia merasakan tubuhnya sangat demam.

"Mama ...."

Suara kecil di sebelahnya menarik perhatiannya, dan dia menoleh. Wajah mungil dan menggemaskan Amelia muncul. Suara gadis kecil itu sudah lama tidak didengarnya.

Tunggu, bagaimana dia bisa mendengar?

"Mama, minum air ...." Gadis kecil itu menyodorkan gelas berisi air dengan tangan mungilnya.

"Amel ...." bisiknya penuh kebingungan menerima air minum dari putrinya dan menyesap sedikit.

Dia merasakan tenggorokannya lega setelah minum, dan tidak dehidrasi lagi. Dia melirik putrinya yang menatapnya dengan wajah polos. Mengapa Amel ada di sini? Apa akhirnya Amel tidak bisa menahan kankernya dan meninggal bersamanya?

Amel tampak sedikit lebih kecil, dengan rambut lebat di kepalanya dan tubuhnya berisi. Amel dalam ingatannya adalah gadis kecil yang sangat kurus dengan rambut dicukur botak.

"Mama ...." Amel meraih tangan Laura dan berkata dengan suara kekanak-kanakan yang tampak dewasa. "Amel akan selalu ada untuk Mama. Tidak apa-apa Papa tidak mau datang, ada Amel di sini sama Mama.”

Ucapan anak kecil itu menghangatkan hati Laura, dan dia merasa familiar. Menatap putrinya yang sehat dan gemuk, tanpa tanda-tanda dia menderita sakit kanker, sebuah kesadaran menghantam Laura: dia kembali ke satu tahun yang lalu!

Satu tahun yang lalu, sebelum Amelia menderita leukemia, Laura bertengkar hebat dengan Viola di perayaan ulang tahun ibu mertuanya yang menyebabkan keduanya jatuh ke kolam.

Mereka bertengkar karena Viola memprovokasinya dengan foto-foto dia berhubungan intim dengan Lucian.

Keduanya jatuh ke kolam, dan Lucian lebih memilih menyelamatkan Viola, sementara Laura tenggelam karena tidak bisa berenang.

Untungnya, ada pelayan laki-laki yang menariknya keluar dari kolam.

Laura menderita demam yang sangat tinggi, tetapi tidak ada satu pun anggota keluarga Wilson atau Lucian yang peduli padanya. Kakek Billy sedang melakukan pengobatan di Singapura, sehingga tidak ada yang membelanya saat seluruh keluarga Wilson menuduhnya menyakiti Viola.

Karena sakit hati dan tak bisa membela diri, Laura menderita demam yang sangat parah. Putri satu-satunya yang peduli memberinya segelas air minum dan mengucapkan kata-kata yang membuatnya berjuang untuk tetap hidup.

Namun, tidak ada satupun orang yang peduli atau mengirimnya ke rumah sakit. Akhirnya, Laura menderita infeksi yang menyebabkan pendengarannya hilang dan menjadi tunarungu.

Karena dia tuli, Laura dihina oleh mertuanya, dan Lucian semakin jauh darinya.

Genangan air mata memenuhi mata Laura. Dia masih mendengar suara samar-samar langkah kaki pelayan di luar kamarnya dan suara putrinya yang sehat.

Dia kembali ke masa lalu!

Tuhan telah memberinya kesempatan untuk mengubah hidupnya.

Mengingat rasa sakit ditusuk oleh pisau ke jantungnya, Laura menggigil.

"Mama, jangan menangis. Amel sedih melihat Mama menangis." Amel menatapnya sedih dan menghapus air mata di wajah Laura dengan tangan mungilnya.

Laura terbatuk hebat, air matanya mengalir menatap putrinya.

"Amel ...." Dia memaksa diri bangun dan sangat ingin menarik putrinya ke pelukannya, tetapi karena dia sakit, dia takut menularkan penyakitnya kepada Amel.

Dia takut Amel akan menderita kanker leukemia, dan dia tidak ingin menambah penyakit lain padanya.

"Sayang, tolong ambilkan ponsel mama di meja." Laura meminta sambil terbatuk.

Karena Tuhan memberinya kesempatan kembali ke masa lalu, sebelum dia menjadi tuli dan putrinya masih sehat, Laura harus menyelamatkan dirinya dari demam tinggi ini agar tidak kehilangan pendengaran dan mencari donor sumsum tulang untuk putrinya lebih awal.

Di masa itu, tidak ada pendonor yang cocok untuk menyembuhkan kanker leukemia yang diderita Amel. Lucian tidak pernah peduli pada Amel, apalagi mencarikan donor sumsum tulang untuk putri mereka karena saat itu Viola sedang hamil anaknya.

Dalam kehidupan ini, dia akan menyelamatkan dirinya dan putrinya.

"Ini ponsel Mama." Amel menyerahkan ponselnya pada Laura.

Laura tersenyum penuh terima kasih dan sangat ingin mencium putrinya, tetapi dia menahan diri sampai dia sembuh.

Laura dengan cepat menghubungi pihak rumah sakit dan ambulans.

Dia berada di rumahnya sendiri dan tidak ada pelayan yang peduli ketika melihat Laura keluar dari kamarnya dengan susah payah di tengah demam tinggi.

Laura tidak peduli dengan mereka. Di masa itu, setelah Kakek Billy kembali dan mengetahui kondisinya, para pelayan itu akan dipecat tanpa mendapat gaji karena tidak membawa Laura ke rumah sakit.

Laura akhirnya dibawa ke rumah sakit, dan dokter menyembuhkan demamnya sebelum dia mengalami infeksi penyebab dia menjadi tuli.

....

Di ruang direktur, seorang dokter botak berusia empat puluh tahun, Andrew Adams, terkejut melihat hasil laporan DNA di tangannya.

"Cocok? Pasien ini benar-benar keponakanku!"

Awalnya, dia melihat seorang pasien wanita yang mengalami demam tinggi. Kemiripan wanita itu dengan kakak iparnya sangat luar biasa, hingga Andrew diam-diam melakukan tes DNA. Dia tak membayangkan hasilnya akan sangat cocok.

Andrew sangat tidak sabar dan menelepon kakaknya, Allen Adams, yang sedang makan malam dengan pejabat dan presiden negara.

Allen tak menjawab telepon dari adiknya, tetapi karena Andrew terus menelepon, akhirnya dia menjawab telepon adiknya dengan kasar.

"Aku sedang makan malam dengan tamu penting. Jika kamu mempermainkanku, aku akan menghancurkan rumah sakitmu."

Andrew menyeringai sambil tertawa terbahak-bahak, "Kakak, jika kamu mendengar berita ini dariku, aku yakin kamu akan membangun sepuluh rumah sakit baru untukku."

Allen mengerutkan kening, sangat tidak sabar menghadapi watak Andrew yang selalu main-main.

"Jangan bertele-tele. Kamu tahu aku sedang makan malam dengan Presiden Negara. Jangan membuang waktuku."

"Hahaha, Allen, datanglah ke rumah sakitku di Capital City dengan istrimu. Aku yakin kamu akan terkejut. Aku menemukan Laura, putrimu yang hilang selama dua puluh tahun. Dia sakit dan dirawat di rumah sakitku. Oh ya, jangan terkejut karena kamu sudah menjadi kakek."

Andrew kemudian menutup panggilan dengan puas, sementara Allen langsung berteriak heboh di tengah pertemuannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 004

    "Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 005

    Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat. Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang? Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu. Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 006

    Khawatir? "Konyol sekali," kata Lucian mendengus muram. Ekspresi dingin kembali di wajahnya. Ada kemarahan di hatinya. Ponselnya berdering, Lucian melirik melihat nama Viola di layar ponselnya. Dia menghela nafas, tidak merasa antusias. Tanpa menjawab panggilan telepon Viola, dia kembali ke kantornya. Setelah Lucian pergi, Laura memandang wajah putrinya dengan ekspresi khawatir. "Sayang, Mama bikin kamu takut, ya?" Amelia berkedip dengan mata polosnya. Tidak ada senyum di wajah kekanakannya. "Mama, Amel mau sama Papa." Laura terdiam dengan ekspresi sedih. "Amel mau sama Papa?" Amelia mengangguk dan berkata dengan suara cadelnya yang putus-putus. "Papa gendong Amel. Amel mau digendong Papa lagi." Laura terdiam, lalu menyadari ini pertama kalinya Amel digendong oleh Lucian sejak dia lahir. Dia ingat Amel selalu menatap Lucian dengan tatapan penuh harap setiap kali mereka bertemu, jelas sangat merindukan kasih sayang ayahnya. Laura mengatur kata-kata saat menatap putri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 007

    Laura menatapnya tanpa ekspresi. Tentu saja, ia tidak akan menuruti mereka. Dia sudah cukup bodoh di kehidupan sebelumnya karena membiarkan mereka memanfaatkannya dan mengurasnya sampai kering. "Apa kamu mengerti?! Kamu tidak boleh bercerai dengan Lucian!" George gelisah menatap mata biru Laura yang dingin dan tak terbaca. Laura tampak berbeda dari biasanya. Dulu dia selalu penurut dan takut pada mereka. Dengan kesal, ia meraih dagunya dan mengancam, "Jika kamu sampai bercerai dan mengungkap hubungan Lucian dan Viola, aku akan membunuhmu!" "Hei, apa yang kamu lakukan!" Seorang pria tiba-tiba masuk dan mendorong George menjauh dari Laura. "Siapa kalian? Beraninya kalian menyakiti Laura!" seru Andrew marah. "Ini bukan urusanmu. Kami adalah orang tuanya. Sebaliknya, kamu siapa?! Jangan ikut campur!" George kesal karena seorang dokter berkepala botak telah mendorongnya dan berteriak di depannya. "Orang tua? Kalian menyebut diri kalian orang tua dan mengancam seorang anak?!" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 008

    Wanita itu menangis dan memeluknya erat hingga Laura hampir kehabisan napas. "Anakku, ini sungguh kamu? Ibu sangat merindukanmu dan mencarimu selama dua puluh tahun."Laura tertegun. Air matanya pun ikut luruh mendengar kata-kata wanita yang mengaku sebagai ibunya. Kerinduan yang aneh membuncah di dadanya, seolah-olah sebagian dari dirinya mengenali wanita itu. Tangannya membalas pelukan itu, dan ia berbisik lirih, "Ibu...."Tangisan wanita itu semakin keras. "Gadis manisku, kamu sudah tumbuh sebesar ini ...." Para pria dewasa di sekitarnya berusaha menahan air mata, tetapi mata mereka berkaca-kaca."Laura, ini ayah...." Allen membungkuk, ikut memeluk Laura dan istrinya erat. Air matanya tak terbendung.Wajah Laura tersipu. Ia tak pernah diperlakukan seperti anak kecil, usianya kini 23 tahun dan ia seorang ibu muda. Namun, orang-orang ini memperlakukannya seperti gadis kecil mereka.Apakah dia benar-benar putri mereka yang hilang? Ia bertanya-tanya dalam hati. Tapi mengapa di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 009

    Laura tercengang. "Ini sangat berharga. Aku takut akan menghilangkannya," bisiknya. "Jangan khawatir, sayang, kamu pantas mendapatkannya. Kamu adalah putri kami yang berharga," kata Willy dengan nada memanjakan. Laura tersenyum hangat dan mau tak mau menerima hadiah itu. "Omong-omong, di mana cucu kami? Andrew bilang kami sudah menjadi kakek," kata Allen antusias. "Cucu? Kita punya cucu?!" Willy terkejut dan berbinar. "Kamu sudah menikah dan punya anak?" Dean terkejut. "Wow, Laura, kakak pertamamu bahkan belum menikah, begitu pula dengan kakak kembarmu, tapi kamu sudah mendahului kami," kata Sean menggoda. Semua anggota keluarga Adams menatapnya. Laura meringis. Ia menikah muda karena paksaan keluarga Samson dan tak punya pilihan untuk menolak. "Apa itu masalah?" Ia khawatir keluarga kandungnya akan menolak Amelia. "Tentu tidak, sayang. Kakakmu bicara omong kosong. Mereka hanya iri karena mereka jomblo akut," kata Willy menenangkan, lalu memukul kepala Sean. “Jangan ucapkan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 010

    Keluarga Adams mengajak Laura untuk tinggal bersama mereka dan membantu mengurus perceraiannya. Sebelum Laura memutuskan, Kakek Billy menelepon dan memberitahunya tentang kepulangannya. Laura terkejut karena Kakek Billy kembali dari Singapura lebih awal daripada di kehidupan sebelumnya. Ia khawatir Kakek Billy menunda perawatannya untuk kembali. Di kehidupan sebelumnya, karena masalah yang dihadapi Laura, Kakek Billy menunda operasi jantung dan pulang. Ia sangat marah pada Lucian karena Laura hampir meninggal dan menjadi tunarungu. Keluarga Samson dan Wilson tak lepas dari kemarahannya; Viola dimasukkan dalam daftar hitam industri hiburan, dan Lucian mendapat hukuman cambuk dari kakeknya. Karena masalah itu, mereka semua membenci Laura. Namun, tiga bulan kemudian, Kakek Billy meninggal karena tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Laura sangat sedih dan merasa bersalah atas kematian Kakek Billy. Jadi, ia menerima tawaran Kakek Billy dan menjemputnya sendiri di bandara.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 011

    Wajah Lucian tampak semakin dingin, tidak suka diperlakukan kasar di depan umum, apalagi di depan Laura dan putrinya. Tetapi ia tidak mengatakan apapun agar tidak membuat kakeknya semakin marah. Laura menatap wajah Kakek Billy cemas melihatnya marah. Ia tidak akan melupakan kematian Kakek Billy di kehidupan sebelumnya karena tekanan darah tinggi dan serangan jantung. Hal yang ingin ia lakukan setelah terlahir kembali adalah mencegah kematian Kakek Billy dan membujuknya untuk menjalani operasi. Kakek Billy baru berusia 70 tahun dan masih memiliki beberapa tahun lagi untuk hidup. Di kehidupan sebelumnya, penyakit Kakek Billy bertambah parah karena ia mencemaskan Laura dan menunda operasinya."Kakek, jangan marah... Kamu bisa menderita tekanan darah tinggi."Wajah marah Kakek Billy menjadi rileks karena perhatian Laura."semua karena bocah ini selalu membuatku marah," gerutunya menatap Lucian tajam."Kakek, mengapa kamu buru-buru pulang? Kamu harus menjalani operasi jantung, jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Ban 107

    Mia terdengar menghela napas sambil membalas pelukan Laura. “Aku juga.” Ia melepaskan pelukan mereka dan menatap temannya. “Kamu membuatku khawatir karena tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Tiga tahun yang lalu, Tuan Lucian hampir mengobrak-abrik Capital karena mencarimu.”Wajah Laura tampak tanpa ekspresi ketika nama mantan suaminya disebut.“Oh, kami sudah bercerai saat itu.”Mia menatapnya selama beberapa saat, namun tidak bertanya lebih lanjut. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Amel.“Bagaimana kabar Amel? Dia semakin cantik dan sangat mirip denganmu.” Mia tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi Amel.Amel tersenyum dengan wajah bingung dan menatap Laura dengan penuh tanya.“Ini Bibi Mia. Amel ingat?” tanya Laura pada putrinya.Amel menggelengkan kepala dan menatap Mia dengan ingin tahu.“Hahaha, sudah bertahun-tahun, dia pasti sudah lupa,” kata Mia sambil mencubit pipi Amel dengan gemas.Laura mengangguk, membenarkan. Amel sudah lupa dan bahkan tid

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 106

    Kaki jenjang wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri di antara orang-orang yang berlalu-lalang di bandara. Dia mendorong kereta bagasi berisi koper-kopernya.“Mama, apa Nenek dan Kakek menjemput kita?” tanya seorang gadis berusia lima tahun yang duduk di atas koper, sambil mengayun-ayunkan kaki mungilnya dengan manis.Rambut hitamnya tumbuh lebat, dan wajahnya cerah berseri-seri. Setelah melewati tiga tahun penuh kesabaran dan doa, putrinya akhirnya bisa melewati masa kritis penyakit leukemia dan sembuh total.“Ya, sayang. Kakek dan Nenek akan segera menjemput kita,” jawab wanita itu dengan hangat, lalu mengecek jam tangannya. Sudah lewat dua puluh menit, tetapi orang tuanya belum muncul untuk menjemput.“Hm, sepertinya Kakek dan Nenek akan terlambat. Bagaimana jika kita makan dulu? Amel lapar?” Amel mengangguk.Laura tersenyum lembut lalu memandang sekeliling restoran yang ada di bandara. Restoran lain tampak cukup ramai dan mengantri. Laura tidak mau mengantri. Akhirnya dia

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 105

    Para pelayan tersentak dan cemas mendengar kata-kata Lucian. “Kami mengerti, Tuan Lucian. Kami akan membawa Nona Viola keluar dan tidak akan membiarkannya masuk ke rumah ini,” balas kepala pelayan tergagap. Lucian mendengus muram dan berjalan menuju kamarnya. “Lucian, kamu nggak bisa memperlakukanku seperti ini!” Viola meraung mengejar Lucian, tapi para pelayan menghalangi jalannya. Raut wajah mereka sangat tegas. “Nona Viola, silakan tinggalkan rumah ini bersama pakaian yang kamu kenakan sebelum kami melakukannya sendiri.” Viola menurunkan putranya dengan kasar ke lantai dan menghadapi para pelayan dengan penuh kemarahan. “Kalian hanya pelayan rendahan, beraninya kalian mengusirku! Aku tidak akan pergi! Aku Nyonya rumah ini, nggak ada yang bisa mengusirku!” Kepala pelayan itu menatapnya tanpa ekspresi, lalu menatap para pelayan lain penuh arti. Seolah mengerti, dua pelayan maju dan menahan lengan Viola. “Kami hanya mendengarkan perintah Tuan Lucian dan Nyonya Laura. Anda

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 104

    “Selain aku, siapapun anggota keluarga Wilson tidak diizinkan masuk ke dalam rumah ini. Apa kalian mengerti?”“Ya, Tuan. Maafkan kami.”Viola meraih tangannya dan berkata, “Lucian, mengapa kamu sangat jahat? Aku datang ke sini karena Jayden merindukanmu. Dia menangis terus karena sangat merindukan papanya.”Lucian menepis tangannya dan menjawab dengan dingin, “Jangan panggil aku seperti itu. Aku tidak pernah mengakui anak itu sebagai anakku setelah apa yang kamu lakukan—menipuku dan menghancurkan hubunganku dengan Laura,” katanya sambil menatap Viola dengan tatapan paling dingin.“Laura sudah mencampakkanmu, mengapa kamu masih terpaku padanya? Harusnya aku yang menjadi istimu dan Jayden adalah putramu!”Viola menggenggam tangannya erat. “Apakah wajahku tidak cukup untukmu?”Lucian menatapnya dengan jijik. Meski wajahnya mirip dengan Laura karena operasi plastik, dia tetap merasa jijik dan muak.“Bahkan jika kamu melakukan sepuluh operasi plastik, kamu tidak akan bisa menggantikan Laur

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 103

    Tiga tahun kemudian.Lucian mengusap keningnya, ekspresinya sangat kusut saat pulang ke rumah. Dia tidak pernah pindah dari rumahnya meski telah tinggal sendirian, karena di sini adalah kenangan Laura dan putrinya.Dulu, dia meninggalkan Laura tinggal sendirian di rumah ini untuk membesarkan Amel, sementara dia mengabaikan dan tak pernah pulang selama satu tahun.Sekarang, dia merasakan kesepian Laura yang tinggal di rumah ini.Sudah tiga tahun sejak Laura menghilang bersama putri mereka. Tak ada kabar tentang dirinya meski Lucian mengobrak-abrik seluruh Capital.Bahkan keluarga Watson, yang dekat dengan Laura, seolah menghilang. Latar belakang mereka misterius; Lucian mencari mereka namun tak menemukan informasi apapun.Dia bahkan mencari Tristan Adams, yang dicurigai memiliki hubungan dengan mereka, namun akhirnya diusir dan dipermalukan. Akibatnya, keluarga Wilson tiba-tiba mendapat peringatan dari sang kepala keluarga Adams yang dikenal cukup tertutup.Kakek Billy menghukum Lucian

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 102

    Kedua orang itu tampak tidak menyadari keberadaan Laura, dan lewat menuju ke arah lain."Apa-apaan perilaku itu, seolah-olah cewek jalang itu sedang hamil dan nggak bisa jalan tanpa dibantu," komentar Dean sinis."Viola memang sedang hamil."Dean membelalak menatap Laura. "Apa? Hamil?! Sialan bajingan itu, aku nggak akan membiarkannya begitu saja!"Dia menggulung lengan jas putihnya dengan marah dan akan mengejar Lucian untuk memberinya pelajaran karena mengkhianati adik dan keponakannya yang sedang terbaring sakit di ranjang rumah sakit.Laura menahan Dean agar tidak pergi."Udah nggak ada gunanya, Kak. Aku sudah nggak ada hubungan lagi dengan Lucian Wilson."Dean berhenti dan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya."Apa maksud kamu, Laura?""Aku akan bercerai dengan Lucian, kami sudah nggak ada hubungan lagi. Tolong bantu aku mengurus surat cerai, Kak."Dean terdiam selama beberapa saat lalu berkata, "Itu bagus. Seharusnya kamu bercerai dengannya sejak awal."Namun kata-katanya

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 101

    Laura memejamkan mata, tangannya mengepal erat di ponsel.“Viola, aku nggak ada urusan dengan kamu. Berikan ponselnya pada Lucian sekarang. Katakan padanya ini sangat penting.”Viola terkekeh mengejek. “Lucian nggak peduli padamu lagi karena dia hanya memiliki aku dan anak kami. Tolong deh, jangan mengganggu hubungan kami lagi. Urus saja perceraianmu sekarang.” “Viola,” desis Laura mencoba menahan amarahnya, “berikan ponselnya pada Lucian sekarang. Katakan padanya ini penting mengenai Amel.” “Oh, putrimu itu? Lucian bilang hanya menginginkan anak laki-laki di perutku. Lagipula Amel juga putri kandung Lucian. Dia nggak peduli lagi dengan anak harammu. Sudahlah, jangan menelepon Lucian lagi. Kami sedang menunggu USG anak kami. Bye!” Panggilan dimatikan sepihak oleh Viola. Laura hampir membanting ponselnya karena marah. Dia tidak akan memohon pada mereka jika bukan karena demi putrinya. Tubuh Laura bergetar, tangannya mengepal erat menggenggam ponselnya hingga layar menjadi ret

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 100

    Laura bergegas ke rumah sakit. Setelah bertanya pada staf di meja resepsionis, dia menuju ke ruangan yang telah diberitahu staf itu.Suara langkah kakinya bergema di lorong rumah sakit. Dia membuka pintu kamar rawat VIP.Willy dan Allen di kamar rawat menoleh dan menatapnya.“Bagaimana Amel?” Laura bergegas ke samping tempat tidur putrinya dan meraih tangannya. Hatinya sakit melihat wajahnya pucat dan demam, mengingatkan dia pada penderitaan putrinya melawan penyakitnya di kehidupan sebelumnya.“Amel….”“Mama, sakit…” dia merengek sambil menangis."Sayang, mama di sini," Laura duduk di tepi ranjang dan mengangkat putrinya ke pelukannya. "Papa, mana Ma… Amel kangen Papa…."Laura menegang, tangannya terkepal erat mengingat apa yang terjadi di ruang tamu kediaman Wilson dan pengungkapan kehamilan Viola. Saat ini pun, Lucian sedang menemani Viola yang sedang hamil ke rumah sakit, sementara putrinya sedang terbaring sakit."Papa sedang bekerja, sayang. Nanti Papa akan datang."Amel terisa

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 099

    “Aku mengerti, Bu. Aku akan segera ke sana.”Sebuah mobil limosin berhenti di depannya, dan Pak Andri keluar sambil membawa payung.“Saya minta maaf karena terlambat, Nona. Saya terjebak macet.”Laura tidak peduli dengan penjelasan Pak Andri dan berkata tergesa-gesa. “Cepat bawa aku ke rumah sakit.”Dia berlari masuk ke dalam mobil.Pak Andri menyusulnya masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit.“Bagaimana keadaannya?” tanya Lucian pada dokter yang memeriksa Viola.“Untungnya Anda membawanya ke rumah sakit tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, Nona Viola bisa keguguran,” balas dokter itu.Lucian mengerutkan kening, tapi tidak mengatakan apa pun.Viola meraih tangannya lembut. “Lucian, jangan salahkan Kak Laura. Ini juga salahku karena ceroboh,” bisiknya lemah.Lucian tak melepaskan tangannya dan berkata dengan suara tanpa emosi. “Istirahatlah.” Lalu dia berbalik pergi.Viola menahan tangannya dengan cemas. “Lucian, tolong jangan tinggalkan. Aku dan anak kita membutuhkanmu.”

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status