"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda."
"Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya." "Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal." "Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam." Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening. Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar. Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di dadanya. Sebaliknya, dia merasakan tubuhnya sangat demam. "Mama ...." Suara kecil di sebelahnya menarik perhatiannya, dan dia menoleh. Wajah mungil dan menggemaskan Amelia muncul. Suara gadis kecil itu sudah lama tidak didengarnya. Tunggu, bagaimana dia bisa mendengar? "Mama, minum air ...." Gadis kecil itu menyodorkan gelas berisi air dengan tangan mungilnya. "Amel ...." bisiknya penuh kebingungan menerima air minum dari putrinya dan menyesap sedikit. Dia merasakan tenggorokannya lega setelah minum, dan tidak dehidrasi lagi. Dia melirik putrinya yang menatapnya dengan wajah polos. Mengapa Amel ada di sini? Apa akhirnya Amel tidak bisa menahan kankernya dan meninggal bersamanya? Amel tampak sedikit lebih kecil, dengan rambut lebat di kepalanya dan tubuhnya berisi. Amel dalam ingatannya adalah gadis kecil yang sangat kurus dengan rambut dicukur botak. "Mama ...." Amel meraih tangan Laura dan berkata dengan suara kekanak-kanakan yang tampak dewasa. "Amel akan selalu ada untuk Mama. Tidak apa-apa Papa tidak mau datang, ada Amel di sini sama Mama.” Ucapan anak kecil itu menghangatkan hati Laura, dan dia merasa familiar. Menatap putrinya yang sehat dan gemuk, tanpa tanda-tanda dia menderita sakit kanker, sebuah kesadaran menghantam Laura: dia kembali ke satu tahun yang lalu! Satu tahun yang lalu, sebelum Amelia menderita leukemia, Laura bertengkar hebat dengan Viola di perayaan ulang tahun ibu mertuanya yang menyebabkan keduanya jatuh ke kolam. Mereka bertengkar karena Viola memprovokasinya dengan foto-foto dia berhubungan intim dengan Lucian. Keduanya jatuh ke kolam, dan Lucian lebih memilih menyelamatkan Viola, sementara Laura tenggelam karena tidak bisa berenang. Untungnya, ada pelayan laki-laki yang menariknya keluar dari kolam. Laura menderita demam yang sangat tinggi, tetapi tidak ada satu pun anggota keluarga Wilson atau Lucian yang peduli padanya. Kakek Billy sedang melakukan pengobatan di Singapura, sehingga tidak ada yang membelanya saat seluruh keluarga Wilson menuduhnya menyakiti Viola. Karena sakit hati dan tak bisa membela diri, Laura menderita demam yang sangat parah. Putri satu-satunya yang peduli memberinya segelas air minum dan mengucapkan kata-kata yang membuatnya berjuang untuk tetap hidup. Namun, tidak ada satupun orang yang peduli atau mengirimnya ke rumah sakit. Akhirnya, Laura menderita infeksi yang menyebabkan pendengarannya hilang dan menjadi tunarungu. Karena dia tuli, Laura dihina oleh mertuanya, dan Lucian semakin jauh darinya. Genangan air mata memenuhi mata Laura. Dia masih mendengar suara samar-samar langkah kaki pelayan di luar kamarnya dan suara putrinya yang sehat. Dia kembali ke masa lalu! Tuhan telah memberinya kesempatan untuk mengubah hidupnya. Mengingat rasa sakit ditusuk oleh pisau ke jantungnya, Laura menggigil. "Mama, jangan menangis. Amel sedih melihat Mama menangis." Amel menatapnya sedih dan menghapus air mata di wajah Laura dengan tangan mungilnya. Laura terbatuk hebat, air matanya mengalir menatap putrinya. "Amel ...." Dia memaksa diri bangun dan sangat ingin menarik putrinya ke pelukannya, tetapi karena dia sakit, dia takut menularkan penyakitnya kepada Amel. Dia takut Amel akan menderita kanker leukemia, dan dia tidak ingin menambah penyakit lain padanya. "Sayang, tolong ambilkan ponsel mama di meja." Laura meminta sambil terbatuk. Karena Tuhan memberinya kesempatan kembali ke masa lalu, sebelum dia menjadi tuli dan putrinya masih sehat, Laura harus menyelamatkan dirinya dari demam tinggi ini agar tidak kehilangan pendengaran dan mencari donor sumsum tulang untuk putrinya lebih awal. Di masa itu, tidak ada pendonor yang cocok untuk menyembuhkan kanker leukemia yang diderita Amel. Lucian tidak pernah peduli pada Amel, apalagi mencarikan donor sumsum tulang untuk putri mereka karena saat itu Viola sedang hamil anaknya. Dalam kehidupan ini, dia akan menyelamatkan dirinya dan putrinya. "Ini ponsel Mama." Amel menyerahkan ponselnya pada Laura. Laura tersenyum penuh terima kasih dan sangat ingin mencium putrinya, tetapi dia menahan diri sampai dia sembuh. Laura dengan cepat menghubungi pihak rumah sakit dan ambulans. Dia berada di rumahnya sendiri dan tidak ada pelayan yang peduli ketika melihat Laura keluar dari kamarnya dengan susah payah di tengah demam tinggi. Laura tidak peduli dengan mereka. Di masa itu, setelah Kakek Billy kembali dan mengetahui kondisinya, para pelayan itu akan dipecat tanpa mendapat gaji karena tidak membawa Laura ke rumah sakit. Laura akhirnya dibawa ke rumah sakit, dan dokter menyembuhkan demamnya sebelum dia mengalami infeksi penyebab dia menjadi tuli. .... Di ruang direktur, seorang dokter botak berusia empat puluh tahun, Andrew Adams, terkejut melihat hasil laporan DNA di tangannya. "Cocok? Pasien ini benar-benar keponakanku!" Awalnya, dia melihat seorang pasien wanita yang mengalami demam tinggi. Kemiripan wanita itu dengan kakak iparnya sangat luar biasa, hingga Andrew diam-diam melakukan tes DNA. Dia tak membayangkan hasilnya akan sangat cocok. Andrew sangat tidak sabar dan menelepon kakaknya, Allen Adams, yang sedang makan malam dengan pejabat dan presiden negara. Allen tak menjawab telepon dari adiknya, tetapi karena Andrew terus menelepon, akhirnya dia menjawab telepon adiknya dengan kasar. "Aku sedang makan malam dengan tamu penting. Jika kamu mempermainkanku, aku akan menghancurkan rumah sakitmu." Andrew menyeringai sambil tertawa terbahak-bahak, "Kakak, jika kamu mendengar berita ini dariku, aku yakin kamu akan membangun sepuluh rumah sakit baru untukku." Allen mengerutkan kening, sangat tidak sabar menghadapi watak Andrew yang selalu main-main. "Jangan bertele-tele. Kamu tahu aku sedang makan malam dengan Presiden Negara. Jangan membuang waktuku." "Hahaha, Allen, datanglah ke rumah sakitku di Capital City dengan istrimu. Aku yakin kamu akan terkejut. Aku menemukan Laura, putrimu yang hilang selama dua puluh tahun. Dia sakit dan dirawat di rumah sakitku. Oh ya, jangan terkejut karena kamu sudah menjadi kakek." Andrew kemudian menutup panggilan dengan puas, sementara Allen langsung berteriak heboh di tengah pertemuannya."Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan
"Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita
"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri."Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?""Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan.Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!""Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya."Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!”L
Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan
"Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda.""Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya.""Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal.""Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di da
"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri."Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?""Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan.Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!""Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya."Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!”L
"Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita