Saat ini Wilona sudah berjalan agak ke depan dengan diantar oleh Thomas.
Melihat itu, Juno jadi merasa agak leluasa untuk bicara. "Begini, jenderal. Malam ini jenderal sudah ditunggu di acara penggalangan dana kota ini yang diadakan oleh gubernur negara bagian dan walikota kota ini. Jadi, bagaimana, jenderal?""Aku tidak akan ikut dalam acara itu. Ini sudah aku putuskan demikian. Biarkan Brigjen Bryan yang mewakili aku di acara itu.""Baik, jenderal. Oh iya, satu lagi, jenderal. Aku sudah memesankan suatu kamar presiden suite untuk jenderal dan Wilona, adik jenderal.""Apakah kamar itu cuma memiliki satu bed?""Iya, Jenderal Raven.""Ubah itu. Atur supaya aku mendapatkan kamar yang memiliki extra bed.""Baik, jenderal. Maafkan aku yang tidak leluasa untuk bertanya tadi, saat di mobil.""Tidak apa-apa."Setelah itu, Daniel dan Juno berjalan untuk mengikuti Thomas dan Wilona yang sekarang ini sudah berdiri di depan sebuah pintu kamar.Daniel meminta Thomas untuk menyiapkan makan malam dari hotel. Malam ini Wilona dan Daniel makan malam di ruang tamu kamar mereka ini sementara Thomas dan Juno, makan malam di kamar mereka yang berada di depan kamarnya Daniel dan Wilona.Karena Wilona tidak membawa baju ganti, karena itu, seorang pemilik butik terkenal di kota Auburn ini, langsung didatangkan dengan banyak baju untuk diberikan pada Wilona."Bagaimana kakak membayar semua baju ini, kak?" tanya Wilona. "Mana bajunya mewah-mewah lagi.""Kebetulan pemilik butik ini adalah temanku. Iya kan, nyonya?" Daniel memeberikan isyarat pada pemilik butik.Pemilik butik yang sebenarnya sama sekali tidak mengenal Daniel, namun karena semua pakaian yang dibeli di butiknya sudah dibayar lunas oleh Thomas, maka, dia cuma mengangguk-angguk.**Besok paginya, Wilona sudah membangunkan Daniel yang tidur di ekstra bed. "Kak ... Kak Daniel, bangun cepat, Kak Daniel"Ada apa, Wilona?" Daniel buru-buru bangun."Begini, Kak Daniel. Mama baru telepon aku dan dia meminta aku untuk mengikuti sebuah acara.""Acara? Jangan ikut, Wilona. Itu pasti akal-akalan mamamu. Aku takut kamu akan dipertemukan lagi dengan Richard.""Nggak, Kak Daniel. Mama sudah mengerti dengan pilihanku, dia tidak memaksakan aku untuk menikah dengan Richard lagi tapi dia sungguh-sungguh meminta aku untuk menemaninya mengikuti acara ini. Dia memohon kepadaku, kak.""Tapi aku takut mereka akan memaksa kamu untuk menikah dengan Richard, Wilona.""Kalau begitu kakak bisa menemani aku, kak, di acara itu. Hitung-hitung aku sudah membantu Mama tapi dengan adanya kakak, aku yakin mereka tidak bisa memaksaku untuk kembali kepada Richard.""Oke, kalau begitu aku mau. Aku memang harus terus mengawalmu, Wilona."Tiba-tiba mata Wilona terbelalak. Dia seperti baru teringat sesuatu. "Tapi bagaimana dengan para polisi yang mengejar-ngejar kakak?""Jangan khawatir, Wilona. Itu hanya kesalahpahaman dan aku mendengar kabar kalau polisi tidak lagi mencariku bahkan sudah terjadi penggantian posisi kepala kepolisian kota ini jadi aku aman.""Benarkah? Apa info itu memang betul?""Iya, Wilona. Aku aman. Aku bisa bersamamu dan aku akan mengawalmu di acara itu.""Kalau begitu aku akan bilang mama kalau aku akan menemani Mama untuk mengikuti acara Jenderal Besar Raven itu."Mendengar kata-kata Wilona ini, Daniel menjadi agak bingung karena itu berarti, dia harus menghadiri acaranya sendiri tapi otaknya mulai bekerja supaya dia bisa mengatasi masalah itu nanti.Menjelang siang, Daniel segera mengajak Wilona dengan terus dikawal oleh Thomas dan Juno menuju ke tempat acara pertemuan dengan Jenderal Besar Raven.Wilona sudah mulai sibuk teleponan dengan Vanda ibunya tentang pertemuan mereka supaya mereka bisa sama-sama datang ke tempat pertemuan dengan Jenderal Besar Raven itu tanpa Wilona tahu kalau dia sedang bersama Jenderal Besar Raven.Guna penjagaan, saat Wilona menelpon Vanda, Daniel melakukan instruksi-instruksinya kepada Juno dan juga Thomas lewat chat WA.Karena walaupun Daniel memberikan izin kepada Wilona untuk bertemu dengan Vanda dan juga Frans, orang tuanya Wilona, tetapi Daniel harus melakukan strategi pencegahannya.Daniel yakin kalau ada akal bulus yang disiapkan Vanda dan Frans, khususnya Vanda untuk menjauhkan Wilona dari Daniel.Daniel yakin kalau ada sesuatu yang sedang disiapkan Vanda ataupun Richard dan Kyle, ayahnya untuk menyingkirkan Daniel seperti yang hampir dilakukan Kyle sebelumnya kepada Daniel, dengan mengerahkan kepala polisi di kota ini.Tetapi Daniel tidak takut. Walaupun dia tahu mungkin ada perangkap yang disiapkan tiga orang itu untuknya, tapi Daniel terus melangkah maju tanpa takut.Akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Juno ini, berhenti satu blok dari gedung tempat pertemuan dengan Jenderal Besar Raven itu, Karena di depan sana ada sebuah mobil di mana, dua orang sudah turun dari mobil itu dan mereka adalah Vanda dan Frans.Vanda memberi syarat kepada orang tuanya supaya kedua mobil bisa berjalan beriringan untuk menuju ke gedung tempat pertemuan dengan Jenderal Besar Raven. Beberapa saat kemudian dua mobil ini sudah masuk di basement gedung tempat pertemuan.Wilona dengan didampingi oleh Daniel, telah keluar dari mobil untuk menemui Vanda dan Frans yang baru keluar dari mobil mereka. Frans mendekati Daniel dan berkata, "seharusnya kamu jangan membawa lari anakku.""Maafkan aku, pa. tapi Wilona terlalu baik untuk Richard yang jahat itu. Richard sangat jahat. Aku meng Wilona a lihatlah apa yang dilakukan kepada Wilona di panggung pernikahan dia memukul Wilona dengan sangat keras. Wilona anak papa sendiri. Apa papa tega melihat itu?"Mendengar kata-kata Daniel itu, Frans terdiam walau bagaimanapun dia tidak setuju Wilona dipukul oleh Frans pada saat itu, tapi, dia juga dalam dilema karena Richard sudah menyuntikkan investasi yang sangat besar bagi perusahaannya."Sudahlah jangan dulu berbicara hal yang lalu. Sekarang kita akan bertemu dulu dengan Jenderal Besar Raven, idolanya Wilona," timpal Vanda.Mendengar kata-kata Vanda itu, Daniel menjadi sangat kaget. Dia memegang tangan Wilona dan bertanya, "kamu mengidolakan Jenderal Besar Raven?""Iya, kak. Dia adalah jendral besar kebanggaan semua orang, idaman para gadis. Apalagi kabarnya dia masih muda, singel dan tampan. Aku sangat mengaguminya, ingin bertemu dengannya. Saat mendengar kabar kalau dia akan datang ke kota ini dan mengadakan pertemuan, aku langsung meminta mama untuk memesan undangan.""Iya dan dengan susah payah, aku mendapatkan undangan itu tapi sayangnya undangan itu hanya untuk 3 orang. Jadi, kamu harus tunggu di luar." Vanda menatap daniel sambil mencibir ke arah Daniel."Tidak apa-apa, ma. Biar aku mencari tiket untuk diriku sendiri."Vanda langsung tertawa kencang. "Kamu tahu, tiga hari ini aku harus terah menghubungi semua koneksiku tapi kebanyakan tidak sanggup untuk mencarikan undangan untukku padahal tanpa undangan tidak boleh masuk ke tempat itu. Aku baru menghubungi koneksi terkuatku untuk mendapatkan undangan dan kamu bilang kamu akan mencari undangan itu dalam waktu sesingkat ini? Kamu mimpi!"Daniel cuma tersenyum. "Segala sesuatu bisa dicoba, mah.""Baiklah, kalau kamu bisa mendapatkan undangan itu, maka kamu boleh ikut kami bertiga. Kalau tidak, kamu harus tinggal di luar dan tidak boleh ikut!" Vanda melotot ke arah Daniel.Kemudian Vanda berkata kepada Wilona, "dan kamu. Kamu kan yang ingin sekali menghadiri acara ini, jadi kalau Daniel tidak bisa masuk ke dalam, kamu jangan bilang kalau mama ingin menjauhkan kamu dari Daniel, mengerti? Karena yang bisa masuk ke dalam memang hanya para undangan. Kamu ngerti, kan?""Iya, Mah. Aku ngerti, kok.""Oke. Kalau begitu, mulai yakinkan dia untuk menunggu di luar karena dia pasti tidak bisa masuk."Wilona yang memang ingin sekali menghadiri acara pertemuan dengan jenderal besar kebanggaan negara Hawkings itu langsung membujuk Daniel. "Daniel, kalau kamu tidak bisa masuk, kamu jangan memaksa, ya? Kamu boleh tunggu di luar dan begitu acara pertemuan ini selesai, aku akan kembali bersamamu. Mengerti?""Iya, Wilona, tapi karena aku ingin sekali terus bersamamu maka aku akan mencari tiket untuk aku masuk bersama dua temanku."Vanda kembali menghela nafas. "Kamu bermimpi di siang bolong, Daniel. Tiket undangan ini sangat terbatas hanya orang-orang penting di kota ini yang bisa masuk ke sana dan orang serendah kamu, tidak akan bisa masuk ke sana."Daniel cuma tersenyum. "Kita lihat saja nanti, ma."Vanda nampak berbicara dengan beberapa orang. Kemudian dia kembali dan berkata, "Tuh, kan. Ada penjagaan ketat dan undangan sudah habis. Diambil oleh orang-orang terkenal di seluruh Kota Auburn ini. Tidak ada sisa lagi."Vanda mencibir ke arah Daniel. Kamu tidak akan mungkin mendapatkan undangan.""Mudah-mudahan aku bisa mendapatkannya, Ma. Semoga aku bisa," kata Daniel percaya diri."Huh! Mana bisa!""Sudahlah, ma. Ayo kita ke atas." Frans sudah berjalan duluan menuju ke arah lift.Ternyata Lift di basement ini untuk menuju ke arah atas, sedang antri dengan banyak pengunjung yang antusias untuk mengikuti acara pertemuan dengan Jenderal Besar Raven itu.Daniel hanya bisa tertawa dalam hati karena saat ini, dia harus antri berdesakan dengan banyak orang cuma untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Daniel antri bersama Wilona, sementara Frans dan"Kenapa kakak senyum-senyum?" tanya Wilona."Eh, aku ... aku senang karena aku bisa bersamamu.""Betulkah? Aku juga senang, kak. Aku senang bers
Di luar lift itu, Daniel melihat Gerry nampak melingkarkan tangannya ke bahu Wilona. Ternyata Gerry sedang mengambil foto selfie berdua dengan Wilona dan Gerry memanfaatkan situasi itu untuk memeluk Wilona.Daniel langsung maju ke depan dan mencengkram tangan Gerry yang sedang memeluk Wilona sehingga Gerry berteriak kesakitan.AARRRRGGGHHHGerry berteriak ke arah anggota militer yang ternyata mengenalnya dan anggota militer yang di lantai 7 ini tidak mengenal Thomas, Daniel maupun Juno.Karena itu, melihat Gary dicengkram tangannya oleh Daniel, mereka langsung mendekat ke arah Daniel dengan sikap mengancam."Hajar dia! Dia berani menggangguku," kata Gerry kepada anggota militer.Gerry memang dikenal oleh anggota militer khususnya di kota ini, karena Gary pernah membagi-bagikan sepeda motor untuk banyak anggota militer di kota Auburn ini.Itu karena Gerry mendapatkan proyek pembangunan markas militer di kota ini karena itulah dia banyak mengenal para prajurit di kota ini.Sementara par
"Lalu bagaimana, jenderal?" bisik Thomas penasaran."Kalian lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Sekarang kita ke belakang panggung. Aku yakin mereka sudah menyiapkan jubah dan topiku di sana. Aku ingin masuk sebagai diriku yang lain karena aku ingin mendekati Wilona sebagai diriku yang lain," pungkas Daniel.**Sementara itu di dalam ruangan tempat pertemuan, Wilona, Frans dan Vanda yang diikuti oleh Gary sudah mendapatkan sebuah meja sesuai undangan yang mereka dapatkan.Saat Wilona, Frans dan Vanda melihat sekeliling, mereka mereka melihat ada banyak sekali pengusaha-pengusaha kaya serta pejabat-pejabat terkenal di kota Auburn ini yang duduk mengelilingi meja-meja mereka masing-masing.Ada banyak orang yang antusias untuk bisa melihat atau berada di posisi yang dekat dengan Jenderal Besar Raven, jenderal besar kebanggaan negara ini.Acara ini akan dirangkaikan dengan acara penggalangan dana untuk panti asuhan, panti jompo dan juga kegiatan sosial di negara ini dan ada banyak dar
Terdengar suara mars perang yang dibawakan oleh beberapa drumband para prajurit militer yang berada di samping kiri panggung.Suara gegap gempita terdengar untuk mengiringi kehadiran seseorang yang sangat dihormati yang sedikit lagi akan naik ke atas panggung.Tirai besar di belakang panggung terbuka ini, memperlihatkan keadaan di dalam sana dan terlihatlah di dalam sana seseorang berjubah militer dengan memakai topeng militer dan hanya memperlihatkan kedua bola matanya kini mulai berjalan dengan gagah dari belakang panggung itu untuk menuju ke atas panggung."KITA SAMBUT JENDERAL BESAR RAVEN," teriak MC acara ini.Tepuk tangan semakin riuh terdengar, suara histeris dari banyak wanita semakin jelas terdengar dan yang berteriak histeris itu bukan hanya wanita muda tetapi juga wanita-wanita yang sudah berumur.Para wanita itu sangat mengidolakan Jenderal Besar Raven, sang pahlawan yang telah berhasil mengusir penjajah dari negeri mereka dan bahkan balik mengalahkan dan menguasai negara
Gerry yang melihat cibiran Wilona menjadi sangat malu pada Wilona.Karena itu dia berkata, "tapi, betul loh, jenderal besar. Aku cuma menggunakan nama jenderal sewajarnya dan tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif."Gary tidak mau malu di depan Wilona, karena itu , dia berusaha berbohong.Sebenarnya Jenderal Besar Raven ingin segera mengakhiri konfliknya dengan Gary, saat dia melihat Gary sempat berlutut di hadapannya. Tapi karena Gary kembali berusaha membela dirinya maka Jenderal Besar Raven menjadi sangat marah.Sebelum ini, Jenderal Besar Raven sudah mendapatkan bocoran tentang apa saja yang dilakukan Gary selama ini, yang kerap menggunakan nama sang jenderal untuk kepentingan diri sendiri dan untuk mendapatkan proyek-proyek di kesatuan militer kota ini.Gerry bisa saja selamat kalau saja dia tetap berlutut, minta maaf dan pergi dari ruangan ini, tetapi karena penyangkalan yang dilakukan Gary ini, membuat Jenderal Besar Raven menjadi marah.Jenderal Besar Raven memberikan seb
Jenderal besar Raven mengangkat tangannya dan dengan wibawanya yang besar membuat semua wanita yang sedang berteriak-teriak itu langsung terdiam. "Begini, aku ingin menceritakan sebuah kisah di masa laluku. Saat itu aku masih kecil dan aku sempat berada dalam keadaan kelaparan berat dan itu terjadi di kota ini." Jenderal Besar Raven memulai ceritanya. Semua wanita terdiam dan menunggu cerita Jenderal Besar Raven selanjutnya. "Saat itu, aku berada di sebuah pasar. Ketika itu, banyak orang menolak untuk memberikan makanan kepadaku. Hingga tiba-tiba seorang gadis kecil memberikan aku makanan. Makanan yang memberiku kekuatan sehingga bisa menyambung hidupku yang saat itu sudah sekarat.""Karena itu, dalam kesempatan ini, aku ingin mencari jodohku. Aku ingin mencari gadis kecil itu yang sekarang sudah menjadi dewasa. Aku ingin mencarinya dan ingin menikahinya. Karena itu, kalau gadis kecil itu ada di antara kalian, maka bersuaralah. Tapi kalau dia malu, maka aku akan mencarinya dengan m
Revan kecil berhasil menemukan rumah gadis yang memberikan makanan kepadanya itu, karena dia terus mengikuti mobil di mana gadis itu berada dengan cara duduk di belakang mobil itu.Jenderal Besar Raven teringat akan momen saat pertama kali Raven melihat rumah itu, saat dia berada di belakang bak mobil double pick up milik Frans yang dikemudikan oleh seorang sopir.Tapi karena Revan berdiri dengan penuh takjub melihat rumah besar itu sehingga sang supir menyadari kalau ada penumpang gelap di belakang mobilnya.Song sopir langsung menghentikan mobil, turun dari mobil dan menyuruh Raven kecil untuk turun dari mobil. Dia bahkan menampar pipi Raven saat Raven menuruni mobil.Frans langsung memarahi sang supir kemudian Frans melihat tubuh kecil kurus yang terlihat ketakutan setelah ditampar oleh sopir.Saat itu Frans bertanya mengapa Raven naik mobilnya dan menjadi penumpang gelap."Aku ingin bekerja, pak. Aku melihat bapak sangat baik, karena itu, aku ingin bekerja pada bapak. Aku bisa mel
Setelah semua dari tujuh wanita itu menuliskan jawaban mereka, ternyata kali ini jawaban itu tidak dikumpulkan seperti pada tahapan pertama.Tapi MC acara meminta satu persatu dari para gadis ini untuk mulai menuliskan kata-kata mereka di kertas yang diberikan MC acara untuk mereka.Saat ini, MC acara sudah berada di depan wanita pertama. Dia memegang kertas jawaban wanita itu dan meminta wanita pertama untuk mulai menjawab.Wanita pertama itu menatap Jenderal Besar Raven penuh cinta dan dia berkata, "saat aku memberikan biskuit itu kepada sang jenderal besar waktu jenderal besar masih kecil, Jenderal Besar Raven nampak sangat berterima kasih dan terus mengucapkan terima kasih kepadaku karena dia mendapatkan makanan saat kelaparan. Begitulah.""Bagaimana, jenderal?" tanya MC acara."Salah." Itulah jawaban singkat dari Jenderal Besar Raven disertai isyarat kepada MC acara untuk mempersilahkan wanita yang baru saja menjawab itu untuk turun ke bawah.Wanita itu nampak protes keras. Dia t
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv