Gerry yang melihat cibiran Wilona menjadi sangat malu pada Wilona.Karena itu dia berkata, "tapi, betul loh, jenderal besar. Aku cuma menggunakan nama jenderal sewajarnya dan tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif."Gary tidak mau malu di depan Wilona, karena itu , dia berusaha berbohong.Sebenarnya Jenderal Besar Raven ingin segera mengakhiri konfliknya dengan Gary, saat dia melihat Gary sempat berlutut di hadapannya. Tapi karena Gary kembali berusaha membela dirinya maka Jenderal Besar Raven menjadi sangat marah.Sebelum ini, Jenderal Besar Raven sudah mendapatkan bocoran tentang apa saja yang dilakukan Gary selama ini, yang kerap menggunakan nama sang jenderal untuk kepentingan diri sendiri dan untuk mendapatkan proyek-proyek di kesatuan militer kota ini.Gerry bisa saja selamat kalau saja dia tetap berlutut, minta maaf dan pergi dari ruangan ini, tetapi karena penyangkalan yang dilakukan Gary ini, membuat Jenderal Besar Raven menjadi marah.Jenderal Besar Raven memberikan seb
Jenderal besar Raven mengangkat tangannya dan dengan wibawanya yang besar membuat semua wanita yang sedang berteriak-teriak itu langsung terdiam. "Begini, aku ingin menceritakan sebuah kisah di masa laluku. Saat itu aku masih kecil dan aku sempat berada dalam keadaan kelaparan berat dan itu terjadi di kota ini." Jenderal Besar Raven memulai ceritanya. Semua wanita terdiam dan menunggu cerita Jenderal Besar Raven selanjutnya. "Saat itu, aku berada di sebuah pasar. Ketika itu, banyak orang menolak untuk memberikan makanan kepadaku. Hingga tiba-tiba seorang gadis kecil memberikan aku makanan. Makanan yang memberiku kekuatan sehingga bisa menyambung hidupku yang saat itu sudah sekarat.""Karena itu, dalam kesempatan ini, aku ingin mencari jodohku. Aku ingin mencari gadis kecil itu yang sekarang sudah menjadi dewasa. Aku ingin mencarinya dan ingin menikahinya. Karena itu, kalau gadis kecil itu ada di antara kalian, maka bersuaralah. Tapi kalau dia malu, maka aku akan mencarinya dengan m
Revan kecil berhasil menemukan rumah gadis yang memberikan makanan kepadanya itu, karena dia terus mengikuti mobil di mana gadis itu berada dengan cara duduk di belakang mobil itu.Jenderal Besar Raven teringat akan momen saat pertama kali Raven melihat rumah itu, saat dia berada di belakang bak mobil double pick up milik Frans yang dikemudikan oleh seorang sopir.Tapi karena Revan berdiri dengan penuh takjub melihat rumah besar itu sehingga sang supir menyadari kalau ada penumpang gelap di belakang mobilnya.Song sopir langsung menghentikan mobil, turun dari mobil dan menyuruh Raven kecil untuk turun dari mobil. Dia bahkan menampar pipi Raven saat Raven menuruni mobil.Frans langsung memarahi sang supir kemudian Frans melihat tubuh kecil kurus yang terlihat ketakutan setelah ditampar oleh sopir.Saat itu Frans bertanya mengapa Raven naik mobilnya dan menjadi penumpang gelap."Aku ingin bekerja, pak. Aku melihat bapak sangat baik, karena itu, aku ingin bekerja pada bapak. Aku bisa mel
Setelah semua dari tujuh wanita itu menuliskan jawaban mereka, ternyata kali ini jawaban itu tidak dikumpulkan seperti pada tahapan pertama.Tapi MC acara meminta satu persatu dari para gadis ini untuk mulai menuliskan kata-kata mereka di kertas yang diberikan MC acara untuk mereka.Saat ini, MC acara sudah berada di depan wanita pertama. Dia memegang kertas jawaban wanita itu dan meminta wanita pertama untuk mulai menjawab.Wanita pertama itu menatap Jenderal Besar Raven penuh cinta dan dia berkata, "saat aku memberikan biskuit itu kepada sang jenderal besar waktu jenderal besar masih kecil, Jenderal Besar Raven nampak sangat berterima kasih dan terus mengucapkan terima kasih kepadaku karena dia mendapatkan makanan saat kelaparan. Begitulah.""Bagaimana, jenderal?" tanya MC acara."Salah." Itulah jawaban singkat dari Jenderal Besar Raven disertai isyarat kepada MC acara untuk mempersilahkan wanita yang baru saja menjawab itu untuk turun ke bawah.Wanita itu nampak protes keras. Dia t
Perlahan-lahan Wilona maju ke depan. Saat ini, jaraknya sudah tinggal dua langkah dari Jenderal Besar Raven.Setelah itu, Wilona berkata, "saat itu, aku tidak bisa melihat wajah anak itu karena pada saat itu wajah anak itu tertutup oleh lumpur."Jenderal Besar Raven tersenyum di balik topeng perangnya. Dia begitu tersanjung karena Wilona masih mengingat momen pertemuan dia pertama kali saat dia dan Wilona masih kecil.Saat ini, semua hadirin terdiam menunggu tanggapan dari sang jenderal besar karena sebelumnya sudah ada 6 wanita yang diturunkan paksa oleh sang jenderal besar karena mereka tidak bisa menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan oleh sang jenderal besar.Karena itu, semua hadirin sangat penasaran dengan tanggapan dari sang jenderal besar setelah jawaban diberikan oleh gadis ketujuh dari 7 gadis yang jauh benar di tahap pertama.Sebenarnya sebagian besar dari para wanita yang berada di ruangan ini, sama-sama menginginkan gadis ketujuh ini menjawab salah. Sehingga ada k
Wilona menatap jenderal besar Raven. Dia tidak menyangka kalau dia akan dilamar seperti ini.Walaupun sama seperti gadis-gadis yang lainnya, Wilona juga menyimpan kekaguman yang sangat besar kepada Jenderal Besar Raven, mengagumi kepahlawanan jenderal besar yang berhasil mengalahkan bangsa penjajah namun bagaimanapun kekaguman tanpa rasa, belum cukup bagi Wilona untuk menerima lamaran tiba-tiba dari Jenderal Besar Raven ini.Padahal saat ini, ada banyak pasang mata para gadis dan juga bahkan istri yang bersuami yang menatap iri kepada Wilona, yang saat ini sedang dilamar oleh orang yang sangat mereka kagumi.Kalau lamaran dari jenderal besar ini diajukan kepada wanita-wanita yang lain di dalam ruangan ini maka tanpa berpikir panjang lagi, mereka pasti akan langsung mengiyakan lamaran itu.Karena itu, mereka hampir tidak percaya dengan apa yang terjadi pada saat ini, saat Wilona masih belum bereaksi akan lamaran sambil berlutut yang dilakukan oleh Jenderal Besar Raven ini.Wilona menga
Wilona kembali menatap ke arah wajah sang jenderal besar yang tertutup oleh topeng. Walaupun jarak sudah sedekat ini, tapi, dia cuma bisa menatap kedua mata sang jendral besar. Wilona masih terdiam. Dia seakan ingin memastikan akan janji sang jenderal besar sebelumnya kepadanya.Keraguan di hati Wilona itu bisa dilihat oleh sang jenderal besar, karena itu, Jenderal Besar Raven berkata, "percayalah padaku. Aku tidak akan mengapa-apakan dia. Aku baru akan menemuinya kalau aku mendengar dia menyia-nyiakan kamu dengan mengambil gadis lain untuk membuat kamu sakit hati."Wilona kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia pasti tidak akan berbuat begitu padaku.""Kalau begitu, katakan siapa namanya. Bisikkan padaku."Wilona mengangguk. Posisi dia yang sekarang ini berada setengah meter di depan sang jenderal besar membuat dia tidak leluasa untuk berbisik.Karena itu, Wilona mencondongkan kepalanya ke depan dan berbisik, "namanya adalah ...""Siapa?" Harum tubuh Wilona kini menerpa hidung
Kemunculan Richard yang diikuti seorang pria lainnya membuat keadaan di sekeliling meja ini bertambah dengan dua orang lainnya."Ternyata calon istrimu sudah membuat heboh di sini, Richard. Dia berani menolak pinangan dari sang jenderal besar," kata Ando, temannya Richard yang datang bersamanya ini."Ya. Ini betul-betul hebat. Calon istriku betul-betul hebat. Apakah kau menolak sang jenderal besar itu, karena aku?" bisik Richard kepada Wilona.Richard tidak berani mengeraskan suaranya. Dia sengaja merendahkan suaranya sehingga suaranya ini, hanya bisa didengar oleh Wilona, Vanda, Frans dan juga Ando, temannya yang datang bersamanya."Aku bukan calon istrimu. Pernikahan kita sudah dibatalkan, Richard," tegas Wilona sambil mencari-cari sosok Daniel. Sejak kemunculan Richard ini, Wilona sudah merasa sangat cemas. dia cemas Richard akan berusaha memaksakan pernikahan yang dibatalkan Daniel kemarin."Kamu masih tetap calon istriku. Peristiwa kemarin, kuanggap penundaan pernikahan kita dan