"Kamu pasti tidak akan berkata santai seperti ini kalau aku nanti sudah berada di depanmu dan siap untuk mencabut nyawamu, pangeran!" ancam Daniel.Saat ini, mobil yang ditumpangi Daniel sudah berada di bandara dan sedang melaju ke arah runway bandara."Hahaha aku tidak pernah takut denganmu, jendral. Nama besarmu bisa menakutkan bagi Negara Fandor, tapi tidak bagiku dan negaraku," dengus Pangeran Darius di ujung telepon."Aku akan menghabisimu, pangeran!""Kamu akan menyulut perang kalau kamu berusaha mencelakaiku. Ingat itu, jenderal!""Kamu berani menculik warga negaraku di negaraku sendiri. Ingat, itu adalah kesalahan besar. Menurut perjanjian antar negara kamu bisa dihukum, pangeran!"Darius sempat terdiam. Akhirnya dia berkata, "oke. Aku tahu aku salah. Tapi, begitu aku berhasil membawa Lauren ke dalam negeriku, maka, kamu akan melakukan kesalahan kalau berani mengikutiku. Huahahaha.""COBA SAJA KALAU KAU BERANI!""Kita lihat saja nanti, jenderal. Lagipula beberapa jam yang lalu
Pesawat yang membawa Lauren terus melaju di atas runway bandara sementara mobil yang membawa Daniel juga terus melaju dengan maksimal untuk mengejar pesawat jet pribadi milik Pangeran Darius itu.Daniel sendiri sudah bersiap-siap di atas kap mobil dengan mobil yang melaju kencang yang dikemudikan oleh Sersan kepala Shaun.Karena Daniel tahu kalau sampai pesawat ini bisa terbang tinggi meninggalkan bandara ibukota negara Hawking ini maka dia akan kehilangan Lauren dan dia tidak mau kehilangan Lauren.Karena itu, Daniel sudah berada dalam posisi siap untuk melompat. Dia ingin melakukan satu lompatan dengan perhitungan yang matang untuk menjangkau roda pesawat, begitu pesawat ini mengangkat badan pesawat ke atas udara.Apa yang dipikirkan oleh Daniel, kini mulai terjadi saat pesawat ini berhasil mencapai ujung landasan dan mulai berangkat naik ke atas.Daniel tahu, ini saat yang tepat baginya, karena itu, dia segera melompat setinggi mungkin yang dia bisa untuk menjangkau roda pesawat di
Setelah Daniel membuat lubang dari bagian roda pesawat untuk masuk ke bagian ruangan bagasi pesawat, setelah itu angin keras langsung melanda di dalam ruangan bagasi ini.Daniel tidak mau pesawat ini kecelakaan, karena itu dia segera mengambil beberapa barang untuk dia tumpukkan guna menutup lubang kecil yang dia buat tadi hasil dari ledakan yang dia lakukan.Daniel teringat akan salah satu alat mutakhir ciptaan Brigjen Stark, yang bisa menyemburkan lem maha Kuat untuk menambal sesuatu yang bocor dengan cepat.Lem yang bahkan bisa digunakan untuk pesawat luar angkasa saat pesawat luar angkasa itu mengalami kebocoran ataupun kapal laut yang mengalami kebocoran.Setelah teringat akan benda itu, maka Kevin segera merogoh sakunya mengambil sebentuk tube pemberian dari Brigjen Stark. Setelah itu, Kevin membuka tube itu dan menyemburkannya ke arah sekeliling bagasi-bagasi yang dia taruh menumpuk menutup lubang.Dengan cara itu, maka dalam waktu singkat lem itu sudah bekerja dengan baik sehi
Semua di dalam pesawat ini menunggu dengan antusias akan apa yang akan terjadi sebentar lagi.Pangeran Darius menunggu dengan antusias akan duel antara dua orang yang memiliki kekuatan bertarung yang tinggi.Sementara Lauren menunggu dengan harap-harap cemas. Dia berharap Daniel akan memenangkan pertarungan ini.Sebentar lagi akan terjadi pertempuran antara Dewa perang bangsa Hawking melawan raja pengawal bangsa Krimea.Saat ini Daniel berjalan terus menuju ke arah Gigante yang sedang menunggunya.Vigo dan Juno, memilih untuk memonitor semuanya lewat CCTV jet pribadi Pangeran Darius ini yang telah dihack oleh Juno .Daniel terus melangkah ke depan tanpa gentar sama sekali padahal di depan sana, ada seorang bertubuh besar dan tinggi dengan otot-otot menyembul keluar dari lengan dan tubuhnya dan otot perut mengeras pertanda tubuhnya tahan akan pukulan keras lawan.Melihat tubuh besar lawannya itu, tidak ada rasa gentar sedikitpun di hati Daniel.Daniel terus melangkah semakin dekat dan
Gigante rubuh seperti pohon yang rubuh ditebang oleh gergaji mesin. Gigante benar-benar merasakan pukulan terdashyat yang pernah dia alami dalam hidupnya.Untuk beberapa saat, Gigante nampak menghela nafas di atas lantai. Dia tidak langsung bangun.Dalam hatinya sebenarnya ada perasaan gentar dalam diri Gigante saat dia merasakan kehebatan pukulan dari Daniel ini yang sebelumnya juga melibas anak buahnya satu persatu hingga habis.Tetapi Gigante memilih untuk berdiri dan tetap bersikap Congkak. "Aku terpeleset tadi. Oke. Kita bertarung lagi. Ingat, jangan lagi lari-lari seperti tadi."Daniel tersenyum. "Percayalah, aku tidak akan lari lagi. Sebelumnya aku harus lari-lari karena kamu berlindung di antara teman-temanmu tapi sekarang ini, aku tidak akan lari lagi."Gigante tersenyum. Kemudian di mengambil sebuah golok dari dalam tas backpack miliknya. Setelah dua kali dipukul oleh Daniel, Gigante tidak malu-malu lagi untuk memakai senjata tajam saat kembali berhadapan dengan Daniel.Meli
Pangeran Darius yang sejak tadi ingin menjadikan Lauren berada di bawah ancamannya kini berhasil mendapatkan jalan untuk mengancam Lauren.Sebelum ini, Pangeran Darius ingin mencengkram leher Lauren dengan pisau di leher Lauren tetapi hal itu tidak bisa terjadi karenaLauren dilindungi oleh sejenis jala, sehingga Pangeran Darius tidak bisa mencengkram tangan Lauren untuk dia bawa dan dia ancam sesukanya.Tapi setelah melihat kekalahan mengenaskan yang dialami kepala pengawalnya yang sangat diandalkan, maka Pangeran Darius menjadi ketakutan.Sekarang ini, dengan semua pengawalnya sudah dihabisi oleh Daniel maka hanya menyisakan pilot dan co-pilot di dalam kokpit beserta para pramugari dan tentu saja mereka itu tidak bisa melindungi Pangeran Darius kalau Daniel menginginkan nyawa Pangeran Darius.Ini membuat Pangeran Darius memutuskan untuk beradu nyawa. Sebelumnya Pangeran Darius tidak berani mengeluarkan pistolnya karena dia takut pistolnya akan menghancurkan kaca jendela pesawat sehi
Lauren yang sebelumnya tidak melihat ke arah bawah kini mulai melihat ke arah bawah dan dia mulai histeris. "Aku takut, Jendral. Aku takut ketinggian."Lauren langsung memeluk Daniel erat-erat sambil berteriak-teriak histeris."Tenanglah.Tenanglah, Lauren.""Aku takut ketinggian. Aku takut kita tidak akan selamat, Jendral.""Jangan khawatir, Lauren. Kan aku sudah bilang tadi kalau kamu berada di tangan seseorang yang ahli. Aku adalah ahli dalam soal terjun payung. Kamu serahkan semuanya padaku. Oke?"Tapi Lauren memeluk Daniel semakin erat. Dia terus menggeleng-gelengkan kepalanya dan menangis.Setelah memastikan kalau Lauren dalam keadaan terikat dengan baik, maka Daniel putuskan untuk tetap melompat ke arah bawah dengan membiarkan tubuh Lauren yang terus memeluknya.Tubuh Lauren dan Daniel meluncur ke arah bawah dengan Lauren menjerit-jerit histeris karena ketakutan.Beberapa saat setelah tubuh keduanya meluncur ke arah bawah, barulah Daniel membuka parasut sehingga parasut itu terb
Hari ini, Wilona mengajak Daniel untuk mengikuti reuni."Sebenarnya sih, aku tidak mau mengikuti reuni ini, tapi, nampaknya aku harus pergi," tandas Wilona sambil manyun."Memang kenapa? Kenapa tidak mau?" tanya Daniel penasaran."Karena waktu SMA itu kan, ada teman sekelas aku yang suka mem-bully-ku. Namanya Stefani. Stefani selalu membully aku di sekolah, dia dengan genk-nya selalu suka cari perkara denganku cuma karena ada cowok yang dia sukai, tapi malah ngejar-ngejarku. Padahal sebelumnya aku dekat dengannya.""Jadi, sebelumnya kalian berteman baik?""Ya. Padahal kami dulunya berteman dekat, tetapi belakangan dia berubah karena cowok yang dia suka ituitu menyukai aku. Nah, setelah itu, Stefani suka provokasi teman-temannya untuk memusuhi aku.""Hmmm. Kasihan sekali kamu.""Kami tinggal satu komplek tapi Stefani tidak pernah mau menegur aku.""Maafkan aku.""Itu bukan salahmu. Aku cuma ingin curhat. Maksudku gini, karena Stefani dan genk-nya itu, sebenarnya aku enggan untuk mengik