Gigante rubuh seperti pohon yang rubuh ditebang oleh gergaji mesin. Gigante benar-benar merasakan pukulan terdashyat yang pernah dia alami dalam hidupnya.Untuk beberapa saat, Gigante nampak menghela nafas di atas lantai. Dia tidak langsung bangun.Dalam hatinya sebenarnya ada perasaan gentar dalam diri Gigante saat dia merasakan kehebatan pukulan dari Daniel ini yang sebelumnya juga melibas anak buahnya satu persatu hingga habis.Tetapi Gigante memilih untuk berdiri dan tetap bersikap Congkak. "Aku terpeleset tadi. Oke. Kita bertarung lagi. Ingat, jangan lagi lari-lari seperti tadi."Daniel tersenyum. "Percayalah, aku tidak akan lari lagi. Sebelumnya aku harus lari-lari karena kamu berlindung di antara teman-temanmu tapi sekarang ini, aku tidak akan lari lagi."Gigante tersenyum. Kemudian di mengambil sebuah golok dari dalam tas backpack miliknya. Setelah dua kali dipukul oleh Daniel, Gigante tidak malu-malu lagi untuk memakai senjata tajam saat kembali berhadapan dengan Daniel.Meli
Pangeran Darius yang sejak tadi ingin menjadikan Lauren berada di bawah ancamannya kini berhasil mendapatkan jalan untuk mengancam Lauren.Sebelum ini, Pangeran Darius ingin mencengkram leher Lauren dengan pisau di leher Lauren tetapi hal itu tidak bisa terjadi karenaLauren dilindungi oleh sejenis jala, sehingga Pangeran Darius tidak bisa mencengkram tangan Lauren untuk dia bawa dan dia ancam sesukanya.Tapi setelah melihat kekalahan mengenaskan yang dialami kepala pengawalnya yang sangat diandalkan, maka Pangeran Darius menjadi ketakutan.Sekarang ini, dengan semua pengawalnya sudah dihabisi oleh Daniel maka hanya menyisakan pilot dan co-pilot di dalam kokpit beserta para pramugari dan tentu saja mereka itu tidak bisa melindungi Pangeran Darius kalau Daniel menginginkan nyawa Pangeran Darius.Ini membuat Pangeran Darius memutuskan untuk beradu nyawa. Sebelumnya Pangeran Darius tidak berani mengeluarkan pistolnya karena dia takut pistolnya akan menghancurkan kaca jendela pesawat sehi
Lauren yang sebelumnya tidak melihat ke arah bawah kini mulai melihat ke arah bawah dan dia mulai histeris. "Aku takut, Jendral. Aku takut ketinggian."Lauren langsung memeluk Daniel erat-erat sambil berteriak-teriak histeris."Tenanglah.Tenanglah, Lauren.""Aku takut ketinggian. Aku takut kita tidak akan selamat, Jendral.""Jangan khawatir, Lauren. Kan aku sudah bilang tadi kalau kamu berada di tangan seseorang yang ahli. Aku adalah ahli dalam soal terjun payung. Kamu serahkan semuanya padaku. Oke?"Tapi Lauren memeluk Daniel semakin erat. Dia terus menggeleng-gelengkan kepalanya dan menangis.Setelah memastikan kalau Lauren dalam keadaan terikat dengan baik, maka Daniel putuskan untuk tetap melompat ke arah bawah dengan membiarkan tubuh Lauren yang terus memeluknya.Tubuh Lauren dan Daniel meluncur ke arah bawah dengan Lauren menjerit-jerit histeris karena ketakutan.Beberapa saat setelah tubuh keduanya meluncur ke arah bawah, barulah Daniel membuka parasut sehingga parasut itu terb
Hari ini, Wilona mengajak Daniel untuk mengikuti reuni."Sebenarnya sih, aku tidak mau mengikuti reuni ini, tapi, nampaknya aku harus pergi," tandas Wilona sambil manyun."Memang kenapa? Kenapa tidak mau?" tanya Daniel penasaran."Karena waktu SMA itu kan, ada teman sekelas aku yang suka mem-bully-ku. Namanya Stefani. Stefani selalu membully aku di sekolah, dia dengan genk-nya selalu suka cari perkara denganku cuma karena ada cowok yang dia sukai, tapi malah ngejar-ngejarku. Padahal sebelumnya aku dekat dengannya.""Jadi, sebelumnya kalian berteman baik?""Ya. Padahal kami dulunya berteman dekat, tetapi belakangan dia berubah karena cowok yang dia suka ituitu menyukai aku. Nah, setelah itu, Stefani suka provokasi teman-temannya untuk memusuhi aku.""Hmmm. Kasihan sekali kamu.""Kami tinggal satu komplek tapi Stefani tidak pernah mau menegur aku.""Maafkan aku.""Itu bukan salahmu. Aku cuma ingin curhat. Maksudku gini, karena Stefani dan genk-nya itu, sebenarnya aku enggan untuk mengik
Saat ini, walaupun Daniel tahu kalau dia mungkin akan membuat Wilona malu, tetapi, Daniel tidak bisa mengakui jati dirinya yang sebenarnya.Dia belum siap untuk mengakui dirinya sebagai pewaris Golden Horse Group, karena dia masih harus menyembunyikan dirinya sebagai Jenderal Besar Raven.Setelah teringat kalau masih banyak tugas yang harus dia lakukan, Daniel putuskan untuk belum akan mengumumkan jati dirinya yang sebenarnya.Daniel masih belum ingin menyebutkan identitas aslinya. Daniel masih belum bisa mengakui siapa dirinya kepada dunia, walaupun untuk itu dia harus mempermalukan gadis yang sangat dicintainya ini.Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, Daniel yakin kalau sekalipun Daniel mengaku kalau dirinya hanya seorang buruh atau ojek online, tapi, rasa cinta Wilona pada Daniel, tidak akan berubah. Daniel yakin akan hal itu.Sementara itu, Stefani dan kawan-kawannya nampak tertawa terkikik-kikik di sayap kanan depan ballroom, mereka pikir mereka tahu apa yang membuat Daniel nam
Saat ini Victor menatap Daniel kemudian dia tersenyum dan berkata kepada Rilya, kekasihnya, "aku merasa seperti mengenalnya karena wajahnya mirip dengan seseorang.""Mirip siapa?" tanya Rilya penasaran."Seorang bos besarku di perusahaan. Tapi, setelah aku pikir-pikir lagi, mungkin cuma faktor kemiripan aja. Itu saja," jawab Victor sambil tersenyum penuh arti ke arah Daniel.Mendengar jawaban Victor itu, Daniel masih gugup karena walaupun Victor bilang cuma mirip tapi senyuman Victor kepadanya itu, seperti menyiratkan sesuatu yang mencurigakan."Sudahlah. Kalau begitu, ayo kita duduk dulu," kata Rilya. Sementara itu, Lady yang sempat merasa tidak enak kepada Wilona, kini dengan ramah memperkenalkan pacarnya kepada Wilona dan juga Daniel dan juga Rilya.Sesudah itu, 3 pasangan itu duduk di meja yang sama. Para wanita mulai bercerita tentang cerita-cerita berkesan mereka semasa SMA sementara para pria kadang-kadang bertanya lebih spesifik tentang cerita yang sedang para wanita ceritakan
Daniel langsung menelan salivanya dan terdiam serta menatap kaget ke arah Tom.Daniel tahu kalau Tom mengenalnya karena dia pernah sekali bertemu dengan Tom. Walaupun Tom tidak bisa dikatakan sebagai temannya tetapi dalam satu pertemuan itu, percakapan mereka termasuk cukup akrab dan Daniel sempat membuka topi perangnya.Karena itu, Daniel yakin kalau Tom tidak melupakan wajahnya.Setelah menatap Daniel, Tom kembali menatap ke tengah, di depan panggung, menatap ke arah orang-orang, kemudian dia menatap Dyah Pratiwi. Setelah itu, Tom berkata, "hanya itu yang ingin kukatakan, terima kasih atas waktu yang telah diberikan."Gerrard kembali ke tengah panggung dan sambil bertepuk tangan, dia meminta para hadirin lain untuk bertepuk tangan. Setelah itu, acara diteruskan dengan memperkenalkan beberapa orang teman Gerrard yang meraih kesuksesan. Nampaknya ajang reuni ini menjadi ajang unjuk gigi atau pamer kekayaan atau keberhasilan dari beberapa alumni SMA.Daniel sangat lega karena Tom tidak
Wilona memang tidak tahu soal Golden Horse Group. Wilona tidak mengetaui tentang orang-orang atau perusahaan-perusahaan terkaya di dunia karena yang Wilona tahu hanya perusahaan atau orang-orang terkaya di kota Auburn saja.Melihat Wilona yang sempat dilihat Tom saat dipermalukan panitia reuni karena membawa pacar seorang ojek online yaitu Daniel, membuat Tom merasa miris, karena Tom menyayangkan Wilona yang berpacaran dengan salah sat pria paling kaya di dunia tapi tidak menyadarinya.“Tentu saja. Golden Horse Group, induk dari Remington Internasional, perusahaannya Daniel, eh, maksudku, perusahaan bapak ini … siapa namanya?” tanya Thomas kepada Victor dengan gaya gelagapan karena hampir keceplosan.“Victor, pak. Bukan Daniel. Daniel yang itu. Hahaha,” kata Rilya mentertawakan Tom.Hanya Daniel yang tahu, kalau Tom sebenarnya tidak keseleo lidah. Tom memang ingin menyebut nama “Vino” apalagi setelah Daniel melihat kerlingan Tom ke arahnya. “Awas kamu, berani mempermainkan aku,” bati