"Ya. Aku adalah Jenderal Besar Raven," jawab Daniel."Suatu kehormatan bagiku, jenderal. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, jenderal. Jenderal adalah jenderal termuda dalam sejarah dunia dan jenderal yang memiliki latihan tempur paling komplit dan meraih hasil paling tinggi dalam sejarah pertempuran militer di seluruh dunia. Jenderal juga adalah ahli strategi perang paling hebat di seluruh dunia. Benar-benar suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, jenderal."Jikan Yo Tomare tidak bisa meneruskan kata-katanya karena Daniel sudah menguatkan cengkramannya di leher Jikan Yo Tomare karena pintu lift sudah terbuka.Daniel langsung mendorong tubuh Jikan Yo Tomare untuk menuju ke kamar tempat Vigo berada.Vigo sudah berdiri di depan kamarnya saat Daniel mendatangi dia bersama Jikan Yo Tomare.Setelah semuanya berada di dalam kamar, Vigo langsung mengunci pintu kamarnya sementara Daniel mendudukkan Jikan Yo Tomare di sebuah kursi, disusul dengan Vigo yang langsung mengikat tangan Jikan Yo Tom
"Apa yang akan kita lakukan, jenderal?" tanya Vigo."Aku akan melakukan sesuatu. Kamu ingat kan tadi, yang dibilang oleh Jikan Yo Tomare kalau Perdana Menteri Gerga itu akan memakai media untuk melakukan character assassination kepada Jenderal Hernandez?" jawab Daniel."Iya, jenderal.""Itu berarti, sebagai langkah pertama, Kita juga harus melakukan counterattack dengan media yang kita punya di negara ini, atau juga kita bisa mencari media independen yang jujur dan tidak berada di bawah kekuasaan perdana menteri. Aku yakin, mereka pasti akan memberitakan sesuatu yang baik untuk Jenderal Hernandez.""Tapi kalau tanpa bukti, akan sulit juga bagi mereka untuk memberitakannya. Apakah kita bisa menggunakan kesaksian dari Jikan Yo Tomare tadi, soalnya aku sempat merekam kesaksian Jikan Yo Tomare tadi.""Nampaknya itu bisa kita lakukan. Kirim juga video itu di handphoneku.""Siap, jenderal.""Selain itu, kamu juga hubungi tim IT tim intel kita supaya mereka mencari seluk beluk tentang korups
Daniel menghitung peluru lawan dan dengan pendengaran tajamnya, dia bisa tahu siapa saja yang baru saja kehabisan peluru dan ada di posisi mana mereka.Saat mereka berusaha untuk mengisi peluru di senjata api mereka, saat itulah Daniel melompat dan menembak dengan cepat.Dalam satu lompatan itu, Daniel berhasil menembak 4 orang lagi, tembakan-tembakan dari musuhnya tidak ada yang berhasil mengenai Daniel saking cepatnya gerakannya.Saat ini, Daniel telah berada di tempat yang dekat dengan seorang musuh yang tadi berusaha masuk ke kamar dan berhasil ditembak Daniel.Ada senjata api laras panjang di situ, Daniel segera mengambil senjata api laras panjang itu, menaruh dua senjata api genggamnya ke lantai dan mulai bersiap.Dua orang musuh berusaha melempar granat ke dalam kamar tetapi Daniel lebih sigap.Dia melempar dua senjata api genggamnya yang tadi ditaruh di lantai untuk membentur 2 granat itu di udara sehingga 2 granat Itu kembali kepada pemiliknya masing-masing dan meledak di san
"Bagaimana keadaan di dalam?" tanya Daniel sambil terus menembak ke arah pasukan kiriman perdana menteri Gerga."Kedatangan Jenderal ini membuat pasukan kita dapat kesempatan untuk mengungsikan keluarga besar staf kantor bendahara negara yang akan menjadi saksi itu," jawab Vigo sambil terus menembak ke arah prajurit musuh yang berusaha datang dari belakang."Bagus. Kita beri kesempatan pada mereka untuk menjauh dulu baru kita pergi.""Siap, jenderal."Sesudah itu, mereka terus bertempur melawan musuh mereka dengan Daniel tetap menembak di senjata mesin.Walaupun senjata mesin itu berat tetapi Daniel bisa dengan mudah memindahkannya karena Daniel memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga dia bisa mengangkat barang berat yang hanya bisa diangkat oleh 5 lelaki dewasa itu tapi bisa diangkat dan dipindahkan sendirian oleh Daniel untuk mencari tempat yang bagus untuk menembak.Prajurit musuh kadang-kadang berpindah tempat sehingga Daniel juga harus memindahkan senjata mesin ini untuk bisa
"Aku harus. Karena darahku bergolak saat aku melihat seorang jujur dizolimi seperti itu. Karena itu, apapun tantangan yang harus aku hadapi, akan aku terobos," tegas Daniel.Lauren menatap ke arah wajah Daniel yang masih tersembunyi di balik topi perang, kaca mata hitam dan masker militer itu. "Terimakasih, jenderal. Terimakasih atas bantuanmu kepada ayahku.""Sama-sama. Yang jelas, aku berjuang untuk rakyat. Rakyat membutuhkan sosok yang bersih untuk menjadi perdana menteri dan ayahmu adalah sosok itu.""Terimakasih, jenderal. Oh iya. Bolehkah aku meminta sesuatu, jenderal?""Apa itu? Silakan katakan.""Bolehkah aku melihat wajahmu, jenderal?"Daniel langsung terdiam mendengar permintaan dari Lauren ini. Sebenarnya dia tidak mau sembarangan orang mengetahui tentang dirinya, rupa asli di balik jenderal Besar Raven ini. Tapi, entah kenapa, khusus untuk Lauren ini, Daniel bersedia mengikuti permintaan Lauren itu.Daniel mulai meraba topengnya. Dia bermaksud untuk memperlihatkan wajahnya
"Susanne?" Daniel sangat kaget melihat siapa yang memegang tangannya."Iya. Ini aku, Daniel. Aku merindukanmu," tandas Susanne."Bagaimana kau menemukanku? Dan bukankah kamu masuk dalam perlindungan?""Orang tuaku dalam perlindungan agen 007 dan timnya. Tapi, aku keluar secara diam-diam.""Kamu tidak boleh berbuat seperti ini, Susanne. Tidak ingatkah kamu atas perjuangan aku dan teman-temanku untuk membebaskan kamu dari Krimea?""Aku tahu dan aku menghargainya. Tapi, aku tidak bisa jauh darimu. Aku ingin melihatmu.""Bagaimana kamu bisa menemukanku?" Daniel melotot ke arah Susanne."Aku pikir, kamu pasti terlibat dalam kekacauan soal pemilu. Karena itu, aku sengaja mencarimu di tengah kerumunan para pendemo sejak dari pusat kota. Dan aku menemukanmu."Daniel tersentak kaget karena ternyata Susanne sudah mengikutinya dari mulai dia tiba di ibu kota Hawking ini."Bagaimana kalau dia melihat saat aku memakai topi perangku? Dia akan mengetahui kalau aku adalah jenderal besar Raven," bati
Canda tawa antara Daniel dan Wilona terhenti karena beberapa orang sudah muncul dari pintu utama rumah.Ada Frans yang terlihat lemah dan sedang duduk di kursi roda yang didorong oleh Norma.Sementara di kanan dan kiri adalah Pedro dan Beto, dua anaknya Norma. Mereka berempat kini menatap ke arah Daniel dan Wilona."Wilona, tinggalkan dia!" kata Frans kepada Wilona."Ayah." Sapa Daniel sambil membungkuk penuh hormat ke arah Frans.Daniel merasa sikap Frans sudah semakin kaku sejak Frans sakit. Padahal sebelumnya, sikap Frans tidak sedingin ini."Jangan memanggilku ayah!" kata Frans dengan nada tinggi kepada Daniel. "Aku bukan ayahmu. Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi.Daniel langsung menundukkan kepalanya.Wilona langsung berkata, "ayah, jangan memarahi Daniel, ayah.""Kenapa aku tidak boleh memarahi dia? Ingat! dia telah membuat kekacauan di pesta pernikahanmu dengan Richard dan sejak kemunculannya, tiba-tiba aku sakit dan perusahaanku mengalami kesulitan ekonomi. Pasti itu karena
Besoknya, Norma sudah berada di kantor kementerian bersama Pedro untuk mengikuti tender proyek.Pedro sendiri, datang bersama Wanda, pacarnya."Bagaimana, Pedro?" tanya Norma."Iya, ma. Kami sudah siap. Iya kan, sayang?" Pedro menatap Wanda penuh arti."Aku akan menjalankan sebuah rencanaku," kata Wanda sambil tersenyum licik"Apa rencanamu?" tanya Norma penasaran."Gampang, tante. Aku akan membawa dua temanku yang terkenal sebagai biang gosip, mereka suka sekali menyebarkan gosip tentang siapa saja, jadi kalau Wilona berani muncul dengan si Daniel itu, maka, teman-temanku akan menyebarkan gosip tentang Daniel itu kepada hadirin yang ada di ruangan lelang proyek. Ingin kulihat mau ditaruh di mana wajah si Wilona itu kalau cerita jelek terus tertuju ke arah Daniel dan menyebar di ruang lelang proyek itu. Sesudah Wilona malu, aku yakin, dia pasti tidak akan betah berlama-lama di situ.""Hahaha ... nampaknya rencana kamu itu memang perlu dilakukan. Aku dukung penuh, bawalah teman-temanmu