Alfonso langsung tersenyum di dalam kesakitannya karena kakinya dipatahkan oleh Thomas tadi. "Aku tidak akan memberi ampun kepada kalian!"
Lewat telepon, Alfonso langsung memberi perintah-perintah pada anak buahnya untuk mengeksekusi rencana-rencananya untuk menangkap dan kalau perlu membunuh Daniel dan anak buahnya.**Sementara itu, Wilona nampak khawatir. "Kak, aku mencemaskan kamu, kak.""Kenapa begitu?" tanya Daniel sambil mengusap rambut Wilona. Ini selalu dilakukan Daniel sejak dulu, setiap kali Wilona mencemaskan sesuatu.Di masa lalu, sebenarnya kecemasan Wilona ini bukan berarti Wilona yang berada dalam keadaan terancam bahaya tetapi Wilona cemas karena Daniel yang terancam bahaya.Saat Wilona tahu akan ada penganiayaan kepada Daniel, maka Wilona cepat-cepat menemui Daniel meminta Daniel untuk menjauh. Itu juga sempat dilakukan Wilona di saat penganiayaan terakhir yang akhirnya membuat Daniel menghilang.Hanya saja kecemasan Wilona selalu dihadapi Daniel dengan tenang. Dia hanya mengusap rambut Wilona, dan sekarang ini, itu terjadi lagi."Kak, kenapa kamu seperti ini lagi?" tanya Wilona sambil menatap Daniel dengan mata indahnya."Seperti ini apa maksudmu?""Kamu selalu bersikap tenang seperti saat ini, saat aku mencemaskan kakak. Itu terjadi dulu dan sekarang ini, terjadi lagi. Saat aku khawatir akan keselamatan kakak sekarang ini karena kakak dan teman-teman kakak berani berbuat gaduh bahkan hingga memancing pertikaian dengan kepala polisi di kota ini.""Aku harus melakukan itu, Wilona. Aku tidak mau kamu menikah dengan orang sebejat Richard. Aku sudah melihat daftar kejahatannya dan aku tidak rela gadis sebaik kamu menjadi istrinya.""Aku juga pernah diberitahu oleh teman-temanku tentang kelakuan bejat Richard tapi aku tidak berdaya, kak. Mama dan papa menghendaki aku menikah dengan Richard, aku tidak berdaya. Aku sempat berharap kakak datang untuk menyelamatkan aku tapi kakak tidak datang."Daniel tersenyum dan mengusap rambut Wilona. "Aku kan datang sekarang. Maafkan aku. Aku menyesal, harusnya aku datang sejak awal. Aku pikir hal seburuk ini tidak akan terjadi padamu, aku pikir mama dan papamu akan menjagamu tapi ternyata itu tidak terjadi. Untung saja aku datang sebelum semuanya terlambat.""Aku memang mengharapkan kakak datang tapi aku juga tidak berharap kakak mendapatkan kesulitan seperti ini. Aku pikir, kakak cuma akan menyelamatkan aku dari keluargaku tapi ternyata kamu malah menyelamatkan aku dan harus bertikai dengan kepala polisi kota ini. Uh, nampaknya hidup kakak tidak akan tenang. Kakak akan dipenjara. Dan itu karena aku. Huhuhu.""Orang baik akan selalu dilindungi. Itu kan yang pernah kamu katakan kepadaku, Wilona. Itu juga yang membuat aku berhasil selamat dari penindasan yang kualami 3 tahun yang lalu.""Penindasan dari kakak-kakakku, kan?""Iya, Wilona. Dari mereka.""Maafkan aku, kak."Daniel tertawa. "Kamu tidak salah apa-apa, Wilona. Yang salah itu kakak-kakakmu dan bukan kamu.""Tapi, maafkan aku yang tidak maksimal menolongmu saat itu, sementara karena aku, sekarang ini aku melibatkan kamu dalam masalah besar."Daniel tertawa semakin kencang. "Saat itu kamu hanya gadis kecil. Waktu itu mungkin umurmu masih 14 tahun. Apa yang bisa kamu lakukan di usia seperti itu? Tidak ada kan? Jadi, sudah baik kamu berusaha membela aku dan itu adalah sesuatu yang akan aku selalu ingat. Usahamu sudah cukup bagiku, Wilona.""Oh iya, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu, kak? Aku pikir kakak-kakakku telah membunuhmu, kak. Dan apa yang terjadi kepadamu selama 3 tahun ini dan mengapa kamu baru muncul sekarang?""Aku dibuang di sebuah tempat untuk dibiarkan mati dalam keadaan terluka parah karena aku terluka berat hingga nafas tinggal satu-satu oleh penganiayaan yang dilakukan kakak-kakakmu itu.""Ya Tuhan. Jahat banget kakak-kakakku itu. Itulah yang sempat aku bayangkan. Aku melihat kakak dianiaya sampai kepayahan. Lalu apa yang terjadi?""Untunglah ada seseorang yang datang menolongku serta memberi obat untukku. Setelah itu, aku dibawa orang itu dan dia melatih aku supaya aku tidak bisa ditindas lagi dengan semena-mena seperti sebelumnya. Setelah itu, untuk membalas budi, aku mengerjakan sesuatu untuk orang itu. Karena itulah aku belum bisa menemuimu dan baru bisa menemuimu sekarang.""Aku mengerti, kak. Nampaknya kakak dibimbing dengan baik karena itulah sekarang kakak jauh lebih jago dari sebelumnya. Dulunya kakak tidak bisa menghadapi pengeroyokan kakak-kakakku dan para security tapi sekarang kakak bisa menghadapi mereka dengan sangat baik. Dan aku yakin doaku berhasil membuat kakak melalui semua itu.""Kamu berdoa untukku?""Setiap malam sebelum tidur, aku selalu memanjatkan doa supaya kakak selamat dan supaya aku bisa lagi bertemu lagi dengan kakak tapi tidak kusangka saat kita bertemu, aku malah menjerumuskan kakak dalam kesulitan yang lebih besar daripada kesulitan yang pernah ke kakak alami dulu.""Aku bahagia bisa melihatmu, bisa bersamamu, karena itu aku tidak peduli dengan kesulitan yang aku hadapi sekarang.""Tapi kakak bisa terancam dipenjarakan, kak.""Hal itu mungkin terjadi dan mungkin saja tidak terjadi. Yang jelas, aku sangat bahagia karena aku bisa bersamamu. Itu saja."Wilona menatap Daniel dengan mata indahny. "Aku ingin selalu disampingmu, kak. Semoga kakak bisa mengatasi masalah yang terjadi ini.""Aku akan bisa mengatasi masalah ini. Aku berjanji, Wilona.""Jen ... eh ... Daniel. Ada sebuah telepon untukmu," kata Thomas kepada Daniel dengan tatapan tajam seakan-akan ingin menegaskan kalau orang yang menelpon ini adalah seseorang yang penting.Daniel menggangguk. Dia meminta Juno untuk berhenti di pinggir jalan. Saat ini mobilnya sudah berada di jarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya Wilona.Setelah itu, Daniel keluar dari mobil untuk menelpon. Dia tidak peduli dengan teriakan Wilona yang mencemaskan nasibnya. Wilona cemas kalau para polisi akan bisa mengejar kalau mobil dihentikan seperti ini.Daniel segera menaruh handphone di telinganya. "Iya, pak?""Maaf, Jenderal Besar Raven. Ini kepala polisi, jenderal besar. Apakah betul seperti kata asisten Anda kalau Anda terlibat dalam pertikaian dengan Mayjen Alfonso, anak buahku di kota Auburn?""Iya, pak dan aku minta supaya kamu segera menjernihkan hal ini. Aku tidak ingin militer dan kepolisian bertikai.""Aku tidak berani, jendral besar.Pastilah anak buahku itu yang lancang kepadamu. Maafkan aku dan nanti aku akan menindak anak buahku itu, menghukum dia karena dia berani mengganggu anda, jenderal besar.""Jangan seperti itu. Jangan sebutkan namaku. Aku datang ke kota Auburn ini dengan penyamaran. Dia tidak tahu tentang aku sampai aku bertikai dengannya jadi jangan beritahu soal aku kepadanya. Hanya saja, segera tarik dia dari kota ini karena dia bertindak sewenang-wenang kepada orang sipil saat aku menyamar sebagai orang sipil.""Baik, jendral besar. Aku akan melakukan perintahmu. Sekarang juga aku akan menarik diri dari kota itu dan bahkan akan memecat dia karena bertindak sewenang-wenang pada warga sipil.""Oke dan jangan katakan kepada anak buahmu itu kalau dia bertikai denganku karena aku dalam misi penyamaran, suatu misi rahasia negara. Kamu harus pegang ini.""Baik, jenderal besar. Aku tidak akan mengungkit-ungkit nama anda, aku cuma akan menarik anak buahku itu dari segala tugasnya.""Oke lakukan itu."**Di tempat lain, Alfonso sudah menelpon bawahannya, "bagaimana dengan pasukan kita? Apakah pasukan kita terus bergerak?""Pesawat tempur militer kita sudah menyerang kita, jenderal. Walaupun tidak mengenai mobil-mobil kita tapi merupakan ancaman bagi kita. Apa yang akan kita lakukan, jenderal?""Serang mereka! Aku yakin kalau pesawat militer itu bukan pesawat militer kita tetapi pesawat militer kita sedang disabotase pihak negara lain. Jadi, serang mereka!""Jenderal.""Ada apa?""Ada telepon dari kepala kepolisian, jenderal," jawab anak buahnya Alfonso di ujung telepon.Mendengar itu, Alfonso menjadi sangat kaget. Dia membantin, "waktunya tidak pas. Kenapa dia menelponku di saat genting seperti ini?""Bagaimana, jenderal? Kepala polisi ingin bicara dengan Anda, jenderal.""Baiklah. Sambungkan aku dengan kepala polisi.""Baik, jenderal."Setelah itu, Alfonso menunggu hingga terdengar suara berwibawa di ujung telepon, suara yang sangat dikenalnya, suara di mana selama ini Alfonso suka menjilat sehingga Alfonso juga beberapa kali ikut-ikutan naik pangkat karena dikerek naik oleh orang yang bersuara berwibawa di ujung telepon ini.Setelah itu, dengan hormat Alfonso berkata, "salam hormat, jenderal.""Alfonso, apa yang sedang kamu lakukan?""Siap, jenderal. Aku sedang mengejar penjahat kelas kakap, jenderal.""Kelas kakap? Huh, aku mendapatkan laporan tentang kinerja burukmu, Alfonso.""Apa maksudmu, jenderal?""Aku mendapatkan laporan tentang kinerja burukmu sela
Saat ini Wilona sudah berjalan agak ke depan dengan diantar oleh Thomas.Melihat itu, Juno jadi merasa agak leluasa untuk bicara. "Begini, jenderal. Malam ini jenderal sudah ditunggu di acara penggalangan dana kota ini yang diadakan oleh gubernur negara bagian dan walikota kota ini. Jadi, bagaimana, jenderal?""Aku tidak akan ikut dalam acara itu. Ini sudah aku putuskan demikian. Biarkan Brigjen Bryan yang mewakili aku di acara itu.""Baik, jenderal. Oh iya, satu lagi, jenderal. Aku sudah memesankan suatu kamar presiden suite untuk jenderal dan Wilona, adik jenderal.""Apakah kamar itu cuma memiliki satu bed?""Iya, Jenderal Raven.""Ubah itu. Atur supaya aku mendapatkan kamar yang memiliki extra bed.""Baik, jenderal. Maafkan aku yang tidak leluasa untuk bertanya tadi, saat di mobil.""Tidak apa-apa."Setelah itu, Daniel dan Juno berjalan untuk mengikuti Thomas dan Wilona yang sekarang ini sudah berdiri di depan sebuah pintu kamar.Daniel meminta Thomas untuk menyiapkan makan malam
Vanda nampak berbicara dengan beberapa orang. Kemudian dia kembali dan berkata, "Tuh, kan. Ada penjagaan ketat dan undangan sudah habis. Diambil oleh orang-orang terkenal di seluruh Kota Auburn ini. Tidak ada sisa lagi."Vanda mencibir ke arah Daniel. Kamu tidak akan mungkin mendapatkan undangan.""Mudah-mudahan aku bisa mendapatkannya, Ma. Semoga aku bisa," kata Daniel percaya diri."Huh! Mana bisa!""Sudahlah, ma. Ayo kita ke atas." Frans sudah berjalan duluan menuju ke arah lift.Ternyata Lift di basement ini untuk menuju ke arah atas, sedang antri dengan banyak pengunjung yang antusias untuk mengikuti acara pertemuan dengan Jenderal Besar Raven itu.Daniel hanya bisa tertawa dalam hati karena saat ini, dia harus antri berdesakan dengan banyak orang cuma untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Daniel antri bersama Wilona, sementara Frans dan"Kenapa kakak senyum-senyum?" tanya Wilona."Eh, aku ... aku senang karena aku bisa bersamamu.""Betulkah? Aku juga senang, kak. Aku senang bers
Di luar lift itu, Daniel melihat Gerry nampak melingkarkan tangannya ke bahu Wilona. Ternyata Gerry sedang mengambil foto selfie berdua dengan Wilona dan Gerry memanfaatkan situasi itu untuk memeluk Wilona.Daniel langsung maju ke depan dan mencengkram tangan Gerry yang sedang memeluk Wilona sehingga Gerry berteriak kesakitan.AARRRRGGGHHHGerry berteriak ke arah anggota militer yang ternyata mengenalnya dan anggota militer yang di lantai 7 ini tidak mengenal Thomas, Daniel maupun Juno.Karena itu, melihat Gary dicengkram tangannya oleh Daniel, mereka langsung mendekat ke arah Daniel dengan sikap mengancam."Hajar dia! Dia berani menggangguku," kata Gerry kepada anggota militer.Gerry memang dikenal oleh anggota militer khususnya di kota ini, karena Gary pernah membagi-bagikan sepeda motor untuk banyak anggota militer di kota Auburn ini.Itu karena Gerry mendapatkan proyek pembangunan markas militer di kota ini karena itulah dia banyak mengenal para prajurit di kota ini.Sementara par
"Lalu bagaimana, jenderal?" bisik Thomas penasaran."Kalian lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Sekarang kita ke belakang panggung. Aku yakin mereka sudah menyiapkan jubah dan topiku di sana. Aku ingin masuk sebagai diriku yang lain karena aku ingin mendekati Wilona sebagai diriku yang lain," pungkas Daniel.**Sementara itu di dalam ruangan tempat pertemuan, Wilona, Frans dan Vanda yang diikuti oleh Gary sudah mendapatkan sebuah meja sesuai undangan yang mereka dapatkan.Saat Wilona, Frans dan Vanda melihat sekeliling, mereka mereka melihat ada banyak sekali pengusaha-pengusaha kaya serta pejabat-pejabat terkenal di kota Auburn ini yang duduk mengelilingi meja-meja mereka masing-masing.Ada banyak orang yang antusias untuk bisa melihat atau berada di posisi yang dekat dengan Jenderal Besar Raven, jenderal besar kebanggaan negara ini.Acara ini akan dirangkaikan dengan acara penggalangan dana untuk panti asuhan, panti jompo dan juga kegiatan sosial di negara ini dan ada banyak dar
Terdengar suara mars perang yang dibawakan oleh beberapa drumband para prajurit militer yang berada di samping kiri panggung.Suara gegap gempita terdengar untuk mengiringi kehadiran seseorang yang sangat dihormati yang sedikit lagi akan naik ke atas panggung.Tirai besar di belakang panggung terbuka ini, memperlihatkan keadaan di dalam sana dan terlihatlah di dalam sana seseorang berjubah militer dengan memakai topeng militer dan hanya memperlihatkan kedua bola matanya kini mulai berjalan dengan gagah dari belakang panggung itu untuk menuju ke atas panggung."KITA SAMBUT JENDERAL BESAR RAVEN," teriak MC acara ini.Tepuk tangan semakin riuh terdengar, suara histeris dari banyak wanita semakin jelas terdengar dan yang berteriak histeris itu bukan hanya wanita muda tetapi juga wanita-wanita yang sudah berumur.Para wanita itu sangat mengidolakan Jenderal Besar Raven, sang pahlawan yang telah berhasil mengusir penjajah dari negeri mereka dan bahkan balik mengalahkan dan menguasai negara
Gerry yang melihat cibiran Wilona menjadi sangat malu pada Wilona.Karena itu dia berkata, "tapi, betul loh, jenderal besar. Aku cuma menggunakan nama jenderal sewajarnya dan tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif."Gary tidak mau malu di depan Wilona, karena itu , dia berusaha berbohong.Sebenarnya Jenderal Besar Raven ingin segera mengakhiri konfliknya dengan Gary, saat dia melihat Gary sempat berlutut di hadapannya. Tapi karena Gary kembali berusaha membela dirinya maka Jenderal Besar Raven menjadi sangat marah.Sebelum ini, Jenderal Besar Raven sudah mendapatkan bocoran tentang apa saja yang dilakukan Gary selama ini, yang kerap menggunakan nama sang jenderal untuk kepentingan diri sendiri dan untuk mendapatkan proyek-proyek di kesatuan militer kota ini.Gerry bisa saja selamat kalau saja dia tetap berlutut, minta maaf dan pergi dari ruangan ini, tetapi karena penyangkalan yang dilakukan Gary ini, membuat Jenderal Besar Raven menjadi marah.Jenderal Besar Raven memberikan seb
Jenderal besar Raven mengangkat tangannya dan dengan wibawanya yang besar membuat semua wanita yang sedang berteriak-teriak itu langsung terdiam. "Begini, aku ingin menceritakan sebuah kisah di masa laluku. Saat itu aku masih kecil dan aku sempat berada dalam keadaan kelaparan berat dan itu terjadi di kota ini." Jenderal Besar Raven memulai ceritanya. Semua wanita terdiam dan menunggu cerita Jenderal Besar Raven selanjutnya. "Saat itu, aku berada di sebuah pasar. Ketika itu, banyak orang menolak untuk memberikan makanan kepadaku. Hingga tiba-tiba seorang gadis kecil memberikan aku makanan. Makanan yang memberiku kekuatan sehingga bisa menyambung hidupku yang saat itu sudah sekarat.""Karena itu, dalam kesempatan ini, aku ingin mencari jodohku. Aku ingin mencari gadis kecil itu yang sekarang sudah menjadi dewasa. Aku ingin mencarinya dan ingin menikahinya. Karena itu, kalau gadis kecil itu ada di antara kalian, maka bersuaralah. Tapi kalau dia malu, maka aku akan mencarinya dengan m