Ken sudah berada di bandara untuk menuju ke jet pribadinya ketika Andreas menyerahkan HP milik Andreas kepadanya. “Siapa yang telpon?”“Tony. Dia ingin bicara denganmu, tuan muda,” jawab Tony.Ken yang sedang sedih, tidak ingin bicara dengan siapa pun, karena itu, dia berkata, “tanya Tony, apa yang ingin dia katakan.”“Baik.” Andreas kembali mearuh HP-nya ke telinganya setelah itu, Andreas berjalan untuk mengikuti Ken yang terus berjalan menuju ke arah ruang tunggu bandara.“Tony bilang, ini soal Nona Lidya, tuan muda,” kata Tony dari belakang.Kata-kata Andreas itu membuat Ken menghentikan langkahnya. “Lidya? Kenapa dengan Lidya?”“Lidya datang ke rumah mencarimu, tuan muda. Di sana dia bertemu dengan Tony.”“Lalu?”“Lidya terlihat sedih dan menanyakan alamatmu, tuan muda.”“Untuk apa lagi dia menanyakan alamatku setelah apa yang dia lakukan.”“Aku tidak tahu, tuan muda …”“Huh! Dia pasti berpikir bisa tetap bersamaku walau dia sudah berhubungan dengan bos baru itu,” batin Ken.Ken p
“Kamu akan melakukan ini lagi, hah?” tanya Ken sambil tertawa mengejak.“Sebelumnya aku memang gagal marayumu. Tapi, itu karena kamu sedang baik-baik saja dengan pacar barumu. Tapi … sekarang beda, kan?” tanya Clarissa sambil terus membuka bajunya.“Apa maksudmu?”“Aku mendengar pembicaraan anak buahmu tadi di pesawat ini.”“Pembicaraan apa?”“Mereka memang tidak tahu akan apa yang persisnya terjadi antara kamu dan pacar barumu. Tapi, mereka membicarakan tentang keputusanmu yang tiba-tiba pulang ke Hongkong padahal sebelumnya kamu bilang baru akan membawa pacar barumu pulang ke Hongkong kalau kamu sudah selesai menguji hatinya. Iya kan?”Ken cuma terdiam mendengar kata-kata Clarissa ini.“Anak buahmu tidak berani mengambil kesimpulan, tapi aku tahu pemikiran mereka. Aku tahu apa yang terjadi. Aku tahu kalau dia sudah gagal dalam ujian yang kamu adakan itu, kan? Iya kan? Let me guess … apa dia selingkuh darimu?” tanya Clarissa sambil menatap Ken.Tapi Ken cuma membalikkan tubuhnya, tid
Sebuah papan nama yang menunjukkan kalau memang tempat yang ada di video call ini adalah tempat yang bernama Everhart Stardust.“Kamu bukan Ken, kan? Iya kan? Siapa kamu? Mengapa kamu coba memfitnah Ken?” kata Lidya saat permohonannya supaya orang itu mengarahkan kamera ke arah orang memegang HP, tidak diindahkan.Video call berhenti. Kemudian, kembali masuk pesan WA yang menyatakan kalau dia adalah Ken.Lidya segera menelpon dan telpon Lidya ini diangkat. “Aku tidak percaya kalau kamu Ken. Ken tidak pernah pergi ke kelab malam. Dan kalau kamu Ken, kenapa kamu tidak mau menunjukkan wajahmu, hah?!” sembur Lidya.Sambungan telpon kembali diputus dari sebelah sana. Kemudian, ada pesan WA lagi yang masuk ke HP-nya Lidya dari nomornya Ken.“Aku sudah berjanji kepada ayahmu untuk tidak pernah lagi memperlihatkan wajahku kepadamu dan aku harus memegang perkataanku.” Itulah isi pesan WA-nya.Lidya baru saja akan kembali menelpon tapi, ternyata nomor WA milik Ken itu, sudah tidak lagi aktif. S
Di landasan bandara Hongkong Internasional Airport ini, ada banyak orang yang berada di depan jet pribadi Diamond Grup untuk menyambut kepulangan tuan muda mereka. Ada banyak pegawai Diamond Grup yang dikerahkan Maggie Chung Kumala, Ibunya Ken untuk menyambut kepulangan Ken.Maggie yang sejak lama ingin sekali Ken pulang, sejak atahnya Ken sakit itu, sengaja mengerahkan banyak orang untuk menyambut kepulangan Ken, sebagai tanda syukur Maggie dan juga sebagai penyambutan bagi Ken, agar supaya, Ken bahagia kembali ke Hongkong dan segera mengambil kepemimpinan Diamond Group.Ken masih berada di atas tangga pesawat dan menatap ke arah bawah, melihat ke arah kerumunan orang yang menyambutnya di bawah sana serta mendengar teriakan-teriakan penyambutan kepadanya yang terus membahana itu.Tapi, yang dirasakan Ken saat ini, bukan lah rasa bahagia atau rasa bangga karena disambut oleh ribuan orang seperti ini, hingga harus meminta ijin khusus kepada pihak bandara.Karena yang dirasakan Ken saat
f“Diracuni? Siapa yang meracuni papa?” tanya Ken kaget.“Lee Lin Jung, seseorang yang awalnya mengaku sebagai investor papan atas asal Korea. Tapi, belakangan baru ketahuan kalau dia cuma seorang penipu di Korea sana,” jawab Maggie geram. Ada gertakan gigi dari wajah Maggie yang terlihat sangat membenci orang bernama Lee Lin Jung itu.“Apa yang terjadi? Bagaimana papa yang sangat hati-hati itu, bisa diperdaya orang?”“Suatu hari, Lee Lin Jung itu muncul di acara amal di Hongkong yang digagas papamu.”“Lalu?”“Lee Lin Jung itu memberikan sumbangan terbesar pada saat itu hingga mencapai 250 juta dolar.”“Sebesar itu?”“Ya. Lalu, papamu segera meminta ahli IT-nya untuk memeriksa data-data orang bernama Lee Lin Jung itu.”“Lalu?”“Ditemukan banyak berita di internet tentang Lee Lin Jung yang disebut-sebut sebagai milarder yang sangat kaya yang tidak hanya berkiprah di Korea tapi juga di negera-negara Amerika Selatan.”“Apa datanya valid?”“Saat itu terlihat sangat valid sehingga Tim IT pa
“Iya, tuan muda?” tanya seseorang di ujung telpon.“Felix, kamu cari info selengkapnya tentang seseorang bernama Lee Lun Jing,” jawab Ken.“Orang yang meracuni tuan besar?”“Iya, Felix.”“Tapi, nampaknya semua infonya sudah lengkap. Para seniorku di Tim IT Diamond Grup merasa kecolongan karena sebelumnya tidak memeriksa dengan lengkap tentang profil Lee Lun Jing itu sehingga mereka langsung mencari data lengkap tentang bajingan itu hingga ke masa kecilnya.”“Tapi itu semua tidak berguna, Felix. Dengan mengetahui latar belakangnya, nyatanya dia tetap tidak bisa ditemukan, bukan?”Iya, tuan muda. Mungkin dia memang pergi jauh sesuai prediksi. Tim IT terus mencarinya dengan fokus di Korea dan Amerika. Tapi, memang belum berhasil, tuan muda.”“Itu karena mereka mencari di tempat yang tidak tepat.”“Jadi, dimana aku harus mencarinya, tuan muda.”“Begini, aku mencurigai sesuatu. Sesuatu yang bisa kamu fokuskan untuk mencari petunjuk keberadaan dia pada saat ini.”“Apa itu, tuan muda? Apa ya
"Aku tetap tidak mau!" tegas Lidya. "Walaupun aku tidak perlu bertanggungjawab secara financial kalau nanti ada kerugian, tapi, tetap saja level teman-teman di sini akan turun.""Ayolah, Lidya. Kamu harus melakukan ini. Kita punya info orang dalam. Kita tidak bakal kalah, kita tidak bakal rugi," timpal Edmund.Romel menyambung, "benar kata dia, Lidya. Kamu tidak akan rugi apa-apa, Lidya. Kamu cuma bertugas memimpin, tidak lebih dari itu dan nanti kamu tidak akan disalahkan saat kamu kalah."Lidya berpikir sebentar. Tapi kemudian, dia tetap menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak sanggup menghadapi tekanan itu.Tapi saat itulah pasar sudah dibuka dan semua orang mulai ribut untuk memulai aktivitas pasar.Graham kembali membujuk Lidya untuk memimpin tim Alpha ini.Hingga akhirnya, karena anggota tim yang lain mulai membujuk Lidya, Lidya terpaksa mengikuti kata-kata Graham dan Edmund untuk pemimpin Tim Alpha ini.Setelah melihat Lidya mulai memimpin timnya maka Romel dan Graham langsun
"Lidya, nampaknya papamu mendapatkan masalah besar hari ini. Temani mana ke ruangannya papamu." Esy langsung berdiri dan menarik tangan Lidya.Lidya yang khawatir akan keselamatan Romel, mengikuti kemauan Esy itu, mereka berdua menuju ke lift untuk menuju ke lantai 12,tempat ruangannya Romel berada.Begitu berada di lantai 12, keduanya langsung berlari untuk menuju ke ruangannya Romel.Akhirnya mereka berdua masuk ke ruangannya Romel yang tidak terkunci. Saat mereka berdua masuk, mereka melihat Romel sedang berdiri di depan jendela.Esy langsung mendekati Romel dan bertanya, "apa yang terjadi, pa? Kenapa papa bilang kalau papa mau bunuh diri? ""Aku mengalami kerugian yang sangat besar hari ini. Kerugian yang akan membuat 3 persen sahamku di perusahaan ini habis dalam sekejap. Semua jerih payahku akan musnah dalam sekejap saja. Jadi, untuk apa aku hidup?""Kenapa begitu, pa? Kenapa papa mengambil resiko begitu besar sampai mempertaruhkan semua saham papa. Saham apa yang papa beli?" ta