"Lidya, nampaknya papamu mendapatkan masalah besar hari ini. Temani mana ke ruangannya papamu." Esy langsung berdiri dan menarik tangan Lidya.Lidya yang khawatir akan keselamatan Romel, mengikuti kemauan Esy itu, mereka berdua menuju ke lift untuk menuju ke lantai 12,tempat ruangannya Romel berada.Begitu berada di lantai 12, keduanya langsung berlari untuk menuju ke ruangannya Romel.Akhirnya mereka berdua masuk ke ruangannya Romel yang tidak terkunci. Saat mereka berdua masuk, mereka melihat Romel sedang berdiri di depan jendela.Esy langsung mendekati Romel dan bertanya, "apa yang terjadi, pa? Kenapa papa bilang kalau papa mau bunuh diri? ""Aku mengalami kerugian yang sangat besar hari ini. Kerugian yang akan membuat 3 persen sahamku di perusahaan ini habis dalam sekejap. Semua jerih payahku akan musnah dalam sekejap saja. Jadi, untuk apa aku hidup?""Kenapa begitu, pa? Kenapa papa mengambil resiko begitu besar sampai mempertaruhkan semua saham papa. Saham apa yang papa beli?" ta
Romel berteriak ketakutan karena saat dia membalikkan tubuhnya, kaki kirinya tidak menapak dengan baik sehingga dia hampir jatuh. Untung saja tangannya masih berhasil berpegangan di jendela dan berhasil dipegang Lidya sehingga Romel tidak sampai jatuh.Tapi, keadaannya masih mengkhawatirkan karena kedua kaki Romel sudah terulur ke bawah dan tidak menemukan pijakannya. Hanya pegangan pada jendela dan tangan Lidya yang memegangnya yang membuat Romel belum jatuh ke bawah sana.Esy langsung berteriak-teriak supaya ada orang yang masuk ke dalam sini untuk membantu Romel, setelah itu, Esy ikut membantu Lidya menahan tangan Romel.Tapi, tenaga kedua wanita ini, tidak sanggup untuk menaikkan tubuh Romel, mereka berdua hanya mampu menahan tubuh Romel agar tidak jatuh ke bawah sana.“Aku tidak mau mati. Whaaaa huhuhu.” Romel menangis kencang apalagi saat dia merasakan tubuhnya mulai turun karena tenaga Lidya dan Esy, tidak cukup untuk menhan tubuhnya lebih lama lagi.“Bertahanlah, pa. Jangan ti
“Kalian mau apa?” tanya Ken setelah melihat orang-orang itu. Karena mereka adalah Andreas, Mathias, Silvia dan Aaron.Aaron sendiri adalah salah satu pengawalnya Ken di masa lalu saat Ken masih di Hongkong. Setelah Ken balik ke Hongkong, otomatis Aaron kembali menjadi pengawalnya Ken di bawah Andreas sebagai pemimpin pengawal.“Kami mau ikut bersenang-senang bersamamu, tuan muda,” jawab Andreas.“Aku bukan mau piknik.”“Kami tahu, tuan muda. Tapi, setelah pertama kali mendengar rencana berbahaya tuan muda untuk memicu perang itu, maka, kami yakin kalau tuan muda tidak bisa melakukannya sendirian. Tuan muda butuh bantuan kami,” tagas Andreas.“Iya, tuan muda. Dengan jumlah kita saat ini, kita bisa menuju ke tiga lokasi sekaligus untuk memeulai semuanya. Ada yang akan menuju ke Wung Sing, ada yang menuju ke Macan Hitam dan tuan muda sendiri yang berurusan dengan Lee Lin Jung di Naga Emas,” bisik Mathias.Mathias sengaja berbisik agar supaya suaranya ini, tidak didengar oleh orang-orang
Lee Lin Jung langsung menembak tapi tembakan pertamanya hanya mengenai tempat kosong demikian juga tembakan keduanya. Dia tidak sempat menembak untuk ketiga kalinya karena sebuah pukulan telah membuatnya tidak berdaya karena sebuah pukulan yang mengenai kepalanya.Dalam keadaan antara sadar dan tidak, Lee Lin Jung merasa tubuhnya diseret dengan ditarik dari betis kakinya. Lee Lin Jung merasa cara ini tidak manusiawi apalagi beberapa kali kepalanya terbentur oleh dinding rumah ini.“Padahal biasanya orang yang diculik itu, tubuhnya diangkat supaya lebih manusiawi. Kenapa ini seperti ini, sih?” keluh Lee Lin Jung dalam hatinya sebelum dia pingsan.Berikutnya, Lee Lin Jung terbangun saat merasa wajahnya dilempar oleh sesuatu. Dia celingukan ke kanan kiri dan baru sadar kalau dia sedang berada di lantai sebuah mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.Lee Lin Jung melihat orang yang menangkapnya tadi sedang mengemudikan mobil di depan dan Lee Lin Jung berada dalam keadaan terikat
Ken berdiri tapi dia membiarkan Lee Lin Jung untuk tetap berlutut di depannya. Ken mengarahkan pandangannya ke arah panggung di depan, yang sebenarnya adalah panggung untuk tahta kerajaan yang dulunya dipakai oleh Kaisar terakhir dari Dinasty Cheng.Panggung dan semua perabotan di ruangan ini adalah penggung dan perabotan asli dari jaman kaisar terakhir itu yang memang langsung dibeli oleh leluhurnya Ken di masa lalu setelah tumbangnya kekaisaran Manchu dan dibawa ke Hongkong untuk terus berada di ruangan ini dan menjadikan ruangan ini, mirip seperti ruangan kekaisaran.Di bagian kiri panggung, ada sebuah pintu yang baru saja dibuka. Beberapa pelayan keluar dari pintu itu dan mulai berdiri di kanan kiri pintu untuk menyambut kedatangan orang penting yaitu Alvin Wong.Alvin Wong yang sudah sepuh itu, keluar dari pintu dengan tongkat di tangan kirinya sementara tangan kanannya dipegangi oleh seorang wanita berumur 30 tahunan yang masih terlihat berusia 20 tahunan karena perawatan dan ka
Ken bergerak agak terlambat, dia tidak menyangka kalau Nixon dengan cepat telah menembak dan tembakan itu mengarah tepat ke arah dirinya yang sedang memunggungi Lee Lin Jung.Ken memang bisa bergerak lebih cepat dari peluru, dia bisa menghindari peluru itu dengan mudah, tapi, akibatnya, Lee Lin Jung yang berada di belakangnya akan tewas diterjang peluru, karena itu, sambil bergerak ke kiri menghindari tembakan, tangan Ken bergerak untuk membuat Lee Lin Jung ikut bergerak bersamanya.Sebenarnya, posisi Ken ini berada di jarak sekitar 2 meter lebih dari Lee Lin Jung, tangannya tentu saja tidak akan bisa menyentuh tubuh Lee Lin Jung untuk bisa membuat Lee Lin Jung bergeser dari posisinya, karena itu, Ken menggunakan tenaga dalamnya untuk membuat tercipta sebuah angin pukulan yang bisa menggeser tubuh Lee Lin Jung dari jarak yang cukup jauh.AAAAARGGGHHHAkibatnya, seorang pelayan yang berdiri di bawah panggung yang harus menjerit kesakitan karena dia tertembak oleh peluru yang dilepaskan
Keadaan sangat berbahaya bagi Alvin sehingga Ken bergerak ke depan untuk mendorong Alvin. Ada angin yang keluar dari tangan Ken saat dia mendorong tubuh Alvin.Dorongan yang dilakukan Ken itu menyelamatkan Alvin walaupun tubuh Alvin harus terjatuh dengan keras ke lantai.Aksi Nixon yang mengarahkan tembakan ke arah Alvin itu membuat kepala pengawal alvin yang sejak tadi memegang senjata api pertama milik Nixon, bertindak untuk menembak Nixon.Tembakan itu mengenai dada Nixon. Nixon yang kesakitan, berusaha menembak ke arah Ken dan Alvin. Ken kembali melakukan dorongan dengan angin pukulannya sambil bergeser ke arah depan.Tindakan yang dilakukan Ken itu yang meninggalkan posisinya sambil mendorong Alvin, membuat dia mampu menyelamatkan dirinya sekaligus menyelamatkan Alvin dari tembakan Nixon, tapi akibatnya, Lee Lin Jung yang posisinya berada di belakang Ken yang terkena tembakan.Lee Lin Jung langsung tewas karena terkena tembakan di kepalanya. Dia ditembak oleh rekannya sendiri yan
Lidya mengerutkan keningnya, Nomor yang menelpon ini, belum disimpan Lidya di daftar kontak handphone-nya. Karena itu, Lidya jadi yakin kalau yang menelponnya ini adalah Ken yang menggunakan nomor baru.Dengan semangatnya, Lidya langsung mendekatkan handphone-nya di telinganya sambil menekan ke layar handphone-nya untuk menerima panggilan telpon ini.“Ken, kamu dimana? Mengapa kamu menghilang? Apa benar kamu disogok? Aku ingin curhat, Ken. Aku dipaksa menikah, Ken. Huhuhu.” Lidya memberondong dengan pertanyaan-pertanyaannya serta curhatnya setelah dia menerima telpon masuk yang nomornya belum disimpan Lidya ini, sehingga dia mengira, ini adalah telpon masuk dari nomor barunya Ken.Tidak ada suara dari seberang sana, sehingga Lidya kembali berkata, “Ken? Kenapa kamu diam, Ken?”“Hus. Ini aku, kak. Clara. Aku bukan Ken. Aku memakai nomornya Lukman ini.” Terdengar jawaban di ujung sana. “Aku terdiam karena tadi sempat kaget karena aku disangka Ken.”“Oh, kirain …” Lidya cuma bisa menghel