f“Diracuni? Siapa yang meracuni papa?” tanya Ken kaget.“Lee Lin Jung, seseorang yang awalnya mengaku sebagai investor papan atas asal Korea. Tapi, belakangan baru ketahuan kalau dia cuma seorang penipu di Korea sana,” jawab Maggie geram. Ada gertakan gigi dari wajah Maggie yang terlihat sangat membenci orang bernama Lee Lin Jung itu.“Apa yang terjadi? Bagaimana papa yang sangat hati-hati itu, bisa diperdaya orang?”“Suatu hari, Lee Lin Jung itu muncul di acara amal di Hongkong yang digagas papamu.”“Lalu?”“Lee Lin Jung itu memberikan sumbangan terbesar pada saat itu hingga mencapai 250 juta dolar.”“Sebesar itu?”“Ya. Lalu, papamu segera meminta ahli IT-nya untuk memeriksa data-data orang bernama Lee Lin Jung itu.”“Lalu?”“Ditemukan banyak berita di internet tentang Lee Lin Jung yang disebut-sebut sebagai milarder yang sangat kaya yang tidak hanya berkiprah di Korea tapi juga di negera-negara Amerika Selatan.”“Apa datanya valid?”“Saat itu terlihat sangat valid sehingga Tim IT pa
“Iya, tuan muda?” tanya seseorang di ujung telpon.“Felix, kamu cari info selengkapnya tentang seseorang bernama Lee Lun Jing,” jawab Ken.“Orang yang meracuni tuan besar?”“Iya, Felix.”“Tapi, nampaknya semua infonya sudah lengkap. Para seniorku di Tim IT Diamond Grup merasa kecolongan karena sebelumnya tidak memeriksa dengan lengkap tentang profil Lee Lun Jing itu sehingga mereka langsung mencari data lengkap tentang bajingan itu hingga ke masa kecilnya.”“Tapi itu semua tidak berguna, Felix. Dengan mengetahui latar belakangnya, nyatanya dia tetap tidak bisa ditemukan, bukan?”Iya, tuan muda. Mungkin dia memang pergi jauh sesuai prediksi. Tim IT terus mencarinya dengan fokus di Korea dan Amerika. Tapi, memang belum berhasil, tuan muda.”“Itu karena mereka mencari di tempat yang tidak tepat.”“Jadi, dimana aku harus mencarinya, tuan muda.”“Begini, aku mencurigai sesuatu. Sesuatu yang bisa kamu fokuskan untuk mencari petunjuk keberadaan dia pada saat ini.”“Apa itu, tuan muda? Apa ya
"Aku tetap tidak mau!" tegas Lidya. "Walaupun aku tidak perlu bertanggungjawab secara financial kalau nanti ada kerugian, tapi, tetap saja level teman-teman di sini akan turun.""Ayolah, Lidya. Kamu harus melakukan ini. Kita punya info orang dalam. Kita tidak bakal kalah, kita tidak bakal rugi," timpal Edmund.Romel menyambung, "benar kata dia, Lidya. Kamu tidak akan rugi apa-apa, Lidya. Kamu cuma bertugas memimpin, tidak lebih dari itu dan nanti kamu tidak akan disalahkan saat kamu kalah."Lidya berpikir sebentar. Tapi kemudian, dia tetap menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak sanggup menghadapi tekanan itu.Tapi saat itulah pasar sudah dibuka dan semua orang mulai ribut untuk memulai aktivitas pasar.Graham kembali membujuk Lidya untuk memimpin tim Alpha ini.Hingga akhirnya, karena anggota tim yang lain mulai membujuk Lidya, Lidya terpaksa mengikuti kata-kata Graham dan Edmund untuk pemimpin Tim Alpha ini.Setelah melihat Lidya mulai memimpin timnya maka Romel dan Graham langsun
"Lidya, nampaknya papamu mendapatkan masalah besar hari ini. Temani mana ke ruangannya papamu." Esy langsung berdiri dan menarik tangan Lidya.Lidya yang khawatir akan keselamatan Romel, mengikuti kemauan Esy itu, mereka berdua menuju ke lift untuk menuju ke lantai 12,tempat ruangannya Romel berada.Begitu berada di lantai 12, keduanya langsung berlari untuk menuju ke ruangannya Romel.Akhirnya mereka berdua masuk ke ruangannya Romel yang tidak terkunci. Saat mereka berdua masuk, mereka melihat Romel sedang berdiri di depan jendela.Esy langsung mendekati Romel dan bertanya, "apa yang terjadi, pa? Kenapa papa bilang kalau papa mau bunuh diri? ""Aku mengalami kerugian yang sangat besar hari ini. Kerugian yang akan membuat 3 persen sahamku di perusahaan ini habis dalam sekejap. Semua jerih payahku akan musnah dalam sekejap saja. Jadi, untuk apa aku hidup?""Kenapa begitu, pa? Kenapa papa mengambil resiko begitu besar sampai mempertaruhkan semua saham papa. Saham apa yang papa beli?" ta
Romel berteriak ketakutan karena saat dia membalikkan tubuhnya, kaki kirinya tidak menapak dengan baik sehingga dia hampir jatuh. Untung saja tangannya masih berhasil berpegangan di jendela dan berhasil dipegang Lidya sehingga Romel tidak sampai jatuh.Tapi, keadaannya masih mengkhawatirkan karena kedua kaki Romel sudah terulur ke bawah dan tidak menemukan pijakannya. Hanya pegangan pada jendela dan tangan Lidya yang memegangnya yang membuat Romel belum jatuh ke bawah sana.Esy langsung berteriak-teriak supaya ada orang yang masuk ke dalam sini untuk membantu Romel, setelah itu, Esy ikut membantu Lidya menahan tangan Romel.Tapi, tenaga kedua wanita ini, tidak sanggup untuk menaikkan tubuh Romel, mereka berdua hanya mampu menahan tubuh Romel agar tidak jatuh ke bawah sana.“Aku tidak mau mati. Whaaaa huhuhu.” Romel menangis kencang apalagi saat dia merasakan tubuhnya mulai turun karena tenaga Lidya dan Esy, tidak cukup untuk menhan tubuhnya lebih lama lagi.“Bertahanlah, pa. Jangan ti
“Kalian mau apa?” tanya Ken setelah melihat orang-orang itu. Karena mereka adalah Andreas, Mathias, Silvia dan Aaron.Aaron sendiri adalah salah satu pengawalnya Ken di masa lalu saat Ken masih di Hongkong. Setelah Ken balik ke Hongkong, otomatis Aaron kembali menjadi pengawalnya Ken di bawah Andreas sebagai pemimpin pengawal.“Kami mau ikut bersenang-senang bersamamu, tuan muda,” jawab Andreas.“Aku bukan mau piknik.”“Kami tahu, tuan muda. Tapi, setelah pertama kali mendengar rencana berbahaya tuan muda untuk memicu perang itu, maka, kami yakin kalau tuan muda tidak bisa melakukannya sendirian. Tuan muda butuh bantuan kami,” tagas Andreas.“Iya, tuan muda. Dengan jumlah kita saat ini, kita bisa menuju ke tiga lokasi sekaligus untuk memeulai semuanya. Ada yang akan menuju ke Wung Sing, ada yang menuju ke Macan Hitam dan tuan muda sendiri yang berurusan dengan Lee Lin Jung di Naga Emas,” bisik Mathias.Mathias sengaja berbisik agar supaya suaranya ini, tidak didengar oleh orang-orang
Lee Lin Jung langsung menembak tapi tembakan pertamanya hanya mengenai tempat kosong demikian juga tembakan keduanya. Dia tidak sempat menembak untuk ketiga kalinya karena sebuah pukulan telah membuatnya tidak berdaya karena sebuah pukulan yang mengenai kepalanya.Dalam keadaan antara sadar dan tidak, Lee Lin Jung merasa tubuhnya diseret dengan ditarik dari betis kakinya. Lee Lin Jung merasa cara ini tidak manusiawi apalagi beberapa kali kepalanya terbentur oleh dinding rumah ini.“Padahal biasanya orang yang diculik itu, tubuhnya diangkat supaya lebih manusiawi. Kenapa ini seperti ini, sih?” keluh Lee Lin Jung dalam hatinya sebelum dia pingsan.Berikutnya, Lee Lin Jung terbangun saat merasa wajahnya dilempar oleh sesuatu. Dia celingukan ke kanan kiri dan baru sadar kalau dia sedang berada di lantai sebuah mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.Lee Lin Jung melihat orang yang menangkapnya tadi sedang mengemudikan mobil di depan dan Lee Lin Jung berada dalam keadaan terikat
Ken berdiri tapi dia membiarkan Lee Lin Jung untuk tetap berlutut di depannya. Ken mengarahkan pandangannya ke arah panggung di depan, yang sebenarnya adalah panggung untuk tahta kerajaan yang dulunya dipakai oleh Kaisar terakhir dari Dinasty Cheng.Panggung dan semua perabotan di ruangan ini adalah penggung dan perabotan asli dari jaman kaisar terakhir itu yang memang langsung dibeli oleh leluhurnya Ken di masa lalu setelah tumbangnya kekaisaran Manchu dan dibawa ke Hongkong untuk terus berada di ruangan ini dan menjadikan ruangan ini, mirip seperti ruangan kekaisaran.Di bagian kiri panggung, ada sebuah pintu yang baru saja dibuka. Beberapa pelayan keluar dari pintu itu dan mulai berdiri di kanan kiri pintu untuk menyambut kedatangan orang penting yaitu Alvin Wong.Alvin Wong yang sudah sepuh itu, keluar dari pintu dengan tongkat di tangan kirinya sementara tangan kanannya dipegangi oleh seorang wanita berumur 30 tahunan yang masih terlihat berusia 20 tahunan karena perawatan dan ka