Daniel melangkah masuk ke dalam ruangan sebelah yang ukurannya lebih besar daripada ruangan tempat para dukun atau dokter ini berada.Seorang pria berumur 70 tahunan yang memakai kacamata bulat, berambut jarang-jarang di bagian tengah hanya berambut banyak di bagian Sisi kiri dan kanan, kini menatap penuh perhatian ke arah Daniel."Apakah anda Profesor Kalkulus?" tanya Daniel memulai kata-katanya."Kamu mengenalku?" tanya balik pria tua itu kepada Daniel."Tidak. Tapi seseorang yang aku kenal mengenalmu.""Siapa dia?""Dia adalah Profesor Kirby.""Mendengar itu, Profesor kalkulus menatap Daniel kemudian dia berkata, "apakah kamu berasal dari Negara Hawking?"Daniel yang masih ingin menyembunyikan tentang jati dirinya sebagai Perdana Menteri Hawking dan Jenderal besar berasal dari Hawking, hanya berkata, "ya. Aku seorang warga negara Hawking dan kebetulan aku pernah bertemu dengan Profesor Kirby.""Apa yang dia bilang tentang aku?""Aku pernah berkata kepada Profesor Kirby kalau dia ad
"Aku punya caranya," Kata Profesor Kalkulus."Bagaimana caranya?" tanya Daniel penasaran."Begini, raksasa bernama Dusan itu berasal dari Negara Enak ,negara yang terkenal merupakan negara yang warganya semuanya adalah tukang berduel dan berjiwa ksatria.""Oke, lalu?""Selama ini, raksasa itu menjaga sekeliling rumah kepala suku dan dia akan mematuhi semua perintah kepala suku dan kalau ada orang yang berani mengganggu rumah kepala suku atau si kepala suku maka akan langsung berhadapan dengannya secara otomatis. Itu tugas utamanya.""Oke. Seperti yang terjadi padaku tadi. Aku yang hendak menyerang rumah kepala suku untuk menolong temanku akhirnya mendapatkan pukulan dari si raksasa itu.""Iya benar. Itu prioritas utama Dusan. Tetapi, ada prioritas paling tinggi yang dipegang para raksasa itu.""Apa itu?""Duel. Kamu harus menantang raksasa itu untuk berduel denganmu. Itu akan menjadi prioritas tertingginya.""Ok.""Dengan kamu menentangnya, maka dia akan melepaskan tugasnya menjaga ru
Daniel tersenyum mengejek. Dia berusaha untuk membuat Dusan semakin marah. "Ingat, kalau kamu tidak datang dalam satu jam di Batu Nona, maka mulailah memakai baju perempuan. Hahaha."Dusan menggeram hebat. Dia bukan lagi memukul dadanya tapi dia meninju batu yang berada di sampingnya sehingga batu itu hancur. "Aku akan membuatmu jadi seperti ini!"Melihat apa yang dilakukan Dusan itu, orang-orang suku ini mulai menari-nari semakin kencang.Taruhan yang beredar ternyata bukan soal siapa yang menang, siapa kalah tapi taruhannya hanya satu. yaitu Dusan menang. Tapi ada yang bertaruh kalau dia akan menang dalam satu kali pukulan ke arah Daniel, ada yang bertaruh untuk dua pukulan dan yang paling tinggi bertarung untuk 6 pukulan.Yang jelas semua orang suku ini mulai terlibat dalam pertaruhan dan mereka semua tidak ada satupun yang mengunggulkan Daniel untuk menjadi pemenang dalam pertarungan nanti dengan Dusan.Daniel masih sempat melihat papan taruhan dan dia berkata, "kalian semua akan
Daniel yang baru saja membuka pintu tidak menyadari kalau ada orang-orang yang melihat dia bersama Tintin dan Marcella sehingga dia baru kaget saat orang-orang itu sudah berteriak-teriak.Karena sedang berada di dapur, Daniel langsung meraih dua pisau yang berada di dapur untuk dia lemparkan ke arah 2 orang yang berteriak-teriak itu.Pisau itu masing-masing menancap di dada kedua orang itu sehingga kedua orang itu langsung terdiam dan panik serta ketakutan akan segera tewas karena pisau yang menancap di dada mereka.Karena teriakan tadi sudah terdengar, maka Daniel bergegas keluar sambil terus melindungi Marcella dan Tintin.Benar saja perkiraan Daniel, karena teriakan dari dalam rumah kepala suku itu, membuat penjaga-penjaga yang berada di dalam dan luar rumah kini mulai awas.Dan saat mereka melihat Daniel keluar dari pintu belakang bersama Tintin dan Marcella, mereka mulai mengejar."Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Tintin ketakutan. Tubuhnya gemetaran. "Kalau aku diketahui berusaha
Daniel hanya terperangah selama Sedetik karena sepersekian detik kemudian dia sudah langsung bergerak.Secara refleks, Daniel melakukan suatu hal yang bahkan tidak terpikirkan olehnya tapi dia lakukan dengan sangat tepat dan dengan refleks tinggi.Dengan posisi masih berada di tanah, Daniel meraih sebatang pohon yang berada di samping kirinya, untuk dia lemparkan ke arah RPG yang sedang mendatanginya ini.RPG ini memang memiliki karakteristik untuk mengikuti kemanapun Daniel pergi, karena itu saat tadi, Daniel melompat, RPG itu mengikuti arah lompatan Daniel itu sehingga membuat Daniel kaget.Tapi sekalipun begitu, saat ini, arah tujuan RPG ini masih tetap ke arah Daniel dan di saat itulah Daniel melemparkan batang pohon besar untuk menjadi penghalang antara dirinya dengan RPG itu.Batang pohon besar yang tiba-tiba Menghadang di depan Daniel itu membuat RPG itu menubruk batang pohon itu tanpa dapat dicegah lagi.Ledakan keras terjadi dan ada gelombang yang lebih dulu terjadi dan pada
"Dia datang juga memenuhi tantangannya. Dia berani juga.""Dia sudah terlambat. Ku kira dia tidak akan datang. Rupanya walaupun gemetaran, dia tetap datang juga.""Dia pasti sudah tahu kalau dia tidak akan bisa lari makanya dia tetap datang.""Sebentar lagi kita akan melihat pembantaian yang dilakukan Dusan terhadapnya.""Aku tetap pasang taruhan kalau dia akan bertahan dalam 6 pukulan Dusan.""Aku 5 pukulan.""Aku 3 pukulan."Itulah antara lain kata-kata dari orang-orang suku yang saat ini menyambut kedatangan Daniel.Mereka semua menari gembira karena berharap akan melihat sebuah tontonan yang menarik.Mereka ingin melihat darah. Mereka ingin melihat tubuh yang hancur. Mereka ingin melihat teriakan-teriakan menyayat hati. Mereka ingin melihat pembantaian.Seorang di antaranya nampak mengambil sebuah centimeter untuk mengukur panjang tubuh Daniel."Untuk apa kamu melakukannya?" tanya temannya."Untuk peti matinya. Walau bagaimanapun, dia layak untuk dapat peti mati dan dikubur dengan
Sang raksasa yang dianggap Dewa yang pasti tidak akan bisa dikalahkan oleh siapapun itu, nampak terhuyung-huyung setelah mendapatkan pukulan dari kepalan tangan kecil dari Daniel.Sang raksasa nampak terhuyung-huyung hingga lima langkah setelah mendapatkan pukulan keras ke arah rahangnya itu.Orang suku yang semuanya memasang taruhan untuk kemenangan sang raksasa menjadi sangat gempar. Mereka melotot menatap tidak percaya akan apa yang mereka lihat.Tiba-tiba ada salah seorang di antaranya yang berkata, "hahaha sang raksasa ternyata bisa melawak juga. Dia ternyata melawak seolah-olah pukulan itu berpengaruh baginya. Hahaha."Kata-kata itu terasa kata-kata yang masuk akal untuk apa yang terlihat ini. Semuanya ikut tertawa, mentertawakan si raksasa yang mereka anggap berusaha mencoba menjadi badut yang lucu.Semuanya berpikir tidak akan mungkin si raksasa itu akan terkena pengaruh pukulan dari orang yang jauh lebih kecil dari si raksasa, maka mereka pikir si raksasa sedang membadut.Kal
"Memang dia siapa?" tanya Tintin."Dia adalah Daniel. Jenderal besar kebanggaan negara Hawking yang belakangan menjadi perdana menteri di negara itu," jawab Profesor Kalkulus."Benarkah itu?" Mata Tintin membulat ke arah Marcela."Jadi kalian sebelumnya tidak tahu siapa dia? Kukira kalian tahu siapa dia?" tanya balik Marcella karena dia memang mengetahui siapa Daniel tapi ternyata Profesor Kalkulus dan yang lainnya tidak tahu siapa itu Daniel."Kami belum tahu. Sebelumnya aku pikir dia cuma warga negara Hawking biasa. Eh, ternyata dia adalah sang pemimpin dari negeri itu," Kata Profesor sambil terus menatap ke arah Davin di pantai sana.Si dukun dan wakilnya langsung mengangguk-anggukkan kepala mereka. "Pantas saja dia berani berhadapan dengan si raksasa itu. Ternyata dia adalah Jenderal besar yang sangat hebat itu yang kudengar dua kali mengalahkan raksasa dari negara Enak.""Iya. Kalau ada orang yang berukuran biasa yang mampu mengalahkan para raksasa dalam pertarungan satu lawan sa