"Memang dia siapa?" tanya Tintin."Dia adalah Daniel. Jenderal besar kebanggaan negara Hawking yang belakangan menjadi perdana menteri di negara itu," jawab Profesor Kalkulus."Benarkah itu?" Mata Tintin membulat ke arah Marcela."Jadi kalian sebelumnya tidak tahu siapa dia? Kukira kalian tahu siapa dia?" tanya balik Marcella karena dia memang mengetahui siapa Daniel tapi ternyata Profesor Kalkulus dan yang lainnya tidak tahu siapa itu Daniel."Kami belum tahu. Sebelumnya aku pikir dia cuma warga negara Hawking biasa. Eh, ternyata dia adalah sang pemimpin dari negeri itu," Kata Profesor sambil terus menatap ke arah Davin di pantai sana.Si dukun dan wakilnya langsung mengangguk-anggukkan kepala mereka. "Pantas saja dia berani berhadapan dengan si raksasa itu. Ternyata dia adalah Jenderal besar yang sangat hebat itu yang kudengar dua kali mengalahkan raksasa dari negara Enak.""Iya. Kalau ada orang yang berukuran biasa yang mampu mengalahkan para raksasa dalam pertarungan satu lawan sa
Mendengar itu, tanpa menunggu lagi, Daniel langsung menghubungi nomor pusat komando militer negara Hawking.Nomor ini hanya beberapa orang yang tahu dan ini adalah salah satu nomor yang dihafal oleh Daniel.Karena Daniel kehilangan handphone, maka dia kesulitan untuk menghubungi nomornya Matias.Beberapa saat kemudian, satu suara menjawab di ujung telepon. "Ini markas Komando militer Angkatan Darat Hawking. Perkenalkan nama anda dan ada keperluan apa?""Namaku Daniel. Perdana menteri. Aku ingin bicara dengan Jenderal Kalashnikov atau siapa saja yang berada di dekat pusat komando."Mendengar kata-kata Daniel itu, suara di ujung sana sempat terdiam kemudian dia berkata, "Jenderal Besar Raven? Apa itu Anda?""Iya. Ini aku. Sambungkan aku dengan Jenderal Kalashnikov.""Maafkan aku, Jenderal Raven. Tetapi, baru tadi pagi kabar duka datang dimana Jenderal Kalashnikov tewas di garis depan medan perang."Daniel sangat kaget mendengar kabar Ini. "Jenderal Kalashnikov gugur? Sebenarnya apa yang
"Apa yang terjadi?" tanya Daniel yang langsung menghubungi Vigo lewat telepon. "Pesawat apa yang hancur itu?""Itu adalah pesawat tempur musuh, jenderal. Tepatnya pesawat tempurnya Emerigo. Mereka berusaha mengejar pesawat tempur kita yang sedang mengawal pesawat penumpang yang akan menjemput Anda, jenderal," jawab Vigo di ujung telepon."Oke. Nampaknya pesawat penumpang yang akan menjemputku sudah mendarat. Kami akan segera naik.""Iya, jenderal."Setelah itu, Daniel dan rekan-rekannya langsung menuju ke arah Runaway untuk naik ke pesawat penjemput.Tapi saat sudah berada di pesawat, sang pilot memberitakan berita yang kurang enak yaitu Menara di negara ini ternyata menghalangi kepergian pesawat karena larangan dari Perserikatan para bangsa."Tetap terobos, pilot. Kita tidak bisa berada di sini terus. Kita tidak bisa terus berada di bandara ini.""Tapi mereka sudah memasang barikade di depan sana, jenderal. Ada mobil-mobil yang barusan menghadang di depan kita dan kalaupun kita bisa
Terjadi ledakan maha hebat di kejauhan sana sebagai efek dari ledakan rudal nuklir mini yang diluncurkan Daniel tadi.Sementara itu, kaki Daniel terlepas dari bagian pesawat sementara dia tidak memakai parasut.Daniel tidak bisa membayangkan kalau dirinya jatuh ke bawah sana tanpa parasut. Sehebat-hebatnya dirinya, dia pasti akan hancur lebur di bawah sana.Saat berada dalam keadaan putus asa dan saat jaraknya dengan pesawat semakin menjauh, Daniel mendapatkan sebuah ide gila.Sebelumnya Profesor Kalkulus sudah menjelaskan kalau tabung peluncur rudal nuklir mini yang diciptakan oleh Profesor Kalkulus itu, hanya memiliki satu peluru dan peluru rudal Mini berkekuatan nuklir itu sudah diluncurkan Daniel tadi.Karena itu dengan sendirinya tidak ada lagi rudal mini yang berada dalam tabung peluncur ini.Tapi yang namanya tabung peluncur, maka Daniel tahu pasti memiliki tenaga tekanan yang powerful untuk meluncurkan rudal Mini hingga ke jarak yang jauh.Karena itu, sambil tubuhnya jatuh ke
Terdengar suara Vigo di ujung telepon. "Maafkan kami, Jenderal. Tetapi musuh terlalu kuat. Kami tidak bisa mengirimkan pesawat tempur dari dalam Hawking untuk membantu Anda, jenderal.""Aku mengerti. Aku mengerti, Vigo." tegas Daniel."Sekarang pesawat tempur pengawal Anda, bertekad untuk melakukan Kamikaze mereka akan melakukan serangan bunuh diri ke arah musuh supaya Jenderal dan pesawat yang Jenderal tumpangi bisa lolos, jenderal."Mendengar itu, Daniel cuma bida terdiam. Dia cuma bisa menelan ludah. Dia berpikir keras tapi memang untuk sekarang ini hanya itu yang bisa dilakukan.Daniel tahu kalau aksi Kamikaze atau aksi menabrakkan pesawatnya ke pesawat musuh sambil memicu bom ke arah pesawat tempur musuh, akan membuat sang pilot tidak memiliki kesempatan untuk menekan kursi lontar dan kalaupun dia memiliki kesempatan melontarkan dirinya dengan kursi Lontar, maka dia akan tetap terkenal ledakan dari hancurnya pesawat tempurnya sendiri atau pesawat tempur musuh yang berada di sekit
Melihat Profesor Kalkulus belum mendapatkan jalan untuk masalah roda pesawat yang hancur itu, maka Daniel segera menelpon Vigo."Iya, jenderal?" tanya Vigo di ujung telepon."Sediakan jala atau sejenisnya untuk menahan laju pesawat yang akan segera mendarat di Runway bandara.""Apa yang terjadi, jenderal?""Roda pesawat kami rusak.""Baik, Jenderal. Aku akan menyediakan jala di bandara untuk menahan laju pesawat yang jenderal tumpangi.""Oke, lakukan itu segera." Setelah itu, Daniel segera menyimpan handphonenya dan menuju ke arah kokpit pesawat.Daniel meminta co-pilot untuk keluar dari tempat duduknya. "Kamu fokus untuk komunikasi terus dengan Kolonel Vigo di daratan dan juga komunikasi dengan menara bandara. Sampaikan kalau kita akan melakukan pendaratan darurat.""Baik, jenderal." co-pilot segera fokus untuk berhubungan dengan menara dan juga dengan Vigo.Setelah itu, Daniel menatap sang pilot kemudian dia berkata, "biar aku yang menahan laju pesawat ini.""Iya, perdana menteri."
Dua buah moncong senjata dari dua orang yang membonceng motor mulai diarahkan ke arah kaca jendela di samping Marcella yang duduk di jok belakang mobil.Seakan tidak cukup dengan sebuah senjata saja maka kini ada dua senjata api dari masing-masing mereka berdua yang sekarang ini diarahkan ke arah Marcella.Tapi di saat yang menentukan, Vigo berhasil melihat moncong-moncong senjata itu dan dengan gerakan refleks, dia langsung membanting kemudi mobil yang dikemudikan oleh rekannya sehingga mobil ini langsung melakukan zigzag.Tembakan yang dilakukan oleh dua orang yang membonceng motor itu gagal mengenai sasaran mereka."Cepat pergi! Ada yang ingin menembak saksi," kata Vigo sambil mengeluarkan senjata api genggamnya.Setelah itu dengan ketenangan dan keahliannya yang hebat, Vigo membuka kaca jendelanya dan menembak ke arah belakang tanpa perlu mengeluarkan kepalanya dari mobil.Dengan menggunakan kaca spion di depannya sebagai pengarah, Vigo berhasil menembak ke arah belakang.Dua kali
Beberapa anak buahnya Vigo langsung maju untuk membantu Vigo saat mereka melihat Vigo hampir saja jatuh setelah tembakan-tembakan musuh mengenai punggung Vigo.Sopirnya Vigo yaitu kapten Doni yang terlambat turun dari mobil, kini menembak ke arah musuh sementara Kapten Almy dengan mobilnya, berhasil menabrak musuh-musuh yang lain untuk menghabisi mereka.Anak buahnya Vigo yang sempat ketinggalan karena tadi beraksi menghabisi gerombolan bermotor, kini sudah datang semua. Ada yang sekarang menghabisi musuh dan ada juga yang langsung membawa Vigo untuk menuju ke rumah sakit.Sementara Kapten Doni dan Kapten Almy menggantikan tugas Vigo untuk membawa Marcella menuju ke arah ruang khusus penyiaran.**Untung saja pesawat tempur musuh sudah berkurang saat Daniel harus meninggalkan posnya untuk maju ke garis depan memimpin pasukannya di garis depan.Untung juga ada perintah dari pasukan musuh untuk lebih fokus merangsek maju lewat pasukan darat dan ini membuat serangan udara dari pihak musu