Daniel sangat kaget. Itu karena orang yang mencengkram Daniel dari belakang itu, bertubuh sangat besar.Orang itu bertubuh raksasa, mirip seperti Achilles yang pernah dikalahkan Daniel setahun yang lalu saat negara Daniel berperang dengan 10 negara yang dipimpin oleh Jorazhan.Raksasa itu kini mencengkram batok kepala Daniel. Batok kepala Daniel layaknya seperti bola tenis di genggaman tangan raksasa itu.Raksasa ini memiliki ukuran tubuh yang bahkan hampir dua kali lipat lebih besar daripada ukuran tubuh Achilles yang sudah sangat besar itu.Langkahnya terdengar heboh. Terdengar sangat keras.Inilah yang membuat Daniel sempat mendengar ada suara gemuruh di belakangnya sebelum tangan si raksasa itu mencengkram bahunya.Kalau saja tangan Daniel tidak diikat oleh tali dynamik ini, dia pasti akan segera memberikan perlawanannya. menahan tangan raksasa itu seberapapun kuatnya raksasa itu akan dia tahan tangannya dan dia akan memberi perlawanan ketat bagi lawannya ini.Tapi sayangnya, saat
Daniel melangkah masuk ke dalam ruangan sebelah yang ukurannya lebih besar daripada ruangan tempat para dukun atau dokter ini berada.Seorang pria berumur 70 tahunan yang memakai kacamata bulat, berambut jarang-jarang di bagian tengah hanya berambut banyak di bagian Sisi kiri dan kanan, kini menatap penuh perhatian ke arah Daniel."Apakah anda Profesor Kalkulus?" tanya Daniel memulai kata-katanya."Kamu mengenalku?" tanya balik pria tua itu kepada Daniel."Tidak. Tapi seseorang yang aku kenal mengenalmu.""Siapa dia?""Dia adalah Profesor Kirby.""Mendengar itu, Profesor kalkulus menatap Daniel kemudian dia berkata, "apakah kamu berasal dari Negara Hawking?"Daniel yang masih ingin menyembunyikan tentang jati dirinya sebagai Perdana Menteri Hawking dan Jenderal besar berasal dari Hawking, hanya berkata, "ya. Aku seorang warga negara Hawking dan kebetulan aku pernah bertemu dengan Profesor Kirby.""Apa yang dia bilang tentang aku?""Aku pernah berkata kepada Profesor Kirby kalau dia ad
"Aku punya caranya," Kata Profesor Kalkulus."Bagaimana caranya?" tanya Daniel penasaran."Begini, raksasa bernama Dusan itu berasal dari Negara Enak ,negara yang terkenal merupakan negara yang warganya semuanya adalah tukang berduel dan berjiwa ksatria.""Oke, lalu?""Selama ini, raksasa itu menjaga sekeliling rumah kepala suku dan dia akan mematuhi semua perintah kepala suku dan kalau ada orang yang berani mengganggu rumah kepala suku atau si kepala suku maka akan langsung berhadapan dengannya secara otomatis. Itu tugas utamanya.""Oke. Seperti yang terjadi padaku tadi. Aku yang hendak menyerang rumah kepala suku untuk menolong temanku akhirnya mendapatkan pukulan dari si raksasa itu.""Iya benar. Itu prioritas utama Dusan. Tetapi, ada prioritas paling tinggi yang dipegang para raksasa itu.""Apa itu?""Duel. Kamu harus menantang raksasa itu untuk berduel denganmu. Itu akan menjadi prioritas tertingginya.""Ok.""Dengan kamu menentangnya, maka dia akan melepaskan tugasnya menjaga ru
Daniel tersenyum mengejek. Dia berusaha untuk membuat Dusan semakin marah. "Ingat, kalau kamu tidak datang dalam satu jam di Batu Nona, maka mulailah memakai baju perempuan. Hahaha."Dusan menggeram hebat. Dia bukan lagi memukul dadanya tapi dia meninju batu yang berada di sampingnya sehingga batu itu hancur. "Aku akan membuatmu jadi seperti ini!"Melihat apa yang dilakukan Dusan itu, orang-orang suku ini mulai menari-nari semakin kencang.Taruhan yang beredar ternyata bukan soal siapa yang menang, siapa kalah tapi taruhannya hanya satu. yaitu Dusan menang. Tapi ada yang bertaruh kalau dia akan menang dalam satu kali pukulan ke arah Daniel, ada yang bertaruh untuk dua pukulan dan yang paling tinggi bertarung untuk 6 pukulan.Yang jelas semua orang suku ini mulai terlibat dalam pertaruhan dan mereka semua tidak ada satupun yang mengunggulkan Daniel untuk menjadi pemenang dalam pertarungan nanti dengan Dusan.Daniel masih sempat melihat papan taruhan dan dia berkata, "kalian semua akan
Daniel yang baru saja membuka pintu tidak menyadari kalau ada orang-orang yang melihat dia bersama Tintin dan Marcella sehingga dia baru kaget saat orang-orang itu sudah berteriak-teriak.Karena sedang berada di dapur, Daniel langsung meraih dua pisau yang berada di dapur untuk dia lemparkan ke arah 2 orang yang berteriak-teriak itu.Pisau itu masing-masing menancap di dada kedua orang itu sehingga kedua orang itu langsung terdiam dan panik serta ketakutan akan segera tewas karena pisau yang menancap di dada mereka.Karena teriakan tadi sudah terdengar, maka Daniel bergegas keluar sambil terus melindungi Marcella dan Tintin.Benar saja perkiraan Daniel, karena teriakan dari dalam rumah kepala suku itu, membuat penjaga-penjaga yang berada di dalam dan luar rumah kini mulai awas.Dan saat mereka melihat Daniel keluar dari pintu belakang bersama Tintin dan Marcella, mereka mulai mengejar."Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Tintin ketakutan. Tubuhnya gemetaran. "Kalau aku diketahui berusaha
Daniel hanya terperangah selama Sedetik karena sepersekian detik kemudian dia sudah langsung bergerak.Secara refleks, Daniel melakukan suatu hal yang bahkan tidak terpikirkan olehnya tapi dia lakukan dengan sangat tepat dan dengan refleks tinggi.Dengan posisi masih berada di tanah, Daniel meraih sebatang pohon yang berada di samping kirinya, untuk dia lemparkan ke arah RPG yang sedang mendatanginya ini.RPG ini memang memiliki karakteristik untuk mengikuti kemanapun Daniel pergi, karena itu saat tadi, Daniel melompat, RPG itu mengikuti arah lompatan Daniel itu sehingga membuat Daniel kaget.Tapi sekalipun begitu, saat ini, arah tujuan RPG ini masih tetap ke arah Daniel dan di saat itulah Daniel melemparkan batang pohon besar untuk menjadi penghalang antara dirinya dengan RPG itu.Batang pohon besar yang tiba-tiba Menghadang di depan Daniel itu membuat RPG itu menubruk batang pohon itu tanpa dapat dicegah lagi.Ledakan keras terjadi dan ada gelombang yang lebih dulu terjadi dan pada
"Dia datang juga memenuhi tantangannya. Dia berani juga.""Dia sudah terlambat. Ku kira dia tidak akan datang. Rupanya walaupun gemetaran, dia tetap datang juga.""Dia pasti sudah tahu kalau dia tidak akan bisa lari makanya dia tetap datang.""Sebentar lagi kita akan melihat pembantaian yang dilakukan Dusan terhadapnya.""Aku tetap pasang taruhan kalau dia akan bertahan dalam 6 pukulan Dusan.""Aku 5 pukulan.""Aku 3 pukulan."Itulah antara lain kata-kata dari orang-orang suku yang saat ini menyambut kedatangan Daniel.Mereka semua menari gembira karena berharap akan melihat sebuah tontonan yang menarik.Mereka ingin melihat darah. Mereka ingin melihat tubuh yang hancur. Mereka ingin melihat teriakan-teriakan menyayat hati. Mereka ingin melihat pembantaian.Seorang di antaranya nampak mengambil sebuah centimeter untuk mengukur panjang tubuh Daniel."Untuk apa kamu melakukannya?" tanya temannya."Untuk peti matinya. Walau bagaimanapun, dia layak untuk dapat peti mati dan dikubur dengan
Sang raksasa yang dianggap Dewa yang pasti tidak akan bisa dikalahkan oleh siapapun itu, nampak terhuyung-huyung setelah mendapatkan pukulan dari kepalan tangan kecil dari Daniel.Sang raksasa nampak terhuyung-huyung hingga lima langkah setelah mendapatkan pukulan keras ke arah rahangnya itu.Orang suku yang semuanya memasang taruhan untuk kemenangan sang raksasa menjadi sangat gempar. Mereka melotot menatap tidak percaya akan apa yang mereka lihat.Tiba-tiba ada salah seorang di antaranya yang berkata, "hahaha sang raksasa ternyata bisa melawak juga. Dia ternyata melawak seolah-olah pukulan itu berpengaruh baginya. Hahaha."Kata-kata itu terasa kata-kata yang masuk akal untuk apa yang terlihat ini. Semuanya ikut tertawa, mentertawakan si raksasa yang mereka anggap berusaha mencoba menjadi badut yang lucu.Semuanya berpikir tidak akan mungkin si raksasa itu akan terkena pengaruh pukulan dari orang yang jauh lebih kecil dari si raksasa, maka mereka pikir si raksasa sedang membadut.Kal
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv