"Duke Edmund sedang tidak berada di sini, Lady Caley. Kalau kau bersedia meninggalkan pesan, bawalah surat pribadi, kami akan sampaikan setelah dia kembali."
Samantha menrengut tak suka, ia lemparkan box bolu tersebut ke arah Earl Martin—selaku orang yang ditemui di halaman kastil. Pria itu tampak terkejut dengan tingkah si gadis, ia pikir Samantha datang untuk berterima kasih atau membalas pemberian sang duke, rupanya semua berbanding terbalik, dapat dilihat jelas dari ekspresi wajah dan tatapan matanya.Samantha merapat di gerbang sambil berseru, membuat semua petarung dan ksatria yang sedang berlatih mengarahkan perhatian padanya, "Katakan padanya, jangan memberiku apapun! Dan jangan membuat rumor tidak benar!" Sindiranya terlampau keras, orang-orang yang berada di luar kastil bahkan bisa mendengar, mereka sontak menggunjingkan sikap Samantha. Namun gadis itu tak begitu peduli, ia lontarkan cibiran lirih pada Earl Martin sebelum pergi menjauh.Luke Stewart—kolonel jenderal militer yang tadinya sibuk mengarahkan pelatihan tiba-tiba mendekati Earl Martin ketika mendapati keributan, "Wahh, dia berani sekali menolak pemberian dari Duke Edmund, mungkin duke tidak akan bertindak langsung tapi masyarakat yang akan membalas perbuatannya, ku jamin gadis itu akan sengsara.""Jelas itu terjadi, Ayahya, Baron Alexandru belum lama meninggal, perekonomian keluarga mereka pasti sedang di masa sulit.""Kasihan juga sebenarnya, dia masih muda dan cantik, pasti tidak rela kalau bersanding dengan pria yang jauh lebih tua meskipun kaya raya dan bertakhta. Tapi dengan penolakan begini, dia jadi dianggap sombong dan terlalu jual mahal."Earl Martin sontak menoleh disertai tatapan sinis, sejak tadi nada bicara Jenderal Luke memang tidak mengenakkan, apalagi setelah dia menyebut 'Pria tua pada sang duke'', memang faktanya begitu, tapi Edmund belum terlalu sepuh untuk dikatai pria tua seolah mendeskripsikan orang bungkuk, berjenggot panjang, dan rambut putih menyeluruh. Meski usianya cukup menghabiskan banyak angka, Edmund masih kelihatan bugar, sehat, dan tampan seperti saat masih muda.Luke kembali bicara, "Sebenarnya putri sulung mendiang Baron Alexandru cukup terkenal di desa karena kecantikannya. Aku yakin bayak pria yang akan melamarnya setelah berusia genap 20 tahun."Hal itu membuat Earl Martin semakin dongkol sekaligus curiga—sebagai pengikut setia Duke Edmund Aisteree, ia tidak ingin pimpinannya diinjak-injak apalagi kalau hanya mengenai perempuan, "Sir Stewart, bukankah kau orang asli dari daerah sini? Bagaimana bisa tahu kalau Lady Caley cukup terkenal dan jadi incaran para pria di desanya?"Pria berpangkat itu tampak menggerlingkan bola mata, "Aku suka menginap di desa-desa setempat saat cuti, jangan terlalu berpikiran negatif tentangku Earl Martin. Lagipula... mana mungkin aku berani meraih hati perempuan yang sudah berhasil memikatDuke Edmund."•••Samantha pulang dengan perasaan campur aduk, ia sempat malu harus berteriak-teriak emosi di depan kastil Harbetor sehingga menjadi pusat perhatian para ksatria. Namun jika tidak begitu, rumor mengenai dirinya dengan sang duke tua pasti semakin menyebar tak terjangkau, apalagi kalau sampai ia menerima barang pemberian pria itu.Sejujurnya, Sam tidak memandang seseorang dari fisik, terlebih kondisi tubuh sang duke masih sehat dan kuat layaknya remaja seusia dirinya, wajah tampannya juga tak banyak berubah, tapi tetap saja menua dan Sam tidak bisa menerima hal itu. Apa yang akan dikatakan teman-temannya jika dirinya tengah dekat dengan seorang pria seusia sang ayah? Atau mereka akan mendukung karena pria itu bukan orang biasa, melainkan seorang pemimpin, pemilik takhta tertingi di Harbetor. Jika dirinya benar-benar menjalani hubungan serius dengan Edmund, gelar duchess pasti akan ia sandang.Ia menepuk kepala menyadarkan diri, "Aku berpikir sudah terlalu jauh, tidak mungkin dan tidak akan jadi seorang duchess.."Sam memejamkan mata hingga tak sengaja menubruk punggung seseorang dari belakang. Ternyata tak hanya satu, mereka semua sontak menatapnya dengan ekspresi sedikit asing. Sam buru-buru meminta maaf untuk menghindari kesalah pahaman."Lady," panggil salah satu dari mereka. Dia seorang wanita tua bertudung merah marun yang merupakan penjual buah apel—gerobak wanita itu yang rupanya sedang dikelilingi banyak orang. Meski ramai, dia menyempatkan diri mendekati Sam tanpa ragu, "Jika suatu hari Duke Edmund melamarmu, tolong terimalah. Dia sudah banyak membuat jasa di Harbetor bahkan sebelum peresmiannya sebagai seorang pemimpin berlangsung. Apa kau tidak mau membalas budi pada orang baik sepertinya?"Bola mata Sam menggerling, membuat orang-orang sontak memandangnya tidak suka—Dia gadis sombong, mungkin begitulah salah satu isi pikiran mereka."Maaf, Nyonya. Tapi untuk apa kau ikut campur urusan seperti itu? Dan..." Tatapannya mengarah pada kerumunan orang yang juga memandanginya, "Jangan terlalu mempercayai rumor yang belum jelas datangnya dari mana. Yang lebih pentingnya lagi, hargai privasi orang, jangan menyebar rumor palsu!" Samantha berlalu begitu saja, tanpa mempedulikan cibiran orang-orang yang semakin menyakitkan.•••Gadis itu kembali ke rumah berjalan kaki, kusir pribadi di rumahnya sudah tidak ada karena ibu tidak mau mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan sepele. Lagi pula, sekarang sudah banyak jasa transportasi kereta kuda dengan nominal pembayaran lebih sedikit dari pada harus memiliki kusir dan kuda sendiri.Athena dan Jamie segera menubruk tubuh sang kakak ketika baru saja sampai depan gerbang. Mereka menangis tersedu-sedu membuat Sam ikut panik."Ibu bilang kita akan pindah. Rumah ini akan segera ditempati Baron dan Baroness baru," ujar Samuel, adik lelakinya yang paling tua, berusia empat belas tahun.Sam kesulitan membendung emosi, ada saja cobaan batin dan fisiknya hari ini, "Kenapa kita tidak mempertahankan rumah ini, biarkan Baron dan Baroness baru mencari tempat lain. Seperti tak ada tanah yang kosong saja."Ibu datang dari dalam seraya membereskan pakaian, "Rumah ini atas nama Baron-Baroness, kita tidak punya hak sama sekali setelah jabatan ayah kalian dilepaskan. Seandainya ibu bisa memimpin, kita tidak perlu kesulitan seperti ini.""Kalau begitu cobalah bu, katakan kalau kau bisa melakukannya. Aku akan membantu," sela Sam mempertahankan keinginan."Ibu sudah melakukan tes ulang kemarin, hasilnya keluar hari ini dan ibu gagal. Kita terpaksa pindah, beruntung masih diberi waktu satu minggu untuk mencari hunian lain. Ibu mau cari rumah sederhana di dekat hutan, harga beli di sana katanya murah."Samantha mengacak surainya kasar, "Aku heran! Kenapa semuanya seolah berniat membuatku menderita?!" Ia segera pergi ke ruang seni yang menyimpan banyak karya buatannya mulai dari kecil sampai sekarang. Sam tak sengaja menyenggol lukisan wajah Dolyn Swan—putri Sir Bragen, orang terpandang di desanya karena memiliki bisnis di industri pakaian. Lukisan itu baru jadi semalam dan hari ini harus segera di kirim ke rumah Dolyn sesuai pesanan kala itu. Namun sayangnya lukisan tersebut jatuh tepat menimpa air keruh yang biasanya Sam gunakan untuk mencuci kuas bekas pakai. Semakin diperparah kotoran itu menempel tepat pada gambar wajah Dolyn Swan sehingga kelihatan bernoda dan sangat kotor.Tak mampu berkata-kata lagi, Sam hanya menutup mulutnya yang terbuka lebar hendak mengumpat sepanjang jalur kereta bawah tanah milik penambang batu bara. Ini sudah pukul lima, sementara ia harus mengantarkan lukisan jam tujuh. Kalaupun sempat membuatnya lagi, pasti tidak detil, ia butuh waktu lebih lama untuk memperbarui. Sam tiba-tiba jatuh merosot di bawah meja sambil menutup kedua mata dengan telapak, air matanya seketika mengalir deras. Hari ini seharusnya ia menerima banyak uang setelah mengantar lukisannya pada Dolyn, tapi ia mengecewakan banyak orang terutama diri sendiri.Renungan itu membawa Sam melayang jauh hingga tak sadar sejak tadi sang ibu mengajaknya bicara, "Bagaimana Sam? Kau setuju kan dengan ibu? Kita tidak perlu bersusah payah lagi nanti. Jangan biarkan lukisanmu yang rusak jadi faktor utama keluarga Swan merendahkan kita.""Iya ibu, terserah apapun perkataanmu," balasnya lirih, Sam juga belum membuka matanya dan masih menyesali kecerobohan yang mengakibatkan dirinya kehilangan uang. Apapun yang ibunya ucapkan, ia hanya mengangguk dan mengiyakan tanpa peduli topik apa yang sedang dibicarakan."Bagus! Kalau begitu, kau hanya perlu kembali ke kastil Harbetor dan meminta maaf atas perilakumu tadi, jangan lagi tolak barang yang Duke antarkan padamu."Sam melongo, "Ap-apa?""Iya, dekati Duke Edmuns dan semakin akrabkan diri kalian. Hanya dengan begitu saja hidup kita bisa diperbaiki."Gerbong kereta mewah berhenti—dengan lapisan emas dengan kayu kualitas terbaik dari gunung Hamerra, yang dapat bertahan ratusan tahun. Kendaaran yang ditarik empat kuda tersebut telah terparkir rapi di tempatnya, sementara Sang Duke sudah berjalan tergesa menuju ruangannya, meski begitu tatapan mata sayu dan lelah tidak dapat membohongi jika dia sudah bekerja keras tanpa mempedulikan kesehatan fisik sendiri. Selepas pulang dari perjalanan jauh untuk menggarap pekerjaan di wilayah lain, Edmund tidak langsung menuju kamar untuk beristirahat, ia justru membuka lembaran papyrus di atas meja kerja, meneliti dan membaca satu per satu, mengabaikan kaca mata dengan lensa penuh embun tersebut. Pintu ruangan berukuran tiga meter itu memang tidak tertutup rapat, membuat para pegawainya di luar dapat melihat betapa tekun sekaligus gila kerja pria itu. Hal baiknya, dia semakin berjaya memakmurkan Harbetor, tapi kesulitan membina hidupnya sendiri, "Seharusnya, paling tidak ada istri yang bisa memb
Setiap tahun di suatu musim tertentu, harga daging babi menjadi sangat mahal. Sehingga para—yang berkuasa berlomba-lomba mendapatkannya, dengan demikianlah Harbetor mengadakan pertandingan berburu babi hutan, siapa tercepat dan mendapat paling banyak akan memenangkan kompetisi tersebut. Namun semenjak kedatangan Duke Edmund Aisteree putra sulung Raja Antonio penguasa Antaragon—yang terkenal begitu bijak, kompetisinya dikabarkan segera dihapus dari daftar resmi Harbetor. Edmund hanya tidak menginginkan para kaum bawah diperbudak orang-orang kaya untuk memenuhi nafsu semata, mereka bisa celaka bahkan mungkin binasa. Babi hutan terkenal ganas, kuat, juga cerdik, hanya satu persen kemungkinan seseorang bisa memenangkannya. Semua permainan bodoh itu hanya akan merugikan pihak kaum bawah. Tahun lalu, seluruh pendaftar berjumlah seratus lima belas jiwa, semuanya laki-laki yang kelihatan gagah dan tangguh. Meski begitu, hanya tiga puluh orang yang selamat saat kembali, dan hanya dua orang pul
Di saat kau tertarik pada sesuatu, fokusmu pasti hanya akan berada pada satu titik yaitu objeknya. Pikiran melalang buana entah kemana, ingatan menjadi pudar, ekspresi tidak menunjukkan apapun, begitu pula hanya ada tatapan mata untuk 'dia' yang sedang digemari. Hal itu semua berlaku untuk sang duke—ketika Lady Caley alias Samantha si seniman muda mengajaknya bicara empat mata, meski itu untuk mengobrolkan suatu hal yang membuat perasaan gadis itu terbebani. Kini mereka tengah berada di kebun bunga matahari halaman belakang kastil, satu-satunya tempat area bangunan ini yang gadis itu kenali. Belum ada yang berbicara, sebab suasana kebun membuat siapapun terhanyut berkat gerakan batang bunga matahari mengikuti alunan angin, sementara Samantha akan mengalihkan pandangan setiap kali sang duke mencoba menatap atau hanya sekedar meliriknya. Hal itu spontan saja Edmund lakukan, bukan karena berpikiran kotor atau buruk tentang Sam, jujur saja dirinya hanya mengekspresikan rasa kagum tentan
Seumur hidup selama empat puluh lima tahun, inilah kali pertama seorang Edmund Aisteree menyatakan perasaan secara langsung pada seorang gadis. Tidak ada rencana ataupun persiapan sebelumnya, sang duke mengucap hal itu spontan di saat detik-detik kekagumannya terhadap Samantha Caley ada di puncak tertinggi. Meski bukan lamaran, rasanya sudah seperti menghadap orang tua gadis itu secara langsung. Menegangkan tapi terus diliputi perasaan bahagia, menanti jawaban tidak pasti namun jika hasilnya adalah ucapan 'diizinkan', hasilnya jauh lebih melegakan ketimbang memenangkan lotre. Ini hanya sebatas pernyataan 'aku suka padamu', sehingga tidak ada pembicaraan lagi di antara keduanya. Ed mengalihkan pandangan sepenuhnya dan mambatin betapa memalukan sikapnya barusan, bagaimana jika Lady Caley semakin tidak nyaman karena hal ini? Dia datang kemari untuk membasmi rumor-rumor loak yang beredar di publik, bukannya merealisasikan kabar burung. Tapi jujur saja, Edmund sungguh tidak mempersiapkan
Hari ke hari berlalu, Sam mulai mempercayai perkataan sang duke. Pria itu benar-benar membuat keluarganya tidak perlu pindah ke rumah lain—sebenarnya belum pasti, tapi baron-baroness baru belum datang juga. Kabarnya mereka masih ditempatkan di kastil Harbetor dan mengkompromikannya bersama duke, yang pasti pria itu tidak akan membuat keluarga Caley diusir ke tepi hutan.Sam juga sudah bebas pergi kemana-mana dengan nyaman, tidak ada rumor setan yang kerap kali membuat telinganya panas, ataupun orang-orang tidak tahu diri yang terus memaksanya menerima Edmund apabila pria itu memang menginginkan pernikahan dengan Sam.Sebenarnya melalui perkataan Sang duke kala itu, saat menyatakan perasaannya secara terang-terangan di kebun belakang kastil, Sam merasa semakin tidak nyaman sekaligus lega. Pria itu benar-benar menyukainya! Hey, tapi dia tidak memaksa Sam menerima cintanya, bahkan Edmund sendiri kelihatan sungkan seolah pernyataan cintanya muncul secara tidak disengaja. Sam perlahan mulai
Dolyn pergi dengan perasaan dongkol dan kalah bicara karena dia kurang mengerti topik. Meski begitu Samantha yang ditinggalkan tetap berpikir sesuatu akan terjadi pada dirinya ataupun keluarga. Putri tunggal Bragen Swan itu tidak akan diam saja ketika dikecewakan, sikapnya manja tidak beda jauh dari Samantha sendiri—karena sejak kecil sama-sama dibesarkan di lingkungan bangsawan terhormat, tidak pernah kekurangan sekalipun.Naasnya kini kisah malang mulai menimpuk kehidupan Sam, ia jadi punya pikiran meluas dan tidak lagi bisa bermanja-manja menggunakan kekuasaan sang ayah untuk keinginan semata. Mulai sekarang harapan utama keluarga Caley ada pada dirinya, Sam tidak bisa diam saja kalaupun nanti Dolyn membuatnya sengsara.Selama Samantha sibuk dengan urusan pribadinya bersama Dolyn Swan, yang sempat menggegerkan orang-orang, hingga jadi pusat perhatian, Samuel diam-diam mengganti beberapa opsi di lembar formulir pendaftaran kompetisi milik sang kakak, selain itu dia juga tak segan lan
Dini hari menjelang pagi, pertemuan diadakan secara mendadak di tenda utama demi mempersiapkan strategi sepenuhnya, selain itu agar tak kalah cepat dari pihak lawan sehingga dapat lebih dulu menghindari strategi mereka.Masalah propaganda di wilayah perbatasan Harbetor masih menjadi problematika tersulit untuk saat ini, banyak kejadian yang mendatangkan pendapat pro-kontra. Sang pemimpin sampai kelelahan menanggapi, meski begitu ia harus segera menyelesaikan masalah tersebut dengan cara seminim mungkin menghindari pertumpahan darah.Dari sekian banyak orang, tentu ada saja yang menentang pendapat sang raja dan menyatakan opini pribadi. Karena hal itu pula musyawarah diterapkan dengan sungguh-sungguh, agar tidak mengakibatkan terpercah belahnya kekompakan antar kelompok.Termasuk Edmund sendiri, ini kali ke tiga ia menyampaikan opini yang saling bertolak belakang satu sama lain, "Kalau para perompak itu tidak mau pergi, orang-orang di sini yang harus kita pindah demi keselamatan mereka.
Usai penduduk bersedia dipindahkan secara diam-diam dari perkampungan perbatasan menuju pemukiman terdekat, pasukan penjagaan pun diperketat. Hampir tiga ratus orang dikirim dari Antaragon untuk membantu melindungi perbatasan.Jordan Attalas, putra bungsu wilayah sebelah pun ikut andil dalam kasus sengketa wilayah kali ini. Bagaimanapun, pemukiman stempat masih dibawah naungan Antaragon yang merdeka, ia sebagai putra mahkota teladan wajib menuangkan gagasan ide untuk membantu meredakan konflik.Ia memandang pemimpin Harbetor yang tengah memberikan arahan kepada para pasukan yang bergantian berjaga. Edmund—meski tidak ikut berkeliling dan memantau secara langsung, ia tidak tidur sama sekali, membiarkan kantung matanya sebesar mata panda yang hitam dan mengerikan."Ku dengar kau sudah tiga hari tidak tidur, pergilah ke tendamu."Ed sontak berbalik mencari seseorang yang berbicara santai kepadanya. Bibirnya seketika melengkung mengetahui Jordan yang menyapa, "Aku tak tahu kau ikut datang