"Apa semuanya sudah beres?" To Mu bertanya kepada kedua rekannya yang berjalan beriringan bersamanya. Han Yuze dan Xiuhuan.
"Sudah, katanya dia akan mengeceknya secara langsung seperti apa anak tersebut.""Dia pasti akan sangat tertarik. Kualitas anak yang kita bawa cukup baik dari anak-anak di sini. Aku merasa, kita akan untung besar.""HAHAHA! Kau benar To Mu!" Berbicara mengenai keuntungan Xiuhuan 'lah yang paling nomor satu senangnya.Langkah mereka terhenti ketika melihat Bos mereka Wang Xuemin yang menunjukkan ekspresi tak menyenangkan pada mereka bertiga."Bos, kenapa dengan mu?" To Mu menanyainya, hati-hati."Tadi mereka meletakkan anak itu di sini kan?" Wang Xuemin menunjuk kurungan kosong di belakangnya.To Mu mengangguk tampak begitu terkejut. "Iya, kau kan tahu sendiri sebelum kita pergi anak itu diletakkan di mana.""Kenapa kurungannya kosong?" tanya dingin Wang Xuemin."I-itu ... " To Mu juga tak tahu, ia dan kedua rekannya saling berpandangan bingung. Kenapa kurungan itu bisa kosong, kurungan besi itu kan bukan kurungan biasa, jika begitu bagaimana bisa anak itu lolos?"TO MU, DI MANA ANAK ITU?!" teriak Wang Xuemin begitu marah, tak main-main sampai aura pembunuh yang dimilikinya merembes keluar menekan mereka di sini dan anak-anak yang berada di kurungan menjadi kesulitan bernapas dengan aura pembunuhnya itu."Bo-bos ... tenanglah, aku yakin tikus kecil itu masih ada di sekitar sini." Han Yuze mencoba menenangkannya merasa akan berbahaya jika Bos-nya marah di sini. Mau bagaimana pun, anak-anak di sini bakal dijual, jika sampai semuanya terluka parah, itu akan merugikan tempat ini dan mereka sebagai dalangnya akan menjadi buronan dari tempat ini."CEPAT CARI!""Ba-baik Bos." To Mu memerintah, "Semuanya! Cari bocah itu!"Setelah kepergian mereka secara buru-buru. Wang Xuemin mengalihkan tatapan tajam ke arah anak laki-laki yang berada di samping kurungan kosong yang di mana sebelumnya terdapat Qin Fan di dalamnya. "Katakan, di mana dia?" tanyanya dingin.Anak tersebut diam tak terkutik di bawah tekanan pria tersebut. Tapi walaupun begitu, ia sama sekali tak ada niatan membuka suaranya, malahan ia menunjukkan wajah tenangnya seolah-olah ia tak tahu akan ini semua.Anak laki-laki itu terlihat tak seperti anak-anak yang lain yang akan mudah ketakutan dengannya walaupun ia menekan dengan aura pembunuhnya."Siapa kau?" tanya Wang Xuemin dengan suara datarnya.Anak tersebut menunjukkan senyuman. "Semua orang mengenal keluarga ku, aku Zhang Zihan dari keluarga Zhang."Wang Xuemin tersentak. Ia sampai melangkah mundur ketika mendengar nama depan anak laki-laki itu dan pengakuannya sebagai bagian dari keluarga tersebut. Keluarga Zhang yang dikenal oleh siapapun sebagai keluarga besar dengan penghasil jenius di dalamnya. Selain itu, keluarga itu juga memiliki perguruan sendiri yang dikenal sebagai Sekte Kabut Malam. Dan yang lebih mendominasi kan dari keluarga itu adalah; mereka adalah keluarga Aliran Hitam yang dikenal sangat kuat dan berbahaya.Namun, ada hal yang membuat Wang Xuemin curiga. Mengapa bisa ada anak dari keluarga itu di sini menjadi tawanan budak? Sedangkan jelas, keluarga mereka tidak akan pernah membuang keturunannya sendiri di tempat seperti ini. Melihat dari sikap kepala keluarga mereka yang sangat peduli dengan reputasi keluarganya, sekali pun keturunannya itu sampah."Pembohong." Wang Xuemin tak percaya dengan perkataan anak tersebut.Anak laki-laki tersebut menunduk tertawa kecil. "Haha, sepertinya kau paham betul tentang keluarga Zhang." Menaikkan pandangan, menatapnya tajam dengan kedua bola matanya yang semulanya berwarna coklat berubah menjadi hitam sampai aura di tubuhnya berubah berbeda, anak itu berkata serius, "Sayangnya kau tidak tahu bagaimana busuknya keluarga Zhang itu. Dan sekarang, mereka akan datang ke sini untuk membantuku menguasai tempat ini."Kretak!Kurungan yang sebelumnya mengurungnya menjadi hancur dengan ledakkan aura hitam yang keluar dari dalam tubuhnya.Wang Xuemin terlonjak kaget. Melihat anak tersebut yang mampu menghancurkan kurungan dengan mudahnya. Itu sudah jelas membuktikan, bahwa dia ... pasti berasal dari keluarga Zhang.Zhang Zihan menunjukkan senyuman lebarnya. "Kau meremehkan keluarga Zhang, Tuan Wang Xuemin atau ... aku akan memanggil mu Bos Bandit Wang?" Berdiri mendekatinya, Zhang Zihan anak laki-laki tersebut memiringkan kepalanya sembari berkata, "Kau memaksaku berbicara kan? Aku akan berbicara, tapi bukan karena paksaan mu. Anak yang hilang dari kurungan itu, kuakui dia cukup hebat.""Di-dia di mana sekarang?" Wang Xuemin bertanya dengan dirinya yang terus mundur di dekati Zhang Zihan."Dia keluar, dengan kemampuannya sendiri dan aku hanya menunjukkan jalan keluar yang cukup merepotkan anak buah mu untuk mencarinya." Zhang Zihan menghentikan langkahnya, ia memainkan sebuah asap hitam yang muncul di tangannya, sebuah energi spritual yang pekat dimilikinya. "Pria tua itu sengaja mengirim ku ke sini untuk menguasai tempat ini. Apapun caranya, itu katanya. Dan aku melakukan cara ini untuk menguasainya. Menjadi budak, sepertinya itu tidak buruk.""Kenapa Anda tidak mengabari ku, seharusnya Anda kabari aku jika Anda akan datang secepatnya ke sini, Tuan Muda Zhang. Suatu kehormatan bagi ku melihat Anda datang di sini."Seseorang datang dengan terburu-buru ke arahnya sampai secara sengaja menabrak bahu Wang Xuemin. Dan menimbulkan decakan kesal Wang Xuemin."Kalian bekerja sama?" tanya Wang Xuemin selidik.Lian Zimo, ia pria bertopeng monyet itu, saat mendengarnya ia memutar kepalanya yang semulanya menunduk dengan tubuh membungkuk sebagai bentuk hormat kepada anak laki-laki yang ia kenali berasal dari keluarga 'Zhang'. Ia berdiri mendekati Wang Xuemin, membisikkan, "Untuk keuntungan, tidak ada salahnya memihaknya.""Kau memang bajingan licik," umpat Wang Xuemin begitu sinis memandangnya.Lian Zimo meladeninya dengan baik sambil satu tangannya menyentuh dadanya. "Aku senang kau menyanjungku begitu." Mengalihkan pandangan, Lian Zimo memberikan titah pada anak laki-laki yang berdiri diam di depannya. "Tuan Muda, silahkan ikuti saya.""Bebaskan anak-anak di kurungan dan pastikan dari mereka tidak ada yang hidup." Senyum licik terpancar di bibir anak laki-laki itu saat mengatakannya sampai hal itu menimbulkan anak-anak yang berada di dalam kurungan mendengarnya menjadi ketakutan. Zhang Zihan yang tadinya tampak seperti anak yang memiliki kemurahan hati. Namun nyatanya, saat identitasnya ditunjukkan sebagai Tuan Muda Zhang. Kini sikap aslinya ia tunjukkan sebagai mana mestinya.Lian Zimo meletakkan tangannya di dada sedikit membungkuk dan diam-diam di balik topengnya, seringai lebar ia tarik di bibirnya. "Perintahmu suatu kehormatan bagiku, Tuan Muda. Saya akan dengan senang hati melakukannya.""Bicara mu sangat menjijikkan, penjilat," cibir Wang Xuemin merasa muak mendengarnya.Lian Zimo memutar pandangan menunjuk Wang Xuemin. "Tuan Muda Zhang, bisakah saya menghabisinya lebih dahulu.""Lakukan, kalau bisa jangan bunuh dengan mudah. Aku tidak menyukainya," ujar Zhang Zihan lalu melenggang pergi begitu saja setelah itu."Terimakasih banyak Tuan Muda Zhang!" ujarnya dengan suara keras tampak begitu senang dan semangat.Wang Xuemin memundurkan langkahnya merasakan sebuah ancaman yang tak biasa. Namun sayang, Lian Zimo menyadarinya, ia mengeluarkan sebuah jarum dan melemparnya dengan cepat tak disadari Wang Xuemin jarum tersebut akan membuatnya tak bisa bergerak. "Kau tahu Wang Xuemin? Sejak awal aku begitu ingin menghabisi mu dengan tangan ku sendiri."Wang Xuemin merasakan keringat dingin mengucur di tubuhnya. Perasaan ini ... ia masih ingat perasaan seperti apa ini. Ini perasaan saat ia berada di ambang kematian."Kau ingin melihat wajah ku kan? Aku akan menunjukkannya agar kau mati dengan tenang." Topeng yang dikenakan Lian Zimo dilepas, saat wajahnya terlihat kedua mata Wang Xuemin seketika membola lebar dan tubuhnya seketika gemetaran hebat."Ka.. kau ... Ji-- "Jlep!Tusukan tak terduga tepat menebus jantung Wang Xuemin, tanpa perlawanan Wang Xuemin mati seketika."Ah~ akhirnya mati juga."Bersambung ...Qin Fan hampir terjatuh tersandung akar pohon. Langkah kaki cepatnya membuatnya tak melihat dengan baik jalan yang ia tapaki, apalagi di tengah pengejaran orang-orang dari tempat berbahaya itu. Ia asal melangkah cepat demi bisa meloloskan diri dari kejaran mereka.Beruntung ia dapat melihat permukiman penduduk. Qin Fan segera mempercepat langkahnya memasuki tempat tersebut dengan napasnya yang sudah terengah-engah, demi bisa bersembunyi dari pengejaran mereka.Ia berlari tanpa melihat ke depan untuk melihat ke belakang orang-orang yang mengejarnya yang semakin lebih dekat dengannya. "A-aku harus cepat ... Eeeh?!"Bruk!Qin Fan terjatuh, tersungkur di tanah tak sengaja menabrak seseorang yang memiliki badan yang lebih besar darinya, tak hanya karena itu saja, ia juga dalam posisi kelaparan, sehingga mudah sekali baginya terjatuh hanya tersenggol sedikit saja. Ingin bangkit kembali Qin Fan tak bisa setelah terasa tubuhnya begitu lemas untuk bergerak dan pandangan matanya mulai memburam
"Tidak ada yang gratis di dunia ini."Qin Fan menatapnya untuk sesaat dan kemudian ia menyantap habis bakpao itu baru ia berkata membalasnya, "Apa yang harus kulakukan?" "Kau sangat tanggap. Sepertinya kau tidak sebodoh anak-anak di sini," ujarnya tersenyum cukup puas."Katakan padaku, apa yang harus kulakukan?" Qin Fan menegaskan suaranya. Seperti seharusnya ia bersikap kepada seorang penipu.Sikap tak sopan Qin Fan, membuat pria itu tak senang, hingga ia berkata, "Berburu di hutan, lakukan itu bersama anak-anak yang kutugaskan melakukan pekerjaan itu.""Berburu? Kau menyuruhku berburu?!" Qin Fan berdiri menunjuk wajah pria itu terkejut. "Kau tidak memiliki mata ya?! Aku ini masih anak kecil!""Lalu?" Pria itu membalasnya santai."Lalu kau bilang?!""Kau pikir aku peduli? Usia itu bukan patokan untuk bekerja di sini. Mau kau anak-anak, orang tua, itu bukan masalah asalkan tubuhmu tidak lumpuh." Pria itu menatap ke samping. "Jika kau tidak ingin menurut peraturan yang kubuat, enyah sa
"Huh! Aku 'kan sudah bilang tidak bisa berburu. Kenapa kalian menatapku begitu? Jangan salahkan aku." Qin Fan menekuk bibirnya dan berusaha membuang muka untuk tak melihat ke arah mereka para anak-anak yang berburu bersamanya, ada yang berdiri bersedekap dada, duduk menyandar pohon dan ada juga yang menangkring di atas pohon bersama Yun Feng, sedangkan ia duduk di sebuah batu besar di dekat danau di tempat ini menjauh sendiri dari mereka. Dan Qin Fan tak melihat ke arah mereka, karena mereka sama-sama memberikan berbagai macam tatapan yang tak menyenangkan untuk dilihat. "Buruan kita jadi lepas karenamu! Seharusnya kita bisa mendapatkannya tadi!" maki gadis bernama Xia Ling yang berdiri bersedekap dada begitu angkuhnya. Sejak awal Qin Fan bergabung dengan tim berburu mereka. Gadis itu sudah menunjukkan rasa tak senangnya melihat kehadirannya, bahkan kata-kata pedas berani gadis itu lontarkan padanya, tanpa pikir ia sakit hati atau tidak mendengarnya. Mulutnya asal ceplos mencibirnya
Derap langkah kuda berpacu begitu kencang dikendalikan seorang wanita yang membawa seorang pelayan setianya dan bayi kecilnya yang digendong oleh pelayannya. Wanita itu yang mengendalikan kudanya berusaha menghindari hujanan anak panah yang meluncur ke arahnya dari para orang-orang yang mengejarnya dengan jarak lumayan jauh darinya. Anak panah yang hampir mengenainya juga berhasil ia tepis dengan tombak yang ia putar-putarkan dengan satu tangannya yang tak memegangi tali kuda, seperti sebuah perisai yang membantunya menghalau serangan anak panah yang datang."RATU MENG YAO! KAMI SANGAT MENGHARGAI MU, TOLONG MENYERAHLAH DAN SERAHKAN PANGERAN KEPADA KAMI, KAMI PASTIKAN ANDA TIDAK TERLUKA!" Suara teriakan Panglima Perang yang dikenal oleh siapapun jika ia begitu mengabdikan dirinya pada Kerajaan Qin. Dan juga diketahui Ratu Meng Yao—wanita penunggang kuda tersebut, jika pria itu sangat menaruh kesetiaan kepada Raja Qin Haoyu—suami Ratu Meng Yao. "Tidak akan terjadi!" bantahnya dalam b
Waktu sudah berlalu begitu cepat, kejadian menegangkan yang terjadi di Kerajaan Qin mulai larut seiring berjalannya waktu. Semuanya terasa tenang dan baik-baik saja. Hanya saja, di suatu tempat, di daerah yang dikenal sangat dihindari para pengelana untuk singgah. Terlihat saat ini seorang Pendekar pengelana yang tak mengetahui tempat itu menjadi terjebak dalam situasi sulit. Bahan makanan yang sempat ia bawa di kantong penyimpanannya yang ia letakkan di pinggangnya hilang begitu saja tak tahu siapa yang mengambilnya. Padahal perjalanannya memasuki tempat kumuh ini baik-baik saja. Tapi heran, ketika tangannya meraba-raba pinggangnya, ia tak menemukan keberadaan kantong penyimpanannya. "Ada apa Tuan?" Di tengah rasa bingungnya, seorang pria tua bertubuh bungkuk berjalan mendekatinya sambil menanyainya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal karena rasa bingungnya. "Ah itu, saya sedang bingung, kantong penyimpanan yang saya letakkan di pinggang saya menghilang begitu saja. Isinya me
"Tuan, ini kantong penyimpanan Anda." Shanyuan datang menyodorkan kantong penyimpanan milik Pendekar tersebut. Namun, ia tak mendapatkan respon apapun darinya. "Tuan ... " Ia memanggilnya lagi dengan memberikan tepukan pelan di bahunya. Dia tersentak mendapatkan tepukan pelan di bahunya yang menyadarkannya. "Ah iya, terimakasih." "Apa yang sedang Anda lihat?" Shanyuan bertanya, merasa penasaran dengan lamunan Pendekar pria itu. "Sepertinya tempat ini kedatangan banyak tamu yang mengerikan," tuturnya menunjukkan wajah suramnya. "Maksudnya?" Alis Shanyuan terangkat sebelah. Pendekar itu menunjuk ke depan secara hati-hati, lebih dahulu memastikannya aman atau tidak ia melakukan itu. "Coba Anda perhatikan. Mereka sepertinya sekelompok bandit gunung." "Bandit gunung di sini?" Shanyuan memutar tubuhnya berusaha untuk melihat ke arah tunjukkan tangan Pendekar pengelana tersebut. "Apa yang sedang mereka lakukan?" pikirnya heran. "Saya pergi dulu. Lebih baik saya menghindari sekelompok
"Lepaskan aku!" Qin Fan berteriak berusaha memberontak. Sekuat tenaganya ia melakukannya. Tapi itu semua sia-sia. Usaha yang dilakukan Qin Fan hanya membuang energinya saja. Apalagi perutnya masih dalam kondisi kosong. Anak aktif itu menjadi tak berdaya. Ia lalu memutuskan untuk tak memberontak lagi, terlihat seakan pasrah dengan keadaannya sendiri. Ia sadar, jikapun ia memberontak lagi, hasilnya akan sama saja, yang ada ia kelelahan sendiri. "Kau bawa siapa itu?" Ada yang bertanya kepada pria besar dan tinggi itu. Qin Fan mencoba melihatnya. Ada tiga orang pria di situ tengah disibukkan melakukan kegiatan yang berbeda. Salah seorang pria terlihat sibuk membersihkan sebuah pedang yang sangat mengkilau dengan sebuah kain hitam dan air yang terdapat di ember kayu. Qin Fan melihat jelas pria itu begitu serius dengan benda tajam tersebut sampai mengabaikan kedatangan pria besar yang membawanya. Sementara dua lainnya, saat pria besar yang membawanya itu datang, mereka saling menoleh pand
"Aku bisa mati di sini." Berkali-kali mengerjapkan mata dalam posisi tubuh meringkuk miring. Qin Fan berusaha semaksimal mungkin menyadarkan dirinya. Ia tidak bisa kehilangan kesadarannya. Sekarang nyawanya berada dalam bahaya. Ia bisa merasakannya. Dari orang-orang yang ia lihat, mereka bukan orang biasa. Paman Yu 'nya sempat mengatakan padanya, bahwa mereka para bandit gunung yang berbahaya.Qin Fan tak menyadari semulanya, bandit gunung akan seberbahaya apa. Pikirannya terlalu disibukkan makan, makan dan makan saja.Seharusnya ia bisa lebih sabar sebentar atau lebih menurut tak mengiyakan ajakan Paman Yu 'nya. Mungkin Paman Ruo 'nya lah yang akan membawakan makanan dari hutan untuknya."Aku tidak bisa putus asa, apa yang sedang kupikirkan ini? Shanyuan akan tertawa meledekku tahu aku lemah begini." Qin Fan membatin mengomeli dirinya sendiri. "Aku harus bisa mencari solusi untuk kabur dari sini. Tapi, pertama-tama sepertinya aku perlu pura-pura pingsan dulu." Ia menunjukkan semanga
"Huh! Aku 'kan sudah bilang tidak bisa berburu. Kenapa kalian menatapku begitu? Jangan salahkan aku." Qin Fan menekuk bibirnya dan berusaha membuang muka untuk tak melihat ke arah mereka para anak-anak yang berburu bersamanya, ada yang berdiri bersedekap dada, duduk menyandar pohon dan ada juga yang menangkring di atas pohon bersama Yun Feng, sedangkan ia duduk di sebuah batu besar di dekat danau di tempat ini menjauh sendiri dari mereka. Dan Qin Fan tak melihat ke arah mereka, karena mereka sama-sama memberikan berbagai macam tatapan yang tak menyenangkan untuk dilihat. "Buruan kita jadi lepas karenamu! Seharusnya kita bisa mendapatkannya tadi!" maki gadis bernama Xia Ling yang berdiri bersedekap dada begitu angkuhnya. Sejak awal Qin Fan bergabung dengan tim berburu mereka. Gadis itu sudah menunjukkan rasa tak senangnya melihat kehadirannya, bahkan kata-kata pedas berani gadis itu lontarkan padanya, tanpa pikir ia sakit hati atau tidak mendengarnya. Mulutnya asal ceplos mencibirnya
"Tidak ada yang gratis di dunia ini."Qin Fan menatapnya untuk sesaat dan kemudian ia menyantap habis bakpao itu baru ia berkata membalasnya, "Apa yang harus kulakukan?" "Kau sangat tanggap. Sepertinya kau tidak sebodoh anak-anak di sini," ujarnya tersenyum cukup puas."Katakan padaku, apa yang harus kulakukan?" Qin Fan menegaskan suaranya. Seperti seharusnya ia bersikap kepada seorang penipu.Sikap tak sopan Qin Fan, membuat pria itu tak senang, hingga ia berkata, "Berburu di hutan, lakukan itu bersama anak-anak yang kutugaskan melakukan pekerjaan itu.""Berburu? Kau menyuruhku berburu?!" Qin Fan berdiri menunjuk wajah pria itu terkejut. "Kau tidak memiliki mata ya?! Aku ini masih anak kecil!""Lalu?" Pria itu membalasnya santai."Lalu kau bilang?!""Kau pikir aku peduli? Usia itu bukan patokan untuk bekerja di sini. Mau kau anak-anak, orang tua, itu bukan masalah asalkan tubuhmu tidak lumpuh." Pria itu menatap ke samping. "Jika kau tidak ingin menurut peraturan yang kubuat, enyah sa
Qin Fan hampir terjatuh tersandung akar pohon. Langkah kaki cepatnya membuatnya tak melihat dengan baik jalan yang ia tapaki, apalagi di tengah pengejaran orang-orang dari tempat berbahaya itu. Ia asal melangkah cepat demi bisa meloloskan diri dari kejaran mereka.Beruntung ia dapat melihat permukiman penduduk. Qin Fan segera mempercepat langkahnya memasuki tempat tersebut dengan napasnya yang sudah terengah-engah, demi bisa bersembunyi dari pengejaran mereka.Ia berlari tanpa melihat ke depan untuk melihat ke belakang orang-orang yang mengejarnya yang semakin lebih dekat dengannya. "A-aku harus cepat ... Eeeh?!"Bruk!Qin Fan terjatuh, tersungkur di tanah tak sengaja menabrak seseorang yang memiliki badan yang lebih besar darinya, tak hanya karena itu saja, ia juga dalam posisi kelaparan, sehingga mudah sekali baginya terjatuh hanya tersenggol sedikit saja. Ingin bangkit kembali Qin Fan tak bisa setelah terasa tubuhnya begitu lemas untuk bergerak dan pandangan matanya mulai memburam
"Apa semuanya sudah beres?" To Mu bertanya kepada kedua rekannya yang berjalan beriringan bersamanya. Han Yuze dan Xiuhuan. "Sudah, katanya dia akan mengeceknya secara langsung seperti apa anak tersebut." "Dia pasti akan sangat tertarik. Kualitas anak yang kita bawa cukup baik dari anak-anak di sini. Aku merasa, kita akan untung besar." "HAHAHA! Kau benar To Mu!" Berbicara mengenai keuntungan Xiuhuan 'lah yang paling nomor satu senangnya. Langkah mereka terhenti ketika melihat Bos mereka Wang Xuemin yang menunjukkan ekspresi tak menyenangkan pada mereka bertiga. "Bos, kenapa dengan mu?" To Mu menanyainya, hati-hati. "Tadi mereka meletakkan anak itu di sini kan?" Wang Xuemin menunjuk kurungan kosong di belakangnya. To Mu mengangguk tampak begitu terkejut. "Iya, kau kan tahu sendiri sebelum kita pergi anak itu diletakkan di mana." "Kenapa kurungannya kosong?" tanya dingin Wang Xuemin. "I-itu ... " To Mu juga tak tahu, ia dan kedua rekannya saling berpandangan bingung. Kenapa kur
"Aku bisa mati di sini." Berkali-kali mengerjapkan mata dalam posisi tubuh meringkuk miring. Qin Fan berusaha semaksimal mungkin menyadarkan dirinya. Ia tidak bisa kehilangan kesadarannya. Sekarang nyawanya berada dalam bahaya. Ia bisa merasakannya. Dari orang-orang yang ia lihat, mereka bukan orang biasa. Paman Yu 'nya sempat mengatakan padanya, bahwa mereka para bandit gunung yang berbahaya.Qin Fan tak menyadari semulanya, bandit gunung akan seberbahaya apa. Pikirannya terlalu disibukkan makan, makan dan makan saja.Seharusnya ia bisa lebih sabar sebentar atau lebih menurut tak mengiyakan ajakan Paman Yu 'nya. Mungkin Paman Ruo 'nya lah yang akan membawakan makanan dari hutan untuknya."Aku tidak bisa putus asa, apa yang sedang kupikirkan ini? Shanyuan akan tertawa meledekku tahu aku lemah begini." Qin Fan membatin mengomeli dirinya sendiri. "Aku harus bisa mencari solusi untuk kabur dari sini. Tapi, pertama-tama sepertinya aku perlu pura-pura pingsan dulu." Ia menunjukkan semanga
"Lepaskan aku!" Qin Fan berteriak berusaha memberontak. Sekuat tenaganya ia melakukannya. Tapi itu semua sia-sia. Usaha yang dilakukan Qin Fan hanya membuang energinya saja. Apalagi perutnya masih dalam kondisi kosong. Anak aktif itu menjadi tak berdaya. Ia lalu memutuskan untuk tak memberontak lagi, terlihat seakan pasrah dengan keadaannya sendiri. Ia sadar, jikapun ia memberontak lagi, hasilnya akan sama saja, yang ada ia kelelahan sendiri. "Kau bawa siapa itu?" Ada yang bertanya kepada pria besar dan tinggi itu. Qin Fan mencoba melihatnya. Ada tiga orang pria di situ tengah disibukkan melakukan kegiatan yang berbeda. Salah seorang pria terlihat sibuk membersihkan sebuah pedang yang sangat mengkilau dengan sebuah kain hitam dan air yang terdapat di ember kayu. Qin Fan melihat jelas pria itu begitu serius dengan benda tajam tersebut sampai mengabaikan kedatangan pria besar yang membawanya. Sementara dua lainnya, saat pria besar yang membawanya itu datang, mereka saling menoleh pand
"Tuan, ini kantong penyimpanan Anda." Shanyuan datang menyodorkan kantong penyimpanan milik Pendekar tersebut. Namun, ia tak mendapatkan respon apapun darinya. "Tuan ... " Ia memanggilnya lagi dengan memberikan tepukan pelan di bahunya. Dia tersentak mendapatkan tepukan pelan di bahunya yang menyadarkannya. "Ah iya, terimakasih." "Apa yang sedang Anda lihat?" Shanyuan bertanya, merasa penasaran dengan lamunan Pendekar pria itu. "Sepertinya tempat ini kedatangan banyak tamu yang mengerikan," tuturnya menunjukkan wajah suramnya. "Maksudnya?" Alis Shanyuan terangkat sebelah. Pendekar itu menunjuk ke depan secara hati-hati, lebih dahulu memastikannya aman atau tidak ia melakukan itu. "Coba Anda perhatikan. Mereka sepertinya sekelompok bandit gunung." "Bandit gunung di sini?" Shanyuan memutar tubuhnya berusaha untuk melihat ke arah tunjukkan tangan Pendekar pengelana tersebut. "Apa yang sedang mereka lakukan?" pikirnya heran. "Saya pergi dulu. Lebih baik saya menghindari sekelompok
Waktu sudah berlalu begitu cepat, kejadian menegangkan yang terjadi di Kerajaan Qin mulai larut seiring berjalannya waktu. Semuanya terasa tenang dan baik-baik saja. Hanya saja, di suatu tempat, di daerah yang dikenal sangat dihindari para pengelana untuk singgah. Terlihat saat ini seorang Pendekar pengelana yang tak mengetahui tempat itu menjadi terjebak dalam situasi sulit. Bahan makanan yang sempat ia bawa di kantong penyimpanannya yang ia letakkan di pinggangnya hilang begitu saja tak tahu siapa yang mengambilnya. Padahal perjalanannya memasuki tempat kumuh ini baik-baik saja. Tapi heran, ketika tangannya meraba-raba pinggangnya, ia tak menemukan keberadaan kantong penyimpanannya. "Ada apa Tuan?" Di tengah rasa bingungnya, seorang pria tua bertubuh bungkuk berjalan mendekatinya sambil menanyainya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal karena rasa bingungnya. "Ah itu, saya sedang bingung, kantong penyimpanan yang saya letakkan di pinggang saya menghilang begitu saja. Isinya me
Derap langkah kuda berpacu begitu kencang dikendalikan seorang wanita yang membawa seorang pelayan setianya dan bayi kecilnya yang digendong oleh pelayannya. Wanita itu yang mengendalikan kudanya berusaha menghindari hujanan anak panah yang meluncur ke arahnya dari para orang-orang yang mengejarnya dengan jarak lumayan jauh darinya. Anak panah yang hampir mengenainya juga berhasil ia tepis dengan tombak yang ia putar-putarkan dengan satu tangannya yang tak memegangi tali kuda, seperti sebuah perisai yang membantunya menghalau serangan anak panah yang datang."RATU MENG YAO! KAMI SANGAT MENGHARGAI MU, TOLONG MENYERAHLAH DAN SERAHKAN PANGERAN KEPADA KAMI, KAMI PASTIKAN ANDA TIDAK TERLUKA!" Suara teriakan Panglima Perang yang dikenal oleh siapapun jika ia begitu mengabdikan dirinya pada Kerajaan Qin. Dan juga diketahui Ratu Meng Yao—wanita penunggang kuda tersebut, jika pria itu sangat menaruh kesetiaan kepada Raja Qin Haoyu—suami Ratu Meng Yao. "Tidak akan terjadi!" bantahnya dalam b