“Kau lupa atau tidak tahu?” tanya Li Guzhou.“Aku tidak tahu, Kakek. Kenapa Ayah memberikan tenaga dalamnya padaku?”Li Guzhou menghela nafas. “Agar kau bisa hidup mandiri, melindungi keluarga, bangsa, dan rakyatmu.”Li Guzhou tak kuasa menahan air mata jatuh ke pipinya. Dia sengaja menyembunyikan kejadiaan yang sesungguhnya agar tidak membebani cucunya dengan rasa bersalah.Sebenarnya, di saat usia Chiu Kang empat tahun, dia terjatuh dari kereta kuda yang menyebabkan tulang punggung dan rusuknya patah sangat parah. Tulang-tulangnya terpisah, sehingga susah untuk disembuhkan secara alami.Karena tak ada pilihan lain, Pangeran Zhao Kong terpaksa mengobati Chiu Kang dengan tenaga dalamnya. Jika dia tidak melakukannya, usia Chiu Kang tidak akan bertahan lama.Secara bertahap dan terus-menerus dia menyalurkan tenaga dalamnya pada tubuh Chiu Kang, bertahun-tahun lamanya.Sampai beberapa bulan yang lalu, Pangeran Zhao Kong mengalami serangan balik karena tenaga dalamnya selalu terkuras. Dia
Wang Jiang tersipu mendengar candaan Chiu Kang. “Anak kecil tahu apa,” ujarnya dengan pipi memerah.Chiu Kang tertawa. “Siapa laki-laki beruntung itu ya?”“Sudah, jangan bercanda terus,” Wang Jiang kesal dengan senyum tipis.“Baik, baik,” ucap Chiu Kang mengangkat kedua tangannya. “Aku antar Kakak ke depan.”Wang Jiang terkejut mendengarnya. “Tapi kau...”“Aku baik-baik saja. Apalagi Kakek akan pergi bersama kalian.”Mereka berdua keluar dari kamar dan menuruni tangga. Semuanya telah berkumpul di depan penginapan kecuali Li Guzhou.“Kang-er, di mana kakekmu?” tanya Ong Fei Yin.“Aku datang,” tiba-tiba Li Guzhou sudah berada di samping Chiu Kang. “Aku ke kamarmu tadi.”Chiu Kang menatap Li Guzhou dengan tegar.“Kang-er, kakek harus pergi. Kau jaga diri baik-baik. Selama perjalanan, kau harus mematuhi Kakek Wang Lingshan dan Nenek Chui Meng,” katanya dengan setengah berjongkok.“Jangan khawatirkan aku. Kakek jaga diri baik-baik,” balas Chui Kang. “Dan kalian adik-adik kecil, jangan naka
“Tidak perlu sungkan, Tuan Muda Bu. Kami hanya rakyat biasa sekarang,” jawab Tai Niu Xin.Bu Liak tersenyum mendengar jawaban Tai Niu Xin. Lalu dia mengarahkan pandangannya pada Tai Kun Lun. “Ada peristiwa besar apa sampai membawa kalian kemari?”“Kita akan membicaraknnya di tempat yang aman,” ucap Tai Kun Lun.“Baik, ikuti aku.” Mereka menaiki kudanya masing-masing dan memacunya mengikuti Bi Liak Pek.Perjalanan sudah memakan waktu cukup lama, tapi mereka belum juga sampai tujuan. Mungkin karena alasan keamanan, Keluarga Bu lebih memilih hidup di tengah-tengah hutan dan mengucilkan diri dari dunia luar.Jika melihat gerak rembulan, saat ini malam telah semakin larut. Tiba-tiba, Bu Liak menghentikan kudanya. Dia turun dan menuntun kudanya ke dalam sebuah tempat yang dipenuhi kayu dan dedaunan.Bagi yang tidak tahu, mungkin tempat itu akan dianggap sebagai semak belukar yang di dalamnya dihuni banyak binatang buas. Tapi ternyata tidak demikian, setelah melewati semak-semak yang lebat i
Jenderal Yang Un menghunus pedangnya. Matanya berubah merah karena marah. Dia bertarung seperti babi hutan, menghancurkan siapa saja yang muncul di depannya. Kegarangannya seperti harimau yang siap menerkam mangsanya. Seorang diri dia telah mampu membunuh lebih dari tiga puluh orang.Di sisi lain, dua adik laki-lakinya, Yang Chyou dan Yang Cong tak kalah hebatnya. Sekali tebas mereka dapat melumpuhkan dua sampai tiga orang. Yang Chyou ahli dalam mempermainkan tombak, sedangkan Yang Cong mahir menggunakan golok besar.Jika kekuatan mereka digabung, mereka akan sangat mematikan, terutama jika mereka sudah mengeluarkan jurus Tiga Senjata Rangkai; pedang, golok dan tombak milik Keluarga Yang, siapapun lawannya, mesti berpikir dua kali untuk menghadapinya.“Hahahaha.....”Terdengar suara tawa sangat keras dari atas genteng. Lalu, laki-laki dan perempuan berbaju hitam itu meloncat turun. Dilihat dari angin yang berhembus hasil loncatan mereka, tentu mereka adalah jago-jago silat dengan kema
Mereka berdua berjalan menuju rumah utama kediaman Keluarga Yang. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di depan pintu dan memohon ijin untuk diperkenankan masuk.“Ayah,” sapa Ong Fei Yin. “Bagaimana keadaanmu, Jenderal?” kemudian dia melanjutkan pertanyaannya pada Jenderal Yang Un.“Aku baik-baik saja,” ujarnya. Kemudian dia menghela nafas dalam-dalam dan berkata: “Aku sungguh malu pada nenek moyangku. Kenapa aku sangat bodoh dan tidak memiliki kemampuan seperti mereka?”“Jangan berkata begitu, Jenderal. Kau telah banyak membantu rakyat kecil,” ujar Ong Fei Yin.“Tapi, kenapa dengan mudahnya dia mengalahkanku, bahkan hanya dengan satu serangan? Apa yang selama ini aku pelajari?” Jenderal Yang Un meneteskan air mata.“Kakak pertama, jangan berkata seperti itu,” Yang Chyou juga menitikkan air mata.“Kau telah membesarkan kami dengan baik. Itu merupakan anugerah bagi kami,” giliran Yang Cong yang berbicara.“Sudahlah, Jenderal. Semua manusia mempunyai batasnya sendiri-sendiri. Setelah m
“Di mana aku?” tanya Chiu Kang setelah sadarkan diri. Keadaan tubuhnya masih lemah.Alam merengkuh langit biru dengan sayapnya. Wajah birunya pun berubah kuning. Bekas-bekas kejayaan matahari menyebar di antara ufuk senja. Burung alap-alap terbang bebas mencari tempat berteduh untuk malam hari. Tebing-tebing putih tersiram oleh kuningnya sisa cahaya matahari.“Kau berada di Puncak Fanjingshan, salah satu puncak tertinggi dari Gunung Wuling,” jawab seorang gadis kecil berusia sembilan tahun dengan tawa ceria.Dia sangat suka ketika diberitahu bahwa tempat tinggalnya adalah puncak tertinggi dari Gunung Wuling oleh kakeknya beberapa hari yang lalu. Gadis itu bermata sedikit lebar, hidung mancung, kulit kuning dan wajah cantik.“Kenapa aku bisa berada di tempat sejauh ini?” Chiu Kang berusaha bangkit, tapi dicegah oleh gadis kecil itu.“Kakak jangan berdiri. Kakek menyuruhku untuk melarang Kakak bangun jika sadar nanti,” ucap gadis kecil itu sedikit cemberut.Mendengar nama Puncak Fanjing
Kong Kuanyin tak menyangka anak kecil yang diselamatkannya berpikiran dewasa.“Kenapa kau tidak melihat-lihat di luar sana. Ini adalah tempat peristirahatan milik kami, kau tidak perlu sungkan,” katanya.“Bukankah aku sudah dapat melihat semuanya dari sini, Kakek?”“Kau memang bisa melihat tebing dan danau itu, tapi tidak semuanya. Kau harus keluar dan menikmati surupnya matahari di ujung danau itu. Semua murid-muridku berada di sana. Kenapa kau tak mencobanya?”“Baiklah, aku turuti nasehat Kakek.”Chiu Kang melangkah keluar dari gazebo. Dia menghirup udara yang mahasegar di sini.Ternyata benar kata Kong Kuanyin, karena banyak tertutupi pohon-pohon rindang, tidak semua dari tempat ini dapat dijangkau oleh matanya. Dia bahkan tidak bisa melihat rumah peristirahatan yang sangat besar milik keluarga Kong.“Kakak! Kakak! Kemari,” teriak gadis kecil itu. Tingkahnya membuat Chiu Kang tertawa.“Kenapa kau diam di sini. Pergilah ke sana. Aku yakin kau lama tidak merasakan kehangatan keluarga
Setelah berjalan beberapa langkah, dia mengetuk pintu kamar Wang Zhu Ren.“Saudara Wang, aku ingin pamit sekarang,” ujar Li Guzhou lirih.Tak berselang lama pintu kamar terbuka. Wang Zhu Ren dan Fan Yi menemuinya dengan mata lebam dan bibir dipaksa tersenyum.“Kenapa terburu-buru, Kakak Li. Kau bahkan belum mengunjungi rumah Ayahku di Gui Selatan?” tanya Fan Yi.“Mungkin tidak kali ini, Adik ipar. Aku harus cepat kembali ke Taiyuan, kemudian pergi ke ibukota. Aku harus mencegah Pangeran Zhao You untuk terus meningkatkan kekuatannya. Jika itu terlambat, negeri Song berada dalam bahaya.”Wang Zhu Ren menunduk. “Kakak Li benar. Meski Yang Mulia Pangeran Zhao Kong telah tiada, kita harus mencegah Pangeran Zhao You berkuasa. Ini satu-satunya cara menyelamatkan negeri Song.”“Aku senang kau mengerti. Sebelum aku pergi, aku ingin minta maaf karena menyebabkan adikmu meninggal. Maafkan aku, Adik Wang,” Li Guzhou menjura.“Kakak Li! Kakak Li!” Wang Zhu Ren dan Fan Yi mencegahnya. “Aku tak meny