“Bagaimana perkembangan pasukan Jenderal Zihao di Chengdu. Apakah mereka masih menguasai kota itu?” tanya Pangeran Zhao You.“Mereka masih menguasai kota itu, Yang Mulia. Sepertinya rencana Yang Mulia akan berjalan lancar,” jawab Zian Zhong, penasihat kepercayaan Pangeran Zhao You.“Bagus, jika semua berjalan lancar, kita bisa meningkatkan kekuasaan kita, dan tidak takut lagi untuk mengambil tindakan tegas,” Pangeran Zhao You tertawa keras.Selama sebelas tahun terakhir ini, Pangeran Zhao You tidak mengambil gerakan apa-apa, dia sedang menunggu saat yang tepat untuk kembali mengerahkan orang-orangnya secara rahasia.Namun, satu tahun terakhir ini dia kembali meningkatkan pengaruhnya. Dia mulai memanggil orang-orang kepercayaannya untuk melakukan tugas-tugas rahasia. Seperti kelompok Bandit Mata Satu untuk merusak ekonomi Ningbo, membangun hubungan rahasia dengan Sekte Gunung Es dari Changbai, dan banyak hal lagi yang dia telah lakukan.Karena itu, satu tahun terakhir ini telah terjadi
Di tepi taman yang besar, bunga-bunga bermekaran. Desir angin menguap bersama dinginnya pagi. Embun perlahan menghilang tersiram mentari. Suara kicau burung pun tiba-tiba tertelan oleh berisiknya manusia.Di samping semua itu, ada seulas air mengalir deras. Tempat air itu bukan sungai, karena terlalu kecil jika dikatakan sungai, dan bukan pula danau, karena airnya mengalir dengan kencang. Dari mana air bening itu berasal, masih menjadi misteri rakyat Dali.Tak jauh dari tempat memukau itu, ada bebatuan putih yang diukir indah. Bebatuan itu dibentuk seperti tempat duduk dan meja yang melingkar.Para Duan, keluarga kerajaan di Dali terkenal menyenangi seni. Mereka selalu membuat segala sesuatu tidak hanya bermanfaat, tapi juga indah. Salah satu contohnya adalah taman tengah kota ini.Di atas kursi batu itu, duduklah beberapa orang yang tidak bisa lagi dianggap muda. Dilihat dari wajahnya, usia rata-rata mereka adalah lima puluh tahun ke atas, bahkan satu di antaranya sudah berkepala tuj
“Adik, ini Kakek,” kata Zhao Ming setelah mereka selesai berpelukan.Zhao Rong menatap Li Guzhou cukup lama. Matanya yang basah, semakin basah.“Kakek?!” Zhao Rong menubruk kaki Li Guzhou dan memeluknya.Dalam keadaan seperti itu, satu-satunya hal yang dapat Li Guzhou lakukan adalah membelai rambut Putri Zhao Rong.“Aku bahagia kau baik-baik saja,” ujar Li Guzhou haru. Dia mengusap air mata yang mengalir di pipinya.Zhaor Rong melepaskan pelukannya dan berdiri di hadapan Li Guzhou.“Aku senang Kakek baik-baik saja,” katanya sembari tersenyum, meski dengan air mata yang masih mengalir.Li Guzhou membalas senyum Zhao Rong. Dia kembali membelai kepalanya.“Kakek,” ujar Zhao Rong. “Di mana Kakak Shing?” tanyanya penuh harap.Untuk kedua kalinya Li Guzhou menghadapi pertanyaan sulit. Dia hanya bisa tersenyum menghadapi pertanyaan tersebut.“Kenapa kau bertanya?” tangan Li Guzhou menyentuh pipi Zhao Rong dan mengusap air mata yang mengalir pelan di sana.“Aku merindukannya, Kakek,” air mata
“Kenapa kau masih mengingat mereka?” lanjut Chao Chengping.Tentu pertanyaan itu membuat Chiu Kang bingung.“Ada apa sebenarnya?” tanyanya.“Mereka telah bekerja sama dengan Bandit Mata Satu dan mengambil seluruh harta benda milik kita. Mereka telah mengusir kami dari rumah. Orang-orang yang ikut Ayah kemari adalah orang-orang yang punya rasa kesetiaan terhadap Ayah,” Chao Chengping tampak marah.“Chengping, kau seharusnya tidak menyalahkan Kakakmu. Dia tidak tahu apa-apa,” ujar Tuan Chao.“Kau harus minta maaf,” kata Nyonya Chao.“Aku tak salah. Kenapa aku harus minta maaf?” tanyanya.“Ayah, Ibu, sudahlah. Itu salahku. Adik Ping tidak melakukan kesalahan. Aku hanya heran kenapa mereka bisa melakukan hal sekeji itu?” Chiu Kang menghentikan kata-katanya. “Oh iya, Ayah. Di mana Kakak Dung Liao? Aku tidak melihatnya sejak kemarin,” tanyanya.“Hah,” desah Nyonya Chao. “Aku harap dia baik-baik saja di Ningbo. Dia terlambat ikut rombongan kami. Kabarnya dia disekap di sana,” jawab ibunya.“
Chiu Kang kaget. Dia merasa kehadirannya telah diketahui oleh mereka, tapi ternyata tidak. Tampaknya ada penyusup lain selain dirinya.Kam Nam In dan beberapa pengikutnya terus mengejar orang itu. Karena merasa di pihak yang sama, Chiu Kang mengikuti mereka.Setelah berlari beberapa li jauhnya, Kam Nam In berhasil mengejarnya. Sekali pancal dia sudah berada di depan orang tersebut.Mereka pun bertarung sengit di jalanan kota yang telah sepi. Kam Nam In mengeluarkan golok bercabang yang aneh dan kuat. Golok itu menyabit ke arah pria berbaju abu-abu itu dengan kuat.Tapi pria itu tak tinggal diam, dia mencabut pedang panjang dari sarungnya. Golok dan pedang itu saling beradu.Kam Nam In menyerang dengan goloknya. Dia menerjang ke depan setengah melayang. Goloknya mengarah tepat ke lehernya.Pria berbaju abu-abu itu menangkis dengan pedangnya. Lalu berganti menindakkan kakinya maju untuk menyerangnya. Mereka pun saling berganti serangan.Semakin lama pertarungan itu semakin seru. Tampakn
“Namaku Chao Kang. Tuan Hu boleh memanggilku apa saja.”“Bagaimana jika aku memanggilmu Saudara Kang?”Chiu Kang sedikit tertawa. Balasnya: “Maka aku akan memanggilmu Paman Hu.”“Tidak, itu tedengar aneh. Aku lebih suka panggilan kakak daripada paman,” ujarnya.“Kenapa?”“Terdengar lebih akrab dan ringan.”“Baik, aku akan memanggilmu Kakak Hu mulai sekarang.”Hu Hongyin tertawa. “Aku menyukainya. Aku menyukainya.”Chiu Kang mulai mengumpulkan kayu dan membuat api. Karena malam semakin gelap, akan sangat buruk jika tak ada secercah cahaya pun di rumah kosong itu.“Kakak Hu, kenapa mereka mengejarmu? Apa kau punya permusuhan abadi dengan mereka?” tanyanya setelah api menyala.“Tidak, sebenarnya aku kemari mencari keluarga Chao. Sayangnya aku terlambat, mereka telah pindah,” ucapnya penuh sesal.Chiu Kang sedikit terkejut mendengar pengakuan Hu Hongyin.“Kenapa kau mencari mereka?”“Ada sesuatu yang harus kutemukan. Aku telah mencarinya lebih dari dua belas tahun, tapi masih belum menemu
Hu Hai Tang menyerang Chiu Kang secara membabi buta. Dia melancarkan pukulan dengan tenaga dalam cukup tinggi.Chiu Kang menangkis pukulan Hu Hui Tang dengan tangan kanannya. Lalu dia memundurkan kakinya ke belakang beberapa langkah. Dia tidak ingin terburu-buru menyerang, dia ingin menjajaki seberapa besar kehebatan ilmu silat mereka.Hu Hui Tang kembali melancarkan serangannya. Kali ini dia menggunakan pedang pendek untuk menguatkan pukulannya.Lagi-lagi Chiu Kang hanya menghindar dan menangkis, tidak berusaha untuk menyerang balik.Melihat suaminya kepayahan menghadapi Chiu Kang, Mo Mahin menapakkan kakinya ke tanah dan terbang ke arah Chiu Kang. Dia mengeluarkan jurus Racun Langit yang terkenal mematikan itu.Racun Langit adalah sebuah jurus langka, yang mana memasukan racun dalam tenaga dalam kemudian memukulkannya pada lawan. Hampir semua orang tidak dapat bertahan menghadapi jurus picik ini.Chiu Kang mengarahkan tangan kirinya untuk menahan serangan Mo Mahin, sementara tangan
“Ahhhh,” teriak Hong Huan kesakitan.“Apa yang kau lakukan?” ucap Chao Luli dengan mata membelalak tak percaya apa yang dilihatnya.“Jangan salahkan aku, Hong Huan. Salahkan ibu dan ayahmu yang tak menuruti ucapanku.”Hong Huan masih mengerang kesakitan. Dia telah kehilangan kaki kanannya. Darah mengalir deras dari kakinya.“Kurang ajar! Bunuh dia!” Hong Guiren merasa tak tahan lagi.Beratus-ratus orang tumpah menyerang Chiu Kang. Ini adalah pertama kalinya dia harus bertarung menghadapi lawan sebanyak ini.Dengan lincah Chiu Kang melompat, menangkis, dan menghajar mereka satu persatu. Jika hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja, mungkin Chiu Kang akan kepayahan. Dia menggunakan tenaga dalamnya di setiap kali menyerang.Perlahan-lahan separuh dari mereka telah terkapar tidak berdaya, sementara separuh yang lain mulai miris melihat kemampuan Chiu Kang.“Jika kalian ingin hidup, letakkan senjata kalian. Jika berharap mati, datanglah kemari,” ucap Chiu Kang.Daripada menyerah, sebagia
Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada
Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m
Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We
Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend
Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua
Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.
Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja
“Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,
Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak