Home / Rumah Tangga / Paman CEO itu Suamiku / Mimpi menjadi Nyata

Share

Mimpi menjadi Nyata

last update Last Updated: 2023-09-06 17:12:40

Alexa berdiri di balkon kamar seraya membentangkan kedua tangan. Mencoba menghirup udara segar dengan menghadap ke arah kota. Sesekali matanya terpejam, merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Ah, rasanya seperti mimpi bisa berada di kota ini dalam waktu yang sangat singkat," gumamnya.

Kemudian, ia masuk kembali ke kamar. Membuka laptop dan memulai aktivitas menulisnya kembali. Tiba-tiba saja ide untuk menulis  cerita barunya melintas di kepala.

Jari jemari lentiknya, mulai mengetik huruf di keyboard dengan sangat rapi. Beberapa kali ia mencoba menulis judul, beberapa kali juga ia menghapusnya kembali.

Alexa tersenyum puas, saat menemukan judul novel menarik yang akan menggoda hati para pembaca, ia terus menatap layar laptop, seraya membaca ulang  'Love in the Paris sky'.

"Yeah, keren!" teriaknya.

Tak lama kemudian ponselnya berdering. Gadis itu menatap lama layar ponsel. Terpampang jelas nomor tak dikenal yang meneleponnya. Alexa mengabaikan panggilan itu, ia memang tidak pernah mengangkat nomor telepon yang jelas-jelas tidak tersimpan di kontak miliknya.

Panggilan itu terus berdering, membuat konsentrasi menulis Alexa menjadi buyar. Dengan setengah hati ia mengangkat panggilan itu, seketika gadis itu terdiam, saat seseorang diseberang telepon sana memarahinya.

"Kau pikir bisa terbang ke sana itu atas jasa siapa, huh? Sampai-sampai panggilan dariku saja berulang kali kau abaikan!"

"Maaf, aku tidak mengenal nomormu, Jadi ...."

"Tak masalah, asal setiap kali aku meneleponmu, wajib diangkat!"

"Hm, baik. Sekarang katakan ada perlu apa kau meneleponku?"

"Memangnya kenapa kalau aku menelepon? Masalah buatmu?"

"Iya, kau mengganggu konsentrasi menulisku saja! Bilang saja kalau kau rindu, jangan jadi lelaki yang munafik!"

"Enak saja! Kau itu bukan wanita kriteriaku. Dengar, ya. Aku meneleponmu sekedar ingin mengingatkan, jangan boros, gunakan kartu kreditku dengan sebaik mungkin."

"Iya, Om tenang saja! Aku tutup dulu teleponnya!"

"Lexaaa!" teriak diseberang telepon.

Alexa tak peduli dengan teriakan lelaki yang kini telah berstatus suaminya itu. Ia langsung mematikan sambungan telepon, lalu melanjutkan kembali menulisnya.

Baginya bisa menatap langsung langit Paris, itu suatu hal yang sangat luar biasa. Tak pernah terpikir sedikit pun, ia akan secepat ini berada di kota paling romantis ini. Kota impian yang beberapa tahun terakhir ini, hanya bisa ia baca artikel dan gambarnya dari website dan media sosial, tetapi hari ini kota itu tampak di depan mata.

"I fell in love with you Paris." Untuk yang ke sekian kalinya Alexa berteriak. Sungguh baginya, bisa menginjakkan kaki di kota yang menjadi impiannya selama ini, suatu kebahagiaan tersendiri untuknya.

Alexa mamatikan laptop, lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Pikirannya kembali teringat pada pesan terakhir kedua orang tuanya.

Tak ada sedikit pun niat di hatinya untuk berbohong pada Papa dan mamanya. Apakah ia akan  terus berbohong seperti ini selamanya?

"Setidaknya aku harus bisa membuktikan pada mereka, jika menulis itu bisa menjadi karya nyata dalam genggaman. Tak hanya itu menulis juga bisa menjadi penghasilan yang bisa membiayai hidupku sendiri!" ucapnya lirih.

Semangat itu kembali muncul dalam diri Alexa. Suatu saat ia akan berkata jujur pada kedua orang tuanya tentang hubungannya dengan Alvano. Toh, semua ini terjadi bukan atas permintaannya, melainkan Alvano sendiri yang mengirimnya ke Paris, supaya tidak mengganggu hubungan lelaki itu dengan kekasih lamanya.

🍂🍂🍂🍂

Keesokan paginya, setelah salat Subuh, Alexa segera bersiap. Pagi ini ia ingin jalan-jalan keliling kota Paris. Tujuan utamanya satu, mengunjungi dan bertatap muka langsung dengan Menara Eifell.

Udara kota Paris pagi ini sangatlah dingin. Alexa merapatkan sweter yang dipakainya. Gadis itu berdecak kagum, saat melihat para warga Paris yang sudah sibuk beraktivitas di pagi hari. Sama seperti Jakarta, Paris pun cukup macet dengan klakson yang terus bersahut-sahutan dari setiap kendaraan.

Paris memang sensasi, sebuah kota yang sarat dengan kehidupan glamour sampai dijuluki sebagai salah satu kota ter-romantis di dunia.

Pagi-pagi sudah banyak warga untuk mulai bekerja, jalanan ramai bahkan macet ! Tidak seperti di Amsterdam, Rotedram, Brussels, Zurich apalagi Vaduz. Di mana kota- kota tersebut cukup sepi. Warganya lebih memilih untuk berjalan kaki dan meninggalkan mobilnya di rumah, atau mereka naik kendaraan umum. Namun, berbeda dengan Paris. Warganya ada yang berjalan kaki atau naik kendarran MRT, tetapi sebagian besar justru memamerkan mobil-mobil terbarunya dengan baju-baju mahalnya, berkeliling kota Paris, termasuk wisatawan kaya, dari manca negara.

Champs de Ellysee adalah sebuah nama jalan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Jalan ini dipenuhi oleh butik-butik dengan branded mahal (seperti Louis Vuitton, Gucci, Bally, Nike, Salvatore Ferragano ), dll, sangat ramai oleh penduduk setempat, pendatang & turis dari segala usia. Di depan butik-butik tersebut banyak terdapat kafe masakan Eropa, diselingi kafe dengan nuansa oriental. Kafe Perancis sangat terkenal denganoutdoor space bagi pengunjung, yang banyak ditiru oleh seluruh dunia.

Alexa lebih memilih masuk ke kafe masakan ala Eropa. Sedari tadi perutnya sudah keroncongan minta diisi. Untung saja dia sedikit mempelajari bahasa asing, sehingga tidak kesulitan untuknya memesan makanan yang ia suka.

Selesai sarapan, Alexa langsung menuju tempat oase yang paling indah di jantung kota Paris, Tuileries Gardens adalah tempat yang tepat untuk bersantai. Dengan Air mancur, kolam, dan taman yang memukau menjadikan Tuileries Garden sebagai lokasi magis. Gadis itu lebih memilih berjalan di sepanjang taman seraya menikmati keindahan Sungai Seine.

Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna, ia begitu menikmati suasana kota Paris pagi ini. Tak salah, selama ini ia begitu memimpikan untuk bisa berkunjung ke kota ini.

Alexa duduk di bangku taman, lalu mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan fotonya di sana. Setelah di-save ke galeri, ia segera memasukkan lagi ponselnya, berganti dengan mengeluarkan satu buah buku novel dari dalam tas, lalu membacanya.

Tak jauh dari tempat Alexa duduk, ada seorang pria yang terus-menerus memperhatikannya. Sesekali bibirnya tersungging, saat melihat tingkah polos yang dilakukan gadis itu.

Perlahan, lelaki itu mulai memberanikan diri mendekati Alexa. Jujur, ia terpesona pada pandangan pertama, ada sesuatu yang menggerakkan hatinya untuk mengenal lebih dekat gadis itu.

"Good morning, Nona. Bolehkah kita berkenalan? Namaku Crish!"

Alexa menoleh pada pria itu, lalu tersenyum singkat. "Morning too! Alexa."

Gadis itu membalas singkat uluran tangan Chris, lalu menariknya kembali.

"Bolehkah aku duduk di sampingmu, Nona?"

Alexa mengangguk, lalu fokus kembali membaca novel yang berada di pangkuannya.

"Apakah Nona asli dari Indonesia?"

"Iya, saya asli Indonesia!"

"Kalau begitu negara kita sama. Bolehkah aku menjadi temanmu?"

Alexa menoleh singkat padanya, lalu berucap, "Of Course!"

"Thanks!"

Lelaki itu terus menatap takjub pada Alexa yang tengah fokus membaca novel. Rambut yang tergerai indah menutupi sebagian wajahnya yang mulus tanpa noda membuat kecantikannya bertambah menjadi berkali-kali lipat.

"Novel apa yang sedang Nona baca?"

"Hm, ini tentang kisah ratu fantasi yang diperebutkan dua lelaki bumi."

"Wow, Nona menyukai cerita bergenre fantasi?"

"Iya, terkadang genre fantasi sedikit menghibur rasa gundah dalam diri."

Setelah mengatakan itu Alexa langsung berdiri dan pamit kepada Chris. Tak lupa memasukkan kembali buku novelnya ke dalam tas.

Lelaki itu terus melihat ke arah Alexa, hingga punggung gadis itu tak terlihat lagi.

"someday we will meet again, miss Alexa!"

Di lain tempat, Alvano mengusap gusar wajahnya. Ia baru saja mendapat laporan dari anak buahnya tentang lelaki yang mencoba mendekati sang istri. Entah mengapa ia tidak suka, jika ada seseorang yang mendekati miliknya.

Miliknya?

Alvano kembali mengacak frustrasi rambutnya. Alexa memang istri sahnya, tetapi bukankah dia sudah membebaskan gadis itu untuk mencari pria lain di luar sana, yang bersedia untuk menikahinya.

"Aaarrghh!" teriak Alvano, lalu mengeluarkan benda pipihnya, dan langsung menghubungi seseorang.

"Siapkan tiket untuk ke Paris! Sore ini saya akan terbang ke sana."

Related chapters

  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Satu minggu berada di Paris, Alexa sudah memiliki banyak teman. Apalagi saat mulai masuk kampus, ia sudah memiliki teman dekat bernama Salma. Di mana ada Salma di sana pasti ada Alexa. Mereka kompak, ke mana-mana selalu bersama."Serius benar baca novelnya," goda Salma."Hm, ini novel keren abis, Sal. Perjuangan seorang lelaki dalam mengejar cintanya, benar-benar luar biasa!""Nanti aku baca deh! Xa, kamu serius tidak suka sama Dion?"Alexa menggeleng singkat. "Kami memang dekat, tetapi hanya sekedar berteman saja kok!""Kalau misalnya Dion suka sama kamu?""Untuk saat ini aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun, Sal.""Sayang banget, Xa. Padahal Dion itu cogan lho di kampus ini. Banyak mahasiswi yang berlomba untuk menarik perhatiannya!""Aku tidak minat! Kamu tahu sendiri, kalau sekarang ini aku sedang fokus kuliah. Supaya nanti bisa mewujudkan impianku untuk menjadi seorang penulis ternama!""Impian sih impian, tapi kamu juga membutuhkan sosok lelaki untuk melindu

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Tidur Satu Kamar

    Alexa berjalan tergesa-gesa memasuki apartemen. Alasannya hanya satu, ingin segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Beberapa tugas yang diberikan dosennya hari ini, cukup membuatnya kewalahan dan juga merasa lelah. Tanpa menyalakan sakelar lampu terlebih dulu, gadis itu langsung melangkah ke kamar mandi. Berendam di bathtub untuk membersihkan tubuh seraya merilekskan pikiran.Lima belas menit kemudian, Alexa baru keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan dipakainya. Gadis itu memilih kaos pendek dan celana di atas lutut. Pikirnya ia hanya seorang diri di sana, jadi lebih enak tidur dengan memakai pakaian berbahan tipis dan pendek.Tanpa Alexa sadari, ada seseorang yang sedari tadi memerhatikan gerak-geriknya. Bahkan matanya tak berkedip sedikit pun, saat melihat Alexa memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya."Ganti pakaianmu!"Alexa terkejut, saat mendengar perintah dari seseorang untuk mengganti pakaiannya. Alexa baru sadar, dia tidak sendiri di kamar.

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Setengah jam kemudian Alexa sudah siap berangkat ke kampus. Gadis itu keluar dari apartemen tanpa memedulikan Alvano yang sedari tadi setia menunggu di samping mobilnya.Alvano berdecak kesal. "Kamu tidak menganggap keberadaanku di sini!"Alexa hanya menoleh singkat, lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju jalan utama. Sesekali gadis itu melirik arloginya. Waktu berputar dengan sangat cepat, tetapi belum ada satu taksi pun yang lewat di depannya."Ayo naik! Pagi ini aku yang akan mengantarmu ke kampus.""Tidak perlu! Aku bisa sendiri," jawab Alexa ketus."Bodoh! Hari ini tidak akan ada taksi yang lewat ke sini. Aku sudah membayar mereka!" ucap Alvano seraya tersenyum penuh kemenangan.Alexa mendelik tak percaya. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Alvano. Mentang-mentang dia orang kaya seenaknya saja membayar mereka untuk tidak menarik penumpang hari ini. Berapa orang yang hari ini akan kesiangan bekerja, sekolah, dan kuliah hanya karena tidak mendapatkan taksi? "

    Last Updated : 2023-09-21
  • Paman CEO itu Suamiku   Ide Gila Alvano

    "Apa? Mas cemburu?" tanya Alexa seraya terkekeh. Wanita itu tak sedikit pun memercayai ucapan lelaki di sampingnya."Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Aku berhak cemburu kok! Walau bagaimanapun, kamu itu istri sahku. Tidak ada satu lelaki pun yang boleh mendekati, apalagi sampai menyentuhmu. Camkan itu!" jawab Alvano tegas.Alexa mencabik kesal. "Ingat, ya, Mas Alvano. Pernikahan kita hanya di atas kertas putih. Kapan saatnya, Mas harus menceraikan aku.""Kalau aku tidak mau!""Ya, sesuai perjanjian yang Mas ucapkan dulu. Mas sendiri yang akan menggugat cerai aku. Ingat, lelaki itu yang dipegang omongannya. Jadi, kalau memang Mas tidak ingin di bilang pengecut, konsisten dong dengan apa yang sudah diucapkannya dulu."Alvano berdecak kesal. Ia sendiri belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi pada dirinya. Apakah rasa itu benar-benar ada di hatinya untuk sang istri? Jika benar, maka sampai kapanpun ia tak akan pernah melepaskan Alexa. Bila perlu, ia akan menanam benih di rahim wan

    Last Updated : 2023-10-04
  • Paman CEO itu Suamiku   Gejolak Cemburu

    "Tidak bisa! Kita harus tetap tinggal dalam satu apartemen yang sama. Untuk apa kita menikah, kalau pada akhirnya harus pisah tempat tinggal."Alexa berdecak kesal. "Bukankah dari awal, Om yang bilang kalau pernikahan kita hanya sementara saja? Ayolah, Om. Jangan jadi plin-plan seperti ini. Aku lebih baik menjanda daripada harus terikat pernikahan karena keterpaksaan seperti ini!""Kamu tidak ingin terikat pernikahan karena keterpaksaan, kan? Kalau begitu, mari kita belajar saling mencintai satu sama lain. Agar pernikahan kita murni berdasarkan cinta. Gimana?""Wah, Om semakin gila! Tentu saja aku tidak mau. Gadis mana yang ingin menjalani pernikahan dengan Om-om tua sepertimu. Masa depanku masih panjang. Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa mudaku.""Walaupun usia kita terpaut lima belas tahun, aku bisa menjamin kalau wajah kita seperti seumur. Tidak percaya? Coba saja bercermin. Malah yang ada, lebih muda aku dibandingkan dirimu. Jangan lupa, umur hanyalah angka. Tua di umur tidak ma

    Last Updated : 2023-10-13
  • Paman CEO itu Suamiku   Menikah karena Perjodohan

    "Hei, apa yang kamu lakukan pada kemeja mahalku, Gadis bodoh? Makanya punya mata itu dipakai, jangan disimpan di dengkul.""M-maaf, Mas ... eh, Om. Aku tidak sengaja melakukannya!" ucap Alexa dengan penuh ketakutan. Ia merutuki kebodohannya yang berjalan kurang hati-hati sehingga jus yang tengah dipegangnya tumpah mengenai kemeja pria tersebut."Maaf? Kamu pikir hanya dengan kata maaf saja, kemejaku bisa kembali bersih, hah? Apalagi aku akan menghadiri meeting penting di sini! Aku tidak mau tahu, kamu harus mengganti rugi semua!""Hah, harus ganti rugi, Om? Sayangnya sekarang aku sedang tidak punya uang. Aku ngutang dulu, ya. Bye, Oom ganteng!" ucap Alexa seraya berlari menjauh dari sana. Hanya itu jalan satu-satunya untuk melepaskan diri. Kalau tidak, jatah uang jajannya akan habis untuk mengganti rugi jas kotor milik pria angkuh itu.****Alexa menatap pantulan wajah di cermin. Besok adalah hari di mana pernikahannya akan berlangsung. Menikah muda bukanlah impiannya, apalagi dengan

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Rencana Alvano

    Malam harinya Alexa baru masuk ke kamar. Ia sengaja berlama-lama menonton televisi, agar saat masuk kamar, Alvano sudah tertidur nyenyak. Walau bagaimanapun ia kesal dengan ucapan Alvano tadi siang yang menghina hobi dan impiannya selama ini. Alexa tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Jika nanti akan setiap waktu terus bersama lelaki menyebalkan seperti Alvano. "Hmm, istri apa tengah malam seperti ini baru masuk kamar? Jauh sekali dari istri idaman!"Deg!Lampu kamar yang tadi padam, kini berubah terang kembali. Ternyata sedari tadi Alvano tidak tidur, dia sengaja menunggu Alexa masuk kamar. Lelaki itu tersenyum licik, lalu melangkah maju mendekati Alexa."Apa yang kamu inginkan? Jangan macam-macam padaku!"Alvano mengernyit. "Tentu saja tubuhmu! Bukankah hari ini malam pertama untuk kita. Kamu tidak bisa menolaknya, Lexa! Kamu sudah resmi menjadi istri sahnya Tuan Alvano."Alexa terus melangkah mundur hingga tubuhnya mentok di tembok. Wajah lelaki itu semakin mendekat padanya.

    Last Updated : 2023-09-06

Latest chapter

  • Paman CEO itu Suamiku   Gejolak Cemburu

    "Tidak bisa! Kita harus tetap tinggal dalam satu apartemen yang sama. Untuk apa kita menikah, kalau pada akhirnya harus pisah tempat tinggal."Alexa berdecak kesal. "Bukankah dari awal, Om yang bilang kalau pernikahan kita hanya sementara saja? Ayolah, Om. Jangan jadi plin-plan seperti ini. Aku lebih baik menjanda daripada harus terikat pernikahan karena keterpaksaan seperti ini!""Kamu tidak ingin terikat pernikahan karena keterpaksaan, kan? Kalau begitu, mari kita belajar saling mencintai satu sama lain. Agar pernikahan kita murni berdasarkan cinta. Gimana?""Wah, Om semakin gila! Tentu saja aku tidak mau. Gadis mana yang ingin menjalani pernikahan dengan Om-om tua sepertimu. Masa depanku masih panjang. Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa mudaku.""Walaupun usia kita terpaut lima belas tahun, aku bisa menjamin kalau wajah kita seperti seumur. Tidak percaya? Coba saja bercermin. Malah yang ada, lebih muda aku dibandingkan dirimu. Jangan lupa, umur hanyalah angka. Tua di umur tidak ma

  • Paman CEO itu Suamiku   Ide Gila Alvano

    "Apa? Mas cemburu?" tanya Alexa seraya terkekeh. Wanita itu tak sedikit pun memercayai ucapan lelaki di sampingnya."Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Aku berhak cemburu kok! Walau bagaimanapun, kamu itu istri sahku. Tidak ada satu lelaki pun yang boleh mendekati, apalagi sampai menyentuhmu. Camkan itu!" jawab Alvano tegas.Alexa mencabik kesal. "Ingat, ya, Mas Alvano. Pernikahan kita hanya di atas kertas putih. Kapan saatnya, Mas harus menceraikan aku.""Kalau aku tidak mau!""Ya, sesuai perjanjian yang Mas ucapkan dulu. Mas sendiri yang akan menggugat cerai aku. Ingat, lelaki itu yang dipegang omongannya. Jadi, kalau memang Mas tidak ingin di bilang pengecut, konsisten dong dengan apa yang sudah diucapkannya dulu."Alvano berdecak kesal. Ia sendiri belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi pada dirinya. Apakah rasa itu benar-benar ada di hatinya untuk sang istri? Jika benar, maka sampai kapanpun ia tak akan pernah melepaskan Alexa. Bila perlu, ia akan menanam benih di rahim wan

  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Setengah jam kemudian Alexa sudah siap berangkat ke kampus. Gadis itu keluar dari apartemen tanpa memedulikan Alvano yang sedari tadi setia menunggu di samping mobilnya.Alvano berdecak kesal. "Kamu tidak menganggap keberadaanku di sini!"Alexa hanya menoleh singkat, lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju jalan utama. Sesekali gadis itu melirik arloginya. Waktu berputar dengan sangat cepat, tetapi belum ada satu taksi pun yang lewat di depannya."Ayo naik! Pagi ini aku yang akan mengantarmu ke kampus.""Tidak perlu! Aku bisa sendiri," jawab Alexa ketus."Bodoh! Hari ini tidak akan ada taksi yang lewat ke sini. Aku sudah membayar mereka!" ucap Alvano seraya tersenyum penuh kemenangan.Alexa mendelik tak percaya. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Alvano. Mentang-mentang dia orang kaya seenaknya saja membayar mereka untuk tidak menarik penumpang hari ini. Berapa orang yang hari ini akan kesiangan bekerja, sekolah, dan kuliah hanya karena tidak mendapatkan taksi? "

  • Paman CEO itu Suamiku   Tidur Satu Kamar

    Alexa berjalan tergesa-gesa memasuki apartemen. Alasannya hanya satu, ingin segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Beberapa tugas yang diberikan dosennya hari ini, cukup membuatnya kewalahan dan juga merasa lelah. Tanpa menyalakan sakelar lampu terlebih dulu, gadis itu langsung melangkah ke kamar mandi. Berendam di bathtub untuk membersihkan tubuh seraya merilekskan pikiran.Lima belas menit kemudian, Alexa baru keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan dipakainya. Gadis itu memilih kaos pendek dan celana di atas lutut. Pikirnya ia hanya seorang diri di sana, jadi lebih enak tidur dengan memakai pakaian berbahan tipis dan pendek.Tanpa Alexa sadari, ada seseorang yang sedari tadi memerhatikan gerak-geriknya. Bahkan matanya tak berkedip sedikit pun, saat melihat Alexa memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya."Ganti pakaianmu!"Alexa terkejut, saat mendengar perintah dari seseorang untuk mengganti pakaiannya. Alexa baru sadar, dia tidak sendiri di kamar.

  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Satu minggu berada di Paris, Alexa sudah memiliki banyak teman. Apalagi saat mulai masuk kampus, ia sudah memiliki teman dekat bernama Salma. Di mana ada Salma di sana pasti ada Alexa. Mereka kompak, ke mana-mana selalu bersama."Serius benar baca novelnya," goda Salma."Hm, ini novel keren abis, Sal. Perjuangan seorang lelaki dalam mengejar cintanya, benar-benar luar biasa!""Nanti aku baca deh! Xa, kamu serius tidak suka sama Dion?"Alexa menggeleng singkat. "Kami memang dekat, tetapi hanya sekedar berteman saja kok!""Kalau misalnya Dion suka sama kamu?""Untuk saat ini aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun, Sal.""Sayang banget, Xa. Padahal Dion itu cogan lho di kampus ini. Banyak mahasiswi yang berlomba untuk menarik perhatiannya!""Aku tidak minat! Kamu tahu sendiri, kalau sekarang ini aku sedang fokus kuliah. Supaya nanti bisa mewujudkan impianku untuk menjadi seorang penulis ternama!""Impian sih impian, tapi kamu juga membutuhkan sosok lelaki untuk melindu

  • Paman CEO itu Suamiku   Mimpi menjadi Nyata

    Alexa berdiri di balkon kamar seraya membentangkan kedua tangan. Mencoba menghirup udara segar dengan menghadap ke arah kota. Sesekali matanya terpejam, merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Ah, rasanya seperti mimpi bisa berada di kota ini dalam waktu yang sangat singkat," gumamnya.Kemudian, ia masuk kembali ke kamar. Membuka laptop dan memulai aktivitas menulisnya kembali. Tiba-tiba saja ide untuk menulis cerita barunya melintas di kepala.Jari jemari lentiknya, mulai mengetik huruf di keyboard dengan sangat rapi. Beberapa kali ia mencoba menulis judul, beberapa kali juga ia menghapusnya kembali.Alexa tersenyum puas, saat menemukan judul novel menarik yang akan menggoda hati para pembaca, ia terus menatap layar laptop, seraya membaca ulang 'Love in the Paris sky'."Yeah, keren!" teriaknya.Tak lama kemudian ponselnya berdering. Gadis itu menatap lama layar ponsel. Terpampang jelas nomor tak dikenal yang meneleponnya. Alexa mengabaikan panggilan itu, ia mem

  • Paman CEO itu Suamiku   Rencana Alvano

    Malam harinya Alexa baru masuk ke kamar. Ia sengaja berlama-lama menonton televisi, agar saat masuk kamar, Alvano sudah tertidur nyenyak. Walau bagaimanapun ia kesal dengan ucapan Alvano tadi siang yang menghina hobi dan impiannya selama ini. Alexa tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Jika nanti akan setiap waktu terus bersama lelaki menyebalkan seperti Alvano. "Hmm, istri apa tengah malam seperti ini baru masuk kamar? Jauh sekali dari istri idaman!"Deg!Lampu kamar yang tadi padam, kini berubah terang kembali. Ternyata sedari tadi Alvano tidak tidur, dia sengaja menunggu Alexa masuk kamar. Lelaki itu tersenyum licik, lalu melangkah maju mendekati Alexa."Apa yang kamu inginkan? Jangan macam-macam padaku!"Alvano mengernyit. "Tentu saja tubuhmu! Bukankah hari ini malam pertama untuk kita. Kamu tidak bisa menolaknya, Lexa! Kamu sudah resmi menjadi istri sahnya Tuan Alvano."Alexa terus melangkah mundur hingga tubuhnya mentok di tembok. Wajah lelaki itu semakin mendekat padanya.

  • Paman CEO itu Suamiku   Menikah karena Perjodohan

    "Hei, apa yang kamu lakukan pada kemeja mahalku, Gadis bodoh? Makanya punya mata itu dipakai, jangan disimpan di dengkul.""M-maaf, Mas ... eh, Om. Aku tidak sengaja melakukannya!" ucap Alexa dengan penuh ketakutan. Ia merutuki kebodohannya yang berjalan kurang hati-hati sehingga jus yang tengah dipegangnya tumpah mengenai kemeja pria tersebut."Maaf? Kamu pikir hanya dengan kata maaf saja, kemejaku bisa kembali bersih, hah? Apalagi aku akan menghadiri meeting penting di sini! Aku tidak mau tahu, kamu harus mengganti rugi semua!""Hah, harus ganti rugi, Om? Sayangnya sekarang aku sedang tidak punya uang. Aku ngutang dulu, ya. Bye, Oom ganteng!" ucap Alexa seraya berlari menjauh dari sana. Hanya itu jalan satu-satunya untuk melepaskan diri. Kalau tidak, jatah uang jajannya akan habis untuk mengganti rugi jas kotor milik pria angkuh itu.****Alexa menatap pantulan wajah di cermin. Besok adalah hari di mana pernikahannya akan berlangsung. Menikah muda bukanlah impiannya, apalagi dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status