Share

Rencana Alvano

last update Last Updated: 2023-09-06 17:04:34

Malam harinya Alexa baru masuk ke kamar. Ia sengaja berlama-lama menonton televisi, agar saat masuk kamar, Alvano sudah tertidur nyenyak.

Walau bagaimanapun ia kesal dengan ucapan Alvano tadi siang yang menghina hobi dan impiannya selama ini. Alexa tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Jika nanti akan setiap waktu terus bersama lelaki menyebalkan seperti Alvano.

"Hmm, istri apa tengah malam seperti ini baru masuk kamar? Jauh sekali dari istri idaman!"

Deg!

Lampu kamar yang tadi padam, kini berubah terang kembali. Ternyata sedari tadi Alvano tidak tidur, dia sengaja menunggu Alexa masuk kamar. Lelaki itu tersenyum licik, lalu melangkah maju mendekati Alexa.

"Apa yang kamu inginkan? Jangan macam-macam padaku!"

Alvano mengernyit. "Tentu saja tubuhmu! Bukankah hari ini malam pertama untuk kita. Kamu tidak bisa menolaknya, Lexa! Kamu sudah resmi menjadi istri sahnya Tuan Alvano."

Alexa terus melangkah mundur hingga tubuhnya mentok di tembok. Wajah lelaki itu semakin mendekat padanya. Napasnya naik turun tak karuan menahan rasa takut dan kegugupan. Ia mencoba memejamkan mata untuk menetralkan perasaannya.

"Ini tiket ke Paris untukmu! Pergi dan jangan pernah menemuiku untuk beberapa waktu. Ingat, jangan pernah bilang pada siapa-siapa tentang hal ini atau nyawamu sendiri yang akan menjadi taruhannya!"

Alexa membuka mata, ia terkejut saat lelaki itu memberikan satu tiket pesawat tujuan Paris. kepadanya.

"Apa maksudmu?"

Alvano menatap gusar pada Alexa, lalu tersenyum getir. "Aku berterima kasih padamu, karena sepertinya kau tidak menyukaiku. Jadi, sudah aku putuskan untuk mengirimmu ke Paris. Kau bisa masuk universitas mana pun yang kau inginkan. Semua biaya, aku yang akan menanggungnya!"

Alexa mendelik tak percaya, lalu mencubit tangannya sendiri. Ternyata bukan mimpi, ia akan segera menginjakkan kakinya di depan Menara Eiffel. Tunggu dulu, Alexa berpikir ulang, kalau sampai orang tuanya tahu, bagaimana nasib dirinya nanti?

"Tenang saja! Aku juga akan pergi dari kota ini, mungkin aku akan mengurus perusahaan lain di luar kota. Jadi, mereka tidak akan curiga. Satu lagi, kau boleh kembali ke sini, setelah mendapatkan lelaki yang sungguh-sungguh mencintaimu dan juga siap menikahimu." Alvano seperti bisa membaca pikirannya.

"Apa?"

Alvano tersenyum kecut. "Asal kau tahu, Lexa. Aku sudah memiliki kekasih dan rencananya tahun ini kami akan menikah. Harusnya kau senang, bukan? Menikah denganku, justru mempermudah jalanmu untuk mencapai impian yang selama ini terkekang oleh kedua orang tuamu sendiri. Kita impas, kau mendapatkan impianmu dan aku mendapatkan kembali wanitaku!"

"Dari mana kau tahu semua hal tentangku?"

"Bagi Alvano, mencari tahu semua tentang Alexa Razeta itu mudah!"

"Sombong, mentang-mentang pengusaha tajir!" batin Alexa.

Awalnya Alexa tidak setuju dengan rencana Alvano, karena itu sama saja mempermainkan pernikahan yang sah di mata agama dan juga hukum. Namun, mengingat impiannya selama ini untuk menjadi penulis terkenal ada di depan mata, membuat ia segera membenarkan ide konyol Alvano.

"Baiklah, aku setuju!"

Alvano tersenyum licik, ternyata sangat mudah untuk mengelabui gadis di depannya. Dengan begitu ia tetap bisa menjalin hubungan dengan kekasihnya, tanpa gangguan Alexa.

🍂🍂🍂

Keesokan paginya, Alexa menatap sendu pada kedua orang tuanya. Entah kapan lagi ia akan bertatap muka dengan mama, papanya seperti ini. Tentunya akan sangat lama ia tinggal di kota paling romantis itu, mengingat ucapan semalam yang dilontarkan Alvaro kepadanya.

Alexa mencoba untuk tidak menangis. Walaupun selama ini mereka banyak mengekang hidupnya, tetapi Alexa tahu itu semua demi kebaikannya dan rasanya ia tidak tega bila harus meninggalkan dan membohongi orang tua yang selama ini telah membesarkannya.

"Pergilah, Nak. Kami percaya, Alvano sosok lelaki yang bertanggung jawab. Bersamanya kamu akan bahagia."

Alexa mengangguk, lalu mencium tangan kedua orang tuanya dengan takzim.

"Doakan selalu Alexa, Ma-Pa! Jaga diri kalian baik-baik?" ucap Alexa sendu.

"Pasti, Lexa. Doa kami selalu menyertaimu! Jadilah istri yang selalu mengabdi pada suami!" ucap sang mama.

"Insyaallah, Ma!"

"Titip putri kami, Vano. Kami percaya kepadamu!"

Alvano mengangguk, lalu berpamitan. Tidak lupa sebelumnya mencium takzim tangan kedua mertuanya.

Tak ingin membuang waktu, Alvano langsung melajukan mobilnya dengan perlahan. Melirik sekilas pada Alexa, tampak jelas ada kesedihan di sana. Rasa bersalah mulai merasuki hati dan pikirannya. Namun, egonya untuk bersanding bersama sang kekasih hati terlalu kuat, sehingga mengalahkan hati nuraninya sendiri.

"Tidak usah bersedih seperti itu. Suatu saat kau akan kembali bertemu dengan mereka. Kejarlah impianmu untuk menjadi penulis terkenal. Walaupun bagiku itu bukan apa-apa, tetapi aku tahu bagimu itu sangat berharga."

"Aku hanya tidak tega membohongi mereka semua!"

"Jadi, kau lebih memilih bersamaku yang belum tentu bisa memberikanmu cinta dan bahagia, daripada mengejar cita-citamu?"

Alexa bergeming, antara melepaskan atau mengejar impiannya selama ini! Mata Alexa terpejam, mencoba memikirkan kembali langkah apa yang harus ia ambil. Agar tidak ada penyesalan di depan nanti.

"Bagaimana? Tiket ke Paris sudah siap, dan untuk tempat tinggalmu di sana juga sudah aku persiapkan."

Alexa mengembuskan napas perlahan. "Aku pilih mengejar impian!"

Sudut bibir Alvano terangkat sempurna. "Bagus!"

Lelaki itu langsung mengarahkan mobilnya menuju bandara. Mungkin dia egois, tetapi hanya ini jalan satu-satunya agar bisa tetap menjalin hubungan dengan sang kekasih.

Tak lama kemudian, mobil berhenti. Alexa langsung masuk menuju bandara, sedangkan Alvano langsung memutarkan kembali mobilnya, untuk menemui kekasih hati yang beberapa hari ini begitu ia rindukan.

Hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk sampai ke apartemen milik kekasihnya. Senyum lelaki itu mengembang saat menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu apartemen. Namun, saat pintu terbuka, ruangan itu kosong. Hanya ada suara bising dari televisi yang mungkin sang pemilik lupa mematikannya.

Suara shower dari kamar mandi, membuat bibir lelaki itu melengkung bak bulan sabit. Senyum yang tadi mulai meredup, kini mula mekar kembali.

"Ternyata dia sedang mandi. Aku akan memberinya surprise yang spesial malam ini!" gumam Alvano seraya duduk di depan televisi.

Setengah jam menunggu, sang kekasih tak kunjung keluar dari kamar mandi. Alvano curiga, karena biasanya Rima tak pernah lama di kamar mandi. Apalagi semakin lama terdengar desahan seseorang dari dalam sana.

Perlahan, Alvano melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Desahan itu semakin terdengar jelas. Bahkan, ada dua suara yang berbeda dari dalam kamar mandi. Alvano semakin curiga, lelaki itu langsung mendobrak pintu kamar mandi dengan kasar.

Matanya melotot sempurna, saat di depan matanya terpampang jelas dua pasang insan yang sedang bercumbu mesra. Kedua tangan Alvano terkepal kuat, lalu tersenyum gusar saat melihat ekspresi Rima yang terkejut dengan kehadirannya, serta memergoki langsung perselingkuhannya bersama lelaki yang tak lain sahabat Alvano sendiri.

"Selama ini aku tidak percaya dengan gosip murahan itu, tetapi hari ini aku sadar yang murahan itu bukan gosipnya melainkan kalian berdua terlalu murahan untuk menjadi kekasih dan juga sahabat kepercayaanku."

"Ini tidak seperti yang kamu lihat, Vano," elak Rima.

"Cuih, justru apa yang kulihat dengan kedua mataku ini, suatu kebenaran yang selama ini selalu kuabaikan."

Setelah mengatakan itu Alvano langsung berlalu meninggalkan mereka. Ingin rasanya ia meluapkan emosi saat itu juga pada mereka, hanya saja lelaki itu masih berpikir normal, untuk tidak merusak nama baiknya hanya demi wanita murahan seperti Rima.

Alvano mengusap gusar wajahnya. Mengapa ia baru mengetahui pengkhianatan ini setelah ia mengirimkan Alexa ke Paris? Kini ia benar-benar telah kehilangan dua wanita sekaligus. Namun, Alvano kembali menggeleng. Baginya pernikahan itu terjadi karena sebuah keterpaksaan, dan tak mungkin menghadirkan cinta. Jadi, tidak mungkin ia melampiaskan perasaannya pada Alexa.

Mungkin untuk sementara ini ia tidak akan mudah percaya cinta dan juga janji setia seorang wanita. Mencoba untuk memulihkan kembali luka yang menganga, karena sakitnya sebuah pengkhianatan. Selama ini ia mencoba menjaga wanitanya, untuk tidak menodai perasaan cintanya dengan nafsu semata. Namun, ternyata selama ini ia salah. Seseorang yang selama ini ia jaga, ternyata malah merusak mahkotanya sendiri bersama pria lain.

Related chapters

  • Paman CEO itu Suamiku   Mimpi menjadi Nyata

    Alexa berdiri di balkon kamar seraya membentangkan kedua tangan. Mencoba menghirup udara segar dengan menghadap ke arah kota. Sesekali matanya terpejam, merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Ah, rasanya seperti mimpi bisa berada di kota ini dalam waktu yang sangat singkat," gumamnya.Kemudian, ia masuk kembali ke kamar. Membuka laptop dan memulai aktivitas menulisnya kembali. Tiba-tiba saja ide untuk menulis cerita barunya melintas di kepala.Jari jemari lentiknya, mulai mengetik huruf di keyboard dengan sangat rapi. Beberapa kali ia mencoba menulis judul, beberapa kali juga ia menghapusnya kembali.Alexa tersenyum puas, saat menemukan judul novel menarik yang akan menggoda hati para pembaca, ia terus menatap layar laptop, seraya membaca ulang 'Love in the Paris sky'."Yeah, keren!" teriaknya.Tak lama kemudian ponselnya berdering. Gadis itu menatap lama layar ponsel. Terpampang jelas nomor tak dikenal yang meneleponnya. Alexa mengabaikan panggilan itu, ia mem

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Satu minggu berada di Paris, Alexa sudah memiliki banyak teman. Apalagi saat mulai masuk kampus, ia sudah memiliki teman dekat bernama Salma. Di mana ada Salma di sana pasti ada Alexa. Mereka kompak, ke mana-mana selalu bersama."Serius benar baca novelnya," goda Salma."Hm, ini novel keren abis, Sal. Perjuangan seorang lelaki dalam mengejar cintanya, benar-benar luar biasa!""Nanti aku baca deh! Xa, kamu serius tidak suka sama Dion?"Alexa menggeleng singkat. "Kami memang dekat, tetapi hanya sekedar berteman saja kok!""Kalau misalnya Dion suka sama kamu?""Untuk saat ini aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun, Sal.""Sayang banget, Xa. Padahal Dion itu cogan lho di kampus ini. Banyak mahasiswi yang berlomba untuk menarik perhatiannya!""Aku tidak minat! Kamu tahu sendiri, kalau sekarang ini aku sedang fokus kuliah. Supaya nanti bisa mewujudkan impianku untuk menjadi seorang penulis ternama!""Impian sih impian, tapi kamu juga membutuhkan sosok lelaki untuk melindu

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Tidur Satu Kamar

    Alexa berjalan tergesa-gesa memasuki apartemen. Alasannya hanya satu, ingin segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Beberapa tugas yang diberikan dosennya hari ini, cukup membuatnya kewalahan dan juga merasa lelah. Tanpa menyalakan sakelar lampu terlebih dulu, gadis itu langsung melangkah ke kamar mandi. Berendam di bathtub untuk membersihkan tubuh seraya merilekskan pikiran.Lima belas menit kemudian, Alexa baru keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan dipakainya. Gadis itu memilih kaos pendek dan celana di atas lutut. Pikirnya ia hanya seorang diri di sana, jadi lebih enak tidur dengan memakai pakaian berbahan tipis dan pendek.Tanpa Alexa sadari, ada seseorang yang sedari tadi memerhatikan gerak-geriknya. Bahkan matanya tak berkedip sedikit pun, saat melihat Alexa memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya."Ganti pakaianmu!"Alexa terkejut, saat mendengar perintah dari seseorang untuk mengganti pakaiannya. Alexa baru sadar, dia tidak sendiri di kamar.

    Last Updated : 2023-09-06
  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Setengah jam kemudian Alexa sudah siap berangkat ke kampus. Gadis itu keluar dari apartemen tanpa memedulikan Alvano yang sedari tadi setia menunggu di samping mobilnya.Alvano berdecak kesal. "Kamu tidak menganggap keberadaanku di sini!"Alexa hanya menoleh singkat, lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju jalan utama. Sesekali gadis itu melirik arloginya. Waktu berputar dengan sangat cepat, tetapi belum ada satu taksi pun yang lewat di depannya."Ayo naik! Pagi ini aku yang akan mengantarmu ke kampus.""Tidak perlu! Aku bisa sendiri," jawab Alexa ketus."Bodoh! Hari ini tidak akan ada taksi yang lewat ke sini. Aku sudah membayar mereka!" ucap Alvano seraya tersenyum penuh kemenangan.Alexa mendelik tak percaya. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Alvano. Mentang-mentang dia orang kaya seenaknya saja membayar mereka untuk tidak menarik penumpang hari ini. Berapa orang yang hari ini akan kesiangan bekerja, sekolah, dan kuliah hanya karena tidak mendapatkan taksi? "

    Last Updated : 2023-09-21
  • Paman CEO itu Suamiku   Ide Gila Alvano

    "Apa? Mas cemburu?" tanya Alexa seraya terkekeh. Wanita itu tak sedikit pun memercayai ucapan lelaki di sampingnya."Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Aku berhak cemburu kok! Walau bagaimanapun, kamu itu istri sahku. Tidak ada satu lelaki pun yang boleh mendekati, apalagi sampai menyentuhmu. Camkan itu!" jawab Alvano tegas.Alexa mencabik kesal. "Ingat, ya, Mas Alvano. Pernikahan kita hanya di atas kertas putih. Kapan saatnya, Mas harus menceraikan aku.""Kalau aku tidak mau!""Ya, sesuai perjanjian yang Mas ucapkan dulu. Mas sendiri yang akan menggugat cerai aku. Ingat, lelaki itu yang dipegang omongannya. Jadi, kalau memang Mas tidak ingin di bilang pengecut, konsisten dong dengan apa yang sudah diucapkannya dulu."Alvano berdecak kesal. Ia sendiri belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi pada dirinya. Apakah rasa itu benar-benar ada di hatinya untuk sang istri? Jika benar, maka sampai kapanpun ia tak akan pernah melepaskan Alexa. Bila perlu, ia akan menanam benih di rahim wan

    Last Updated : 2023-10-04
  • Paman CEO itu Suamiku   Gejolak Cemburu

    "Tidak bisa! Kita harus tetap tinggal dalam satu apartemen yang sama. Untuk apa kita menikah, kalau pada akhirnya harus pisah tempat tinggal."Alexa berdecak kesal. "Bukankah dari awal, Om yang bilang kalau pernikahan kita hanya sementara saja? Ayolah, Om. Jangan jadi plin-plan seperti ini. Aku lebih baik menjanda daripada harus terikat pernikahan karena keterpaksaan seperti ini!""Kamu tidak ingin terikat pernikahan karena keterpaksaan, kan? Kalau begitu, mari kita belajar saling mencintai satu sama lain. Agar pernikahan kita murni berdasarkan cinta. Gimana?""Wah, Om semakin gila! Tentu saja aku tidak mau. Gadis mana yang ingin menjalani pernikahan dengan Om-om tua sepertimu. Masa depanku masih panjang. Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa mudaku.""Walaupun usia kita terpaut lima belas tahun, aku bisa menjamin kalau wajah kita seperti seumur. Tidak percaya? Coba saja bercermin. Malah yang ada, lebih muda aku dibandingkan dirimu. Jangan lupa, umur hanyalah angka. Tua di umur tidak ma

    Last Updated : 2023-10-13
  • Paman CEO itu Suamiku   Menikah karena Perjodohan

    "Hei, apa yang kamu lakukan pada kemeja mahalku, Gadis bodoh? Makanya punya mata itu dipakai, jangan disimpan di dengkul.""M-maaf, Mas ... eh, Om. Aku tidak sengaja melakukannya!" ucap Alexa dengan penuh ketakutan. Ia merutuki kebodohannya yang berjalan kurang hati-hati sehingga jus yang tengah dipegangnya tumpah mengenai kemeja pria tersebut."Maaf? Kamu pikir hanya dengan kata maaf saja, kemejaku bisa kembali bersih, hah? Apalagi aku akan menghadiri meeting penting di sini! Aku tidak mau tahu, kamu harus mengganti rugi semua!""Hah, harus ganti rugi, Om? Sayangnya sekarang aku sedang tidak punya uang. Aku ngutang dulu, ya. Bye, Oom ganteng!" ucap Alexa seraya berlari menjauh dari sana. Hanya itu jalan satu-satunya untuk melepaskan diri. Kalau tidak, jatah uang jajannya akan habis untuk mengganti rugi jas kotor milik pria angkuh itu.****Alexa menatap pantulan wajah di cermin. Besok adalah hari di mana pernikahannya akan berlangsung. Menikah muda bukanlah impiannya, apalagi dengan

    Last Updated : 2023-09-06

Latest chapter

  • Paman CEO itu Suamiku   Gejolak Cemburu

    "Tidak bisa! Kita harus tetap tinggal dalam satu apartemen yang sama. Untuk apa kita menikah, kalau pada akhirnya harus pisah tempat tinggal."Alexa berdecak kesal. "Bukankah dari awal, Om yang bilang kalau pernikahan kita hanya sementara saja? Ayolah, Om. Jangan jadi plin-plan seperti ini. Aku lebih baik menjanda daripada harus terikat pernikahan karena keterpaksaan seperti ini!""Kamu tidak ingin terikat pernikahan karena keterpaksaan, kan? Kalau begitu, mari kita belajar saling mencintai satu sama lain. Agar pernikahan kita murni berdasarkan cinta. Gimana?""Wah, Om semakin gila! Tentu saja aku tidak mau. Gadis mana yang ingin menjalani pernikahan dengan Om-om tua sepertimu. Masa depanku masih panjang. Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa mudaku.""Walaupun usia kita terpaut lima belas tahun, aku bisa menjamin kalau wajah kita seperti seumur. Tidak percaya? Coba saja bercermin. Malah yang ada, lebih muda aku dibandingkan dirimu. Jangan lupa, umur hanyalah angka. Tua di umur tidak ma

  • Paman CEO itu Suamiku   Ide Gila Alvano

    "Apa? Mas cemburu?" tanya Alexa seraya terkekeh. Wanita itu tak sedikit pun memercayai ucapan lelaki di sampingnya."Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Aku berhak cemburu kok! Walau bagaimanapun, kamu itu istri sahku. Tidak ada satu lelaki pun yang boleh mendekati, apalagi sampai menyentuhmu. Camkan itu!" jawab Alvano tegas.Alexa mencabik kesal. "Ingat, ya, Mas Alvano. Pernikahan kita hanya di atas kertas putih. Kapan saatnya, Mas harus menceraikan aku.""Kalau aku tidak mau!""Ya, sesuai perjanjian yang Mas ucapkan dulu. Mas sendiri yang akan menggugat cerai aku. Ingat, lelaki itu yang dipegang omongannya. Jadi, kalau memang Mas tidak ingin di bilang pengecut, konsisten dong dengan apa yang sudah diucapkannya dulu."Alvano berdecak kesal. Ia sendiri belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi pada dirinya. Apakah rasa itu benar-benar ada di hatinya untuk sang istri? Jika benar, maka sampai kapanpun ia tak akan pernah melepaskan Alexa. Bila perlu, ia akan menanam benih di rahim wan

  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Setengah jam kemudian Alexa sudah siap berangkat ke kampus. Gadis itu keluar dari apartemen tanpa memedulikan Alvano yang sedari tadi setia menunggu di samping mobilnya.Alvano berdecak kesal. "Kamu tidak menganggap keberadaanku di sini!"Alexa hanya menoleh singkat, lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju jalan utama. Sesekali gadis itu melirik arloginya. Waktu berputar dengan sangat cepat, tetapi belum ada satu taksi pun yang lewat di depannya."Ayo naik! Pagi ini aku yang akan mengantarmu ke kampus.""Tidak perlu! Aku bisa sendiri," jawab Alexa ketus."Bodoh! Hari ini tidak akan ada taksi yang lewat ke sini. Aku sudah membayar mereka!" ucap Alvano seraya tersenyum penuh kemenangan.Alexa mendelik tak percaya. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Alvano. Mentang-mentang dia orang kaya seenaknya saja membayar mereka untuk tidak menarik penumpang hari ini. Berapa orang yang hari ini akan kesiangan bekerja, sekolah, dan kuliah hanya karena tidak mendapatkan taksi? "

  • Paman CEO itu Suamiku   Tidur Satu Kamar

    Alexa berjalan tergesa-gesa memasuki apartemen. Alasannya hanya satu, ingin segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Beberapa tugas yang diberikan dosennya hari ini, cukup membuatnya kewalahan dan juga merasa lelah. Tanpa menyalakan sakelar lampu terlebih dulu, gadis itu langsung melangkah ke kamar mandi. Berendam di bathtub untuk membersihkan tubuh seraya merilekskan pikiran.Lima belas menit kemudian, Alexa baru keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan dipakainya. Gadis itu memilih kaos pendek dan celana di atas lutut. Pikirnya ia hanya seorang diri di sana, jadi lebih enak tidur dengan memakai pakaian berbahan tipis dan pendek.Tanpa Alexa sadari, ada seseorang yang sedari tadi memerhatikan gerak-geriknya. Bahkan matanya tak berkedip sedikit pun, saat melihat Alexa memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya."Ganti pakaianmu!"Alexa terkejut, saat mendengar perintah dari seseorang untuk mengganti pakaiannya. Alexa baru sadar, dia tidak sendiri di kamar.

  • Paman CEO itu Suamiku   Cemburu

    Satu minggu berada di Paris, Alexa sudah memiliki banyak teman. Apalagi saat mulai masuk kampus, ia sudah memiliki teman dekat bernama Salma. Di mana ada Salma di sana pasti ada Alexa. Mereka kompak, ke mana-mana selalu bersama."Serius benar baca novelnya," goda Salma."Hm, ini novel keren abis, Sal. Perjuangan seorang lelaki dalam mengejar cintanya, benar-benar luar biasa!""Nanti aku baca deh! Xa, kamu serius tidak suka sama Dion?"Alexa menggeleng singkat. "Kami memang dekat, tetapi hanya sekedar berteman saja kok!""Kalau misalnya Dion suka sama kamu?""Untuk saat ini aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun, Sal.""Sayang banget, Xa. Padahal Dion itu cogan lho di kampus ini. Banyak mahasiswi yang berlomba untuk menarik perhatiannya!""Aku tidak minat! Kamu tahu sendiri, kalau sekarang ini aku sedang fokus kuliah. Supaya nanti bisa mewujudkan impianku untuk menjadi seorang penulis ternama!""Impian sih impian, tapi kamu juga membutuhkan sosok lelaki untuk melindu

  • Paman CEO itu Suamiku   Mimpi menjadi Nyata

    Alexa berdiri di balkon kamar seraya membentangkan kedua tangan. Mencoba menghirup udara segar dengan menghadap ke arah kota. Sesekali matanya terpejam, merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya."Ah, rasanya seperti mimpi bisa berada di kota ini dalam waktu yang sangat singkat," gumamnya.Kemudian, ia masuk kembali ke kamar. Membuka laptop dan memulai aktivitas menulisnya kembali. Tiba-tiba saja ide untuk menulis cerita barunya melintas di kepala.Jari jemari lentiknya, mulai mengetik huruf di keyboard dengan sangat rapi. Beberapa kali ia mencoba menulis judul, beberapa kali juga ia menghapusnya kembali.Alexa tersenyum puas, saat menemukan judul novel menarik yang akan menggoda hati para pembaca, ia terus menatap layar laptop, seraya membaca ulang 'Love in the Paris sky'."Yeah, keren!" teriaknya.Tak lama kemudian ponselnya berdering. Gadis itu menatap lama layar ponsel. Terpampang jelas nomor tak dikenal yang meneleponnya. Alexa mengabaikan panggilan itu, ia mem

  • Paman CEO itu Suamiku   Rencana Alvano

    Malam harinya Alexa baru masuk ke kamar. Ia sengaja berlama-lama menonton televisi, agar saat masuk kamar, Alvano sudah tertidur nyenyak. Walau bagaimanapun ia kesal dengan ucapan Alvano tadi siang yang menghina hobi dan impiannya selama ini. Alexa tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Jika nanti akan setiap waktu terus bersama lelaki menyebalkan seperti Alvano. "Hmm, istri apa tengah malam seperti ini baru masuk kamar? Jauh sekali dari istri idaman!"Deg!Lampu kamar yang tadi padam, kini berubah terang kembali. Ternyata sedari tadi Alvano tidak tidur, dia sengaja menunggu Alexa masuk kamar. Lelaki itu tersenyum licik, lalu melangkah maju mendekati Alexa."Apa yang kamu inginkan? Jangan macam-macam padaku!"Alvano mengernyit. "Tentu saja tubuhmu! Bukankah hari ini malam pertama untuk kita. Kamu tidak bisa menolaknya, Lexa! Kamu sudah resmi menjadi istri sahnya Tuan Alvano."Alexa terus melangkah mundur hingga tubuhnya mentok di tembok. Wajah lelaki itu semakin mendekat padanya.

  • Paman CEO itu Suamiku   Menikah karena Perjodohan

    "Hei, apa yang kamu lakukan pada kemeja mahalku, Gadis bodoh? Makanya punya mata itu dipakai, jangan disimpan di dengkul.""M-maaf, Mas ... eh, Om. Aku tidak sengaja melakukannya!" ucap Alexa dengan penuh ketakutan. Ia merutuki kebodohannya yang berjalan kurang hati-hati sehingga jus yang tengah dipegangnya tumpah mengenai kemeja pria tersebut."Maaf? Kamu pikir hanya dengan kata maaf saja, kemejaku bisa kembali bersih, hah? Apalagi aku akan menghadiri meeting penting di sini! Aku tidak mau tahu, kamu harus mengganti rugi semua!""Hah, harus ganti rugi, Om? Sayangnya sekarang aku sedang tidak punya uang. Aku ngutang dulu, ya. Bye, Oom ganteng!" ucap Alexa seraya berlari menjauh dari sana. Hanya itu jalan satu-satunya untuk melepaskan diri. Kalau tidak, jatah uang jajannya akan habis untuk mengganti rugi jas kotor milik pria angkuh itu.****Alexa menatap pantulan wajah di cermin. Besok adalah hari di mana pernikahannya akan berlangsung. Menikah muda bukanlah impiannya, apalagi dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status