Malam harinya mereka sedang bersiap menuju ke Kota. Sekitar satu jam lagi semuanya akan berangkat menggunakan helikopter.“Alex tidak ikut kembali?” tanya David.Mereka sedang duduk di lantai satu setelah melewatkan makan malam bersama.“Dia masih membujuk Angel untuk ikut pulang ke rumahnya. Alex kasihan melihat Angel seperti tak terurus,” jawab Laura.“Bodoh sekali Alex!” sepertinya hanya Joe yang masih menolak keras Alex kembali dengan Angel. Dia melihat dengan mata kepala sendiri Angel dan mantan kekasihnya sering datang ke tempat hiburan malam.“Harusnya kamu bisa membujuk Alex agar tidak sembarangan mengambil keputusan,” sambung Joe lagi.Laura membuang nafas kasar, sebagai sesama wanita tentu bukan hal yang mudah untuk Angel berjuang seorang diri melewati masa kehamilannya.Laura sudah melewati semua itu, dan berujung si kembar lahir membawa penyakit yang kapan saja bisa merenggut nyawa keduanya.“Atas nama kemanusiaan aku sebagai sahabat akan mendukung sepenuhnya keputusan Ale
Esok harinya David baru saja sampai di rumah setelah mengantarkan kedua anaknya kontrol bulanan ke rumah sakit.Tapi sang Papa tampan sudah langsung bersiap menuju ke dalam penjara mengunjungi Mamanya tercinta.“Apa aku ikut saja sayang?” tanya Laura.“Tidak usah sayang, lain kali saja ya soalnya hari ini aku mau meeting dengan klien bisnis,” jawab David.Laura memberengut, “cewek apa cowok?” tanya merajuk.David memeluk bahu sang istri mengajaknya menuju ke halaman depan. Sedangkan Dita dan Dika sudah sudah berada di dalam kamarnya. Mereka selalu mengantuk setelah menjalani pemeriksaan bulanan yang sangat melelahkan itu."Sayang, aku memang suka kalau kamu sering cemburu, tapi jujur di dalam hatiku, di dalam setiap hembusan nafasku cuma ada kamu, sayang,” ucapnya meyakinkan sang istri yang akhir-akhir ini suka merajuk.“Iya deh aku percaya. Tapi tetap jaga mata dan hatimu hanya untukku ya sayang. Di luar sana banyak sekali ada pelakor yang hobby merebut suami orang, kalau itu sampai
Satu jam berikutnya, Dita dan Dika juga turun ke bawah, padahal Mama dan Papanya sudah menunggunya.“Sus, Dita sama Dika di mana? Kenapa belum turun juga?” tanya David sedikit berteriak dari lantai bawah dan si kembar yang sengaja mengulur waktu pun mendengar.“Sebentar Tuan, lagi rapat intern,” jawab suster.Dita dan Dika mau tak mau pun akhirnya turun ke lantai bawah, keduanya sudah pasrah bila Mama dan Papanya memarahi akibat lalai.“Ya Pa, gini ya hukumannya,” ucap Dika saat sudah ada di lantai bawah, tepatnya di sang mama.Kaki kanannya diangkat, tangannya menyilang menyentuh daun telinga, lidahnya menjulur keluar membuat David yang pertama kali melihat aksi sang anak menghukum diri sendiri malah tergelak. Sedangkan Laura sudah terbiasa melihatnya.“Jangan gitu ih, nanti anak Papa capek,” ujar sang papa.David menarik keduanya untuk duduk di atas paha kanan dan kirinya. Inilah yang si kembar suka dari sang papa, mereka tak pernah dimarahi meski melakukan kesalahan, berbeda denga
Alex meminta Angel menjaga si kembar, dia menyusul David ke dalam kamarnya.Beruntung saat itu lampu menyala jadi Alex tak sampai menginjak pecahan guci itu, tapi justru darah segar berceceran membuat Alex panik dan yakin kalau David terluka.Dia berteriak memanggil pelayan dengan emosi, lalu memerintahkan membersihkan pecahan guci dan menghubungi dokter pribadi David.Dia masuk ke dalam kamar Laura, tampak David sedang membaringkan Laura di atas ranjang.“Tuan kaki anda,” ucap Alex.“Aku tidak apa-apa, tadi hanya khawatir ada penyusup di dalam kamar, soalnya adiknya Edward sedang menyusun rencana untuk menculik dan membunuh kedua anakku,” David menjelaskan ketakutannya tadi.“Apaaaaaa? Sialan mereka tak henti-henti berbuat dosa!” seru Alex kesal.Sang kepala pelayan masuk ke dalam rumah, menawarkan untuk mengajak David ke rumah sakit tapi pria itu menolaknya."Panggilkan dokter saja Bi," ucapnya.“Tapi kaki anda terluka Tuan,” jawab sang kepala pelayan. Alex mengajak David untuk dud
“Ma, dari tadi kami dimarahi terus sama Opa Joe,” adu Dika pada sang mama.Mereka berjalan menuruni anak tangga di rumah itu. David berpegangan tangan dengan Dita, sedangkan Laura dengan Dika.“Kalian nakal kali,” jawab sang mama.Dika memberengut, kalau mengadu pada Mama sudah pasti mereka tidak akan menemukan solusi apalagi dibela.Akan tetapi bila pada sang papa, maka apapun yang mereka lakukan dan katakan selalu dibenarkan.“Nanti Papa akan potong gajinya,” David menimpali membuat si kembar tersenyum bahagia.“Terima kasih Papa,” jawabnya kompak.“Sama-sama sayang.”Mereka terus melangkah menuju ke ruang keluarga, lalu salah satu pengawalnya menghampiri David.“Tuan kami sudah mengganti genset di rumah ini, maaf atas kekacauan yang ada,” sesalnya karena sudah teledor dalam bekerja. “Saya tidak mau mendengar alasan seperti ini lagi, kalau kembali terjadi maka kalian akan saya pecat!”Ancaman David tak main-main, kakinya sekarang terluka di bagian tumit dan berjalan harus jinjit. T
Dua minggu kemudian, kondisi kaki David sudah membaik. Pria itu juga sudah mulai melakukan peninjauan proyek terbarunya. Sebuah Mall terbesar dipercayakan untuk dibangun oleh Aditama Group, dan omzet dari kerjasama ini sangat menguntungkan perusahaan bisa berhasil menyelesaikannya tepat waktu.“David apa kamu jadi ke proyek hari ini?” tanya Joe pada sahabatnya.“Jadi dong, mumpung kondisiku fit. Kenapa? Apa kamu keberatan menemaniku dan Ryan?” tanya balik David.Joe menggeleng, “aku hanya takut pada keselamatanmu, wanita tua bangka itu mulai menunjukan taringnya, dan konon dia dibantu sekelompok gangster yang selama ada di belakang Edward,” ujarnya.David tersenyum, dia patut bersyukur memiliki sahabat seperti Joe dan bawahan seperti Ryan. David pun menyadari kondisinya tak seperti dulu lagi akibat penyakit yang dideritanya.“Tenang saja, bukankah pengawal kita jauh lebih hebat daripada gangster itu? Lagian sudah ada kamu dan Ryan yang pastinya akan melindungiku, setidaknya kalau me
“Di mana pelakor itu kamu sembunyikan huh?” tanya wanita asing itu saat Laura sudah ada di depannya.“Pelakor?” Laura membeo.“Jangan pura-pura bodoh! Di mana Angel?” tanyanya lagi.Laura tersenyum, sepertinya wanita ini adalah istri dari mantan kekasih Angel.“Kenapa anda masih mencari Angel? Dan dari mana anda tahu Angel ada di rumah ini?” tanya Laura dengan suara lembut.“Kamu tidak usah banyak basa-basi, panggilkan Angel keluar!” bentaknya.PlakSalah satu pengawal di rumah itu menampar wanita yang dianggapnya sudah berbicara tak sopan pada Laura.“Brengsek! Apa kamu tidak tahu siapa aku huh?” sentaknya.Dia tak terima ditampar oleh pengawal di rumah ini, harga dirinya terlampau tinggi untuk diperlakukan buruk.“Pergilah, sebelum hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya terjadi di sini,” usir Laura secara halus.“Aku tidak akan pergi, sebelum Angel keluar dan menemui aku!” teriaknya membuat Laura sangat kesal.Belum lagi suara wanita ini yang sangat melengking dan tidak enak diden
“Sayang, Riana ini sahabat baikku dan Joe sewaktu kuliah, kami baru bertemu kembali,” ucap sang suami.David kembali menjelaskan tentang sosok Riana pada sang istri, dia tak mau Laura kembali salah paham, sebab dulu David terlambat menjelaskan hubungannya dengan Linda sampai membuat Laura berpikir yang tidak-tidak tentangnya.“Senang bertemu dengan anda,” sahut Laura ramah.Lesung pipinya tampak jelas hingga menambah kecantikan Laura, dan sekarang Riana tahu kalau Laura bukan wanita fotogenik, sebab melihat aslinya sangat cantik, natural dan elegan.“Silahkan duduk dulu ya, nanti kita makan malam bersama,” ucap David sambil mengajak yang lainnya menuju ke ruang tamu.Lalu dia menitipkan si kembar pada kedua pengasuhnya yang saat itu bertugas mendampingi keduanya.David dan Laura berjalan menaiki anak tangga menuju ke dalam kamar mereka yang ada di lantai dua.“Ternyata David sudah bahagia.” gumam Riana saat berhasil mendaratkan bokongnya di atas sofa empuk.Joe tersenyum tipis, di mat
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng