Dua minggu kemudian, kondisi kaki David sudah membaik. Pria itu juga sudah mulai melakukan peninjauan proyek terbarunya. Sebuah Mall terbesar dipercayakan untuk dibangun oleh Aditama Group, dan omzet dari kerjasama ini sangat menguntungkan perusahaan bisa berhasil menyelesaikannya tepat waktu.“David apa kamu jadi ke proyek hari ini?” tanya Joe pada sahabatnya.“Jadi dong, mumpung kondisiku fit. Kenapa? Apa kamu keberatan menemaniku dan Ryan?” tanya balik David.Joe menggeleng, “aku hanya takut pada keselamatanmu, wanita tua bangka itu mulai menunjukan taringnya, dan konon dia dibantu sekelompok gangster yang selama ada di belakang Edward,” ujarnya.David tersenyum, dia patut bersyukur memiliki sahabat seperti Joe dan bawahan seperti Ryan. David pun menyadari kondisinya tak seperti dulu lagi akibat penyakit yang dideritanya.“Tenang saja, bukankah pengawal kita jauh lebih hebat daripada gangster itu? Lagian sudah ada kamu dan Ryan yang pastinya akan melindungiku, setidaknya kalau me
“Di mana pelakor itu kamu sembunyikan huh?” tanya wanita asing itu saat Laura sudah ada di depannya.“Pelakor?” Laura membeo.“Jangan pura-pura bodoh! Di mana Angel?” tanyanya lagi.Laura tersenyum, sepertinya wanita ini adalah istri dari mantan kekasih Angel.“Kenapa anda masih mencari Angel? Dan dari mana anda tahu Angel ada di rumah ini?” tanya Laura dengan suara lembut.“Kamu tidak usah banyak basa-basi, panggilkan Angel keluar!” bentaknya.PlakSalah satu pengawal di rumah itu menampar wanita yang dianggapnya sudah berbicara tak sopan pada Laura.“Brengsek! Apa kamu tidak tahu siapa aku huh?” sentaknya.Dia tak terima ditampar oleh pengawal di rumah ini, harga dirinya terlampau tinggi untuk diperlakukan buruk.“Pergilah, sebelum hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya terjadi di sini,” usir Laura secara halus.“Aku tidak akan pergi, sebelum Angel keluar dan menemui aku!” teriaknya membuat Laura sangat kesal.Belum lagi suara wanita ini yang sangat melengking dan tidak enak diden
“Sayang, Riana ini sahabat baikku dan Joe sewaktu kuliah, kami baru bertemu kembali,” ucap sang suami.David kembali menjelaskan tentang sosok Riana pada sang istri, dia tak mau Laura kembali salah paham, sebab dulu David terlambat menjelaskan hubungannya dengan Linda sampai membuat Laura berpikir yang tidak-tidak tentangnya.“Senang bertemu dengan anda,” sahut Laura ramah.Lesung pipinya tampak jelas hingga menambah kecantikan Laura, dan sekarang Riana tahu kalau Laura bukan wanita fotogenik, sebab melihat aslinya sangat cantik, natural dan elegan.“Silahkan duduk dulu ya, nanti kita makan malam bersama,” ucap David sambil mengajak yang lainnya menuju ke ruang tamu.Lalu dia menitipkan si kembar pada kedua pengasuhnya yang saat itu bertugas mendampingi keduanya.David dan Laura berjalan menaiki anak tangga menuju ke dalam kamar mereka yang ada di lantai dua.“Ternyata David sudah bahagia.” gumam Riana saat berhasil mendaratkan bokongnya di atas sofa empuk.Joe tersenyum tipis, di mat
“Seharusnya ini tak pernah terjadi di antara kita,” ucap Joe kesal.Pria itu tersentak kaget saat terjaga dan berada dalam satu ranjang yang sama dengan Riana. Meski dia seorang playboy yang sudah tidur dengan banyak wanita penghibur, tapi Joe sedikit pun tak pernah berpikir untuk mengambil kesempatan dari orang-orang yang dia kenal.Linda berapa kali merayunya tapi Joe selalu punya alasan untuk menolaknya.Joe saat ini sedang memakai bajunya lagi, dia harus segera pulang. Saat ini padahal waktu masih menunjukan pukul 03.00 waktu setempat, bila biasanya dia akan memilih untuk kembali terlelap bersama wanita yang disewanya, tapi tidak dengan kali ini.Riana tanpa tahu malu menyibak selimut yang tadi menutupi tubuh polosnya lalu memeluk Joe dari belakang.“Sudahlah Joe, kita hidup di Kota New Capitol. Kota bebas dan modern, tidak usah merasa bersalah seperti ini. Bukankah di kota ini terbiasa orang saling bertukar pasangan? Lalu kenapa sekarang kamu justru seakan hidup di lingkungan yan
Hari yang ditunggu pun tiba, dokter sudah mulai mempersiapkan operasi hari ini. Sang anak sudah puasa sejak semalam, tak semenitpun Laura bisa memejamkan matanya.Di rumah sakit sejak tadi malam, David dan Laura ditemani pengawal dan pengasuh si kembar, juga ada Joe, Ryan, Alex. Sedangkan Angel baru ke sampai di rumah sakit sepuluh menit yang lalu.“Ma, apa nanti akan sakit banget?” tanya Dita.Biasanya mereka tak pernah menginap di rumah sakit bila sedang melakukan pemeriksaan rutin bulanan. Kalau mereka tak salah mendengar sang papa sempat bilang kalau ini seperti saat mereka kontrol tiap bulannya, tapi ini sungguh membuat Dita takut.Laura tersenyum, dia memaklumi kegelisahan putri kecilnya. Jangankan Dita, Laura saja sangat ketakutan.“Dita percaya kalau doa Mama bisa mengurangi sakit?” tanya Laura.Dita mengangguk lemah sambil sedikit tersenyum. Senyum yang tampak dipaksakan.“Kalau Dita yakin doa Mama bisa mengurangi rasa sakitnya, maka Mama rela berdoa sepanjang hari agar Tuhan
“Laura, minumlah,” ucap Alex. “Tuan, ini untuk anda,”sambungnya lagi.Alex menyerahkan dua botol air mineral untuk Laura dan David. Saat ini sudah tiga jam mereka menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan hancur lebur. Dokter bilang operasi ini akan memakan waktu sekitar 5-6 jam lamanya. Dan satu menit saja bagi Laura dan David rasanya seperti satu tahun.Mereka bergerak gelisah menunggu kabar baik dari dalam ruang operasi. Namun waktu yang sudah berlalu baru tiga jam. Benak Laura terus menerka tentang rasa sakit yang mungkin diderita oleh sang anak tercinta.“Apa mereka baik-baik saja Lex?” tanya Laura pada sang sahabat.Padahal Laura tahu tak ada satupun dari mereka yang diizinkan untuk masuk, namun tetap saja dia membutuhkan jawaban dari Alex.“Mereka pasti baik-baik saja. Mereka akan kembali dalam keadaan sehat,” jawab Alex.Hanya dengan begitu saja Laura sudah merasa jauh lebih baik.“inumlah sayang, jangan sampai kamu dehidrasi,” ujar sang suami.David menyerahkan air mi
Tiga minggu berlalu hingga kini Dita belum sadarkan diri. Sedangkan Dika sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah dinyatakan sehat. Namun baik Laura maupun Dika terpaksa menetap di rumah sakit, karena kondisi David yang sempat memburuk. Beruntung David akhirnya kembali pulih.Suara nyaring monitor di ruang ICU terdengar sangat nyaring dan menakutkan, David masuk ke ruang ICU untuk pertama kalinya setelah dia menjalani perawatan intensif di rumah sakit yang sama dengan sang anak.Air mata kembali mengalir ketika melihat Dika terlelap di ruang ICU menemani saudara kembarnya.“Sayang, anak Papa yang ganteng,” panggil David.Dika mengerjap berkali-kali, lalu mengucek matanya untuk menetralkan penglihatannya.“Papa,” sahutnya.“Iya sayang, ini Papa. Dika istirahat di kamar dulu ya nak, biar Papa yang menjaga Dita di sini,” ujar sang papa.Sang jagoan tampak menggeleng sebagai jawaban penolakan atas permintaan sang papa.“Papa janji tidak akan meninggalkan Dita sendirian di sini,” bu
David langsung menekan tombol yang ada di dekat ranjang pasien, tak butuh waktu lama dokter pun masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi Dita.David masih menangis haru lalu meminta izin untuk keluar sebentar pada sang anak.“Sayang, Papa keluar sebentar ya, mau kasih tahu Mama dan Dika,” ucapnya dalam tangisan. Dita yang masih menangis pun mengangguk lemah memberi izin pada sang papa untuk memanggil Mamanya. Dita merindukan Dika dan sang mama.David pembuka pintu ruang ICU hingga membuat Laura dan yang lainnya panik, karena sang pria tampan masih menangis."Jangan bilang kalau Dita benar-benar pergi meninggalkanku?” tanya Laura. Tubuh wanita itu melorot ke lantai, beruntung Alex dengan sigap menopang tubuh sang sahabat. Debaran jantung seluruh orang yang menunggu kabar baik dari Dita menggila di dalam rongga dadanya.David berlutut di depan sang istri lalu berujar, “tidak sayang, Dita sudah kembali. Dita kita sudah siuman,” ujarnya.“Huaaaaaaaaaa huaaaaaaaaaaa.”Tiba-tiba tangis ke