“Di mana pelakor itu kamu sembunyikan huh?” tanya wanita asing itu saat Laura sudah ada di depannya.“Pelakor?” Laura membeo.“Jangan pura-pura bodoh! Di mana Angel?” tanyanya lagi.Laura tersenyum, sepertinya wanita ini adalah istri dari mantan kekasih Angel.“Kenapa anda masih mencari Angel? Dan dari mana anda tahu Angel ada di rumah ini?” tanya Laura dengan suara lembut.“Kamu tidak usah banyak basa-basi, panggilkan Angel keluar!” bentaknya.PlakSalah satu pengawal di rumah itu menampar wanita yang dianggapnya sudah berbicara tak sopan pada Laura.“Brengsek! Apa kamu tidak tahu siapa aku huh?” sentaknya.Dia tak terima ditampar oleh pengawal di rumah ini, harga dirinya terlampau tinggi untuk diperlakukan buruk.“Pergilah, sebelum hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya terjadi di sini,” usir Laura secara halus.“Aku tidak akan pergi, sebelum Angel keluar dan menemui aku!” teriaknya membuat Laura sangat kesal.Belum lagi suara wanita ini yang sangat melengking dan tidak enak diden
“Sayang, Riana ini sahabat baikku dan Joe sewaktu kuliah, kami baru bertemu kembali,” ucap sang suami.David kembali menjelaskan tentang sosok Riana pada sang istri, dia tak mau Laura kembali salah paham, sebab dulu David terlambat menjelaskan hubungannya dengan Linda sampai membuat Laura berpikir yang tidak-tidak tentangnya.“Senang bertemu dengan anda,” sahut Laura ramah.Lesung pipinya tampak jelas hingga menambah kecantikan Laura, dan sekarang Riana tahu kalau Laura bukan wanita fotogenik, sebab melihat aslinya sangat cantik, natural dan elegan.“Silahkan duduk dulu ya, nanti kita makan malam bersama,” ucap David sambil mengajak yang lainnya menuju ke ruang tamu.Lalu dia menitipkan si kembar pada kedua pengasuhnya yang saat itu bertugas mendampingi keduanya.David dan Laura berjalan menaiki anak tangga menuju ke dalam kamar mereka yang ada di lantai dua.“Ternyata David sudah bahagia.” gumam Riana saat berhasil mendaratkan bokongnya di atas sofa empuk.Joe tersenyum tipis, di mat
“Seharusnya ini tak pernah terjadi di antara kita,” ucap Joe kesal.Pria itu tersentak kaget saat terjaga dan berada dalam satu ranjang yang sama dengan Riana. Meski dia seorang playboy yang sudah tidur dengan banyak wanita penghibur, tapi Joe sedikit pun tak pernah berpikir untuk mengambil kesempatan dari orang-orang yang dia kenal.Linda berapa kali merayunya tapi Joe selalu punya alasan untuk menolaknya.Joe saat ini sedang memakai bajunya lagi, dia harus segera pulang. Saat ini padahal waktu masih menunjukan pukul 03.00 waktu setempat, bila biasanya dia akan memilih untuk kembali terlelap bersama wanita yang disewanya, tapi tidak dengan kali ini.Riana tanpa tahu malu menyibak selimut yang tadi menutupi tubuh polosnya lalu memeluk Joe dari belakang.“Sudahlah Joe, kita hidup di Kota New Capitol. Kota bebas dan modern, tidak usah merasa bersalah seperti ini. Bukankah di kota ini terbiasa orang saling bertukar pasangan? Lalu kenapa sekarang kamu justru seakan hidup di lingkungan yan
Hari yang ditunggu pun tiba, dokter sudah mulai mempersiapkan operasi hari ini. Sang anak sudah puasa sejak semalam, tak semenitpun Laura bisa memejamkan matanya.Di rumah sakit sejak tadi malam, David dan Laura ditemani pengawal dan pengasuh si kembar, juga ada Joe, Ryan, Alex. Sedangkan Angel baru ke sampai di rumah sakit sepuluh menit yang lalu.“Ma, apa nanti akan sakit banget?” tanya Dita.Biasanya mereka tak pernah menginap di rumah sakit bila sedang melakukan pemeriksaan rutin bulanan. Kalau mereka tak salah mendengar sang papa sempat bilang kalau ini seperti saat mereka kontrol tiap bulannya, tapi ini sungguh membuat Dita takut.Laura tersenyum, dia memaklumi kegelisahan putri kecilnya. Jangankan Dita, Laura saja sangat ketakutan.“Dita percaya kalau doa Mama bisa mengurangi sakit?” tanya Laura.Dita mengangguk lemah sambil sedikit tersenyum. Senyum yang tampak dipaksakan.“Kalau Dita yakin doa Mama bisa mengurangi rasa sakitnya, maka Mama rela berdoa sepanjang hari agar Tuhan
“Laura, minumlah,” ucap Alex. “Tuan, ini untuk anda,”sambungnya lagi.Alex menyerahkan dua botol air mineral untuk Laura dan David. Saat ini sudah tiga jam mereka menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan hancur lebur. Dokter bilang operasi ini akan memakan waktu sekitar 5-6 jam lamanya. Dan satu menit saja bagi Laura dan David rasanya seperti satu tahun.Mereka bergerak gelisah menunggu kabar baik dari dalam ruang operasi. Namun waktu yang sudah berlalu baru tiga jam. Benak Laura terus menerka tentang rasa sakit yang mungkin diderita oleh sang anak tercinta.“Apa mereka baik-baik saja Lex?” tanya Laura pada sang sahabat.Padahal Laura tahu tak ada satupun dari mereka yang diizinkan untuk masuk, namun tetap saja dia membutuhkan jawaban dari Alex.“Mereka pasti baik-baik saja. Mereka akan kembali dalam keadaan sehat,” jawab Alex.Hanya dengan begitu saja Laura sudah merasa jauh lebih baik.“inumlah sayang, jangan sampai kamu dehidrasi,” ujar sang suami.David menyerahkan air mi
Tiga minggu berlalu hingga kini Dita belum sadarkan diri. Sedangkan Dika sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah dinyatakan sehat. Namun baik Laura maupun Dika terpaksa menetap di rumah sakit, karena kondisi David yang sempat memburuk. Beruntung David akhirnya kembali pulih.Suara nyaring monitor di ruang ICU terdengar sangat nyaring dan menakutkan, David masuk ke ruang ICU untuk pertama kalinya setelah dia menjalani perawatan intensif di rumah sakit yang sama dengan sang anak.Air mata kembali mengalir ketika melihat Dika terlelap di ruang ICU menemani saudara kembarnya.“Sayang, anak Papa yang ganteng,” panggil David.Dika mengerjap berkali-kali, lalu mengucek matanya untuk menetralkan penglihatannya.“Papa,” sahutnya.“Iya sayang, ini Papa. Dika istirahat di kamar dulu ya nak, biar Papa yang menjaga Dita di sini,” ujar sang papa.Sang jagoan tampak menggeleng sebagai jawaban penolakan atas permintaan sang papa.“Papa janji tidak akan meninggalkan Dita sendirian di sini,” bu
David langsung menekan tombol yang ada di dekat ranjang pasien, tak butuh waktu lama dokter pun masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi Dita.David masih menangis haru lalu meminta izin untuk keluar sebentar pada sang anak.“Sayang, Papa keluar sebentar ya, mau kasih tahu Mama dan Dika,” ucapnya dalam tangisan. Dita yang masih menangis pun mengangguk lemah memberi izin pada sang papa untuk memanggil Mamanya. Dita merindukan Dika dan sang mama.David pembuka pintu ruang ICU hingga membuat Laura dan yang lainnya panik, karena sang pria tampan masih menangis."Jangan bilang kalau Dita benar-benar pergi meninggalkanku?” tanya Laura. Tubuh wanita itu melorot ke lantai, beruntung Alex dengan sigap menopang tubuh sang sahabat. Debaran jantung seluruh orang yang menunggu kabar baik dari Dita menggila di dalam rongga dadanya.David berlutut di depan sang istri lalu berujar, “tidak sayang, Dita sudah kembali. Dita kita sudah siuman,” ujarnya.“Huaaaaaaaaaa huaaaaaaaaaaa.”Tiba-tiba tangis ke
Malam harinya David dan Laura meminta Alex untuk tidur di rumah, setidaknya Dita sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.“Tidurlah di rumah Alex, biarkan aku dan Papanya anak-anak di sini. Kamu pasti sangat lelah,” ucap Laura pada sang sahabat.Alex melirik ke arah sang istri yang sedari tadi terus menguap, pria itu pun bertanya, “apa kamu yakin mau menjaga Dita sendiri, sedangkan Tuan baru saja pulih. Bagaimana kalau kalian saja yang pulang?”Laura menggeleng sebagai jawaban penolakan atas permintaan sahabatnya, “tidak Alex, kamu pulanglah, lagian Dita tidak mungkin mau berpisah dari Dika dan aku. Nanti Papanya anak-anak biar istirahat di kamar saja.’Alex menghela nafas kasar, dia tak punya alasan lagi untuk memaksa Laura yang pulang, sedangkan Joe dan Ryan sudah kembali lebih awal.“Baiklah, kalau nanti ada apa-apa tolong segera hubungi aku ya,” pintanya tulus.“Iya, aku pasti akan menghubungimu kalau membutuhkan bantuan.”Laura merasa sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Alex
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng