Alex meminta Angel menjaga si kembar, dia menyusul David ke dalam kamarnya.Beruntung saat itu lampu menyala jadi Alex tak sampai menginjak pecahan guci itu, tapi justru darah segar berceceran membuat Alex panik dan yakin kalau David terluka.Dia berteriak memanggil pelayan dengan emosi, lalu memerintahkan membersihkan pecahan guci dan menghubungi dokter pribadi David.Dia masuk ke dalam kamar Laura, tampak David sedang membaringkan Laura di atas ranjang.“Tuan kaki anda,” ucap Alex.“Aku tidak apa-apa, tadi hanya khawatir ada penyusup di dalam kamar, soalnya adiknya Edward sedang menyusun rencana untuk menculik dan membunuh kedua anakku,” David menjelaskan ketakutannya tadi.“Apaaaaaa? Sialan mereka tak henti-henti berbuat dosa!” seru Alex kesal.Sang kepala pelayan masuk ke dalam rumah, menawarkan untuk mengajak David ke rumah sakit tapi pria itu menolaknya."Panggilkan dokter saja Bi," ucapnya.“Tapi kaki anda terluka Tuan,” jawab sang kepala pelayan. Alex mengajak David untuk dud
“Ma, dari tadi kami dimarahi terus sama Opa Joe,” adu Dika pada sang mama.Mereka berjalan menuruni anak tangga di rumah itu. David berpegangan tangan dengan Dita, sedangkan Laura dengan Dika.“Kalian nakal kali,” jawab sang mama.Dika memberengut, kalau mengadu pada Mama sudah pasti mereka tidak akan menemukan solusi apalagi dibela.Akan tetapi bila pada sang papa, maka apapun yang mereka lakukan dan katakan selalu dibenarkan.“Nanti Papa akan potong gajinya,” David menimpali membuat si kembar tersenyum bahagia.“Terima kasih Papa,” jawabnya kompak.“Sama-sama sayang.”Mereka terus melangkah menuju ke ruang keluarga, lalu salah satu pengawalnya menghampiri David.“Tuan kami sudah mengganti genset di rumah ini, maaf atas kekacauan yang ada,” sesalnya karena sudah teledor dalam bekerja. “Saya tidak mau mendengar alasan seperti ini lagi, kalau kembali terjadi maka kalian akan saya pecat!”Ancaman David tak main-main, kakinya sekarang terluka di bagian tumit dan berjalan harus jinjit. T
Dua minggu kemudian, kondisi kaki David sudah membaik. Pria itu juga sudah mulai melakukan peninjauan proyek terbarunya. Sebuah Mall terbesar dipercayakan untuk dibangun oleh Aditama Group, dan omzet dari kerjasama ini sangat menguntungkan perusahaan bisa berhasil menyelesaikannya tepat waktu.“David apa kamu jadi ke proyek hari ini?” tanya Joe pada sahabatnya.“Jadi dong, mumpung kondisiku fit. Kenapa? Apa kamu keberatan menemaniku dan Ryan?” tanya balik David.Joe menggeleng, “aku hanya takut pada keselamatanmu, wanita tua bangka itu mulai menunjukan taringnya, dan konon dia dibantu sekelompok gangster yang selama ada di belakang Edward,” ujarnya.David tersenyum, dia patut bersyukur memiliki sahabat seperti Joe dan bawahan seperti Ryan. David pun menyadari kondisinya tak seperti dulu lagi akibat penyakit yang dideritanya.“Tenang saja, bukankah pengawal kita jauh lebih hebat daripada gangster itu? Lagian sudah ada kamu dan Ryan yang pastinya akan melindungiku, setidaknya kalau me
“Di mana pelakor itu kamu sembunyikan huh?” tanya wanita asing itu saat Laura sudah ada di depannya.“Pelakor?” Laura membeo.“Jangan pura-pura bodoh! Di mana Angel?” tanyanya lagi.Laura tersenyum, sepertinya wanita ini adalah istri dari mantan kekasih Angel.“Kenapa anda masih mencari Angel? Dan dari mana anda tahu Angel ada di rumah ini?” tanya Laura dengan suara lembut.“Kamu tidak usah banyak basa-basi, panggilkan Angel keluar!” bentaknya.PlakSalah satu pengawal di rumah itu menampar wanita yang dianggapnya sudah berbicara tak sopan pada Laura.“Brengsek! Apa kamu tidak tahu siapa aku huh?” sentaknya.Dia tak terima ditampar oleh pengawal di rumah ini, harga dirinya terlampau tinggi untuk diperlakukan buruk.“Pergilah, sebelum hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya terjadi di sini,” usir Laura secara halus.“Aku tidak akan pergi, sebelum Angel keluar dan menemui aku!” teriaknya membuat Laura sangat kesal.Belum lagi suara wanita ini yang sangat melengking dan tidak enak diden
“Sayang, Riana ini sahabat baikku dan Joe sewaktu kuliah, kami baru bertemu kembali,” ucap sang suami.David kembali menjelaskan tentang sosok Riana pada sang istri, dia tak mau Laura kembali salah paham, sebab dulu David terlambat menjelaskan hubungannya dengan Linda sampai membuat Laura berpikir yang tidak-tidak tentangnya.“Senang bertemu dengan anda,” sahut Laura ramah.Lesung pipinya tampak jelas hingga menambah kecantikan Laura, dan sekarang Riana tahu kalau Laura bukan wanita fotogenik, sebab melihat aslinya sangat cantik, natural dan elegan.“Silahkan duduk dulu ya, nanti kita makan malam bersama,” ucap David sambil mengajak yang lainnya menuju ke ruang tamu.Lalu dia menitipkan si kembar pada kedua pengasuhnya yang saat itu bertugas mendampingi keduanya.David dan Laura berjalan menaiki anak tangga menuju ke dalam kamar mereka yang ada di lantai dua.“Ternyata David sudah bahagia.” gumam Riana saat berhasil mendaratkan bokongnya di atas sofa empuk.Joe tersenyum tipis, di mat
“Seharusnya ini tak pernah terjadi di antara kita,” ucap Joe kesal.Pria itu tersentak kaget saat terjaga dan berada dalam satu ranjang yang sama dengan Riana. Meski dia seorang playboy yang sudah tidur dengan banyak wanita penghibur, tapi Joe sedikit pun tak pernah berpikir untuk mengambil kesempatan dari orang-orang yang dia kenal.Linda berapa kali merayunya tapi Joe selalu punya alasan untuk menolaknya.Joe saat ini sedang memakai bajunya lagi, dia harus segera pulang. Saat ini padahal waktu masih menunjukan pukul 03.00 waktu setempat, bila biasanya dia akan memilih untuk kembali terlelap bersama wanita yang disewanya, tapi tidak dengan kali ini.Riana tanpa tahu malu menyibak selimut yang tadi menutupi tubuh polosnya lalu memeluk Joe dari belakang.“Sudahlah Joe, kita hidup di Kota New Capitol. Kota bebas dan modern, tidak usah merasa bersalah seperti ini. Bukankah di kota ini terbiasa orang saling bertukar pasangan? Lalu kenapa sekarang kamu justru seakan hidup di lingkungan yan
Hari yang ditunggu pun tiba, dokter sudah mulai mempersiapkan operasi hari ini. Sang anak sudah puasa sejak semalam, tak semenitpun Laura bisa memejamkan matanya.Di rumah sakit sejak tadi malam, David dan Laura ditemani pengawal dan pengasuh si kembar, juga ada Joe, Ryan, Alex. Sedangkan Angel baru ke sampai di rumah sakit sepuluh menit yang lalu.“Ma, apa nanti akan sakit banget?” tanya Dita.Biasanya mereka tak pernah menginap di rumah sakit bila sedang melakukan pemeriksaan rutin bulanan. Kalau mereka tak salah mendengar sang papa sempat bilang kalau ini seperti saat mereka kontrol tiap bulannya, tapi ini sungguh membuat Dita takut.Laura tersenyum, dia memaklumi kegelisahan putri kecilnya. Jangankan Dita, Laura saja sangat ketakutan.“Dita percaya kalau doa Mama bisa mengurangi sakit?” tanya Laura.Dita mengangguk lemah sambil sedikit tersenyum. Senyum yang tampak dipaksakan.“Kalau Dita yakin doa Mama bisa mengurangi rasa sakitnya, maka Mama rela berdoa sepanjang hari agar Tuhan
“Laura, minumlah,” ucap Alex. “Tuan, ini untuk anda,”sambungnya lagi.Alex menyerahkan dua botol air mineral untuk Laura dan David. Saat ini sudah tiga jam mereka menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan hancur lebur. Dokter bilang operasi ini akan memakan waktu sekitar 5-6 jam lamanya. Dan satu menit saja bagi Laura dan David rasanya seperti satu tahun.Mereka bergerak gelisah menunggu kabar baik dari dalam ruang operasi. Namun waktu yang sudah berlalu baru tiga jam. Benak Laura terus menerka tentang rasa sakit yang mungkin diderita oleh sang anak tercinta.“Apa mereka baik-baik saja Lex?” tanya Laura pada sang sahabat.Padahal Laura tahu tak ada satupun dari mereka yang diizinkan untuk masuk, namun tetap saja dia membutuhkan jawaban dari Alex.“Mereka pasti baik-baik saja. Mereka akan kembali dalam keadaan sehat,” jawab Alex.Hanya dengan begitu saja Laura sudah merasa jauh lebih baik.“inumlah sayang, jangan sampai kamu dehidrasi,” ujar sang suami.David menyerahkan air mi