“Terima kasih atas semua bantuanmu padaku,” ucap Monica setelah pelukannya terurai.“Aku akan menunggumu sampai keluar dari dalam penjara, aku akan melakukan apapun untuk wanita yang aku cintai,” ucap Pak Hotman.Monica tersenyum, entah dia harus bahagia atau kasihan pada dirinya sendiri atas nasib buruk yang menimpanya sekarang, meski dia tahu dan bisa merasakan kalau pengacara sang anak punya hati untuknya.Hanya saja Monica sadar diri atas apa yang menimpanya sekarang. Biar bagaimanapun dia tetap seorang pembunuh walau hanya untuk membela diri.Hotman berhak bahagia dengan wanita yang lebih baik dan lebih terhormat darinya, setidaknya itu yang ada dalam benak Monica saat ini.“Pergilah, dan jangan pernah buang waktumu untuk menunggu wanita sepertiku,” sahut Monica. Wanita itu memilih masuk kembali ke dalam sel tahanan tanpa melihat lagi ke arah sang pengacara.Pak Hotman menatap nanar punggung Monica yang semakin menjauh, “kali ini aku akan memperjuangkanmu dan tak akan ku biarkan
Malam harinya mereka sedang bersiap menuju ke Kota. Sekitar satu jam lagi semuanya akan berangkat menggunakan helikopter.“Alex tidak ikut kembali?” tanya David.Mereka sedang duduk di lantai satu setelah melewatkan makan malam bersama.“Dia masih membujuk Angel untuk ikut pulang ke rumahnya. Alex kasihan melihat Angel seperti tak terurus,” jawab Laura.“Bodoh sekali Alex!” sepertinya hanya Joe yang masih menolak keras Alex kembali dengan Angel. Dia melihat dengan mata kepala sendiri Angel dan mantan kekasihnya sering datang ke tempat hiburan malam.“Harusnya kamu bisa membujuk Alex agar tidak sembarangan mengambil keputusan,” sambung Joe lagi.Laura membuang nafas kasar, sebagai sesama wanita tentu bukan hal yang mudah untuk Angel berjuang seorang diri melewati masa kehamilannya.Laura sudah melewati semua itu, dan berujung si kembar lahir membawa penyakit yang kapan saja bisa merenggut nyawa keduanya.“Atas nama kemanusiaan aku sebagai sahabat akan mendukung sepenuhnya keputusan Ale
Esok harinya David baru saja sampai di rumah setelah mengantarkan kedua anaknya kontrol bulanan ke rumah sakit.Tapi sang Papa tampan sudah langsung bersiap menuju ke dalam penjara mengunjungi Mamanya tercinta.“Apa aku ikut saja sayang?” tanya Laura.“Tidak usah sayang, lain kali saja ya soalnya hari ini aku mau meeting dengan klien bisnis,” jawab David.Laura memberengut, “cewek apa cowok?” tanya merajuk.David memeluk bahu sang istri mengajaknya menuju ke halaman depan. Sedangkan Dita dan Dika sudah sudah berada di dalam kamarnya. Mereka selalu mengantuk setelah menjalani pemeriksaan bulanan yang sangat melelahkan itu."Sayang, aku memang suka kalau kamu sering cemburu, tapi jujur di dalam hatiku, di dalam setiap hembusan nafasku cuma ada kamu, sayang,” ucapnya meyakinkan sang istri yang akhir-akhir ini suka merajuk.“Iya deh aku percaya. Tapi tetap jaga mata dan hatimu hanya untukku ya sayang. Di luar sana banyak sekali ada pelakor yang hobby merebut suami orang, kalau itu sampai
Satu jam berikutnya, Dita dan Dika juga turun ke bawah, padahal Mama dan Papanya sudah menunggunya.“Sus, Dita sama Dika di mana? Kenapa belum turun juga?” tanya David sedikit berteriak dari lantai bawah dan si kembar yang sengaja mengulur waktu pun mendengar.“Sebentar Tuan, lagi rapat intern,” jawab suster.Dita dan Dika mau tak mau pun akhirnya turun ke lantai bawah, keduanya sudah pasrah bila Mama dan Papanya memarahi akibat lalai.“Ya Pa, gini ya hukumannya,” ucap Dika saat sudah ada di lantai bawah, tepatnya di sang mama.Kaki kanannya diangkat, tangannya menyilang menyentuh daun telinga, lidahnya menjulur keluar membuat David yang pertama kali melihat aksi sang anak menghukum diri sendiri malah tergelak. Sedangkan Laura sudah terbiasa melihatnya.“Jangan gitu ih, nanti anak Papa capek,” ujar sang papa.David menarik keduanya untuk duduk di atas paha kanan dan kirinya. Inilah yang si kembar suka dari sang papa, mereka tak pernah dimarahi meski melakukan kesalahan, berbeda denga
Alex meminta Angel menjaga si kembar, dia menyusul David ke dalam kamarnya.Beruntung saat itu lampu menyala jadi Alex tak sampai menginjak pecahan guci itu, tapi justru darah segar berceceran membuat Alex panik dan yakin kalau David terluka.Dia berteriak memanggil pelayan dengan emosi, lalu memerintahkan membersihkan pecahan guci dan menghubungi dokter pribadi David.Dia masuk ke dalam kamar Laura, tampak David sedang membaringkan Laura di atas ranjang.“Tuan kaki anda,” ucap Alex.“Aku tidak apa-apa, tadi hanya khawatir ada penyusup di dalam kamar, soalnya adiknya Edward sedang menyusun rencana untuk menculik dan membunuh kedua anakku,” David menjelaskan ketakutannya tadi.“Apaaaaaa? Sialan mereka tak henti-henti berbuat dosa!” seru Alex kesal.Sang kepala pelayan masuk ke dalam rumah, menawarkan untuk mengajak David ke rumah sakit tapi pria itu menolaknya."Panggilkan dokter saja Bi," ucapnya.“Tapi kaki anda terluka Tuan,” jawab sang kepala pelayan. Alex mengajak David untuk dud
“Ma, dari tadi kami dimarahi terus sama Opa Joe,” adu Dika pada sang mama.Mereka berjalan menuruni anak tangga di rumah itu. David berpegangan tangan dengan Dita, sedangkan Laura dengan Dika.“Kalian nakal kali,” jawab sang mama.Dika memberengut, kalau mengadu pada Mama sudah pasti mereka tidak akan menemukan solusi apalagi dibela.Akan tetapi bila pada sang papa, maka apapun yang mereka lakukan dan katakan selalu dibenarkan.“Nanti Papa akan potong gajinya,” David menimpali membuat si kembar tersenyum bahagia.“Terima kasih Papa,” jawabnya kompak.“Sama-sama sayang.”Mereka terus melangkah menuju ke ruang keluarga, lalu salah satu pengawalnya menghampiri David.“Tuan kami sudah mengganti genset di rumah ini, maaf atas kekacauan yang ada,” sesalnya karena sudah teledor dalam bekerja. “Saya tidak mau mendengar alasan seperti ini lagi, kalau kembali terjadi maka kalian akan saya pecat!”Ancaman David tak main-main, kakinya sekarang terluka di bagian tumit dan berjalan harus jinjit. T
Dua minggu kemudian, kondisi kaki David sudah membaik. Pria itu juga sudah mulai melakukan peninjauan proyek terbarunya. Sebuah Mall terbesar dipercayakan untuk dibangun oleh Aditama Group, dan omzet dari kerjasama ini sangat menguntungkan perusahaan bisa berhasil menyelesaikannya tepat waktu.“David apa kamu jadi ke proyek hari ini?” tanya Joe pada sahabatnya.“Jadi dong, mumpung kondisiku fit. Kenapa? Apa kamu keberatan menemaniku dan Ryan?” tanya balik David.Joe menggeleng, “aku hanya takut pada keselamatanmu, wanita tua bangka itu mulai menunjukan taringnya, dan konon dia dibantu sekelompok gangster yang selama ada di belakang Edward,” ujarnya.David tersenyum, dia patut bersyukur memiliki sahabat seperti Joe dan bawahan seperti Ryan. David pun menyadari kondisinya tak seperti dulu lagi akibat penyakit yang dideritanya.“Tenang saja, bukankah pengawal kita jauh lebih hebat daripada gangster itu? Lagian sudah ada kamu dan Ryan yang pastinya akan melindungiku, setidaknya kalau me
“Di mana pelakor itu kamu sembunyikan huh?” tanya wanita asing itu saat Laura sudah ada di depannya.“Pelakor?” Laura membeo.“Jangan pura-pura bodoh! Di mana Angel?” tanyanya lagi.Laura tersenyum, sepertinya wanita ini adalah istri dari mantan kekasih Angel.“Kenapa anda masih mencari Angel? Dan dari mana anda tahu Angel ada di rumah ini?” tanya Laura dengan suara lembut.“Kamu tidak usah banyak basa-basi, panggilkan Angel keluar!” bentaknya.PlakSalah satu pengawal di rumah itu menampar wanita yang dianggapnya sudah berbicara tak sopan pada Laura.“Brengsek! Apa kamu tidak tahu siapa aku huh?” sentaknya.Dia tak terima ditampar oleh pengawal di rumah ini, harga dirinya terlampau tinggi untuk diperlakukan buruk.“Pergilah, sebelum hal yang tak pernah kamu duga sebelumnya terjadi di sini,” usir Laura secara halus.“Aku tidak akan pergi, sebelum Angel keluar dan menemui aku!” teriaknya membuat Laura sangat kesal.Belum lagi suara wanita ini yang sangat melengking dan tidak enak diden