Diana. Adalah seorang wanita, yang harus dijual sang Suami kepada lelaki hidung belang di tempat pelacuran. Hobi sang Suami pada judi, mabuk-mabukan, dan wanita. Membuatnya gelap mata hingga menjual sang Istri yang baru dinikahinya beberapa bulan. Naasnya. Ia tidak mengetahui bahwa sang Istri saat itu tengah mengandung di usia muda. Karena kejadian yang sangat menyakiti hati dan luka yang sangat dalam, apalagi dilakukan oleh orang yang seharusnya menjaganya lebih dari siapapun. Diana memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di dalam hutan. Karena mati secara tidak wajar, akhirnya ia menjadi arwah gentayangan dan menakuti warga yang masuk ke dalam hutan. Sampai akhirnya. Ada seorang dukun sakti yang membuatnya menjadi manusia kembali dan mengangkatnya sebagai anak. Beberapa waktu berlalu sebagai manusia, akhirnya ia dipertemukan dengan seorang Pria pengusaha kayu yang kaya raya. Dari sinilah kisah itu dimulai, ia menjalani hidup keduanya yang tidak begitu bahagia. Mertua dan para saudara Ipar. Memperlakukannya dengan kejam, sama seperti perlakuan dengan pembantu. Tetapi kini berbeda kisah, Diana memiliki kekuatan hantu yang tidak mereka ketahui.
view moreBahagia.
Itu yang dinginkan siapapun dalam rumah tangganya. Hidup berkecukupan adalah salah satu hal yang paling utama dari kebahagiaan itu. Begitu juga bagiku, seorang wanita biasa yang pernah mengalami hal pahit dalam masa lalunya. Karena peliknya kehidupan, aku harus dijual kepada lelaki hidung belang di tempat maksiat itu. Masih ingat benar.Bagaimana lelaki tidak berhati yang pernah jadi suamiku, tega menipu dengan mengantarkan ke tempat yang bahkan tidak pernah satu kalipun menginjakkan kaki di sana. Semua itu ia lakukan hanya demi memiliki uang untuk kesenangan belaka. Mabuk-mabukan dan hal maksiat lainya. Pedih, rasanya sangat pedih bagiku saat mengingat masa-masa itu. Aku dijual ke beberapa orang pria, dengan nilai uang yang sesungguhnya tidak pantas bagi seorang manusia. Aku ditinggalkan olehnya dengan lelaki beberapa lelaki hidung belang yang telah siap memangsaku, bagai binatang yang kelaparan. Bahkan yang paling pedih, Suamiku tidak tahu bahwa saat itu diri sedang mengandung anaknya, hamil muda. Pahit, sungguh pahit kejadian malam itu bila terlintas kembali di pikiran ini. Hingga akhirnya, bunuh diri adalah jalan terbaik bagi semua itu.Sebuah pohon kayu besar di jalanan hutan, adalah saksi bagaimana aku menghabisi diri sendiri dengan menggantung leher ini hingga tidak lagi bernyawa. Malam yang menyakitkan.**********************Setelah beberapa waktu.Aku ditangkap seorang dukun tua bernama Mbah Joko. Ia adalah salah satu orang pintar yang membuatku kembali menjadi manusia. Setelah beberapa bergentayangan mengganggu warga yang melintas di hutan.Semua kembali nyata.Kehidupan yang pernah kuakhiri dengan kepahitan, kini berjalan dengan semetinya. Layaknya dulu ketika masih hidup. Hingga akhirnya, aku bertemu dengan Mas Arya yang bekerja sebagai pengusaha kayu di hutan. Sejak pandangan pertama, ia sudah kagum akan kecantikan ini. Hingga akhirnya memutuskan untuk melamarku pada Mbah Joko, yang saat itu dianggap sebagai Ayah angkatku.Pernah.Mbah Joko pernah mengingatkannya akan banyak terjadi problema nantinya, jika ia tetap bersikukuh untuk menikahiku. Tetapi memang, cintanya begitu besar hingga tidak gentar akan apapun yang akan dihadapi nantinya. Kami pun menikah.Aku dibawa ke kota oleh Mas Arya, untuk melaksanakan akad nikah seperti pada umumnya. Di sana, aku bertemu keluarga besarnya. Keluarga yang hidup dengan penuh kemewahan. Rumah layaknya istana dengan lantai mengkilap layaknya cermin, membuatku seakan menjadi wanita paling beruntung saat itu. Mungkin, banyak wanita yang sangat mengiginkannya.Tetapi salah.Hal itu hanya sebatas anganku saja. Kebahagiaan yang pernah dibayangkan justru tidak pernah ada. Di rumah semegah ini, aku diperlakukan sama seperti pembantu. Mereka, Ibu dan kedua Adik Mas Arya menganggapku sebagai keluarga hanya ketika ada Suamiku. Setelahnya pahit. Bahkan aku tidak boleh tidur di kamar ketika tidak ada Mas Arya.Mereka menyuruhku tidur di kamar belakang, kamar yang khusus untuk pembantu. Di kamar itu, aku dan Mbak Ratih yang bekerja sebagai pembantu tidur bersama. Kamar yang hanya berukuran kecil, hanya muat untuk satu buah tempat tidur dan lemari saja. Berbeda dengan kamarku dengan Suami. Jauh berbeda.**************"Selesai makan, kamu cuci piring. Lalu bantuin Mbak Ratih membersihkan halaman. Jangan cuma tahu makan saja, kamu di sini cuma menantu!""Iya, Neng," sahutku sambil berusaha menelan nasi yang ada di mulut.Lagi.Siska kembali melontarkan ucapan pahit itu padaku, ketika sedang makan di dapur. Tanpa menatap saat berbicara, ia langsung pergi.Baru beberapa menit ia berbicara, kembali suara teriakan kudengar dari arah ruang tamu. "Woy Mbak Diana! Sudah selesai cuci piring apa belum? Cepat dong! Jangan malas. Timbang makan doang lama amat!""Sudah siap, Neng. Ini mau ke depan," teriakku."Haaa? Mana mungkin!"Mendengar itu.Siska segera kembali ke dapur, kemudia melihat semua piring yang tadi berserakan sudah tersusun rapi hanya dalam waktu sekejab. Sedangkan aku, kini sudah berdiri di depan pintu untuk segera ke depan membersihkan kebun."Secepat ini ...," gumamnya keheranan.Berpura tidak mendengar, akupun langsung berjalan sambil berkata dalam hati."Kamu memang manusia, Sis. Tetapi belum pernah menjadi hantu, sepertiku ...."ΓΓΓΓΓΓΓΓSeketika aku datang dan langsung menatap matanya dengan lebih dekat. Tanpa berjalan seperti biasa. Aku melayang di atas lantai. Kini, wajah kami berdua hanya berjarak tidak lebih dari satu jengkal. "Kamu ingin mati sepertiku?" tanyaku dengan suara lembut seperti berbisik. Ya. Jangankan menjawab, untuk berkedip saja kini sudah tidak mampu. "Jangan pernah lagi bertindak tidak sopan padaku. Jika masih ingin menghirup udara esok. Ingat itu!" ************* Beberapa saat terdiam. Akhirnya ia berteriak sambil minta tolong kepada seluruh penghuni rumah. "Tolooong ... Ada setan! Mamah tolooong!" Sementara di teras Ibu mertuaku masih sibuk mendengarkan penjelasan Pak Darno yang ditemukan pingsan pagi tadi, dan baru tersadar. Di sana, juga ada Mbok Ratih sedang mengantarkan teh buat mereka. Sesampainya di ruang tamu. Anak paling muda di rumah ini pun suda pucat ketakutan sambil menangis. Jelas, aku mendengar semuanya dari arah dapur. Mungkin, karena kini wujudku bukan lagi manusia. Ke
"Maksudnya, Mbok? Tolong jangan bercanda." "Iya, Non. Jika telah dimakan, maka konsekuensinya Non tidak akan bisa menjadi manusia kembali, hanya menyerupai." Serasa petir menggelegar di kepala ini. Tidak. Aku tidak mungkin menjadi hantu gentayangan lagi! Ini tidak mungkin! "Mbok. Tolong lakukan apapun biar aku bisa kembali lagi. Bagaimana? Bagaimana kalau Mas Arya kembali?! Aku sangat menyayanginya, Mboookk. Tolong!"Diam. Mbok Ratih hanya duduk terdiam tanpa mampu berkata apapun. "Mbok. Jawab, Mbok!" "Maaf, Non. Itu adalah kembang Serupan. Gabungan dari beberapa jenis kembang keramat. Mbok tidak mungkin bisa mengembalikanmu lagi! Maaf, Non...." ***** Menyesal. Aku sangat menyesal telah melakukan semua ini. Tapi, apa memang tidak ada cara lain? "Mbok. Apakah aku masih bisa bertemu dengan Mas Arya nanti?" "Bisa, Non. Kamu masih bisa bertemu dengannya. Tetapi .... " "Tapi apa, Mbok? Katakan!" "Non tidak akan bisa punya anak dari Den Arya. Non masih bisa menyamar menjadi ma
Beberapa menit. Aku hanya diam sambil tersenyum menatap Pria yang sudah cukup berumur ini. Tangan ini pun membelai lembut dari dada hingga perut buncit nya. Belaian lembut layaknya sepasang kekasih, tapi kini berbeda. Kekasih yang memiliki tampang menakutkan sepertiku. "Nde... nde... Ndemiiiiiittttt!" Lari. Pakai Darno lari sekencang nya ke arah depan rumah, kemudian mengetuk keras sambil berteriak meminta tolong. Percuma, sekeras apapun ia meminta tolong tidak akan ada yang mampu mendengar. Karena memang, kali ini aku menutup semua kuping penghuni rumah. Sambil terus berteriak. Pak Darno terus menatap ke belakangnya. Melihatku, yang kini sedang duduk sambil berayun manja di taman depan rumah. "Kang Maaasss... ke sini doong. Main ayunaaan. Maaaasss ...." Terus. Aku terus menggoda pria yang telapak kakinya kini basah, karena air yang mengalir di lantai. Air kencingnya sendiri. Ada alasan dari semua ini. Pak Darno, adalah orang yang berada dibalik perselingkuhan Ibu Mertuaku.
"Sudah ayo tidur. Sudah malam, Mbok ngantuk," ucap Mbok Ratih sembari membaringkan tubuhnya. "Iya, Mbok. Sebentar lagi aku tidur." Entah kenapa. Rasanya malam ini mata enggan sekali terpejam. Banyak hal yang melintas di pikiran ini. Apalagi, ini sudah hampir satu bulan Mas Arya pergi bekerja. Bagaimanakah kabarnya di sana akupun tidak tahu. Semoga kamu baik-baik saja di sana Mas. Aku kangen kamu. Selain itu. Malam ini juga kurasakan gerah yang amat sangat. Rasanya, ingin diri ini pergi ke luar sana dan terbang ke setiap pohon besar yang berjajar di sepanjang jalan. Ya, aku harus pergi. Tapi bagaimana? Aku tidak tahu caranya. Mbok Ratih? Tapi dia baru saja tertidur. Lagi pula, tidak mungkin bagiku untuk membangunkannya. Lalu jika timbul pertanyaan nantinya, tidak mungkin bisa terjawab apa alasannya aku ingin berubah. ************ Entah mengapa, terlintas dari pikiran ini untuk melakukannya sendiri. Ya, jika hanya melempar tubuh dengan kembang. Aku juga pasti bisa. Perlahan, ta
Beberapa detik.Mereka hanya terdiam bengong, melihat keanehan bagaimana minyak tersebut bisa berada di sana."Berarti benar! Mungkin rumah ini suda ada hantunya," pungkas Ibu mertaku."Hantu?" tanya kedua anaknya kompak."Iya. Seperti tadi yang baru saja dilihat Om Fandi. Sebelum tidak sadar, ia mengatakan kalau ada hantu di ruangan ini."Lagi.Aku hanya berpura bodoh dengan reaksi mereka. Terlihat, wajah kedua adik Iparku pucat seketika."Kayanya emang benar, Nyah. Tadi juga saya mendengar suara wanita tertawa di luar. Sepertinya suara Ndemit," sambung Pak Darno. Yang tadi sempat mendengarku cekikikan di luar."Beneran, Pak? Jangan buat suasana makin horor," cetus Siska yang kini berpindah tempat duduk di dekat sang Ibu. Karena ketakutan."Bener, Non. Saya berani sumpah.""Jadi tuh Masnya mau didiamkan terus, Bu? Minyak anginnya buat apa?" tanyaku memecah suasana horor mereka.Mendengar itu.Mereka langsung bergegas memberikan minyak. Dan tidak lama, pria mesum itu pun tersadar dari
Beberapa detik.Mbok Ratih hanya terdiam, tidak berani melakukan apapun. Wajar, saat ini ia hanya melihat kemarahan di mataku. Sebuah tatapan kemarahan yang mungkin tidak pernah ia saksikan selama ini. Kemarin ia hanya melihat diri ini sebagai wanita yang polos dan penyabar. Tetapi tidak kini. Aku sudah kembali menjadi seperti dulu."Mbok. Lakukan sekarang!"Seketika.Mbok Ratih melemparkan kembang diatas kepalaku. Kembang tersebut sangat harum, baunya kini membuatku bagai terhempas angin kencang dari segala penjuru. Tubuh ini pun terasa mulai dingin. Detak jantung perlahan melemah. Habis kalian!Aku masuk ke dalam rumah tanpa lagi membuka pintu. Langsung menerobos pintu megah yang tingginya saja hampir dua kali tubuh ini. Sesampainya di dalam, mereka tidak sedikitpun menyadari keberadaanku. Mereka asik bercumbu tanpa sedikitpun mengingat dosa. Terutama Ibuku, yang segaja membuat rumah ini menjadi tempat melakukan hal kotor. Dasar!***************Tidak menunggu lama.Akupun langsung
"Apa benar, Mas? Ada perampok di jalan itu?" tanyaku berpura."Iya, Mbak. Banyak cerita yang saya dengar dari orang yang pernah lewat jalan itu. Sebaiknya Mbak hati-hati, apalagi wanita adalah mangsa empuk buat mereka."Entahlah.Aku ingin tertawa sejadinya kini. Tetapi pasti, Kang Dadang langsung ketakutan mendengar suaraku yang melengking dan tajam. Pasti, ia langsung curiga bahwa aku adalah hantu sesungguhnya."Termasuk wanita hantu, Mas?" tanyaku kembali."Ha?" Ia menatap mataku seketika. "Kalau hantunya beneran mungkin takut, Mbak. Tapi kalau aktor pasar malam kaya Mbak tidak bakal. Sudah ni, Mbak?" ucapnya sembari memberikan Martabak di dalam kotak."Nih uangnya, Mas." Aku memberikan uang dengan tangan masih berbalut kain."Iya, Mbak. Sebentar kembaliannya.""Sudah, Mas. Ambil saja. Buat jajan anak-anakmu," ucapku sembari langsung terbang ke atas pohon. Aku tahu.Pasti Kang Dadang langsung keheranan, karena tidak melihat arahku pergi. Apalagi sampai tawa ini pecah, bisa jadi es
π·πππππ πππππ‘.π΄ππ’ ππ’π πππππ¦πππ ππππ’ππ’ π‘πππππ‘ πππππ’ππ ππππ‘ππππ π¦πππ π π’ππβ π‘ππππ πππ’β. πππππππππ ππππππππππ, πππ’ π‘πππ’π π‘πππ‘ππ€π π πππππππ¦π. π»πππ¦π βππππππ ππππ π ππ‘π’ ππβππ ππ ππβππ ππππππ¦π, πππ’ ππ’π π πππππ ππ π‘πππππ‘ πππππ’ππ ππππ‘ππππ. πΎπππ π·πππππ, ππππππ π πππππ ππππ¦πππ’π‘ππ¦π. πΎπππ.π΄ππ’ ππππππ ππ ππβππ π‘ππππ‘ ππ ππ‘ππ πππππππ ππππ‘ππππ πΎπππ π·πππππ π¦πππ π πππππ πππππ¦πππ πππππ πππππππ. ππππππ, ππππ‘ππππππ¦π πππππβ π πππβ π ππ‘π’ π¦πππ π‘πππππ£ππππ‘ ππ πππππβ π πππ. πππππππ.π΄ππ’ π ππππππ π‘ππππ π‘π’ππ’π π‘ππππππβ ππβπ’ππ’, ππππππ π‘ππππ πππππ ππππ ππππ πππππππ ππππ πππβππππ’πππ. π·ππ π?
ππππβππ‘ π πππβ π ππππππ π‘ππππ ππππππ πππ‘πππ’π‘π, ππ’πππ ππππππππ ππππ’ πππππππππππ. π½π’π π‘πππ’ ππππππ π‘πππ‘ππ€π π πππππππ¦π. ππππππ‘ππ€ππππ πππππππ π‘ππππ π¦πππ π πππππ πππ‘πππ’π‘ππ. π΅π’πππ ππππβ ππππππππ πππ πππππππ‘π’.ππππβππ‘ πππ.π΄ππ’ππ’π ππππππππππ πππππππ ππππ ππππππ π’ππ‘π’π ππππππππ‘π πππ π ππππππ’π‘ππ, π πππππ‘π π¦πππ ππππ’ π πππ πππππ ππππ π‘ππππ ππππππ ππππ’π ππ."π»πππ ... βππ ... βππππ ....."π΄ππ’ π ππππππ‘ π‘πππ‘ππ€π πππππ.πΎπππ’ππππ, ππππππ ππ’πππ πππππ’ππ πππππππ ππ ππ π‘ππ€π π¦πππ ππππ’ π πππ ππ’ππππ’πππππ."πΎπππ’ ππππππ ππ‘π’, π΅ππ?" π‘πππ¦π π πππβ π ππππππ ππππ π¦πππ ππππ¦πππππ π πππππ‘π π‘ππππ, ππππ’ππ ?
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments