Share

110. Senja di Langit Jakarta

“Dokter tidak perlu melakukan ini,” kata Mia setelah menyadari bahwa Dokter Joshua ternyata memilih menunggunya agar mereka bisa pulang bersama.

“Menunggu hingga kamu selesai kerja itu masih lama, Mia. Jalanan bakal macet. Dan aku tak akan membiarkan kamu naik ojek.”

Mobil mereka perlahan bergerak di antara deretan kendaraan lain yang sama-sama terjebak dalam kemacetan. Klakson mobil dan deru mesin menciptakan simfoni khas kota besar yang sibuk.

“Nah. Apa kubilang, sudah mulai macet kan? Padahal belum jam pulang kantor,” kata Dokter Joshua sambil melirik Mia.

“Yeah. Seharusnya kita naik helikopter saja,” gurau Mia, menatap keluar jendela mobil. Kerumunan orang berlalu-lalang di trotoar, pedagang kopi keliling menjajakan dagangannya dengan sepeda, dan hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur.

Tiba-tiba, pikirannya melayang pada kebiasaan Nathan yang tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk menunggu macet. Sebagai presiden direktur sebuah perusahaan jasa transportasi mewah yang mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status