Jihan hendak menjawab pertanyaan Wina dengan jujur.Akan tetapi, dia tidak bisa mengatakan apa-apa di hadapan semua polisi dan karyawan ini.Sam bahkan terlihat lebih kaget lagi daripada Wina ...."Pak Jihan, jangan bilang hobi Pak Jihan adalah menggunakan identitas palsu untuk memerkosa wanita?"Jihan langsung menatap Sam dengan dingin.Sam refleks menatap kakinya. Untung saja kali ini dia tidak mengenakan sandal.Jihan pun kembali menatap Wina. Begitu melihat Wina yang hanya termangu menatapnya, Jihan mendadak merasa panik.Dia memang sudah tidak sabar untuk memberi tahu segalanya kepada Wina, tetapi dia juga lupa pernah menyakiti Wina.Wina mungkin akan lebih membenci Jihan begitu tahu bahwa Jihan adalah Tuan Malam.Bagaimanapun juga, Wina menganggap Tuan Malam sebagai penjahat yang tidak termaafkan ....Jihan hanya berdiri diam di depan pintu selama beberapa saat sebelum kesan sedih dalam sorot tatapannya perlahan-lahan hilang."Tuan Malam itu siapa?" tanya Jihan dengan nada datar.
Sementara itu, Zeno mengajak Jihan untuk melihat-lihat isi kamar di seberang.Untung saja orang yang menyewa kamar ini kebetulan sedang pergi. Zeno pun menghela napas dengan lega.Dia berbalik badan menatap Jihan, lalu mengangkat kartu buatannya sambil tersenyum dengan bangga."Ternyata barang bikinanku berguna juga, Pak Jihan."Jihan pun balas menepuk pundak Zeno sebagai bentuk pujian kepada bawahannya itu, tetapi ekspresi Jihan mendadak berubah menjadi dingin."Zeno, apa kamu mengutus orang untuk mengikutiku?"Tangan Jihan yang berada di atas bahunya sontak terasa begitu berat. Zeno merasa seperti sedang ditekan oleh sesuatu dengan kuat.Tubuh Zeno sontak terasa kaku, wajahnya juga berubah menjadi pucat. Dia merasa begitu bersalah sampai tidak berani menatap Jihan. Zeno akhirnya menundukkan kepalanya dan mengaku."Nona Valeria khawatir Pak Jihan akan membocorkan identitas Pak Jihan, jadi aku mengutus orang untuk selalu mengawasi Pak Jihan ....""Jangan lupa siapa yang majikanmu yang
Wina menatap kamar di seberang dengan curiga. Rasanya kebetulan yang luar biasa sekali melihat Jihan mendadak muncul di sini ....Wina tahu Jihan punya properti pribadi di Kota Aster. Dengan fobianya terhadap kuman yang sudah sangat kronis, Jihan tidak mungkin mau menginap di hotel orang lain, tidak peduli seberapa megah dan mewahnya hotel itu. Jadi, kenapa bisa-bisanya ....Di saat Wina sedang kebingungan, Sam pun membaca pesan di layar ponsel Wina."Eh? Tuan Malam nggak jadi datang?"Begitu mendengar pekikan kaget Sam, para polisi yang berencana kembali ke tangga darurat untuk berjaga pun sontak berhenti bergerak."Apa? Kenapa?"Wina tersadar dari lamunannya dan segera menjelaskan kepada pihak kepolisian."Maaf, Pak Polisi, kayaknya Tuan Malam sudah tahu soal rencana kita. Dia mengubah waktu pertemuan dan tidak jadi datang hari ini."Wina meminta maaf sambil membungkuk dengan rasa bersalah."Saya minta maaf sekali sudah membuang-buang waktu kalian."Polisi memang merasa sudah membuan
Begitu tiba di tempat tujuannya, Jihan langsung membuka pintu dan turun dari mobil.Zeno sudah menunggu di pintu masuk pabrik, dia segera memberikan peralatan Tuan Malam kepada Jihan."Tuan, sepertinya dia nggak tahu bahwa ada yang namanya Tuan Malam. Dia cuma dipekerjakan oleh orang lain untuk berpura-pura menjadi Tuan dan menemui Nona Wina."Karena pihak lawan tidak tahu soal Tuan Malam ataupun Organisasi Shallon sama sekali, lebih baik Jihan menggunakan kedoknya sebagai Tuan Malam agar tidak ketahuan.Topeng Tuan Malam pun menutupi wajah Jihan yang terlihat dingin. Zeno memasang tato naga hijau di leher Jihan, lalu memakaikan tangan Jihan sepasang sarung tangan hitam.Jihan memang harus memakai sarung tangan untuk beraksi karena tangan kanannya terluka, tetapi itu tidak jadi masalah. Itu sama sekali bukan hambatan bagi Jihan untuk menghabisi para penjahat di dunia ini!Setelah berubah menjadi Tuan Malam, Jihan pun berjalan menuju pabrik yang terbengkalai itu. Sekelompok pria bertope
Pria yang dipukuli itu menangis kesakitan, tetapi tidak berani menjerit-jerit lagi.Dia membuka bibirnya yang gemetar ketakutan, lalu menjelaskan semuanya kepada mereka."Aku ... aku cuma merobek pakaiannya, terus mencengkeram tangan dan kakinya dan ... dan menindihnya.""Tapi, sumpah, aku cuma sekadar menyentuhnya dan nggak menidurinya! Tolong ampuni aku!""Aku masih harus menghidupi keluargaku! Aku ...."Pria itu melontarkan alibinya yang sudah dia hafalkan. Namun, belum sempat dia selesai bicara, Zeno sudah memukul wajahnya lagi dengan kencang."Tutup mulutmu!"Zeno sudah berulang kali menghabisi orang jahat, tetapi baru sekali ini dia melihat orang jahat yang begitu berisik sampai-sampai rasanya Zeno mau membunuhnya saja!Jika bukan karena Jihan memutuskan untuk turun tangan, Zeno pasti sudah akan membungkam mulut pria itu!Di sisi lain, Jihan mengabaikan perkataan pria itu. Dia hanya perlahan-lahan menggerakkan pisau yang dia genggam."Di mana kamu melukainya?"Kali ini, pria itu
Seperti biasa, Zeno bekerja dengan sangat efisien. Tidak sampai dua jam kemudian, dia sudah tiba di kamar VVIP paling atas dari The Night Bar sambil membawa setumpuk informasi.Jihan sedang duduk di sofa berbentuk U yang diletakkan di depan sebuah jendela besar, kakinya yang ramping saling bersilangan dengan santai. Cahaya lampu yang menyinarinya membuat Jihan terlihat keren dan bermartabat.Zeno pun membuka pintu dan berjalan masuk, lalu bergegas menghampiri Jihan yang sedang memejamkan mata. Zeno menyerahkan semua informasi yang dia temukan."Tuan, orang yang menyuruh Wildan untuk menyamar sebagai Tuan adalah putri sulung Keluarga Nizari, Winata."Jihan pun membuka matanya yang tampak memerah, lalu melirik ke arah setumpuk dokumen itu. Dia tidak mengambilnya dari tangan Zeno dan hanya mengedikkan dagunya sebagai isyarat bagi Zeno untuk lanjut melapor."Tiga tahun lalu, Tuan memerintahkan kami untuk membuat masalah dengan Nona Winata setiap bulannya.""Dia jadi dendam kepada kita, itu
Dari balik pintu yang tertutup itu, terdengarlah suara langkah kaki yang mantap. Akan tetapi, suara itu mendadak berhenti.Wina mengira setelah itu pintu kamar akan dibuka, tetapi ternyata tidak ada gerakan apa pun dari dalam sana. Saat Wina hendak mengetuk lagi, tiba-tiba pintu kamar pun terbuka.Pergelangan tangan Wina pun dicengkeram dan tubuh wanita itu langsung ditarik ke dalam kamar dengan sangat cepat ....Sam yang berada di luar pintu hanya melihat sebuah tangan terulur, setelah itu sosok Wina langsung lenyap.Pemukul besi yang sengaja Sam beli dan semua preman yang dia pekerjakan ini ternyata sama sekali tidak berguna. Sam bahkan sudah menyewa orang untuk menerobos masuk ....Di saat Sam sedang berdiri termangu di luar pintu, tiba-tiba muncullah sekelompok pengawal entah dari mana.Pengawal yang berada paling depan pun menunjuk ke arah rombongan Sam sambil berseru, "Bawa mereka ke kantor polisi! Tuntutannya adalah mereka menggiring massa untuk membuat keributan!"Para preman i
"Akulah Tuan Malam."Jari telunjuk Jihan mengelus wajah cantik Wina dengan lembut, sorot tatapannya terlihat begitu hangat dan penuh cinta.Wina menatap Jihan yang berdiri di hadapannya dengan tajam. Wina memang sudah curiga Tuan Malam adalah Jihan, tetapi tetap saja Wina tidak bisa percaya ....Setelah tertegun sejenak, Wina mengambil topeng emas yang Jihan bawa, lalu berjinjit dan memakaikan topeng itu di wajah Jihan ....Sosok Jihan dan Tuan Malam yang saling tumpang tindih pun sontak membuat Wina kaget.Mata Wina bergeser ke arah leher Jihan. Seharusnya di sana ada tato naga berwarna biru ...."Tato itu hasil gambar."Jihan langsung menjawab dengan lembut seolah-olah bisa membaca isi hati Wina.Digambar? Apa itu berarti Jihan sengaja mengubah gaya berpakaiannya, membiarkan rambutnya acak-acakkan, selalu bicara dengan suara serak dan menyamarkan aura tubuhnya?Entah kenapa, Wina merasa ini semua sulit dia terima. Dia pun melangkah mundur sambil bertanya, "Kenapa ... kenapa kamu meng