Share

Bab 205

Setelah orang-orang itu pergi, Jihan memandang Rudi, yang berdiri di samping dan menjadi pucat karena ketakutan dan berkata, "Panggilkan dokter untuk Lilia."

Rudi mengangguk cepat dan menjawab, "Baik, aku akan segera panggil dokter ...."

Rudi pun bergegas keluar. Lilia yang terbaring di lantai dan tidak bisa bergerak, mengalihkan pandangannya dengan susah payah dan menatap Jihan.

Lilia sedikit terkejut ketika melihat tangan kanan Jihan, yang terbungkus kain kasa, mengeluarkan banyak darah karena memegang pistol tadi.

"Pak Jihan, biarkan aku menghentikan pendarahan di tanganmu dulu."

Saat Lilia ingin bangkit berdiri, dia dihentikan oleh suara dingin, "Nggak perlu."

Setelah mengatakan itu, Jihan berbalik dan duduk di sofa. Matanya yang acuh tak acuh itu menatap dingin sisa-sisa cahaya matahari terbenam.

Lilia dapat melihat sorot mata Jihan sangat redup dan kusam, seolah-olah telah kehilangan warna kehidupan.

Melihat Jihan seperti itu, rasa bersalah yang mendalam tiba-tiba melonjak di hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Mintrex Playerpro
ku kira winaa gak bakalan meninggal.
goodnovel comment avatar
Yuli a
Tong kosong nyaring bunyinya
goodnovel comment avatar
Yuli a
Tokoh jihan dibuat hebat, trnyata melempem, masuk angin... gak minat...sorry
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status