Mira masih marah karena pria muda itu meninggalkannya dan melarikan diri. Kemudian, dia mendengar suara yang sengaja disamarkan memberikan perintah yang mengerikan dan menakutkan.Sekujur tubuhnya seketika melemas dan dia terjatuh di depan mobil sambil memandang Tuan Malam dengan ekspresi tidak percaya."Aku nggak pernah menyinggungmu, 'kan? Kenapa kamu selalu mengincarku?"Dulu, Mira hanya diberi pelajaran biasa. Kali ini, dia akan ditampar dan dikurung di The Night Bar dan dijadikan wanita panggung.Mira sangat heran dari mana Tuan Malam mendapatkan kekuatan untuk bisa mengatur tempat paling menghasilkan uang di Kota Aster dengan sesuka hatinya?Selain itu, Tuan Malam tahu bahwa dirinya adalah adik sepupu Jihan dari Keluarga Lionel dan satu-satunya cucu perempuan di Keluarga Levin. Meskipun tahu, mengapa Tuan Malam masih berani menyerangnya?Sayangnya, dia mungkin tidak akan pernah bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.Begitu Zeno melambaikan tangannya, seorang pri
Winata lebih pintar dari Mira. Dia segera teringat pada Jihan.Karena Ellen sudah memberitahunya bahwa wanita jalang itu, Wina, sudah meninggal. Kemudian, Jihan menyayat pergelangan tangannya, bunuh diri di depan makam Wina.Winata ingat saat dia dan Mira memberi pelajaran pada Wina di toilet, Jihan juga ada di sana.Jihan membantu Wina ketika Mira mengatakan ingin langsung membunuh Wina.Winata merasa jika bukan karena Mira bersikeras akan memberi tahu Ellen, Jihan pasti tidak akan menampar Wina.Tamparan itulah yang membuat Winata menghilangkan semua kecurigaannya.Winata tidak menyangka Jihan melakukan hal itu di depan mereka agar keluarganya tidak mengetahui keberadaan Wina.'Jelas-jelas sudah berhubungan dengan wanita jalang itu selama lima tahun, tapi masih bersikap seperti nggak terjadi apa-apa. Jihan sungguh pandai menyembunyikannya!''Sekarang, demi wanita jalang itu, kamu malah memperlakukanku seperti ini. Jihan, kamu sungguh keterlaluan!'Setelah kepalanya ditarik keluar dar
Saat Lilia membuka matanya, dia sudah berada di rumah sakit.Dia menggerakkan sudut mulutnya yang terluka, bergumam dengan susah payah, "Air ...."Sebuah tangan ramping memegang bagian belakang kepalanya dan memberikan segelas air ke mulutnya.Lilia menundukkan kepalanya, menyesap beberapa kali untuk menghilangkan rasa kering di mulutnya.Ketika menatap mata gelap itu, raut wajah Lilia seketika menjadi pucat dan matanya melebar tampak sedikit ketakutan."Kamu begitu takut padaku?"Setelah Yuno meletakkan gelas air, dia duduk di samping ranjang Lilia, bersandar di kursi sambil menyilangkan kakinya dan memandang Lilia dengan tatapan penuh arti.Sorot mata Lilia yang ketakutan berangsur-angsur berubah menjadi dingin. "Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya.Yuno tersenyum dan berkata, "Tentu saja untuk melihat Lilia-ku ...."Nadanya penuh kasih sayang, tetapi matanya terlihat sinis. "Melihat seberapa baik keadaan Lilia-ku setelah meninggalkan Keluarga Safwan," sambungnya.Yuno menyentuh kulit
Begitu keluar dari kamar rawat, Yuno bertemu dengan Daris, yang sedang berjalan mendekat. Keduanya saling memandang sejenak.Ekspresi Yuno langsung dipenuhi dengan kebencian yang luar biasa. Sisi lembut terhadap Lilia yang sebelumnya muncul sedikit itu seketika lenyap.Yuno menatap Daris dengan dingin, menabrak bahunya dan terus berjalan pergi dengan marah.Daris melihat punggung Yuno yang berjalan pergi itu dengan penuh kebencian. Dia tidak menyangka setelah bertahun-tahun, Yuno akan menemui Lilia.Daris merasa Yuno aneh dan kontradiktif. Jelas-jelas dirinya yang dibenci Yuno, tetapi Yuno bersikeras balas dendam kepada Lilia.Namun, mulai sekarang, Daris tidak akan pernah membiarkan Yuno menyakiti Lilia seperti dahulu.Daris berbalik dan berjalan ke kamar rawat Lilia. Ketika melihat luka Lilia, amarah yang terlihat di matanya langsung berubah menjadi kasihan."Lilia, bagaimana keadaanmu?""Aku baik-baik saja," ujar Lilia sambil menggeleng pelan.Ketika melihat wajah Daris juga terluka
Ketika terbangun dari mimpinya, Sara menangis cukup lama.Dia tahu Wina tidak pernah bahagia tinggal di dunia ini.Saat masih kecil, dia ditinggalkan oleh orang tuanya karena penyakit jantung bawaan.Kemudian, dia disakiti oleh cinta pertamanya. Meskipun hanya salah paham, rasa sakit yang dideritanya adalah sesuatu yang benar-benar dia lalui.Setelah beranjak dewasa dan bertemu dengan pria yang dia cintai, pria itu malah mengambil nyawanya, membuatnya mati dengan membawa perasaan kecewa dan penyesalan.Karena itulah, Wina mungkin benar-benar putus asa dengan dunia ini dan tidak ingin pernah kembali lagi.Setelah berkali-kali bermimpi Wina hidup dengan baik di dunia sana, Sara pun berpikir memang lebih baik Wina tidak kembali.Manusia pada akhirnya akan mati, Wina hanya selangkah lebih dulu ke dunia sana. Setelah kehidupannya di sini berakhir, Sara juga akan pergi ke dunia itu.Seperti yang dikatakan Wina dalam mimpinya. Wina akan membangun rumah di sana. Ketika kehidupan Ivan dan dirin
Seminggu setelah Wina meninggal, Rian kembali ke Kota Aster.Dia membawa sebuah map dokumen dan datang ke apartemen Sara.Sara baru saja selesai menyajikan makan favorit Wina di atas meja ketika Rian datang.Melihat ada banyak makanan di atas meja, Rian bertanya dengan heran, "Sara, kenapa kamu masak begitu banyak?"Ada sedikit kesepian di mata Sara dan dia berkata, "Kudengar, tujuh hari setelah meninggal, mereka akan mengunjungi kerabat terdekat. Wina bahkan nggak sempat makan bubur yang kuberikan. Dia pasti sudah lapar selama beberapa hari. Aku pikir dia ingin makan sesuatu ketika kembali, jadi aku menyiapkan beberapa makanan kesukaannya ...."Saat mendengar itu, wajah Rian menjadi pucat dan rasa sakit yang luar biasa kembali menyelimutinya, membuatnya tidak bisa bernapas.'Ya, Wina nggak makan apa pun sebelum pergi, bahkan nggak minum air. Dia langsung meninggal begitu saja.'Teringat kematian Wina yang begitu menyedihkan, Rian seperti kehilangan keseimbangannya. Dia berpegangan pad
Rian membeli buket bunga krisan dan pergi ke tempat makam.Dari jauh, dia melihat sesosok tubuh yang tinggi dan tegap berlutut dengan satu kaki di depan batu nisan.Rambut pria itu berantakan, wajahnya sangat pucat hingga terlihat sangat kuyu. Rian hampir tidak mengenalinya.Dia mengira Jihan akan mengatakan sesuatu pada Wina, jadi dia menghentikan langkahnya.Namun, setelah menunggu lama, Jihan tidak berbicara, dia hanya menatap foto almarhum. Menatap foto itu dengan tenang.Rian mengambil langkahnya, berjalan mendekat dan meletakkan buket krisan di depan batu nisan.Merasakan kedatangan seseorang, bulu mata Jihan sedikit bergetar, tetapi dia tidak mengangkat kepalanya, seolah dia tahu siapa yang datang.Kedua pria itu hanya berdiri di depan batu nisan sambil melihat foto almarhum, mereka tidak berbicara satu sama lain. Mereka tidak sampai membenci satu sama lain untuk saling mengusir.Setelah hening lama, Rian berbicara lebih dulu, "Apa kamu mencintainya?"Hati Jihan terasa sakit kar
Selama bertahun-tahun Rian bersama Wina, dia tidak pernah menyentuh Wina. Sekalipun sangat mencintai Wina, Rian hanya akan menciumnya sekali.Rian merasa bahwa dia harus membangun rumah untuk Wina terlebih dahulu, menikahinya dan baru akan menyentuhnya.Namun, Wina menyerahkan diri kepada Jihan untuk menolong dirinya. Memberikan tubuhnya terlebih dahulu, baru kemudian hatinya.Rian tidak menyesal tidak pernah menyentuh Wina, tetapi merasa sangat kasihan padanya. Wina telah memberikan segalanya untuk Jihan, tetapi Jihan memperlakukannya seperti itu.Jihan bahkan bisa memaksa Wina melakukan itu di hadapannya. Hal ini menunjukkan bahwa Jihan sama sekali tidak memperlakukan Wina sebagai manusia, tetapi hanya sebuah alat.Meskipun tahu Jihan sudah gila karena cemburu, marah dan posesif, Rian tetap merasa Jihan tidak layak untuk Wina.Rian tahu Jihan salah paham, mengira Wina sudah tidur dengan dirinya. Jadi, dia sengaja mengatakan yang sebenarnya, membiarkan Jihan hidup dalam perasaan bersa