Ketika nama Aulia dan Artha disebutkan, Sisilia yang selalu tersenyum lembut, ekspresinya sontak menjadi sedikit muram. Dia melepaskan tangan Sara seolah-olah sedang memikirkan sesuatu."Jangan salahkan aku karena sudah bersikap kejam. Orang tua mana yang nggak mengkhawatirkan anak-anaknya? Kalau kamu berasal dari latar belakang yang lebih baik, punya pendidikan yang lebih tinggi dan lebih menghargai diri sendiri, bagaimana mungkin aku nggak menerimamu?"Sisilia telah mengambil pelajaran dari masalah antara Artha dan Aulia. Dia tidak ingin ikut campur dalam urusan putranya lagi, tetapi menurutnya Sara tidak sebaik Artha dalam hal kemampuan pribadi dan emosi. Pada awalnya, Sisilia bahkan tidak menganggap Artha, jadi bagaimana dia bisa menghargai Sara?"Nona Sara, nyatanya keluarga bangsawan sangat menekankan pada kecocokan latar belakang keluarga. Karena pendidikan yang diterima sejak kecil, serta pemikiran, visi, nilai dan pengetahuan yang berbeda, semuanya berbeda. Sekarang kalian ter
Saat berpesta, pada awalnya Jefri sengaja menyimpan rahasianya dan tidak memberi tahu semua orang siapa orangnya. Semua orang sangat cemas sehingga mereka sering menuangkan anggur pada Jefri. Setelah membuatnya mabuk, Jefri mengumumkan bahwa orang yang ingin dinikahinya adalah Sara.Rekan-rekannya sudah tahu tentang Sara. Ketika mereka mendengar bahwa Jefri ingin menikahi wanita itu, mereka semua sontak menjadi gempar. Mereka mengira Jefri sudah gila, karena ingin menikahi wanita yang lebih tua darinya dan bahkan merundung wanitanya. Semua orang menasihati Jefri agar bersikap rasional. Ada berapa banyak wanita baik-baik yang sudah mengantre untuk menikah dengannya? Mereka menyuruh Jefri untuk tidak berkecil hati.Jefri sudah terlalu mabuk dan tidak terlalu sadar, tetapi dia masih bisa memahami perkataan kasar mereka. Dia tiba-tiba menjadi tidak senang dan menendang bangku. Jefri memarahi rekan-rekannnya yang menasihatinya satu per satu dan hampir melakukan kekerasan.Jika Artha tidak m
Apa perbedaan antara adegan ini dan adegan sebelumnya saat Denis berselingkuh dari adiknya?Tidak, masih ada perbedaan. Sara tidak begitu mencintai Denis. Melihat adegan seperti itu, Sara merasa kesal. Namun, untuk Jefri, Sara sangat menyukainya. Melihat orang yang dia sukai seperti ini, hatinya terasa sangat sakit.Sara bahkan tidak menitikkan air mata ketika dia dipermalukan oleh Sisilia, tetapi sekarang matanya sangat bengkak, tetesan air mata terbendung di dalamnya. Seperti air mancur yang tak ada habisnya dan tak kuasa untuk keluar dari matanya.Air mata membasahi punggung tangan Sara. Wanita itu merasa bahwa dia sangat tidak berharga. Dia menyeka air mata dari wajahnya, lalu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi untuk mencegah dirinya menangis, tetapi air mata itu terus mengalir.Penglihatan Sara menjadi sangat kabur sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan kedua orang itu di atas tempat tidur. Namun, suara lembut dan tangisan wanita di samping telinga Sara me
Ketika Jefri merasa sangat gelisah, Sara mengiriminya pesan.Jefri segera membukanya, lalu ketika membaca kata-katanya, tubuhnya yang tinggi dan tegap tiba-tiba membeku.Setelah sadar, Jefri segera menekan nomor Sara. Wanita itu tidak menjawab dan bahkan mematikan teleponnya. Ketika Jefri menelepon lagi, menunjukkan bahwa kontaknya sudah diblokir.Jefri keluar dari panggilan, kembali ke antarmuka obrolan, lalu segera mengetik balasan."Sara, ada apa? Kenapa kamu melarangku untuk melamarmu?"Segera setelah pesan ini terkirim, tanda seru berwarna merah muncul di antarmuka obrolan, yang jelas-jelas kontaknya sudah diblokir lagi.Jefri mengerutkan kening, lalu melihat pesan yang dikirim oleh Sara."Jefri, berhenti melamarku, aku nggak akan menikahimu. Anggap saja malam itu sebagai cinta satu malam, jangan dimasukkan ke dalam hati."Jadi ....Saat itu, Sara tidak menanggapi dirinya, karena wanita itu ragu apakah akan setuju untuk menikah dengan dirinya. Sekarang Sara sudah memikirkannya den
Wina bereaksi dan segera menelepon Sara.Sara masih menjawab panggilannya, lalu bertanya, "Wina, ada apa?"Mendengar suara Sara, hati Wina yang cemas menjadi rileks, kemudian dia menyahut, "Sara, kamu di mana?"Setelah keluar dari bandara, Sara yang mengenakan kacamata hitam, menjawab dengan tenang, "Aku di Negara Marota."Eh?Wina bertanya dengan bingung, "Kenapa kamu tiba-tiba pergi ke Negara Marota?Setelah Sara ragu-ragu sejenak, dia memberi tahu Wina, "Operasi Ivan baru saja selesai dan dia membutuhkan seseorang untuk merawatnya."Saat menyebutkan nama Ivan, ekspresi Wina sedikit terkejut. Namun, dia segera kembali normal dan bertanya, "Apa operasinya lancar?"Sara mengangguk sambil menyahut, "Operasinya lancar, cuma perlu menunggu dan melihat bagaimana kelanjutannya setelah pemulihan. Ada kemungkinan besar dia bisa berdiri."Mendengar bahwa Ivan memiliki harapan besar untuk bisa berdiri, Wina menghela napas lega, kemudian dia bertanya, "Bagus sekali kalau dia bisa berdiri. Kapan
Sementara itu di sisi Jefri. Setelah kembali ke rumah, dia benar-benar menghancurkan rumah lamanya.Segala sesuatu di dalamnya hancur, barang antik yang berumur ratusan tahun juga ditendang olehnya. Seperti seorang preman, tidak ada yang bisa menghentikan Jefri. Dia menggila dan semua barang hancur di mana-mana.Saat melihat reaksi keras putranya, Sisilia naik pitam sambil berkata, "Jefri, apa kamu masih punya hati nurani untuk memperlakukan orang tuamu seperti ini demi seorang wanita!"Jefri mengangkat tongkat baseball, dia kembali menghancurkan barang sambil menjawab dengan nada dingin, "Kalian tahu kalau aku ingin menikahi Sara, tapi kalian masih bersikeras untuk terlibat. Di mana hati nurani kalian?"Melihat semua barang di rak antik telah disapu ke lantai oleh Jefri, Jaden yang sangat marah sudah tidak tahan lagi. Dia bergegas ke depan sambil berseru, "Jefri, apa yang kamu lakukan!"Jefri sedang memegang batu akik putih di tangannya. Dia mengabaikan adangan dari Jaden, lalu mengan
Menghadapi anak laki-laki yang suka membuat onar seperti itu, Jaden pun mulai menyalahkan Sisilia. "Sudah kukatakan padamu, biarkan saja dia menikah. Kamu malah memaksanya untuk berpisah. Sekarang lihat akibatnya. Di usia setua ini, aku masih harus menyiapkan air cuci kaki untuknya!"Sisilia yang juga sedang mencoba memasak di dapur, memutar matanya ke arah Jaden dengan dingin, "Kamu hanya pandai berdamai saja.""Bukan aku yang berusaha mendamaikan. Tapi, masing-masing anak dan cucu punya keberuntungannya sendiri-sendiri. Biarkan mereka mengurus urusan mereka sendiri. Kalau kita terlalu banyak campur tangan, pada akhirnya bagaimana kalau Jefri tetap membujang?""Dia sangat hebat. Banyak wanita yang ingin menikah dengannya. Mana mungkin dia jadi lajang?""Sangat hebat?"Jaden melihat ke arah Jefri yang duduk di ruang tamu dengan sikap sombong. Sebagai ayahnya, Jaden sama sekali tidak merasa jika anaknya itu hebat."Sayang."Jaden mengalihkan pandangannya. Dia mengulurkan tangan dan mena
Setelah Aulia pergi, Jihan meletakkan pena yang digunakannya untuk menandatangani dokumen. Dia berdiri dengan elegan, mengambil jaketnya, dan memerintahkan sopir untuk mengemudikan mobil. Tak lama kemudian, Jihan pun sampai di rumah Jaden.Begitu sosok tinggi dan tegap itu melangkah ke ruang tamu, sebuah piring langsung terbang ke arahnya. Jihan pun buru-buru menghindarinya.Piring itu terbang melewati Jihan dan menghantam dinding di belakangnya dengan suara keras, lalu seketika hancur berkeping-keping.Melihat pecahan piring di lantai dan ruang tamu yang berantakan, Jihan pun sedikit mengangkat alisnya yang tebal itu.Jihan jarang berkunjung ke rumah Jaden. Namun, dalam ingatannya, rumah Jaden selalu bersih dan rapi.Akan tetapi, saat ini, sejauh mata memandang, tidak ada yang bersih dan rapi. Keadaannya jelas sama persis dengan rumah anjing yang dibangun Gisel di halaman belakang.Sisilia dan Jaden, yang masih berdebat dengan Jefri, melihat Jihan datang. Mereka pun langsung menyingki