Daris bukan orang yang bisa diajak main-main. Dia mendorong Wela menjauh dengan satu tangannya. Sebagai wanita yang lemah, Wela langsung terjatuh ke lantai dengan keras.Wela meringis kesakitan. Saat berusaha bangkit, sepatu kulit hitam Daris tiba-tiba menginjak gaunnya yang acak-acakan di lantai. Melihat ke atas, wajah orang itu sangat suram.Daris menatap Wela dari atas dengan mata dingin. "Siapkan kata-kata terakhirmu dulu. Aku akan menyelesaikan masalah ini denganmu satu aku kembali nanti."Setelah menjatuhkan kalimat ini, dia membawa Lilia pergi meninggalkan Keluarga Safwan. Meninggalkan Wela yang terbaring di lantai, memandangi dua orang yang pergi itu dari kejauhan.Setelah sekian lama, Wela tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Ini adalah putra yang telah dia bantu dengan susah payah. Serta keponakan yang telah dia besarkan sejak kecil. Sungguh keterlaluan mereka, tidak tahu terima kasih!Setelah Daris membawa Lilia ke mobil, pria itu melihat wajah Lilia pucat. Dahinya berkeringat
Wela tidak menyangka sedikit pun bahwa Lilia sialan itu membawa perekam. Bahkan rekamannya disebar di media. Mengatakan kepada media bahwa dia menggunakan cara-cara keji terhadap pewaris asli demi membantu merebutkan warisan untuk putranya.Citra yang telah dia bangun selama bertahun-tahun di Ostia benar-benar hancur karena rekaman ini. Entah itu ibu-ibu kelas atas atau seluruh internet, semua orang memanggilnya selingkuhan yang tidak punya hati. Mereka mengutuknya agar segera mati, menyuruhnya mengembalikan si genius Yuno!Dia sembunyi di rumah dan tidak berani keluar, tapi Zakaria bahkan tidak mau mendengarkan penjelasannya. Dia hanya merasa telah dipermalukan dan ingin langsung menghajarnya begitu sampai di rumah.Wela sangat marah, tapi dia juga tahu bahwa Zakaria adalah suaminya. Apa pun yang terjadi, pria itu akan melepaskannya jika dia bisa membujuk dengan manis dan meminta maaf. Siapa sangka, Zakaria justru menangis."Tahukah kamu betapa baik dan pintarnya Yuno sebelum kedatang
Zakaria menekan tersebarnya berita. Karena tidak bisa menekan Grup Lionel, dia menyingkirkan dirinya dan menyalahkan semuanya pada Wela.Wela tiba-tiba menjadi tikus jalanan yang diteriaki semua orang. Keluarga Safwan pun memanfaatkan kesempatan itu untuk memaksa Zakaria mengusir Wela.Zakaria ragu-ragu setelah mengingat sedikit rasa cinta. Sampai polisi datang ke pintu dan memborgol Wela, barulah Zakaria menyadari bahwa Wela ternyata membunuh sepupunya sendiri!Ketika Wela dibawa pergi, dia berlutut di kaki Zakaria, memegang kakinya dan meratap sedih, "Suamiku, selamatkan aku. Aku nggak membunuh siapa-siapa. Tolong minta mereka melepaskanku ...."Setelah Zakaria pulih dari rasa terkejut, dia melihat ke bawah pada wanita yang menangis itu. Wajahnya seakan berubah. Sulit baginya untuk percaya bahwa di balik penampilan lembut itu, wajah aslinya adalah seekor ular yang sangat ganas. Demi mendapatkan warisan, dia tidak hanya membunuh sepupunya sendiri, tetapi juga Yuno ....Dia seakan baru
Yuno mati. Bahkan satu genggam abu pun tidak tersisa. Seperti embusan angin, melayang dengan ringan ke dunia ini, lalu pergi tanpa sisa. Tanpa membawa pergi apa pun, hanya menghilang begitu saja.Lilia tidak bertanya abu Yuno ditebar di negara mana, di laut mana. Dia hanya diam terpaku sangat lama, menatap batu nisan yang bahkan tidak dipasangi foto itu.Baru setelah hujan turun dan payung Daris menutupinya, perlahan-lahan dia kembali sadar dan berkata kepada Daris, "Ayo pergi ...."Dia kembali ke Aster dan kembali ke kesibukannya seperti biasa. Menyembuhkan orang-orang, sesekali pergi ke bagian pediatri untuk memeriksa anak-anak, dan juga merawat Reo ....Dia tidak berbeda dari sebelumnya. Kecuali ketika larut malam, dia harus minum obat agar bisa tertidur. Namun, dia tidak pernah melihat Yuno dalam mimpinya ....Setiap kali dalam mimpinya, dia menembak. Begitu tembakan itu lepas, dia akan terbangun dari tidurnya dan menatap tangannya dengan pikiran linglung ....Setelah beberapa kali
Lilia sangat ketakutan saat melihat pemandangan ini. Dia membeku di tempat, tidak berani mendekat lagi. Sebaliknya, dia cepat-cepat berbalik dan lari keluar kamar mandi. Dia bahkan tidak berani naik lift dan langsung menuju tangga, berlari sampai ke kantornya.Dia ingin kembali ke kantor untuk beristirahat. Namun, sesampainya di depan pintu, dia melihat Yuno dengan setelan putih, bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dada. Melihatnya datang, Yuno memiringkan kepalanya dan mengangkat dagu ke arahnya ...."Dokter Lilia, aku nggak nyangka. Setelah sepuluh tahun nggak ketemu, kamu masih secantik dulu ...."Lilia tiba-tiba menangis. Tubuhnya tersungkur di lantai dan memeluk dirinya erat-erat. Air matanya seperti hujan deras, keluar tanpa henti dari matanya.Siapa yang bisa menyelamatkannya?Tidak ada yang datang untuk menyelamatkan Lilia. Hanya dia yang bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Minum obat, minum obat tanpa henti, adalah caranya menyelamatkan dirinya sendiri.Sebagai dokt
Ketika dia merasa hampir sesak napas, ada ketukan tajam di pintu. Menggedor terus menerus tanpa henti.Lilia tidak ingin menjawab, tetapi dia samar-samar mendengar suara cemas Wina ...."Lilia, buka pintunya!"Setelah mengetahui tentang Wela, Wina dan Sara datang mengunjungi Lilia berkali-kali. Namun, Lilia selalu menyuruh mereka pergi dengan alasan "aku baik-baik saja".Lilia bersikap seolah-olah tidak ada yang salah. Dia bekerja dengan normal setiap hari dan pulang tepat waktu untuk beristirahat. Dia tidak berbeda dari hari-hari biasa di masa lalu. Mereka hampir mengira bahkan dia memang baik-baik saja.Namun, entah kenapa Wina tidak bisa tidur malam ini. Hatinya gelisah, memikirkan yang terjadi pada Lilia. Nasib buruknya sungguh luar biasa. Dimanfaatkan kerabatnya sejak kecil, lalu membunuh orang yang dia cintai dengan tangannya sendiri setelah dewasa. Siapa yang bisa tetap kuat melewati hal semacam ini?Dia takut, Lilia cuma pura-pura baik di depan orang, tetapi menelan semua rasa
Wina duduk di dalam mobil dan memandangi vila yang hanya diterangi cahaya kecil. Lilia pasti kesepian. Tanpa kerabat atau pelayan yang bisa menemani. Hanya dirinya seorang diri ....Dia awalnya mengira bahwa bibi yang memperlakukannya dengan sangat baik adalah orang yang paling dekat dengannya. Betapa terpukulnya dia saat menyadari bahwa bibi itu telah memanfaatkannya bahkan sejak kecil ....Dia awalnya mengira bahwa orang yang harus dia benci adalah pria yang memperlakukannya paling buruk. Siapa sangka, pria bernama Yuno itu sebenarnya sangat mencintainya.Dia dihancurkan oleh keluarga terdekatnya, kemudian membunuh pria yang paling mencintainya. Meski masih banyak orang di sekitar yang peduli padanya, bisakah dia merasakan kepedulian itu di bawah rasa putus asa yang begitu besar?Wina menoleh ke arah Jihan dengan cemas. "Sayang, aku ingin membawa Gisel dan Sara menemani Lilia besok. Boleh ya?"Pria itu meraih tangannya dan mengangguk pelan. "Lilia kelihatan agak aneh. Perhatikan kond
Selain Wina dan Sara, Daris dan Dinda juga sering mengunjungi Lilia. Dinda adalah kakak ipar yang sangat baik. Meski sedang hamil, dia sering bolak-balik ke rumah Lilia untuk memasakkan makanan dan mengobrol bersama. Hanya saja, dia berusaha menghindari dari pembicaraan soal anak.Semua orang tahu bahwa rahim Lilia telah diangkat. Sekalipun momen itu sangat membahagiakan, Dinda akan menghindari topik tersebut. Namun, Lilia tidak peduli. Dia sering menyentuh perut Dinda dan mengatakan sesuatu pada anak itu. Yang paling sering dia katakan adalah dia sangat menantikan kelahirannya dan akan memberikan hadiah besar untuknya kelak.Hadiah besar apa? Lilia menulis dalam surat wasiat bahwa semua properti atas namanya akan diberikan kepada anak Daris.Lilia menggunakan jasa pengacara dan memasukkan daftar properti tersebut ke dalam surat wasiat. Setelah dia membuat pengaturan untuk pemakamannya, dia menelepon Wina.Wina sedang menggendong Gisel dan rencananya ingin keluar, sedikit terkejut saat