Reo adalah pasangannya Lilia, sementara Jihan hanyalah atasan Lilia. Namun, demi mereka berdua, Jihan sudah menghabiskan begitu banyak tenaga dan sumber finansial untuk menemukan keberadaan Lilia. Semua itu sudah sangat cukup membuat Reo merasa terbebani, kalau terus berlanjut, Reo akan makin merasa malu.Mendengar putra mereka berniat mencari Lilia seorang diri, kedua orang tua Reo sangat khawatir. "Reo, di kondisi seperti ini mana mungkin kami bisa mencari Dokter Lilia ...."Mereka memang tidak menentang hubungan Lilia dan Reo, akan tetapi, saat ini Lilia sedang jatuh di tangan seorang psikopat. Meskipun Reo tidak takut apa pun, sebagai orang tua, jelas sangat mengkhawatirkan putra tunggal mereka itu.Melihat kedua orang tuanya menangis, Reo merasa bersalah sembari menepuk lembut tangan ibunya. "Jangan khawatirkan aku. Yuno memang jahat, tapi dia nggak mungkin sampai akan membunuh ...."Kedua orang tua Reo menatapnya dengan tatapan sedih yang mendalam, tetapi mereka akhirnya menghorm
Meski berkata mencintainya, kalimat itu sama sekali tak didasarkan atas rasa cinta. Namun, bagi Yuno, omongan palsu itu sudah terdengar cukup untuk menghiburnya.Yuno menggerakkan jemari rampingnya menyibakkan helaian rambut yang menempel di wajah Lilia. Wanita itu tampak berkeringat, tetapi Yuno tetap menunduk dan mencium keningnya. "Lilia, aku juga mencintaimu."Lilia tersenyum pahit. "Yuno, memangnya orang sepertimu bisa membedakan apa itu cinta, atau memangnya kamu paham apa itu cinta?"Seakan merasakan kebahagiaan yang tak tertahankan, Yuno membawanya ke puncak kenikmatan, lalu mengakhirinya dengan menunduk dan memberikan kecupan pada bibirnya. "Aku nggak bisa bedain, aku juga nggak paham, memangnya ... ada yang salah?"Lalu apa? Cukup tahu bahwa dirinya sangat menginginkan Lilia saja sudah cukup. Untuk apa memedulikan tentang apa itu cinta sejati? Selama Lilia berada di sisinya, itulah cinta.Lilia terbaring di atas karpet yang lembut, memalingkan wajahnya untuk melihat adegan me
Yuno muda yang mendengar itu seketika merasa tidak nyaman, tetapi dirinya sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang membuat dirinya merasakan perasaan tidak nyaman semacam ini?Pada hari perayaan ulang tahun Lilia yang kedelapan belas, Wela mengatakan padanya bahwa Lilia akan pergi liburan ke luar negeri bersama Marko malam itu dan akan menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Marko.Mendengar itu, perasaan tidak nyaman dalam diri Yuno berubah menjadi kebencian. Dia merasa bahwa barang miliknya seakan disentuh oleh orang lain, sehingga hal itu membuatnya sangat marah.Dia mengutus sekelompok bawahannya segera menghentikan kapal Marko lalu pura-pura memerkosa Lilia untuk menakut-nakutinya, tetapi tak disangka bahwa ternyata bawahannya itu malah benar-benar memerkosanya.Pada saat kejadian, Yuno berada di dalam mobil memandangi pemandangan luar yang gelap di bawah pohon melalui kaca mobilnya yang tebal. Pintu mobilnya tertutup sehingga dia tidak bisa mendengar suara jeritan pertolongan da
Melihat itu adalah Yuno, Lilia segera beraksi dan mendorong Reo pergi. "Cepat pergi!"Yuno tidak akan menyakitinya, tetapi berbeda dengan Reo yang mungkin akan menjadi korban. Khawatir Reo akan terluka, Lilia segera menarik lengan Reo dan mendesaknya naik ke kapal, karena Yuno saat ini sedang bersenjata, tidak ada yang tahu kapan pria gila itu akan kembali menembak ke arah Reo ....Sementara, Reo tak ingin menjadi seorang pengecut, dia memegang tangan Lilia dengan erat sembari berhadapan dengan Yuno yang sudah berdiri di depan mereka.Sorot mata gelap Yuno terjatuh pada tangan keduanya yang saling berpegangan. Apabila dulu dirinya tidak mengerti mengapa hatinya terasa tidak nyaman, kini dia sudah tahu jawabannya.Ternyata sedari dulu, Yuno sangat cemburu, seandainya sedari dulu dia tahu, kemungkinan semuanya tidak akan berakhir seperti sekarang ini ....Yuno perlahan mengalihkan pandangannya yang menatap Reo ke arah wajah pucat Lilia. "Kita sudah sepakat untuk waktu sebulan, sekarang b
Setelah menyeret Reo masuk ke dalam ruang sangkar burung, Yuno memborgol kedua tangan dan kaki Reo pada tiang besi sangkar burung.Dengan wajah Reo yang dihadapkan ke dalam sangkar, maka dia bisa melihat segala sesuatu yang berada di dalam sangkar itu. Namun, tidak jelas apa yang sebenarnya akan dilakukan Yuno dengan mengikatnya seperti itu.Sementara, Lilia bergerak perlahan mencoba mengambil pistol di atas meja, sayangnya Yuno langsung menangkap pergelangan tangannya dan menyeretnya masuk ke dalam sangkar burung.Sembari mengambil borgol. Yuno menatap Lilia, seraya berkata, "Kamu mau terus bersamaku selama sebulan atau menetap bersamanya di sini?"Lilia menatap mata Yuno yang memerah, lalu beralih melirik borgol di tangan pria itu sembari menggelengkan kepalanya. "Yuno, kumohon jangan begini, kalau sampai mereka menemukanku, kamu akan dipenjara sangat lama."Yuno tersenyum dingin. "Kalau aku takut dipenjara lama, aku nggak mungkin membawamu kemari."Dengan jemari dinginnya, Yuno meng
Jeritan yang begitu menyayat hati perlahan membuat Reo mengangkat kepalanya. Keringat dingin begitu mengalir deras, membasahi bulu mata dan mengaburkan pandangannya.Namun, matanya masih dapat melihat wujud Lilia yang menangis keras, sembari terkunci di dalam sangkar burung. Melihatnya sekuat tenaga melepaskan borgol dan berakhir gagal, membuat Reo merasa begitu tak berdaya dan perlahan tersenyum pahit ...."Jangan takut, Lilia. Aku baik-baik saja ...."Reo yang sedang menahan rasa sakit yang luar biasa itu masih berusaha menenangkannya, membuat Lilia merasa begitu bersalah dan sedih. Lilia tetap berusaha keras menarik borgol, sampai membuat pergelangan tangannya berdarah, tetapi dia tetap saja gagal melepaskan diri dari penjara besi ini.Melihat pemandangan pasangan malang itu, Yuno tertawa dingin. "Wah, ternyata kalian memang sangat saling mencintai ya ...."'Lihatlah Lilia, hanya gara-gara Reo, dia sampai menangis sejadi-jadinya, kalau bukan cinta mati, mana mungkin bisa seperti itu
Teriakan tragis itu sama sekali tak menggerakkan hati Yuno, tetapi sebaliknya malah makin menambah kebencian dalam hati Yuno. Ketika seorang iblis membenci seseorang, maka dia akan membuat seseorang itu makin menderita ....Tampak seolah sedang menghukum Lilia, tetapi sebenarnya Yuno sedang menghukum Reo. Dia ingin membuat tamu tak diundang yang tiba-tiba menerobos masuk ke pulau ini merasakan penderitaan yang tak tertahankan!Awalnya Lilia masih berusaha melawan, sampai akhirnya hatinya terasa hampa dan berubah kaku. Layaknya seorang mayat yang bersandar tak berdaya pada tiang besi, Lilia pasrah dan membiarkan Yuno berbuat semaunya.Setelah menyelesaikan kegiatannya, Yuno dengan tenang menarik kembali ritsleting celananya.Benar, saat memerkosa Lilia, pria itu bahkan masih berpakaian lengkap. Bahkan, pakaian Lilia hanya sedikit terbuka, dengan celana yang sedikit ditarik ke bawah. Dan selama kegiatan itu berlangsung, Yuno membelakangi Reo, menggunakan tubuh besarnya untuk menutupi tub
Melihat warna merah pekat yang perlahan membasahi kemeja putih Yuno, kedua tangan Lilia yang memegang pistol bergetar hebat. Entah karena amarah membara yang memuncak akibat dipermalukan begitu parah, atau karena ketakutan yang luar biasa, intinya saat ini Lilia sangat panik ...."Lilia ...."Reo yang biasanya bersuara lembut, seketika terdengar panik. Mendengar suara panik Reo, Lilia yang bergetar dan terkejut segera melempar pistol di tangannya sembarangan dan menoleh ke arah Reo ...."Aman .... Kita sudah ... sudah aman sekarang ...."Bahkan dia tak berani menoleh ke arah Yuno dan sembari menunduk dia bergegas ke depan Yuno layaknya orang gila. Tanpa berkata apa pun dan tanpa peduli dengan darah yang kian mengalir, Lilia menggeledah saku celana Yuno untuk mendapatkan kunci borgol.Karena panik, Lilia tidak bisa menemukan letak kunci itu, sampai akhirnya Yuno mengulurkan tangannya yang gemetar dan penuh akan darah, menyerahkan kunci itu padanya ....Peluru yang menembus tepat di jant