Share

29. Sarapan Pagi

Penulis: PengkhayalMalam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zoe langsung bangkit dan mengeluarkan pedangnya. Begitu juga Azil yang langsung bersiap dengan pedangnya.

Dua belah pedang tepat di leher pelayan yang saat itu kaget. Seketika pelayanan itu kejut tak bisa bergerak.

Melihat hanya seorang pelayan yang datang, membuat Azil langsung memasukkan kembali pedangnya. Begitu juga dengan Zoe.

“Maaf, aku kira musuh,” ucap Zoe yang langsung meminta maaf karena tak tahu jika hanya pelayan yang masuk ke kamar mereka.

Azil juga kaget dengan kedatangan pelayan yang tiba-tiba masuk ke kamar. Ia tak mau minta maaf sama sekali karena tahu apa yang dilakukan oleh pelayan itu salah. Jadi hasilnya menatapnya dengan tatapan kesal. Apalagi dia yang baru saja bangun tidur tentunya hal itu membuatnya menahan marah.

“Aku hanya ingin mengantarkan sarapan, kata tuan tidak boleh mengganggu kalian yang sedang istirahat. Jadi aku masuk diam-diam,” ucap Pelayan yang menjelaskan kedatangannya.

Setelah itu pelayan yang lain langsung masuk bergantian membawa nampan mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
rider one
berbelit2 ceritanya..
goodnovel comment avatar
nurman sulaeman
parah tulisannya ga jelas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    30. Batuk Darah

    Zoe mantap tajam Azil yang menyerangnya barusan, i tak menyangka jika Azil melemparkan pedang ke arahnya.“Apa yang kau lakukan?” Tanya Zoe dengan kesal atas ulah Azil yang membuat dia pun tidak jadi sarapan. Zoe tidak tahu jika Azil akan datang sebegitu cepat dan melemparkan pedangnya titik Padahal tadi dia bilang ingin mandi.“Jangan di makan dulu, itu bisa saja beracun.” Azil yang mengeluarkan jarum perak mencoba mengecek makanan itu.Zoe mengangkat alisnya sebelah, rasa kesal sempat hiinggap. Tapi seketika hilang setelah memahami Azil yang perhatian pada dirinya, meskipun cara yang digunakan salah.“Kenapa tidak bilang dari tadi,” ucap Zoe yang tidak jadi makan selama yang dilakukan oleh Azil. Jelas kali bagian miliknya pun jatuh terbuang sia-sia hanya ada satu bagian lagi yang masih belum tersentuh yaitu milik Azil.Jadi melihat itu Zoe merasa sayang pada nasi yang dibuang. Padahal hidangan senikmat itu untuk sarapan pagi belum sempat dia mencicipi malah terjadi insiden di luar

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    31. Terkena Racun

    Zoe panik seketika melihat Azil batuk darah, ia tak mengira jika temannya akan mengalaminya. Tak ada sebab apapun. Padahal tadinya Azil baik-baik saja.“Kau kenapa?” tanya Zoe yang panik melihat apa yang terjadi. Ia tak menyangka jika Azil mengalami hal buruk. Padahal Zoe yang tak ada racun dalam makanannya. Bagaimana bisa Azil muntah darah. Ia belum tahu penyebabnya pastinya. Ia seperti apa yang terjadi cukup serius.Azil yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba muntah darah, hal itu membuat Zoe benar-benar tidak mengerti karena dari tadi mereka makan makanan yang sama dan bahkan melakukan hal yang sama. Jika bundarso dari Desa asap memberikan Azil racun tentunya Zoe juga ikut terkena racun, tapi nyatanya ia baik-baik saja.“Sebentar, aku akan mengeluarkan racun menggunakan tenaga dalamku,” jawab Azil merasa ada racun di dalam tubuhnya. Ia tidak merasakan apapun saat berada di desa asap, tapi setelah berjalan beberapa langkah Ia baru merasakan reaksi racun yang ada dalam tubuhnya hing

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    32. Selesai Pengobatan

    Saat serigala maju menyerang, Zoe langsung bertindak dan menyerang serigala yang mulai maju, ia benar-benar berhati-hati agar tidak meninggalkan Azil.Dengan usahanya satu persatu hewan buas itu mati,.Zoe tidak akan pernah ragu jika ia.menyerang binatang. Tapi ia masih saja ragu jika menyerang manusia.Itulah mengapa ia tidak pernah membunuh orang sekalipun dalam tekanan, dengan komitmen dan kekuatannya. Jelas Ia Ben tahan agar tidak ada yang mati.Sudah satu jam berlalu, Azil tak kunjung selesai. Semua hewan sudah Zoe kalahkan. Tenaganya mulai melemah. Ia sadar untuk tidak tidur atau menyerah.Karena sebelumnya Zoe hampir mengecewakan Azil yang sudah percaya padanya. Jadi demi mengemban amanat yang disampaikan Azil.Malam telah lewat, kini mentari pagi menyapa dengan terang. Zoe yang kelelahan. tidak kuat lagi dan hampir pingsan, tiba-tiba Azil membuka matanya. Seketika Zoe langsung menjatuhkan diri dan merebahkan dirinya, karena ia sudah tak tahan lagi, jadi tanpa menunggu Azil bic

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    34. Pemulihan Diri

    Zoe merasa ada yang memanggil namanya, ia langsung membuka mata, melihat sekelilingnya yang sudah berubah. Tak seperti terakhir kali ia tidur. Sekarang sudah rapi, ada makanan di hadapannya. Perapian yang masih menyala serta atap daun yang menjadi atap, membuat Zoe merasa ada di dalam rumah.Tapi kenyataannya ia masih di tempat yang sama. Melihat Azil yang panik membuat Zoe merasa bersalah.“Kenapa muka mu tegang begitu?” tanya Zoe yang baru saja bangun dari tidur. Ia melihat ke arah Azil yang sedang berjaga, makanya yang begitu tegang dan pucat membuat ia ingin bertanya.Azil sendiri tegang bercampur senang saat melihat Zoe sadar dari tidurnya. Sudah dua hari Ina tidur tanpa makan dan bangun. Tak seperti orang pada umumnya. “Kau tidur dua hari siapa yang tidak tegang?” jawab Azil yang jelas bingung saat ia tak bisa membangunkan Zoe.Sekarang Zoe sudah bangun membuat ia lega, jadi ia tak lagi hari berada di sana. Jelas mereka kan segera melanjutkan perjalanan.“Hanya dua hari, biasa

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    34. Desa Baru

    Perjalanan yang masih panjang, bukti asap yang sudah terlihat puncaknya. Namun ternyata jauh dan belum bisa dicapai Zoe masih terus berjalan bersama dengan Azil melewati hutan lebat, tak ada kesulitan bagi keduanya karena sudah terbiasa Azil melihat perbekalan yang masih cukup, terik matahari menandakan siang yang panas. Ia masih semangat untuk berjalan.Sesekali Zoe melihat Azil yang memperhatikan peta agar mereka tetap di jalur aman. Karena keamanan lebih penting untuk sekarang ini.“Kita istirahat dulu atau lanjut?” tanya Azil ingin memastikan pendapat dari Zoe, Ia lanjut atau tetap berada di sana sampai benar-benar kuasa hilang mereka berkurang.“Apa kau sudah lelah?” tanya Zoe yang balik menanyakan hal tersebut karena ia rasa mereka baru saja keluar dari hutan, danan sekarang sedang berusaha untuk bisa keluar dari hutan tersebut.“Belum,” jawab Azil yang belum merasa lelah sama sekali aku mah walaupun mereka menempuh perjalanan jauh tapi rasa lelah belum menghinggapi hasil hing

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    35. Berputar Arah

    Zoe terdiam menunggu instruksi dari Azil,.setelah mereka sampai di sebuah pasar. Yang memang di luar rencana sebelumnya. Azil yang masih bingung, ia berulang kali melihat peta yang ada di tangannya untuk memastikan dan mencari nama desa itu, ia terus memeriksa tapi tak mendapatkan apa-apa.“Desa apa ini?” tanya Zoe yang penasaran dengan desa yang baru saja ia singgahi. Pasar yang begitu ramai, dengan orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Pakaian yang asing dan tempat yang aneh membuat Zoe dan Azil masih mengamati dan tak beranjak dari tempatnya.“Entahlah, sepertinya kita salah jalan,” jawab Azil yang merasa sepertinya mereka salah jalan karena tidak sesuai dengan peta. Padahal Ia sudah mengecek berulang kali, apa yang mereka lalui tidak sesuai dengan peta yang ia lihat. Yang bisa disimpulkan jika mereka salah jalan.“Hah, bagaimana bisa?” tanya Zoe panik mendengar apa yang dikatakan oleh Azil, jika jalan yang mereka lalui salah. Sekarang ia benar-benar menjauh dari te

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    36. Tetap Waspada

    Seketika Azil terdiam mengamati zona aman dalam peta, ia baru sadar jika ia tersesat ke jalan yang lebih aman. Bisa dibilang hal itu adalah hal yang sangat luar biasa. “Kau benar, ini luar biasa,” ucap Azil melihat jalan yang akan mereka lewati lebih aman daripada sebelumnya.Bisa dibilang ia berada di jalan yang benar. Walau jauh jika tidak ada halangan makan akan lebih cepat sampai. Daripada jalan sebelum yang belum pernah dilewati. Akan lebih sulit untuk bisa mengetahui halangan yang akan mereka hadapi.“Bagaimana mana bisa luar biasa dari mana?” tanya Zoe yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Azil. Ia tidak paham tentang peta, apalagi dengan perjalanan.Zoe menatap Azil dengan tidak sabar menunggu jawaban dari Azil, ia sendiri ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Saat ia tersesat, Azil terlihat senang.Jadi jelas Zoe menunggu penjelasan dari Azil, yang tahu mengenai peta dan jalan yang sedang mereka lewati. Banyak hal baru yang ia temui dalam perjalanan. Kalau

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    37. Pertarungan Yang Tak Terhindarkan

    Pertarungan terjadi, ini kali kedua Zoe bertarung bersama Azil, ia menyelaraskan gerakan dan mencoba untuk bekerja sama.Zoe ingat betul saat lengan Azil terluka. Maka sebisa mungkin ia tak mau melakukan kesalahan. Sekarang ia menyesuaikan gerakan dengan Azil Sebelas orang adalah hal yang mudah baginya, ia berusaha untuk menang karena Zoe yang pertama kali menantang mereka.Melihat tingkah orang yang arogan membuat Zoe marah, suara pedang terdengar sangat nyaring. Pertarungan masih terus berlangsung, belum ada yang menyerah dari mereka. “Apa tidak masalah jika kita membunuhnya?” tanya Zoe yang masih saja takut membunuh orang, walaupun mereka bertindak arogan dan semuanya sendiri. Tapi jelas dia berada di tempat orang lain yang mana hal itu membuatnya ragu untuk membunuh.“Tentu saja tidak tapi aku tidak ingin melakukan itu,” jawab Azil yang juga memiliki pemikiran yang sama titiknya tidak ingin menimbulkan permasalahan terlalu banyak, apalagi dengan membunuh orang dan menimbulkan ba

Bab terbaru

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    136. Keberhasilan Zoe memimpin perguruan

    Tahun-tahun berlalu, dan Zoe terus menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di Perguruan Langit. Di bawah bimbingannya, perguruan itu mengalami banyak perubahan positif dan tumbuh semakin kuat. Keberhasilannya memimpin Perguruan Langit tidak hanya diukur dari kemenangan dalam pertempuran, tetapi juga dari kemajuan dan kedamaian yang dia bawa kepada komunitasnya.Salah satu langkah awal yang Zoe ambil adalah memperbarui kurikulum pelatihan. Dia menggabungkan teknik-teknik baru yang dia pelajari selama misinya dengan tradisi lama yang telah membentuk dasar perguruan. Pendekatannya yang holistik dalam pelatihan—yang mencakup fisik, mental, dan spiritual—meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan para murid. Mereka tidak hanya menjadi pejuang yang kuat, tetapi juga individu yang seimbang dan bijaksana.Zoe juga memperkenalkan program pertukaran dengan perguruan lain. Murid-murid dari Perguruan Langit dikirim untuk belajar di tempat lain, dan sebaliknya, murid dari perguruan lain datang ke P

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    135. Lembah Gelap

    Keesokan harinya, Zoe dan murid-murid Perguruan Langit bersiap untuk berangkat. Mereka mengemas perlengkapan mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat yang telah menjadi rumah dan tempat perlindungan mereka selama ini. Guru Hand dan Guru Liang memimpin kelompok itu, memastikan semua orang siap secara fisik dan mental untuk misi besar ini.Perjalanan mereka membawa mereka melintasi hutan lebat, melewati pegunungan tinggi, dan melalui desa-desa yang dilanda kekhawatiran. Di setiap tempat, Zoe dan yang lainnya mendengar lebih banyak tentang kekuatan gelap yang bangkit, menebarkan ketakutan dan kehancuran. Namun, mereka juga menemukan dukungan dan harapan dari orang-orang yang mempercayai kemampuan mereka untuk mengalahkan ancaman tersebut.Di salah satu desa, mereka bertemu dengan seorang wanita tua bijaksana yang memberikan mereka petunjuk penting. "Di jantung lembah gelap, ada sebuah kuil kuno. Di sana, kalian akan menemukan sumber kekuatan gelap itu. Tapi berhati-hatilah, p

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    134. Sebagai Panutan

    Sebagai panutan, Zoe sering kali mendapati dirinya memberikan bimbingan kepada murid-murid yang lebih muda dan kurang berpengalaman. Dia mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri dengan sabar dan penuh perhatian, selalu memastikan bahwa mereka memahami setiap gerakan dan maknanya. Namun, yang lebih penting, Zoe juga mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, ketekunan, dan kejujuran.Satu sore, setelah sesi latihan yang melelahkan, seorang murid muda bernama Kai mendekati Zoe dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Zoe, bagaimana kamu bisa begitu kuat dan bijaksana? Apakah ada rahasia tertentu yang kamu miliki?"Zoe tersenyum lembut dan menepuk bahu Kai. "Tidak ada rahasia, Kai. Semua berasal dari kerja keras, kesabaran, dan keinginan untuk terus belajar. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin."Kai mendengarkan dengan seksama, terinspirasi oleh kata-kata Zoe. "Tapi kadang-kadang, rasanya sulit untuk terus berjuang, terutama ketika kita merasa

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    133. Pertandingan

    Setelah kemenangan melawan aliansi bandit, Zoe memimpin Perguruan Langit dengan semangat baru. Dia menyadari bahwa meskipun mereka berhasil mengatasi ancaman besar, tantangan lain mungkin masih menunggu di masa depan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meningkatkan kolaborasi dengan desa-desa sekitar dan memperkuat aliansi mereka.Zoe mengadakan pertemuan besar dengan para pemimpin desa di sekitar wilayah Perguruan Langit. Di pertemuan itu, mereka berdiskusi tentang cara terbaik untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kemakmuran wilayah mereka. Para pemimpin desa, terkesan dengan kepemimpinan dan kebijaksanaan Zoe, setuju untuk membentuk jaringan pertahanan dan komunikasi yang lebih kuat.Setelah pertemuan tersebut, Zoe merasa lega dan yakin bahwa wilayah mereka akan lebih aman dengan adanya kerjasama yang erat. Namun, dia juga tahu bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Dia dan Lian, bersama dengan para guru dan murid lainnya, terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk segal

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    132

    Kehidupan di Perguruan Langit berjalan dengan semangat baru setelah keberhasilan mereka membantu desa. Zoe terus memperkuat ikatan antara para anggota perguruan dan memastikan semua orang mendapat pelatihan dan dukungan yang mereka butuhkan.Suatu hari, saat Zoe sedang berjalan di taman perguruan, dia menemukan Master Jaya duduk di bawah pohon besar, tampak merenung. Zoe mendekati dan duduk di sampingnya."Apa yang sedang Anda pikirkan, Master Jaya?" tanya Zoe dengan lembut.Master Jaya tersenyum tipis. "Aku sedang memikirkan masa depan perguruan ini, Zoe. Kamu telah membawa perubahan yang positif, tetapi kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan."Zoe mengangguk. "Saya mengerti, Master. Saya ingin memastikan bahwa perguruan ini tetap kuat dan aman."Master Jaya menatap Zoe dengan penuh kebanggaan. "Aku percaya padamu, Zoe. Ada satu hal yang harus kamu ketahui. Ada sebuah kitab kuno yang tersimpan di dalam perpustakaan rahasia perguruan ini. Kitab itu berisi peng

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    131. Kebenaran Terungkap

    Malam hari, saat bintang-bintang bersinar redup di langit, Zoe duduk sendirian di taman perguruan. Pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi. "Bagaimana jika mereka benar-benar datang?" gumamnya pelan.Di kejauhan, suara langkah kaki mendekat. Zoe menoleh dan melihat sahabatnya, Lian, datang dengan raut wajah serius. "Zoe, kita harus berbicara," kata Lian."Ada apa, Lian? Apa kau juga merasa ada yang aneh belakangan ini?" tanya Zoe dengan nada cemas.Lian mengangguk. "Ya, aku merasakannya juga. Beberapa hari terakhir, aku melihat orang-orang yang mencurigakan di sekitar perguruan. Mereka seperti sedang mengawasi kita."Zoe menghela napas dalam-dalam. "Kita harus waspada. Kita tidak bisa membiarkan mereka mengganggu ketenangan di sini."Lian setuju. "Aku akan berbicara dengan guru dan meminta mereka untuk meningkatkan keamanan. Sementara itu, kita harus tetap bersama dan saling mengawasi."Zoe mengangguk. Mereka berdua tahu bahwa ancaman yang mereka rasakan b

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    130. Penyusupan

    Zoe dan Azil memutuskan untuk tidak hanya mengandalkan informasi dari dalam perguruan. Mereka bertekad untuk menyelidiki lebih jauh tentang ancaman yang telah menyerang Perguruan Langit. Untuk itu, mereka menyamar dan pergi ke tempat-tempat ramai di kota, berharap mendapatkan informasi lebih banyak.Malam itu, Zoe dan Azil mengenakan pakaian sederhana, menyamar sebagai warga biasa. Mereka berjalan menyusuri pasar malam yang penuh dengan pedagang dan pembeli. Cahaya lentera dan suara orang-orang yang bercakap-cakap memenuhi udara, membuat mereka merasa sedikit lebih tenang meskipun waspada."Azil, kita harus mencari informasi tentang siapa yang mengirim para penyerang itu," bisik Zoe.Azil mengangguk. "Aku setuju. Kita harus berhati-hati dan tidak menarik perhatian."Mereka berkeliling pasar, mendengarkan percakapan dan mencoba mencari petunjuk. Di sebuah kedai teh yang ramai, mereka duduk dan memesan minuman sambil mengamati orang-orang di sekitar mereka. Zoe memperhatikan seorang pri

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    129.

    Zoe terus berjuang dengan tekad yang membara. Setiap hari di Perguruan Langit, dia mendorong dirinya lebih keras, berlatih dengan intensitas yang luar biasa. Kehilangan panutan yang sangat dihormatinya hanya memperkuat tekadnya untuk menjadi lebih kuat dan lebih bijaksana.Meskipun rasa kehilangan itu masih terasa menyakitkan, Zoe menemukan cara untuk menghadapinya. Dia mengenang nasihat dan pelajaran yang diterimanya dari panutannya, menjadikan ingatan itu sebagai sumber motivasi. Setiap pukulan, tendangan, dan gerakan dalam latihannya dipenuhi dengan semangat untuk menghormati memori orang yang telah pergi.Zoe melanjutkan latihannya dengan semangat yang tak kenal lelah di Perguruan Langit. Dia mendorong dirinya lebih keras setiap hari, bertekad untuk menjadi pejuang yang kuat dan mandiri. Namun, di balik semangatnya, Zoe menyimpan rasa kehilangan yang mendalam. Beberapa waktu lalu, dia kehilangan seorang panutan yang sangat dia hormati dan sayangi.Meskipun rasa kehilangan itu bera

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    128. Pendekatan Zoe

    Dalam sebuah perguruan bela diri yang dikenal sebagai Perguruan Langit, terdapat seorang pemimpin yang bijaksana bernama Guru Hand. Guru Hand tidak hanya dihormati karena keahliannya dalam bela diri, tetapi juga karena kebijaksanaannya dalam memimpin dan mengajar.Zoe, seorang murid berbakat di perguruan tersebut, tidak menyadari bahwa Guru Hand adalah pamannya sendiri. Selama ini, Zoe mengira bahwa Guru Hand adalah orang lain tanpa ikatan keluarga dengannya. Ketidaktahuan Zoe tentang hubungan keluarga ini menambah dinamika menarik dalam cerita, di mana rahasia dan hubungan yang tersembunyi perlahan terungkap seiring berjalannya waktu.Di sebuah sore yang tenang di Perguruan Langit, Zoe sedang duduk di taman perguruan sambil menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Guru Hand datang menghampiri Zoe dan duduk di sebelahnya. "Kamu terlihat tenang hari ini, Zoe," kata Guru Hand dengan senyum hangat.Zoe membalas senyum tersebut dan berkata, "Ya, Guru Hand. Sore ini sangat indah. Saya h

DMCA.com Protection Status