Sebagai panutan, Zoe sering kali mendapati dirinya memberikan bimbingan kepada murid-murid yang lebih muda dan kurang berpengalaman. Dia mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri dengan sabar dan penuh perhatian, selalu memastikan bahwa mereka memahami setiap gerakan dan maknanya. Namun, yang lebih penting, Zoe juga mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, ketekunan, dan kejujuran.Satu sore, setelah sesi latihan yang melelahkan, seorang murid muda bernama Kai mendekati Zoe dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Zoe, bagaimana kamu bisa begitu kuat dan bijaksana? Apakah ada rahasia tertentu yang kamu miliki?"Zoe tersenyum lembut dan menepuk bahu Kai. "Tidak ada rahasia, Kai. Semua berasal dari kerja keras, kesabaran, dan keinginan untuk terus belajar. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin."Kai mendengarkan dengan seksama, terinspirasi oleh kata-kata Zoe. "Tapi kadang-kadang, rasanya sulit untuk terus berjuang, terutama ketika kita merasa
Keesokan harinya, Zoe dan murid-murid Perguruan Langit bersiap untuk berangkat. Mereka mengemas perlengkapan mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat yang telah menjadi rumah dan tempat perlindungan mereka selama ini. Guru Hand dan Guru Liang memimpin kelompok itu, memastikan semua orang siap secara fisik dan mental untuk misi besar ini.Perjalanan mereka membawa mereka melintasi hutan lebat, melewati pegunungan tinggi, dan melalui desa-desa yang dilanda kekhawatiran. Di setiap tempat, Zoe dan yang lainnya mendengar lebih banyak tentang kekuatan gelap yang bangkit, menebarkan ketakutan dan kehancuran. Namun, mereka juga menemukan dukungan dan harapan dari orang-orang yang mempercayai kemampuan mereka untuk mengalahkan ancaman tersebut.Di salah satu desa, mereka bertemu dengan seorang wanita tua bijaksana yang memberikan mereka petunjuk penting. "Di jantung lembah gelap, ada sebuah kuil kuno. Di sana, kalian akan menemukan sumber kekuatan gelap itu. Tapi berhati-hatilah, p
Tahun-tahun berlalu, dan Zoe terus menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di Perguruan Langit. Di bawah bimbingannya, perguruan itu mengalami banyak perubahan positif dan tumbuh semakin kuat. Keberhasilannya memimpin Perguruan Langit tidak hanya diukur dari kemenangan dalam pertempuran, tetapi juga dari kemajuan dan kedamaian yang dia bawa kepada komunitasnya.Salah satu langkah awal yang Zoe ambil adalah memperbarui kurikulum pelatihan. Dia menggabungkan teknik-teknik baru yang dia pelajari selama misinya dengan tradisi lama yang telah membentuk dasar perguruan. Pendekatannya yang holistik dalam pelatihan—yang mencakup fisik, mental, dan spiritual—meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan para murid. Mereka tidak hanya menjadi pejuang yang kuat, tetapi juga individu yang seimbang dan bijaksana.Zoe juga memperkenalkan program pertukaran dengan perguruan lain. Murid-murid dari Perguruan Langit dikirim untuk belajar di tempat lain, dan sebaliknya, murid dari perguruan lain datang ke P
Bruk! Suara pukulan keras mengenai perut Zoe. Ia dipukuli habis-habisan oleh Farhan - anak dari pemilik perguruan. “Dasar pecundang! Begini saja kau tidak bisa melawan!” cibir Farhan dengan sombongnya setelah memukul Zoe karena statusnya sebagai anak angkat pun menjadi bulan-bulanan. Bahkan ia diperlakukan seperti budak. “Apa salahku? Kenapa kau selalu memukulku?” tanya Zoe yang tersungkur dengan luka di sekujur tubuhnya. Hal yang biasa tapi tidak terbiasa bagi tubuh Zoe yang tak memiliki tenaga dalam membuatnya harus rela diperlakukan seperti budak dan terus dianiaya dengan alasan yang tidak jelas oleh Farhan, anak pemilik perguruan yang selalu dibanggakan kemampuannya. Di sini, kekuatan menjadi tolak ukur seseorang untuk dihormati. Tak memiliki kekuatan maka ia harus hidup tertindas. Seperti Zoe yang sekarang ini sering mendapatkan siksaan. Sejujurnya, itu sedikit tak adil baginya yang memang tidak memiliki tenaga dalam seperti oleh yang berada di perguruan ini.“Karena k
Anglo yang begitu membenci Zoe, juga tak memiliki kekuatan, membuat Anglo juga tak segan menghukum Anglo yang hanya dianggap anak angkatnya yang tak berguna. Kalau bukan karena seseorang mendorong Anglo menjadikan Zoe anak angkatnya, ia juga tidak mau memasukkan anak yang bahkan tak memiliki tenaga dalam ke aula perguruannya yang terkenal hebat dengan kekuatan fisik. “Kalau bukan karean permintaan temanku, aku sudah membuangmu dari lama. Ini tidak akan berat. Ia hanya akan diasingkan di hutan yang tak berbahaya,” batin Anglo yang hanya ingin memberikan pelajaran pada Zoe dan diasingkan saja. Zoe yang masih bersimpuh dengan penuh luka, semakin terpuruk karena tak ada pembelaan untuk dirinya. Ia benar-benar merasa dunia sudah runtuh seakan tidak ada lagi kebenaran di sana. “Biar aku saja yang urus pencuri ini, ayah. Ayah istirahat saja,” tukas Farhan yang menggantikan ayahnya untuk memberikan hukuman pada sang adik. “Baiklah. Bawa pergi adimu keluar dari aula ini. Ia dihukum di
Farhan kembali melangkahkan kakinya masuk ke perguruan dengan gagah. Ia yang merasa seperti pemenang dalam sebuah pertandingan segera menghadap sang ayah jika ia sudah melakukan tugasnya. Walau apa yang sudah ia lakukan tidak sesuai perintah, ia puas membayangkan Zoe yang mati dalam hutan dimakan binatang buas. “Lapor, ayah. Aku sudah menjalan tugas dengan memberikan hukuman pada Zoe ke tempat pengasingan.” Farhan memberikan laporan palsu pada sang ayah. Ia tidak mengatakan yang sebenarnnya jika Zoe dibuang ke hutan kematian. Farhan yang tahu bahayanya hutan kematian tak ingin jujur pada ayahnya. Pasti hal itu akan membuat sang Ayah marah, karena Farhan sadar jika sang ayah hanya memberikan hukuman pengasingan pada Zoe dan tidak sampai membuangnya. “Aku berterima kasih padamu. Kau memang yang bisa diandalkan,” ucap Anglo bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Farhan tanpa tahu fakta sebenarnya perihal kondisi Zoe. Juga dengan kebohongan yang Farhan buat demi mengusir sainga
Auman singa terdengar sangat keras. Zoe sadar jika dirinya dalam bahaya. Ia segera bangkit dan menaiki pohon demi keselamatannya. “Aku kira tak ada siapapun. Ternyata ada hewan yang sedang mengincarku,” batin Zoe sambil mengawasi sekitar. Ia mencoba bertahan di atas pohon tanpa menimbulkan suara apapun. Seekor Singa berjalan mendekatinya, berputar-putar cukup lama di bawah pohon tempat Zoe berlindung. Suasana tegang membuat Zoe mencoba menahan napas. Ia mencoba menyamarkan keberadaannya sembari terus mengawasi pergerakan singa tersebut. Sayangnya ia tidak bisa turun sekarang. Siang itu masih terlihat wasdapa menunggu mangsa yang tiba-tiba saja hilang. Keberuntungan datang ketika singa menyadari ada mangsa lain. Sekumpulan kijang sedang asik memakan rumput, menarik perhatian sang sing, membuatnya meninggalkan pohon tempat Zoe bersembunyi.Zoe akhirnya turun dan tak bisa tinggal diam. Ia segera mencari tempat bermalam sambil terus berjalan tanpa arah. Tak sengaja ia menemukan sebuah
Satu fakta yang tidak pernah ia ketahui, jika kekuatannya selama ini tersegel. Sebenarnya banyak hal yang ingin ditanyakan. Ia juga ingin berlatih pedang dengan kakek tadi yang terlihat hebat. Bahkan kakek itu bisa menyimpan kekuatannya sendiri untuk bisa melihat pemilik pedang langit selanjutnya. Zoe yang masih terheran belum bisa memutuskan apapun. Ia menyimpan dan membuka pedang itu. Sepertinya pedang itu bisa menyesuaikan diri. Ia bahkan mudah disimpan dan tak melukainya meski tanpa sarung pedang. Zoe mulai membuka kitab pedang itu untuk berlatih sesuai pesan kakek tadi yang tidak sempat ia tanyakan namanya. “Aku bahkan belum menanyakan nama kakek itu. Dia terlihat hebat. Aku sampai bisa merasakan tenaga dalamnya yang besar. Aku juga merasa tubuhku semakin ringan sekarang,” ucap Zoe sambil membuka kitab dan mencoba membacanya. Setelah dibaca, ternyata kitab itu sangat mudah dipelajari. Zoe memulai mengayunkan pedang untuk berlatih. Ternyata pedang itu sangat ringan. Rasa saki