Chapter: 116. Raja ZidanLangit di atas Arzan membentang biru jernih, hanya dihiasi awan tipis yang melayang perlahan. Sinar matahari pagi memantulkan kilauan keemasan di atap istana yang megah, lambang dari pemerintahan baru yang kini membawa harapan bagi rakyatnya. Di bawah kepemimpinan Raja Zidan, kerajaan yang dahulu dilanda peperangan kini berdiri dengan kokoh, lebih kuat dan lebih makmur dari sebelumnya.Di pusat kota, pasar yang dulunya sepi kini kembali ramai. Pedagang-pedagang memenuhi jalanan dengan tenda dan lapak mereka, menawarkan hasil bumi yang melimpah, kain-kain sutra yang indah, dan barang-barang berharga dari berbagai wilayah. Anak-anak berlarian dengan riang, suara tawa mereka menggema di antara bangunan-bangunan yang telah dipugar. Tidak ada lagi ketakutan di mata mereka, tidak ada lagi bayangan peperangan yang menghantui.Di depan istana, Zidan berdiri tegak di atas balkon, memandang ke arah rakyatnya dengan mata penuh kebanggaan. Ia mengenakan jubah kebesaran berwarna biru tua dengan su
Last Updated: 2025-02-10
Chapter: 115. Raja BaruSetelah melalui perjalanan panjang penuh darah dan pengorbanan, Zidan akhirnya berdiri di puncak kekuasaan. Dia tidak mendambakan tahta, tetapi takdir membawanya ke posisi itu. Sebagai pemimpin baru kerajaan Arzan, dia memikul beban yang lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.Hari-hari setelah kemenangan besar itu dipenuhi dengan pertemuan, keputusan, dan perubahan yang drastis. Zidan menyadari bahwa kerajaan yang baru harus dibangun dengan fondasi yang kokoh, bukan hanya dengan kekuatan alkemis, tetapi juga dengan keadilan dan kebijaksanaan yang benar-benar mengutamakan rakyat.Rakyat Arzan, yang dulu hidup dalam bayang-bayang ketakutan, kini mengangkat kepalanya. Di jalanan dan pasar, mereka menyebutnya dengan penuh hormat: Raja Zidan, meski ia lebih suka dianggap sebagai pelayan rakyat.Zidan berjalan menyusuri jalan-jalan kota Arzan, ditemani oleh beberapa pengawal dan anggota dewan penasihat. Di setiap sudut, warga menyapanya dengan hormat. Para ped
Last Updated: 2025-02-07
Chapter: 114. Kemenangan Zidan berdiri di tengah reruntuhan istana Arzan, menatap medan pertempuran yang kini mulai mereda. Udara masih dipenuhi debu, bau darah dan mesiu bercampur dengan angin malam yang dingin."Kyro, cari yang terluka dan kumpulkan mereka di pusat kota!" perintah Zidan, suaranya penuh kewibawaan meski kelelahan jelas terasa.Kyro mengangguk dan segera bergerak, bersama beberapa alkemis lain yang masih mampu berdiri."Asmar, periksa reruntuhan. Ada kemungkinan beberapa orang masih terjebak di bawah sana," lanjutnya.Asmar tanpa ragu mulai menggambar lingkaran alkemis di tanah. Dengan kekuatan alkeminya, batu-batu besar perlahan bergerak, membuka jalur bagi mereka yang mungkin masih hidup di bawah puing-puing.Di sisi lain, Kakek Suma memimpin pasukan alkemis yang tersisa, menahan sisa-sisa pengawal kerajaan yang menyerah. "Mereka yang menyerah, ikat dan kumpulkan. Kita akan menentukan nasib mereka nanti," katanya tegas.Zidan berjalan ke tengah kota yang porak-poranda. Beberapa warga sipil
Last Updated: 2025-02-06
Chapter: 113. SeranganZidan menggenggam pedangnya erat, tubuhnya dipenuhi luka, tapi semangatnya tidak padam. Energi biru yang mengelilinginya berkobar semakin kuat, berdenyut seperti jantung yang penuh amarah.Makhluk bayangan itu menatapnya dengan tatapan kosong, sebelum akhirnya mengangkat tangannya. Kabut hitam di sekelilingnya berputar seperti badai, membentuk tombak kegelapan raksasa."MATI!" raung makhluk itu, melemparkan tombak tersebut ke arah Zidan dengan kecepatan kilat.BOOM!Zidan melompat ke samping tepat sebelum tombak itu menghantam lantai, menciptakan kawah besar dan meruntuhkan sebagian dinding perpustakaan. Batu dan pecahan kayu beterbangan, menyelimuti medan pertempuran dengan debu tebal.Dari dalam kabut, makhluk itu melesat ke arah Zidan dengan kecepatan tak kasat mata!CLANG!Pedang Zidan bertemu dengan cakar hitam makhluk itu, menciptakan percikan energi yang menyilaukan. Tubuh Zidan terdorong ke belakang oleh kekuatan luar biasa, tapi dia tetap bertahan."Asmar! Beri dia dukungan!"
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: 112. Perang Kerajaan Arzan Zidan mengatur napasnya, darah mengalir dari luka di pelipisnya. Ia dan kelompoknya telah terpojok di dalam Perpustakaan Terlarang, dikelilingi oleh Zarif, Jenderal Morvath, dan pasukan kekaisaran. "Dinding mulai runtuh," bisik Kyro. "Kita tak bisa bertahan lama di sini." Asmar menekan luka di bahunya, matanya tajam mengamati Morvath. "Jadi ini rencana Kaisar? Menghapus seluruh jejak sejarah alkemis?" Morvath menyeringai. "Sejarah tidak lebih dari beban bagi yang lemah. Kaisar menginginkan kekuatan sejati." Zarif melangkah maju. "Tak perlu banyak bicara. Kita akhiri mereka sekarang." Zidan tidak menunggu. Dengan gerakan cepat, ia menjejak tanah, menciptakan gelombang energi yang menghantam lantai. Batu-batu berhamburan, menciptakan kabut debu yang menghalangi pandangan. "SEKARANG!" teriaknya. Kyro melemparkan bom asap, mempertebal kabut. Dalam kekacauan itu, Zidan berlari ke arah Morvath, mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga. Tebasan itu hampir mengenai Morvath
Last Updated: 2025-02-04
Chapter: 111. Pengkhianatan Ruangan masih dipenuhi asap akibat ledakan. Zidan mengatur napasnya, matanya tetap waspada mengawasi tubuh Zarif yang tergeletak tak berdaya di lantai. Namun, ia tahu bahwa kemenangan ini hanya permulaan dari pertarungan yang lebih besar. "Asmar, kita harus pergi sekarang," ucap Zidan tegas. Asmar mengangguk. "Terowongan ini tidak akan bertahan lama. Kita harus menuju ke bagian terdalam istana sebelum pasukan lain datang." Mereka bergerak cepat melalui lorong bawah tanah, langkah mereka tergesa-gesa namun tetap berhati-hati. Zidan merasakan atmosfer yang semakin mencekam—seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan. Saat mereka mencapai persimpangan lorong, suara langkah kaki mendekat dengan cepat. Zidan memberi isyarat agar semua berhenti. Dari kejauhan, terlihat sekelompok pengawal istana yang membawa obor, menerangi lorong yang remang. "Tidak ada jalan mundur," bisik Kyro, menggenggam belatinya erat. "Tidak," Zidan menggeleng. "Kita akan membuat mereka kehil
Last Updated: 2025-02-03
Chapter: KEPUTUSAN AKHIRSetelah mendapatkan persetujuan dari sang Raja, Pangeran Lucasn segera melakukan untuk bisa mengumpulkan bukti-bukti tersebut sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan dari Paman Angga selama ini."Saya sudah setuju dengan persidangan itu aku akan cepat melakukan persidangan," kata Pangeran Lucas meminta izin kepada sang raja."Lakukan karena lebih cepat lebih baik," Raja membuat Pangeran ada lima pun kali ini benar-benar serius ingin melaporkan segala kejahatan yang dilakukan oleh Paman.Persetujuan dari sang raja pun Pangeran Lucas segera kembali ke kediamannya untuk menyusun apa saja yang harus ia laporkan pada tahap awal Lovetta juga menyaksikan dan hal tersebut mereka membuat mereka bertiga saling kerjasama karena hal ini juga termasuk hal yang bisa membuat orang lain. Merasa bersalah karena tidak mengikuti kegiatan tersebut Tapi dengan adanya kegiatan itu jelas tidak ada yang menyimpang maka semua akan meraih salah tidak ada sejauh ini memang sudah terjaga dan tidak pernah te
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: TIDAK GEGABAH"kali ini kita sudah mengumpulkan bukti yang sudah kita butuhkan jadi kita bersabar sampai hari sidang nanti dan jangan menarik perhatian," Pangeran Lucas mencoba untuk memberitahu Lovetta dan juga Daniel agar tidak menarik perhatian yang mana hal itu akan sangat bahaya jika sampai Paman anggap mengetahui rencana mereka."Baik aku juga tidak akan menarik perhatian karena aku sudah cukup mengumpulkan bukti," kata Lovetta yang selama satu minggu ini sibuk dan akhirnya sudah selesai mengumpulkan Putri sesuai dengan yang ia inginkan."Aku juga akan bersiap mengawasi setiap tindakan dari pemenangnya karena yang sedang diawasi oleh pemenangnya adalah aku jadi aku bisa memanipulasi Paman Angga," kata Danian yang tahu jika bukti-bukti yang dia kumpulkan pun akhirnya bisa dimusnahkan oleh Paman Angga menandakan jika Paman Angga sedang mengawasi dirinya."Baiklah semuanya sudah beres dan kalian bisa melanjutkan lagi tugas kalian karena mungkin masih banyak hal yang harus kalian persiapkan untuk
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: KESAKSIAN"Aku percaya kepadamu aku akan mencari bukti dan juga saksi yang sesuai dengan apa yang kau utarakan tadi, aku benar-benar berterima kasih jika semua ini merupakan hal yang bisa kucatat pembuktian kesalahan pemanggang akan benar-benar terjadi maka dari itu kita membutuhkan orang-orang yang cocok dengan rencana kita," karena tahu mereka tidak mungkin bisa mempercayai orang-orang yang belum mereka kenal sebelumnya dan hal itu juga membuat malaikat dan juga pengarangnya dari Allah berusaha dengan sebisa mungkin untuk mencari orang-orang yang bisa dipercaya kali ini."Kau benar kita harus berhati-hati dan juga mencari orang-orang kepercayaan untuk bisa menyelidiki kasus ini lebih lanjut karena kita tidak bisa mengandalkan bahwa orang saja dan harus mendapat Bahan apa yang harus kita inginkan kita harus bisa mengandalkan beberapa orang yang mana itu bersepeda sulit nantinya maka dari itu kita berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengabaikan apa yang menjadi," Demian yang juga berusaha untuk
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: KesalahanTahu jika saudari awal Paman Angga berusaha untuk mengocokkan apa yang akan kita lakukan oleh pangeran Lucas pun Pangeran Lucas sengaja memiliki rencana cadangan, mengetahui bukti dan juga saksi yang dimiliki oleh malaikat belum diketahui oleh sang Paman membuat Hal itu pun menjadi bahan Pangeran adil berusaha untuk bisa menutupi hal tersebut agar sama-sama tidak mengacaukannya lagi.Cukup satu kali dia diganggu oleh Paman Angga yang mana menghancurkan dan juga menghancurkan bukti dan tugas saksi yang sudah disediakan dan sudah disediakan oleh pangeran radio hal ini dia tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya dan berusaha untuk bisa mungkin Lovetta yang terbaik apalagi dengan apa yang dilakukan oleh pangeran Lucas selama ini berusaha untuk bisa memberikan manfaat bagi ke kerajaan yang mana dia selalu saja bertugas yang di kerajaan tanpa ada hal yang bisa saya banggakan karena selama.kehidupan Pangeran Lucas yang sangat sulit diperbesar semisal mungkin untuk tidak mengabaikan apap
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: LicikLucas open merasa Curiga dengan bukti yang tiba-tiba hilang membuat dia benar-benar tidak bisa mematikan apapun karena begitu sudah dikumpulkan olehnya beberapa hari tapi kali ini dia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa selain bukti itu tidak ada."Itu artinya pameran akan mencoba untuk menggagalkan Apa yang sedang kita lakukan dengan memusnahkan bukti-bukti yang sudah kita kumpulkan dan akan mengubah alur cerita kita harus," yang tahu jika selama ini memang pamelangan sedang berusaha untuk menggagalkan tentang laporan dirinya yang mana Sudah sampai di tangan Raja dan tinggal menuju sidang yang mana Hal itu pun membuat Paman anggap pun berusaha untuk menghapuskan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan oleh pangeran Lucas mengetahui jika buku itu sangat berbahaya untuk keselamatan dirinya membuat Paman agar melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan ia tidak ingin bisa membuat Pangeran adil Ia pun merasakan apa yang sudah ia lakukan apalagi melaporkannya kepada
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: Bukti Yang MenghilangPemenang gak jelas semakin benci kepada Pangeran adeleo mengetahui sikap pangeran berusaha untuk membuktikan kesalahan yang selama ini, ternyata Pangeran adalah sudah bertindak sejauh itu di mana dia sudah mengumpulkan bukti dan juga saksi mendapatkan pelaporan dari anak buahnya tentang hal tersebut pun jelas membuat mangan Angga semakin marah dengan pangeran Lucas. Karena tahu jika Pangeran benar-benar membuat kesalahan dan tidak pernah memberikan kesempatan untuk paman Angga yang kali ini pun makin marah dengan apa yang dilakukan oleh pangeran Lucas hal itu juga yang membuat nama naga benar-benar ingin menghentikan Apa yang dilakukan oleh pangeran Lucas karena sudah sangat keterlaluan."Matikan semua apa yang dilakukan oleh pangeran Lucas jadi Eko tangkap semua para saksi yang menjadi saksi dari pangeran adalah kita agar tidak bisa bersaksi lagi," kata papa Rangga yang benar-benar tidak ingin jika dirinya ketahuan bersalah apalagi memang semua itu sudah direncanakan sejak awal dan
Last Updated: 2023-01-31
Chapter: 33. Ketegangan di AkademiKael menegang. Pertanyaan itu langsung menusuk ke inti pikirannya. Bagaimana Asmar tahu? Dengan sisa tenaganya, Kael mencoba duduk tegak, meski tubuhnya masih terasa lemah. Matanya menatap tajam ke arah lelaki paruh baya itu. "Apa maksudmu?" Asmar hanya tersenyum tipis. "Aku sudah lama mengamati akademimu, Nak. Dan serangan tadi malam bukan sekadar serangan acak. Itu adalah ujian." Kael mengernyit. "Ujian?" Asmar mengangguk. "Para penyerang itu tidak datang untuk menghancurkan akademimu. Mereka datang untuk mengukur kekuatan murid-murid di sana… dan mencari seseorang yang cukup kuat untuk tujuan mereka." Jantung Kael berdegup lebih cepat. "Mereka… sedang mencari seseorang?" "Ya," jawab Asmar dengan tenang. "Dan kau salah satu yang mereka incar." Ruangan terasa semakin sunyi. Kael ingin menyangkal, tapi semuanya mulai masuk akal. Serangan mendadak, cara musuh menghilang begitu cepat, pengkhianat di dalam akademi… semuanya terasa seperti bagian dari rencana yang lebih b
Last Updated: 2025-03-25
Chapter: 32. Akademi di Serang Kael dan Arsel berdiri diam di tengah kegelapan, mencoba mencari tanda-tanda kehadiran sosok yang mereka kejar. Namun, bayangan itu benar-benar menghilang—seolah-olah ditelan oleh malam. "Tidak mungkin," bisik Arsel. "Aku yakin dia ada di sini beberapa detik yang lalu." Kael menggenggam pedangnya lebih erat. "Ini bukan pertama kalinya seseorang menghilang begitu saja. Kita sedang berhadapan dengan seseorang yang tidak biasa." Arsel mengangguk. "Kalau begitu, kita harus lebih berhati-hati." Mereka berdua mundur perlahan, memutuskan untuk kembali ke kamar sebelum seseorang menyadari keberadaan mereka di luar asrama. Namun, tepat saat mereka berbalik, sesuatu menarik perhatian Kael. Di tanah, di tempat bayangan itu menghilang, ada secarik kain hitam tersangkut di ranting semak. Kael berlutut dan mengambilnya. Kain itu terasa kasar, seolah berasal dari jubah berat yang sering digunakan untuk perjalanan jauh atau penyamaran. Namun, yang membuatnya lebih menarik adalah bau samar
Last Updated: 2025-03-24
Chapter: 31. Pesan MisteriusDi akademi, persiapan untuk Kompetisi Antar Akademi semakin intens. Setiap tingkat diharuskan mengajukan perwakilan terbaik mereka untuk bertanding dalam berbagai cabang—pertarungan, strategi, dan kecepatan berpikir. Para murid sibuk berlatih, aula utama dipenuhi suara dentingan senjata, percikan energi sihir, serta diskusi serius tentang taktik dan strategi.Kael, yang sebelumnya terganggu oleh pikirannya tentang para bandit, mencoba fokus. Ia tahu bahwa kompetisi ini adalah kesempatan besar—bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi juga untuk menjadi lebih kuat."Baiklah, semua berkumpul!" suara Guru Besar menggema di halaman akademi, memanggil para murid terbaik dari setiap tingkat. "Kami akan mengumumkan siapa saja yang terpilih untuk mewakili akademi dalam kompetisi tahun ini!"Kerumunan langsung hening. Semua menahan napas, menunggu pengumuman itu.Kael mengepalkan tangannya. Apakah ia cukup layak untuk dipilih? Atau justru harus menonton dari pinggir lapangan?Guru Bes
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: 30. Pencarian Yang Sia-siaMalam itu, mereka kembali ke asrama. Mereka tidak banyak bicara, hanya beristirahat setelah hari yang melelahkan. Kael berdiri di dekat jendela, menatap bulan. Pertandingan Antar Akademi sudah dekat. Latihan mereka mungkin telah berakhir, tetapi pertarungan sesungguhnya baru akan dimulai.Guru besar memberikan waktu untuk bersiap. Kael memanfaatkan waktu luang untuk kembali mencari informasi tentang para bandit. Sudah lama ia tidak pergi ke tempat itu, dan pikirannya terus dipenuhi rasa penasaran. Saat ia bersiap untuk pergi, Arsel, sahabatnya, memperhatikannya dengan curiga. "Kau mau ke mana, Kael?" tanyanya, menyilangkan tangan di dada. "Ke tempat kemarin, di gang dekat pasar," jawab Kael sambil menyesuaikan sarung pedangnya. Arsel mengerutkan kening. "Apa kau masih menyelidiki para bandit?" Kael mengangguk. "Iya. Aku penasaran, jadi aku akan kembali ke sana." Arsel mendesah, lalu tersenyum tipis. "Aku ikut." Tanpa menunggu persetujuan, ia sudah menyambar senjatanya
Last Updated: 2025-03-22
Chapter: 29. Persiapan PertandinganHari-hari berikutnya menjadi neraka bagi Kael dan timnya. Setiap pagi, mereka harus berlari melintasi gunung di belakang akademi. Siang hari dihabiskan dengan latihan fisik brutal, mengangkat batu besar, menahan postur bertarung selama berjam-jam, dan serangan tanpa henti ke balok kayu hingga tangan mereka mati rasa. Sore harinya, latihan teknik dimulai. Guru Besar menghadapkan mereka pada berbagai skenario pertempuran—melawan banyak musuh, menghadapi tekanan tanpa istirahat, bahkan pertarungan dalam kegelapan. "Dalam Pertandingan Antar Akademi, tidak ada yang akan menyesuaikan diri dengan kelemahan kalian," kata Guru Besar. "Jika ingin menang, kalian harus bisa bertarung dalam kondisi apa pun." Di hari kelima, Kael mulai merasakan batas fisiknya. Kakinya nyaris tidak bisa berdiri, tangannya gemetar, dan napasnya terasa berat. Guru Besar tidak membiarkannya berhenti. "Bangun, Kael. Lawanmu belum tumbang." Kael terhuyung, tetapi ia memaksa tubuhnya berdiri. Lawan di depa
Last Updated: 2025-03-21
Chapter: 28. Latihan dibawah Guru BesarSaat sorakan kemenangan masih menggema, Guru Besar berdiri dari tempat duduknya. Tatapannya terfokus pada Kael dan timnya. Para murid lain mungkin hanya melihat sekelompok anak berbakat yang memenangkan kompetisi, tetapi Guru Besar melihat lebih dari itu. Mereka bukan hanya kuat—mereka memiliki potensi yang luar biasa. Terutama Kael. "Aku harus mengawasi mereka lebih dekat," gumamnya. Tanpa menunggu lama, Guru Besar turun ke arena. Kael dan timnya baru saja selesai merayakan kemenangan mereka ketika suasana tiba-tiba menjadi hening. Semua murid menunduk hormat saat Guru Besar berjalan mendekati mereka. Kael menegakkan tubuhnya, bersiap menghadapi apa pun yang akan dikatakan. "Kael. Arsel. Rael. Daren." Suara Guru Besar menggema di seluruh arena. "Kalian telah menunjukkan sesuatu yang tidak dimiliki murid lain—kerja sama, strategi, dan tekad yang kuat." Kael dan yang lainnya saling berpandangan, tidak yakin ke mana arah pembicaraan ini. Lalu, Guru Besar menatap me
Last Updated: 2025-03-20
Chapter: 136. Keberhasilan Zoe memimpin perguruan Tahun-tahun berlalu, dan Zoe terus menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di Perguruan Langit. Di bawah bimbingannya, perguruan itu mengalami banyak perubahan positif dan tumbuh semakin kuat. Keberhasilannya memimpin Perguruan Langit tidak hanya diukur dari kemenangan dalam pertempuran, tetapi juga dari kemajuan dan kedamaian yang dia bawa kepada komunitasnya.Salah satu langkah awal yang Zoe ambil adalah memperbarui kurikulum pelatihan. Dia menggabungkan teknik-teknik baru yang dia pelajari selama misinya dengan tradisi lama yang telah membentuk dasar perguruan. Pendekatannya yang holistik dalam pelatihan—yang mencakup fisik, mental, dan spiritual—meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan para murid. Mereka tidak hanya menjadi pejuang yang kuat, tetapi juga individu yang seimbang dan bijaksana.Zoe juga memperkenalkan program pertukaran dengan perguruan lain. Murid-murid dari Perguruan Langit dikirim untuk belajar di tempat lain, dan sebaliknya, murid dari perguruan lain datang ke P
Last Updated: 2024-07-30
Chapter: 135. Lembah Gelap Keesokan harinya, Zoe dan murid-murid Perguruan Langit bersiap untuk berangkat. Mereka mengemas perlengkapan mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat yang telah menjadi rumah dan tempat perlindungan mereka selama ini. Guru Hand dan Guru Liang memimpin kelompok itu, memastikan semua orang siap secara fisik dan mental untuk misi besar ini.Perjalanan mereka membawa mereka melintasi hutan lebat, melewati pegunungan tinggi, dan melalui desa-desa yang dilanda kekhawatiran. Di setiap tempat, Zoe dan yang lainnya mendengar lebih banyak tentang kekuatan gelap yang bangkit, menebarkan ketakutan dan kehancuran. Namun, mereka juga menemukan dukungan dan harapan dari orang-orang yang mempercayai kemampuan mereka untuk mengalahkan ancaman tersebut.Di salah satu desa, mereka bertemu dengan seorang wanita tua bijaksana yang memberikan mereka petunjuk penting. "Di jantung lembah gelap, ada sebuah kuil kuno. Di sana, kalian akan menemukan sumber kekuatan gelap itu. Tapi berhati-hatilah, p
Last Updated: 2024-07-29
Chapter: 134. Sebagai Panutan Sebagai panutan, Zoe sering kali mendapati dirinya memberikan bimbingan kepada murid-murid yang lebih muda dan kurang berpengalaman. Dia mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri dengan sabar dan penuh perhatian, selalu memastikan bahwa mereka memahami setiap gerakan dan maknanya. Namun, yang lebih penting, Zoe juga mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, ketekunan, dan kejujuran.Satu sore, setelah sesi latihan yang melelahkan, seorang murid muda bernama Kai mendekati Zoe dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Zoe, bagaimana kamu bisa begitu kuat dan bijaksana? Apakah ada rahasia tertentu yang kamu miliki?"Zoe tersenyum lembut dan menepuk bahu Kai. "Tidak ada rahasia, Kai. Semua berasal dari kerja keras, kesabaran, dan keinginan untuk terus belajar. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin."Kai mendengarkan dengan seksama, terinspirasi oleh kata-kata Zoe. "Tapi kadang-kadang, rasanya sulit untuk terus berjuang, terutama ketika kita merasa
Last Updated: 2024-07-28
Chapter: 133. Pertandingan Setelah kemenangan melawan aliansi bandit, Zoe memimpin Perguruan Langit dengan semangat baru. Dia menyadari bahwa meskipun mereka berhasil mengatasi ancaman besar, tantangan lain mungkin masih menunggu di masa depan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meningkatkan kolaborasi dengan desa-desa sekitar dan memperkuat aliansi mereka.Zoe mengadakan pertemuan besar dengan para pemimpin desa di sekitar wilayah Perguruan Langit. Di pertemuan itu, mereka berdiskusi tentang cara terbaik untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kemakmuran wilayah mereka. Para pemimpin desa, terkesan dengan kepemimpinan dan kebijaksanaan Zoe, setuju untuk membentuk jaringan pertahanan dan komunikasi yang lebih kuat.Setelah pertemuan tersebut, Zoe merasa lega dan yakin bahwa wilayah mereka akan lebih aman dengan adanya kerjasama yang erat. Namun, dia juga tahu bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Dia dan Lian, bersama dengan para guru dan murid lainnya, terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk segal
Last Updated: 2024-07-27
Chapter: 132Kehidupan di Perguruan Langit berjalan dengan semangat baru setelah keberhasilan mereka membantu desa. Zoe terus memperkuat ikatan antara para anggota perguruan dan memastikan semua orang mendapat pelatihan dan dukungan yang mereka butuhkan.Suatu hari, saat Zoe sedang berjalan di taman perguruan, dia menemukan Master Jaya duduk di bawah pohon besar, tampak merenung. Zoe mendekati dan duduk di sampingnya."Apa yang sedang Anda pikirkan, Master Jaya?" tanya Zoe dengan lembut.Master Jaya tersenyum tipis. "Aku sedang memikirkan masa depan perguruan ini, Zoe. Kamu telah membawa perubahan yang positif, tetapi kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan."Zoe mengangguk. "Saya mengerti, Master. Saya ingin memastikan bahwa perguruan ini tetap kuat dan aman."Master Jaya menatap Zoe dengan penuh kebanggaan. "Aku percaya padamu, Zoe. Ada satu hal yang harus kamu ketahui. Ada sebuah kitab kuno yang tersimpan di dalam perpustakaan rahasia perguruan ini. Kitab itu berisi peng
Last Updated: 2024-07-26
Chapter: 131. Kebenaran Terungkap Malam hari, saat bintang-bintang bersinar redup di langit, Zoe duduk sendirian di taman perguruan. Pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi. "Bagaimana jika mereka benar-benar datang?" gumamnya pelan.Di kejauhan, suara langkah kaki mendekat. Zoe menoleh dan melihat sahabatnya, Lian, datang dengan raut wajah serius. "Zoe, kita harus berbicara," kata Lian."Ada apa, Lian? Apa kau juga merasa ada yang aneh belakangan ini?" tanya Zoe dengan nada cemas.Lian mengangguk. "Ya, aku merasakannya juga. Beberapa hari terakhir, aku melihat orang-orang yang mencurigakan di sekitar perguruan. Mereka seperti sedang mengawasi kita."Zoe menghela napas dalam-dalam. "Kita harus waspada. Kita tidak bisa membiarkan mereka mengganggu ketenangan di sini."Lian setuju. "Aku akan berbicara dengan guru dan meminta mereka untuk meningkatkan keamanan. Sementara itu, kita harus tetap bersama dan saling mengawasi."Zoe mengangguk. Mereka berdua tahu bahwa ancaman yang mereka rasakan b
Last Updated: 2024-07-25