Saat serigala maju menyerang, Zoe langsung bertindak dan menyerang serigala yang mulai maju, ia benar-benar berhati-hati agar tidak meninggalkan Azil.Dengan usahanya satu persatu hewan buas itu mati,.Zoe tidak akan pernah ragu jika ia.menyerang binatang. Tapi ia masih saja ragu jika menyerang manusia.Itulah mengapa ia tidak pernah membunuh orang sekalipun dalam tekanan, dengan komitmen dan kekuatannya. Jelas Ia Ben tahan agar tidak ada yang mati.Sudah satu jam berlalu, Azil tak kunjung selesai. Semua hewan sudah Zoe kalahkan. Tenaganya mulai melemah. Ia sadar untuk tidak tidur atau menyerah.Karena sebelumnya Zoe hampir mengecewakan Azil yang sudah percaya padanya. Jadi demi mengemban amanat yang disampaikan Azil.Malam telah lewat, kini mentari pagi menyapa dengan terang. Zoe yang kelelahan. tidak kuat lagi dan hampir pingsan, tiba-tiba Azil membuka matanya. Seketika Zoe langsung menjatuhkan diri dan merebahkan dirinya, karena ia sudah tak tahan lagi, jadi tanpa menunggu Azil bic
Zoe merasa ada yang memanggil namanya, ia langsung membuka mata, melihat sekelilingnya yang sudah berubah. Tak seperti terakhir kali ia tidur. Sekarang sudah rapi, ada makanan di hadapannya. Perapian yang masih menyala serta atap daun yang menjadi atap, membuat Zoe merasa ada di dalam rumah.Tapi kenyataannya ia masih di tempat yang sama. Melihat Azil yang panik membuat Zoe merasa bersalah.“Kenapa muka mu tegang begitu?” tanya Zoe yang baru saja bangun dari tidur. Ia melihat ke arah Azil yang sedang berjaga, makanya yang begitu tegang dan pucat membuat ia ingin bertanya.Azil sendiri tegang bercampur senang saat melihat Zoe sadar dari tidurnya. Sudah dua hari Ina tidur tanpa makan dan bangun. Tak seperti orang pada umumnya. “Kau tidur dua hari siapa yang tidak tegang?” jawab Azil yang jelas bingung saat ia tak bisa membangunkan Zoe.Sekarang Zoe sudah bangun membuat ia lega, jadi ia tak lagi hari berada di sana. Jelas mereka kan segera melanjutkan perjalanan.“Hanya dua hari, biasa
Perjalanan yang masih panjang, bukti asap yang sudah terlihat puncaknya. Namun ternyata jauh dan belum bisa dicapai Zoe masih terus berjalan bersama dengan Azil melewati hutan lebat, tak ada kesulitan bagi keduanya karena sudah terbiasa Azil melihat perbekalan yang masih cukup, terik matahari menandakan siang yang panas. Ia masih semangat untuk berjalan.Sesekali Zoe melihat Azil yang memperhatikan peta agar mereka tetap di jalur aman. Karena keamanan lebih penting untuk sekarang ini.“Kita istirahat dulu atau lanjut?” tanya Azil ingin memastikan pendapat dari Zoe, Ia lanjut atau tetap berada di sana sampai benar-benar kuasa hilang mereka berkurang.“Apa kau sudah lelah?” tanya Zoe yang balik menanyakan hal tersebut karena ia rasa mereka baru saja keluar dari hutan, danan sekarang sedang berusaha untuk bisa keluar dari hutan tersebut.“Belum,” jawab Azil yang belum merasa lelah sama sekali aku mah walaupun mereka menempuh perjalanan jauh tapi rasa lelah belum menghinggapi hasil hing
Zoe terdiam menunggu instruksi dari Azil,.setelah mereka sampai di sebuah pasar. Yang memang di luar rencana sebelumnya. Azil yang masih bingung, ia berulang kali melihat peta yang ada di tangannya untuk memastikan dan mencari nama desa itu, ia terus memeriksa tapi tak mendapatkan apa-apa.“Desa apa ini?” tanya Zoe yang penasaran dengan desa yang baru saja ia singgahi. Pasar yang begitu ramai, dengan orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Pakaian yang asing dan tempat yang aneh membuat Zoe dan Azil masih mengamati dan tak beranjak dari tempatnya.“Entahlah, sepertinya kita salah jalan,” jawab Azil yang merasa sepertinya mereka salah jalan karena tidak sesuai dengan peta. Padahal Ia sudah mengecek berulang kali, apa yang mereka lalui tidak sesuai dengan peta yang ia lihat. Yang bisa disimpulkan jika mereka salah jalan.“Hah, bagaimana bisa?” tanya Zoe panik mendengar apa yang dikatakan oleh Azil, jika jalan yang mereka lalui salah. Sekarang ia benar-benar menjauh dari te
Seketika Azil terdiam mengamati zona aman dalam peta, ia baru sadar jika ia tersesat ke jalan yang lebih aman. Bisa dibilang hal itu adalah hal yang sangat luar biasa. “Kau benar, ini luar biasa,” ucap Azil melihat jalan yang akan mereka lewati lebih aman daripada sebelumnya.Bisa dibilang ia berada di jalan yang benar. Walau jauh jika tidak ada halangan makan akan lebih cepat sampai. Daripada jalan sebelum yang belum pernah dilewati. Akan lebih sulit untuk bisa mengetahui halangan yang akan mereka hadapi.“Bagaimana mana bisa luar biasa dari mana?” tanya Zoe yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Azil. Ia tidak paham tentang peta, apalagi dengan perjalanan.Zoe menatap Azil dengan tidak sabar menunggu jawaban dari Azil, ia sendiri ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Saat ia tersesat, Azil terlihat senang.Jadi jelas Zoe menunggu penjelasan dari Azil, yang tahu mengenai peta dan jalan yang sedang mereka lewati. Banyak hal baru yang ia temui dalam perjalanan. Kalau
Pertarungan terjadi, ini kali kedua Zoe bertarung bersama Azil, ia menyelaraskan gerakan dan mencoba untuk bekerja sama.Zoe ingat betul saat lengan Azil terluka. Maka sebisa mungkin ia tak mau melakukan kesalahan. Sekarang ia menyesuaikan gerakan dengan Azil Sebelas orang adalah hal yang mudah baginya, ia berusaha untuk menang karena Zoe yang pertama kali menantang mereka.Melihat tingkah orang yang arogan membuat Zoe marah, suara pedang terdengar sangat nyaring. Pertarungan masih terus berlangsung, belum ada yang menyerah dari mereka. “Apa tidak masalah jika kita membunuhnya?” tanya Zoe yang masih saja takut membunuh orang, walaupun mereka bertindak arogan dan semuanya sendiri. Tapi jelas dia berada di tempat orang lain yang mana hal itu membuatnya ragu untuk membunuh.“Tentu saja tidak tapi aku tidak ingin melakukan itu,” jawab Azil yang juga memiliki pemikiran yang sama titiknya tidak ingin menimbulkan permasalahan terlalu banyak, apalagi dengan membunuh orang dan menimbulkan ba
Zoe yang berprasangka buruk tentang. Orang-orang yang berbondong-bondong datang membuat ia tidak konsentrasi.Tenaganya sudah terkuras habis ia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi kali ini, banyak pertanyaan yang mungkin jawabnya sudah jelas.“Kita terlalu keras mungkin. Hingga membuat mereka marah,” ucap Azil yang memiliki pemikiran yang sama. Dia merasa jika orang-orang yang datang akan marah kepada mereka yang sudah menyerang anggota mereka.Apalagi jelas tadi mereka melakukan pertarungan di pasar yang membuat tempat itu pura-pura. Jelas bisa dikatakan ia mungkin akan diminta untuk ganti rugi.“Benarkah, aku pasrah saja,” ucap Zoe yang tak bisa berpikir di sini melihat banyak orang yang datang menghampirinya. Tenaganya sudah terkuras habis Ia hanya bisa pasrah duduk memperhatikan orang-orang tersebut.Satu orang datang dengan semangat tinggi dan dengan apa yang mereka lakukan sekarang mang bukan hal bangus. Ia bahkan tahu memukul orang sampai babak belur memang tidak di
Suara burung mengiringi langkah Zoe, ia berjalan gontai tak bersemangat. Azil yang memperhatikan itu merasa geram. Seharusnya Zoe lebih semangat karena dia Yang berkepentingan.“Kenapa kau lambat,” ucap Azil kesal melihat Zoe yang terus berada di belakangnya. Jelan bagai siput yang sedang kelaparan. Siapa yang tak kesal dan sabar menunggu Zoe.Semakin ia cepat semakin Zoe hilang dari pandangan. Jadi mau tidak mau Azil harus menunggu Zoe, agar mereka bisa bersama.Mendengar itu Zoe melirik dengan malas, sadar Azil mulai kesal. Ia pun mulai sadar dan kembali pada tujuan awal.“Oh, Maaf.” Zoe mempercepat jalannya. Ia mendengar keluhan Azil yang ada di belakangnya sekarang.Zoe tersenyum melihat temannya yang tertinggal jadi, setelah omelannya menganggap ia lambat. Tapi memang benar karena dirinya dengan berjalan begitu pelan, siapa sangka Azil terpancing emosi. Hingga membuat Azil kesal pada Zoe.“Kau aneh, tidak bisakah berjalan normal, kalau begini terus tenaga kita bisa habis terbuang