AUTHOR POV
Kabar mengenai lukisan leontin berjudul Promise itu terdengar di berbagai kalangan atas, termasuk keluarga Anderson. Pihak mereka ingin mengetahui siapa pelukis tersebut, apa yang dia tahu tentang leontin itu, siapa yang memiliki leontin itu dan berada di mana leontin itu sekarang.Phia tidak tahu, bahwa karena leontin itu, dia menjadi incaran banyak orang, terutama keluarga Anderson dan Julio.“Bagaimana pun caranya, cari tahu semua hal tentang pelukis itu!”Jhon, yang merupakan tangan kanan keluarga Anderson langsung menjalankan perintah atasannya. Yang dia tidak tahu, mencari tahu keberadaan Phia tidak semudah yang dia kira, karena selama ini Phia sering berpindah-pindah tempat.Phia bukanlah sosok yang ingin kehidupan pribadinya mudah dicari tahu oleh orang lain. Itu sebabnya dia selalu menggunakan nama yang berbeda-beda dalam berbagai keadaan. Dia akan menggunakan nama Aruna dalam lukisannya dan Phia untuk orang-orang yang dia temui.
Di tempat lain ...Seorang pria mengamati sebuah lukisan yang dia beli dengan tiba-tiba di dalam pesawat. Di kanan bawah lukisan itu terdapat inisial A. Dia masih sangat ingat wajah pelukis itu. Sangat cantik, batinnya.“Kamu belum bisa menemukannya?” tanyanya pada asisten pribadinya.“Belum, Tuan.”“Ini sudah sangat lama.”“Maafkan saya, tapi sepertinya wanita ini sengaja menutupi identitasnya.”“Cari sampai ketemu!”“Baik, Tuan. Saya juga ingin mengingatkan bahwa besok Anda akan mengunjungi pameran lukisan.”“Bagaimana dengan lukisan Promise itu?”“Masih diselidiki, Tuan.”“Baiklah, besok aku akan melihat sendiri lukisan itu.”Keesokan harinyaSeorang pria bernama Ziko memasuki galery, dia menjadi pusat perhatian terutama kaum hawa. Tujuan utama Ziko adalah lukisan Promise. Mata elangnya menelisik setiap inci lukisan Promise. Dia melihat nama Aruna pada bagian kanan bawah. Semakin lama dia meneliti lukisan itu, semakin lebar senyum di wajahnya.“Akhirnya satu langkah lagi aku menemukanmu!”Dia melihat huruf A pada kata Ayura. Bentuk A itu sama dengan bentuk A pada lukisan yang dia beli di pesawat itu. Ya, yang membeli lukisan Phia di pesawat adalah Ziko.My A, aku ingin segera bertemu denganmu ...“Selidiki gadis itu dengan nama Ayura!” perintah Ziko pada asistennya.“Elphia Ayura ... “ gumam Ziko pelan. Ya, Ziko tahu bahwa namanya adalah Elphia Ayura, hanya saja keberadaan Phia yang selalu berpindah-pindah dan sangat tertutup membuat orang-orang, termasuk Ziko sangat kesulitan menemukannya.Lagi-lagi Ziko membayangkan wajah cantik Phia yang dia sebut sebagai My A. Wajah dengan bola mata bening dan bulat, alis tebal, hidung mancung, bibir merah alami, kulit putih mulus, dagu lancip dan lesung pipi. Belum lagi bentuk tubuh yang seksi meskipun saat Ziko melihatnya, Phia hanya menggunakan pakaian kasual biasa. Setiap malam Ziko selalu membayangkan bagaimana kalau dia mencium bibir seksi itu, bagaimana kalau dia memeluk erat tubuh itu dalam ikatan yang halal dan menjadikannya istri. Pikiran-pikiran gila itu terus membayangi Ziko setiap harinya.☆☆☆“Dari hasil penyelidikan, saat ini nona Ayura masih ada di London, namun tidak diketahui dia tinggal dimana.”“Kamu sudah selidiki asistennya?”“Sudah, Tuan. Dia bernama Lila, mereka bertemu di bis saat nona Ayura akan menuju Bandara. Nona Ayura sempat tinggal di desa Sila hampir dua tahun. Pada awalnya orang-orang menganggap dia tidak bisa bicara.”Petter terus menyampaikan informasi yang dia dapat.“Apa dia sudah memiliki kekasih atau suami?”“Belum, Tuan. Menurut informasi, dulu nona Ayura pernah memiliki kekasih bernama Alex, namun dia berselingkuh dengan sahabat nona Ayura, lalu nona Ayura memutus hubungannya dengan mereka berdua.”“Bagaimana dengan keluarganya?”“Hubungan nona Ayura tidak baik, nona Ayura pergi meninggalkan rumah saat masih SMA kelas satu dan belum pernah pulang ke rumah itu lagi.”“Ada masalah apa diantara mereka?”“Belum diketahui dengan pasti, Tuan. Nona Ayura hanya dekat dengan kakeknya yang sudah meninggal saat nona Ayura kelas tiga SMP.”Ziko menghela nafas berat. Biasanya jika dia menginginkan informasi tentang seseorang, paling lama dia hanya perlu menunggu waktu satu hari saja. Kali ini dia merasa sangat penasaran akan seseorang namun sangat sulit untuk mengetahui tentang dirinya.Apa akan sulit juga jika aku menginginkan dirinya?Entah mengapa semua yang ada pada diri Phia membuatnya penasaran. Sebelumnya dia tidak pernah seperti ini. Banyak wanita yang cantik dan seksi, dari keluarga terpandang dan yang pasti mengejar-ngejarnya, namun dia tidak pernah peduli. Kali ini yang terjadi justru sebaliknya, dirinyalah yang mengejar-ngejar, walau hanya sebatas informasi pribadi.☆☆☆Satu bulan kemudianPhia sedang berjalan-jalan di kota Samarinda. Dua puluh menit sudah dia menikmati pagi ini setelah sebelumnya sarapan nasi kuning di salah satu warung makan.Dari jauh dia melihat jembatan Mahakam yang berdiri kokoh di atas sungai Mahakam.
Entah kenapa kali ini dia memilih Samarinda. Baru dua hari dia dan Lila berada di kota ini. Tiba-tiba saja hujan turun, Phia berlari kecil sambil menutupi kepalanya dengan telapak tangannya. Dia memasuki warung makan soto dan memesan air jeruk hangat. Phia mengusap-ngusap tangannya, mencoba memberikan kehangatan untuk dirinya sendiri.Di tempat lain di kota yang sama,Ziko sedang melihat hujan yang turun dari balik jendela. Ziko sedang melakukan peninjauan untuk proyek baru yang akan dia mulai lakukan di kota ini. Dia ingin semua hotel yang dia dirikan memiliki perbedaan dengan hotel-hotel lain.Ziko adalah seorang pengusaha yang bergerak di segala bidang. Saat dia pertama kali bertemu dengan Phia, dia baru saja meninjau lahan yang akan dia jadikah hotel. Ziko juga seorang yang perfeksionis, dia ingin memastikan secara langsung apa saja yang berhubungan dengan bisnisnya setelah asistennya sendiri yang memantau. Sama seperti saat ini, dia ingin melihat secara langsung proses pembangunan hotel yang baru dilakukan dua bulan ini.Ziko menikmati hujan dengan segelas wine putih. Entah kenapa sejak tadi dia ingin sekali keluar. Dia mengambil kunci mobilnya lalu meninggalkan apartemennya, tidak peduli bahwa hujan semakin deras, yang dia rasakan bahwa dia harus keluar.Guyuran hujan membuat kaca mobil berkabut. Ziko masih mengelilingi kota tanpa tujuan. Dia melihat warung makan yang menjual soto. Entah kenapa perutnya tiba-tiba saja lapar melihat gambar makanan di warung itu, mungkin karena tadi dia hanya memakan roti dan segelas kopi hitam kesukaannya.Ziko memarkirkan mobilnya di pinggir warung itu.
Penampilan Ziko yang berwajah bule dengan kaos dan celana hitam berkacamata menarik perhatian orang-orang yang ada di warung makan tersebut.Wajah tampan dengan rahang kokoh, alis tebal, hidung mancung dengan sedikit jenggot dan kumis ditambah bibir yang juga merah alami.
Ziko mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Wajahnya langsung terlihat berbinar saat yang dia mimpikan setiap hari kini tengah duduk menikmati jeruk hangat.My A ... gumamnya dalam hati.5 BERTEMU LAGIZiko langsung duduk di samping Phia sambil terus memperhatikan wajah Phia dari samping, sama seperti saat di pesawat dulu.Merasa ada yang memperhatikannya, Phia lalu menengok, wajah tampan sedang memandangnya.“Kita bertemu lagi, Nona.”Phia mengingat-ngingat pria itu, tak lama dia mengangguk. Pesanan Ziko tiba tidak lama dari pesanan Phia. Mereka menghabiskan makanan dalam diam ditemani hujan yang masih turun dan semakin deras. Selesai makan, Ziko langsung memulai pembicaraan.“Nona, bukankah Anda seorang pelukis?”“Aku hanya hobi melukis.”“Perusahaan SKY GROUPS sedang menjalankan proyek perhotelan yang didirikan di lima belas kota di Indonesia. Mereka sedang mencari pelukis untuk proyek baru mereka.”Tapi bohong! Sebenarnya ide ini baru saja terbesit dalam pikiran Ziko saat melihat Phia. Dia ingin mencari alasan agar Phia tidak lepas lagi pencariannya.“Anda siapa?”“Sa
6 CARLOS ANDERSONSementara menunggu pembangun hotel yang masih dalam proses pengerjaan, Ziko telah membeli peralatan lukis yang harus dipesan dari luar negeri. Kuas, cat dan kanvas, semuanya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas.Lukisan yang akan diletakkan di lobi nanti berukuran dua kali satu meter, dengan bingkai yang terbuat dari emas murni, kacanya pun terbuat dari kaca khusus. Lila, yang mendengar biaya yang harus dikeluarkan untuk satu lukisan saja, rasanya ingin pingsan.Phia mulai menggerakkan tangannya. Tangannya dengan terampil memegang kuas untuk melukis. Hal pertama yang dia buat adalah daun-daun yang berguguran. Entah akan seperti apa lukisannya nanti, dia juga belum tahu. Menurut Lila, Phia itu memiliki bakat melukis yang sangat luar biasa, karena dia dapat dengan mudah menyampaikan idenya begitu saja tanpa ada perencanaan akan lukisannya. Sedangkan bagi Phia, terlalu berpikir hal apa yang ingin dia lukis bisa menghilangkan
7 ARTHUR JULIOMark, anak buah dari Arthur Julio kini juga berada di Jakarta untuk mencari keberadaan Phia. Arthur Julio, pria berusia tujuh puluh tahun, seorang pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan. Dia penggemar perhiasan, bukan untuk dirinya, tapi untuk dihadiahkan kepada istrinya yang kini berusia enam puluh delapan tahun. Arthur Julio dan Ruby Adrian dikenal sebagai pasangan yang sangat romantis dan harmonis meski kini usia keduanya tak muda lagi.Mereka menikah di usia muda. Saat itu Arthur berusia dua puluh satu tahun menikahi Ruby yang berusia sembilan belas tahun. Satu tahun kemudian mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Erlan Arby Julio.“Bagaimana Sayang, apa kamu sudah menemukan petunjuk tentang keberadaan pelukis itu?” tanya Ruby pada Arthur.“Belum, Honey.”Ruby berdecak kesal.“Jangan khawatir, aku pasti akan segera menemukan pelukis itu. Kamu jangan terlalu banyak pikiran.”“Setel
8 PENCARIAN AISARPhia dan Lila ada di pemakaman kakek Alan. Kuburan itu selalu terawat karena Phia membayar seseorang untuk merawatnya. Setelah berdoa dan menceritakan banyak hal pada kakeknya, Phia dan Lila pulang ke rumah.“Nanti malam kita akan dijemput oleh Ziko,” beritahu Phia pada Lila.“Dia di Jakarta juga?”“Iya, katanya nanti sore dia ada meeting mendadak. Setelah itu kita sama-sama ke Banjarmasin.”“Ngomong-ngomong, gimana Phi, kamu mau enggak, ikut pameran itu?”Phia tidak langsung menjawabnya. Yang ada dalam pikirannya dia sudah tahu lukisan apa yang akan dia ikut sertakan dalam pameran itu meskipun lukisan itu belum dia buat dan ada keraguan dalam dirinya.“Phi?”“Hmmm?”“Gimana, ikut ya?”“Aku pikir-pikir dulu deh.”“Jangan kel
9 RENCANA ELPHIA AYURA Malam kian pekat, udara semakin dingin karena hujan yang tak juga berhenti sejak sore tadi. Meskipun begitu, Phia masih saja asyik dengan alat lukisnya. Bukan, dia bukan melukis untuk hotel milik Ziko. Melainkan melukis untuk diikut sertakan dalam pameran lukisan di Paris. Pikirannya terus tertuju pada pameran itu. Bahkan, dia tidak hanya melukis satu lukisan saja, melainkan lima lukisan. Pertengahan tahun depan dia berencana untuk membuka pameran lukisan miliknya sendiri yang dia rencanakan akan diadakan di Sidney. Kalau sudah begini, dia bisa lupa akan hal lain. Jiwanya seperti terserap dalam lukisan-lukisan itu.Sudah satu bulan ini Phia tidak keluar dari apartemennya. Bahkan untuk makan saja dia harus diingatkan oleh Lila. Dia mengerjakan lukisan pribadinya dengan lukisan untuk hotel Ziko secara bergantian, membuat lingkaran hitam di matanya terlihat jelas. “Istirahat dulu dong, Phi.” “Aku tidak bisa t
10 SECRETHari pertama pameranSECRET ...Judul sebuah lukisan yang objeknya sebuah bros yang dipenuhi dengan berlian dan permata. Lagi-lagi, lukisan Ayura menjadi perhatian utama. Itu bukan hanya sekedar lukisan. Bros itu memang ada, hanya saja dinyatakan menghilang karena suatu kejadian yang beritanya masih simpang siur hingga saat ini.Di hari pertama ini, orang-orang dihebohkan dengan kedatangan Carlos Anderson dan Arthur Julio bersama istrinya, Ruby Adrian.Mereka melebarkan matanya, terpana dengan lukisan tersebut lalu saling memandang tanpa mengucapkan apa-apa.Hubungan keluarga Anderson dengan keluarga Julio memang tidak baik. Lebih tepatnya Ruby Adrian yang sangat membenci Carlos Anderson. Carlos Anderson menatap Ruby Adrian dengan tatapan yang mengandung banyak makna. Tatapan tersebut tidak luput dari perhatian Arthur, yang menghela nafas berat.Ruby Anderson terhuyung melihat lukisan itu, untun
11 RINDU[Bagaimana pamerannya?]“Dia menghubungiku ... dia menghubungiku!” teriak Lila mengagetkan Ziko dan Petter.Kedua pria itu langsung mendekati Lila, sedangkan Lika langsung membalas pesan dari Phia dengan tergesa-gesa. Tangannya berkeringat dan jantungnya berdebar kencang, ingin segera tahu kabar tentang sahabatnya yang menghilang itu.[Phiaaa ... bagai mana keadaan kamu? Apa kamu baik-baik saja? Di mana kamu sekarang?]Pertanyaan bertubi-tubi Lila berikan kepada Phia.[Banyak banget nanyanya. Tentu saja aku baik. Aku lagi di Jakarta. Oya aku lupa bilang kalau aku pulang sejak hari pertama pameran.][Apa!]Lila membelalakkan matanya, tidak yakin dengan apa yang dia baca.[Kenapa?][Kamu membuat kami khawatir. Tuan Ziko menyuruh orang untuk mencarimu di Indonesia bahkan di negara-negara lain.][Oh.][Kenapa kamu hanya bilang &lsqu
12 MISTERY OF JOURNEYSebuah undangan yang elegan kini ada di tangan Arthur Julio dan keluarganya, Carlos Anderson dan keluarganya, Aisar, juga orang-orang yang selama ini tertarik dengan sosok Ayura.Tentu saja mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, berharap akan bertemu dengan Ayura. Apalagi pameran ini hanya diselenggarakan selama satu hari saja. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya suasana pameran nanti.Meskipun mereka tidak mengenal sosok Ayura secara langsung, tapi keindahan lukisannya mengingatkan para penggemar lukisan akan sosok Tiara, seorang pelukis yang sangat terkenal pada masanya.Parasnya sangat cantik, dengan lekuk tubuh yang memukau. Dua wanita cantik pada masanya yang menjadi incaran banyak pria, Tiara dan Ruby. Di usia yang sudah tua ini pun, Ruby masih terlihat cantik.Tiara adalah seorang pelukis, sedangkan Ruby seorang perancang busana. Mereka sosok yang digilai banyak pria dari berbagai kalan