5 BERTEMU LAGI
Ziko langsung duduk di samping Phia sambil terus memperhatikan wajah Phia dari samping, sama seperti saat di pesawat dulu.Merasa ada yang memperhatikannya, Phia lalu menengok, wajah tampan sedang memandangnya.
“Kita bertemu lagi, Nona.”Phia mengingat-ngingat pria itu, tak lama dia mengangguk. Pesanan Ziko tiba tidak lama dari pesanan Phia. Mereka menghabiskan makanan dalam diam ditemani hujan yang masih turun dan semakin deras. Selesai makan, Ziko langsung memulai pembicaraan.“Nona, bukankah Anda seorang pelukis?”“Aku hanya hobi melukis.”“Perusahaan SKY GROUPS sedang menjalankan proyek perhotelan yang didirikan di lima belas kota di Indonesia. Mereka sedang mencari pelukis untuk proyek baru mereka.”Tapi bohong! Sebenarnya ide ini baru saja terbesit dalam pikiran Ziko saat melihat Phia. Dia ingin mencari alasan agar Phia tidak lepas lagi pencariannya.“Anda siapa?”“Saya Ziko, saya bekerja di SKY GROUPS.” Ziko mengulurkan tangannya. Untung saja selama ini Ziko juga tidak pernah mempublikasikan dirinya, untuk orang-orang yang tidak tahu tentang dirinya, Ziko justru dikira sebagai asisten Petter.“Ini kartu nama saya, bisa saya minta nomor ponsel Nona?”Phia menerima kartu nama Ziko tanpa memberikan nomor ponselnya.“Aku akan memikirkannya dulu, setelah itu aku akan menghubungi Anda.”Hujan sepertinya belum ada niat untuk reda.“Bagaimana kalau saya mengantar Anda?”Phia mengangguk setelah beberapa saat terdiam.“Apa tidak merepotkan?”“Tidak sama sekali.”Mereka menuju mobil setelah Ziko membayar makanan dan minumannya dan Phia. Phia melihat mobil mewah yang dibawa oleh Ziko.Pasti dia bukan orang sembarangan juga, apalagi dulu dia juga membeli lukisanku dengan harga yang cukup mahal.
“Nona ... ““Panggil saja Phia.”“Panggil juga saya Ziko. Apa kamu tinggal di kota ini?”“Hmmm ... ya, untuk sementara.”“Kamu mau aku antara kemana?”“Rumah.”Ziko mengangguk dengan hati senang, setidaknya dia tahu dimana Phia tinggal. Mungkin rencananya juga akan berubah, dia akan berada di kota ini selama Phia juga ada di kota ini.Tidak sampai sepuluh menit mereka sudah tiba. Sebuah kontrakan sederhana berwarna abu-abu dengan halaman kecil dan pot bunga menjadi tempat tinggal Phia untuk sementara.
Phia turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih tanpa berbasa-basi untuk mengajak Ziko mampir. Phia berlari kecil hingga teras rumah. Setelah memastikan Phia masuk ke dalam rumah, lalu Ziko melanjutkan perjalanannya.Sepertinya Ziko mulai sedikit memahami sifat Phia ... tertutup dan memang tidak mudah didekati. Setidaknya tidak seperti wanita murahan yang selama ini mengejar-ngejarku, pikir Ziko.
☆☆☆“La, aku ditawari melukis untuk proyek perhotelan milik SKY GROUPS.”“Wah ... keren. Itu kan perusahaan asing. Jangan ditolak Phi! Siapa yang menawarkan ke kamu?”“Ziko, dia kerja di SKY GROUPS.”“Bukan penipu, kan?”“Aku yakin dia bukan orang sembarangan.”Phia memikirkan proyek itu. Dia tahu, kalau dia menerima kerja sama ini, maka bayaran yang akan dia dapatkan sangat besar, tapi bukan uang masalahnya, karena dia memang sangat suka melukis. Phia melihat kartu nama itu, lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi Ziko.“Halo?”“Halo, ini Phia.”“Oh, hai Phi. Bagaimana?” tanya Ziko to the point.“Aku ingin membicarakannya dulu denganmu.”“Tentu saja. Kapan kamu ada waktu?”“Kapan saja ada, aku ini kan pengangguran.”“Hahaha ... bisa saja. Kamu pelukis yang hebat, mana mungkin menjadi pengangguran.”“Jadi kapan kita bisa bicara?”“Bagaimana kalau nanti siang? Di restoran D.”“Baiklah.”“Nanti aku jemput.”“Tidak usah, nanti kita bertemu di sana saja.”“Tidak apa, hari aku tidak sibuk.”“Baiklah.”“Nanti aku jemput jam sebelas tiga puluh.”“Oke.”Sambungan dimatikan.Ziko tersenyum, dia harus bisa membujuk Phia untuk menerima kerja sama ini. Dia tidak peduli kalau harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Dia memang pernah ke galery Phia dan melihat lukisan-lukisannya, namun tidak pernah bertemu dengan gadis itu. Kali ini dia tidak ingin kehilangan jejak Phia lagi.
Phia sudah bersiap-siap dengan menggunakan dress putih berlengan pendek dan sepatu flat. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Dia hanya menggunakan pelembab bibir dan bedak bayi.Phia mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Sebelum Ziko mengetuk pintu, Phia sudah tiba lebih dulu di hadapannya. Ziko memandang kagum pada Phia, namun dia mampu menyembunyikan kekagumannya dengan wajah datar namun tetap terlihat tampan. Ziko sendiri memakai kemeja biru tua dengan lengan panjang yang digulung. Dia memang tidak ingin terlihat seperti big boss, karena dia belum ingin Phia tahu siapa dia yang sebenarnya.
Hanya dalam waktu lima belas menit mereka tiba di restoran. Sebelumnya Ziko sudah memesan ruang VIP untuk mereka.“Jadi bagaimana konsepnya?” tanya Phia tanpa basa-basi yang membuat Ziko menatap Phia untuk beberapa saat.“Untuk hotel yang disini, kami ingin lukisan dengan tema rindu.”“Rindu?”“Benar.”“Apa aku harus melukisnya langsung di dinding atau ... ““Semuanya. CEO ingin ruangan pribadinya ada lukisan di dinding secara langsung. Untuk ruangan-ruangan lain termasuk loby bisa di kanvas.”“ ... ““Hanya untuk kamar VVIP saja yang akan memajang lukisanmu. Jadi kamu tidak perlu khawatir kalau lukisanmu diperlakukan secara ‘murah’. Lagi pula orang yang mengerti seni pasti akan paham.”“Berapa banyak kamar VVIP?”Obrolan terus berlanjut hingga mereka selesai makan siang. Phia terus memikirkan lukisan dengan tema rindu.Tiba-tiba saja raut wajahnya berubah saat dia teringat akan Aisar.
Pembohong, gumamnya. Semua itu tidak lepas dari pengamatan Ziko.
“Are you oke?”“ ... ““Phi, are you oke?”“Oh, iya. Aku baik-baik saja.”“Jadi ruangan milik CEO adalah kamar dan ruang kerjanya saat dia berkunjung ke kota ini.” Phia mengangguk mengerti.“Karena hotel ini masih dalam tahap pembangunan, jadi kamu tidak perlu terburu-buru melukisnya, nanti setelah hotel jadi, kamu tinggal melukis untuk dua ruangan milik CEO. Kami akan menyiapkan semua fasilitas yang kamu butuhkan.”Phia masih diam memikirkan semuanya. Awalnya dia memang tidak ingin terlalu lama tinggal di kota ini. Ternyata rencananya berubah.“Jika kamu setuju besok bisa tanda tangan kontrak sekaligus membicarakan berapa banyak kamu ingin dibayar.”☆☆☆Ziko menatap langit yang cerah. Mulai hari ini dia bisa sering melihat Phia. Bukankah jika ingin mendekati seseorang maka dia harus memanfaatkan apapun yang berhubungan dengan orang itu.Maka Ziko akan memanfaatkan lukisan sebagai alasan untuk tetap dekat dengan Phia, karena rasanya mustahil jika menggunakan keluarga, Phia saja tidak dekat dengan keluarganya.
☆☆☆Hari ini Phia akan bertemu dengan Ziko dan Petter di restoran yang sama. Sebelumnya Ziko sudah mengatakan pada Petter bahwa dia tidak boleh bersikap seolah Ziko lah bosnya.Setelah membaca dengan teliti isi kerja sama kedua belah pihak dan masalah pembayaran, akhirnya Phia menandatangani perjanjian itu.
Ziko merasa telah memenangkan tander yang sangat besar, rasanya begitu senang.
6 CARLOS ANDERSONSementara menunggu pembangun hotel yang masih dalam proses pengerjaan, Ziko telah membeli peralatan lukis yang harus dipesan dari luar negeri. Kuas, cat dan kanvas, semuanya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas.Lukisan yang akan diletakkan di lobi nanti berukuran dua kali satu meter, dengan bingkai yang terbuat dari emas murni, kacanya pun terbuat dari kaca khusus. Lila, yang mendengar biaya yang harus dikeluarkan untuk satu lukisan saja, rasanya ingin pingsan.Phia mulai menggerakkan tangannya. Tangannya dengan terampil memegang kuas untuk melukis. Hal pertama yang dia buat adalah daun-daun yang berguguran. Entah akan seperti apa lukisannya nanti, dia juga belum tahu. Menurut Lila, Phia itu memiliki bakat melukis yang sangat luar biasa, karena dia dapat dengan mudah menyampaikan idenya begitu saja tanpa ada perencanaan akan lukisannya. Sedangkan bagi Phia, terlalu berpikir hal apa yang ingin dia lukis bisa menghilangkan
7 ARTHUR JULIOMark, anak buah dari Arthur Julio kini juga berada di Jakarta untuk mencari keberadaan Phia. Arthur Julio, pria berusia tujuh puluh tahun, seorang pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan. Dia penggemar perhiasan, bukan untuk dirinya, tapi untuk dihadiahkan kepada istrinya yang kini berusia enam puluh delapan tahun. Arthur Julio dan Ruby Adrian dikenal sebagai pasangan yang sangat romantis dan harmonis meski kini usia keduanya tak muda lagi.Mereka menikah di usia muda. Saat itu Arthur berusia dua puluh satu tahun menikahi Ruby yang berusia sembilan belas tahun. Satu tahun kemudian mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Erlan Arby Julio.“Bagaimana Sayang, apa kamu sudah menemukan petunjuk tentang keberadaan pelukis itu?” tanya Ruby pada Arthur.“Belum, Honey.”Ruby berdecak kesal.“Jangan khawatir, aku pasti akan segera menemukan pelukis itu. Kamu jangan terlalu banyak pikiran.”“Setel
8 PENCARIAN AISARPhia dan Lila ada di pemakaman kakek Alan. Kuburan itu selalu terawat karena Phia membayar seseorang untuk merawatnya. Setelah berdoa dan menceritakan banyak hal pada kakeknya, Phia dan Lila pulang ke rumah.“Nanti malam kita akan dijemput oleh Ziko,” beritahu Phia pada Lila.“Dia di Jakarta juga?”“Iya, katanya nanti sore dia ada meeting mendadak. Setelah itu kita sama-sama ke Banjarmasin.”“Ngomong-ngomong, gimana Phi, kamu mau enggak, ikut pameran itu?”Phia tidak langsung menjawabnya. Yang ada dalam pikirannya dia sudah tahu lukisan apa yang akan dia ikut sertakan dalam pameran itu meskipun lukisan itu belum dia buat dan ada keraguan dalam dirinya.“Phi?”“Hmmm?”“Gimana, ikut ya?”“Aku pikir-pikir dulu deh.”“Jangan kel
9 RENCANA ELPHIA AYURA Malam kian pekat, udara semakin dingin karena hujan yang tak juga berhenti sejak sore tadi. Meskipun begitu, Phia masih saja asyik dengan alat lukisnya. Bukan, dia bukan melukis untuk hotel milik Ziko. Melainkan melukis untuk diikut sertakan dalam pameran lukisan di Paris. Pikirannya terus tertuju pada pameran itu. Bahkan, dia tidak hanya melukis satu lukisan saja, melainkan lima lukisan. Pertengahan tahun depan dia berencana untuk membuka pameran lukisan miliknya sendiri yang dia rencanakan akan diadakan di Sidney. Kalau sudah begini, dia bisa lupa akan hal lain. Jiwanya seperti terserap dalam lukisan-lukisan itu.Sudah satu bulan ini Phia tidak keluar dari apartemennya. Bahkan untuk makan saja dia harus diingatkan oleh Lila. Dia mengerjakan lukisan pribadinya dengan lukisan untuk hotel Ziko secara bergantian, membuat lingkaran hitam di matanya terlihat jelas. “Istirahat dulu dong, Phi.” “Aku tidak bisa t
10 SECRETHari pertama pameranSECRET ...Judul sebuah lukisan yang objeknya sebuah bros yang dipenuhi dengan berlian dan permata. Lagi-lagi, lukisan Ayura menjadi perhatian utama. Itu bukan hanya sekedar lukisan. Bros itu memang ada, hanya saja dinyatakan menghilang karena suatu kejadian yang beritanya masih simpang siur hingga saat ini.Di hari pertama ini, orang-orang dihebohkan dengan kedatangan Carlos Anderson dan Arthur Julio bersama istrinya, Ruby Adrian.Mereka melebarkan matanya, terpana dengan lukisan tersebut lalu saling memandang tanpa mengucapkan apa-apa.Hubungan keluarga Anderson dengan keluarga Julio memang tidak baik. Lebih tepatnya Ruby Adrian yang sangat membenci Carlos Anderson. Carlos Anderson menatap Ruby Adrian dengan tatapan yang mengandung banyak makna. Tatapan tersebut tidak luput dari perhatian Arthur, yang menghela nafas berat.Ruby Anderson terhuyung melihat lukisan itu, untun
11 RINDU[Bagaimana pamerannya?]“Dia menghubungiku ... dia menghubungiku!” teriak Lila mengagetkan Ziko dan Petter.Kedua pria itu langsung mendekati Lila, sedangkan Lika langsung membalas pesan dari Phia dengan tergesa-gesa. Tangannya berkeringat dan jantungnya berdebar kencang, ingin segera tahu kabar tentang sahabatnya yang menghilang itu.[Phiaaa ... bagai mana keadaan kamu? Apa kamu baik-baik saja? Di mana kamu sekarang?]Pertanyaan bertubi-tubi Lila berikan kepada Phia.[Banyak banget nanyanya. Tentu saja aku baik. Aku lagi di Jakarta. Oya aku lupa bilang kalau aku pulang sejak hari pertama pameran.][Apa!]Lila membelalakkan matanya, tidak yakin dengan apa yang dia baca.[Kenapa?][Kamu membuat kami khawatir. Tuan Ziko menyuruh orang untuk mencarimu di Indonesia bahkan di negara-negara lain.][Oh.][Kenapa kamu hanya bilang &lsqu
12 MISTERY OF JOURNEYSebuah undangan yang elegan kini ada di tangan Arthur Julio dan keluarganya, Carlos Anderson dan keluarganya, Aisar, juga orang-orang yang selama ini tertarik dengan sosok Ayura.Tentu saja mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, berharap akan bertemu dengan Ayura. Apalagi pameran ini hanya diselenggarakan selama satu hari saja. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya suasana pameran nanti.Meskipun mereka tidak mengenal sosok Ayura secara langsung, tapi keindahan lukisannya mengingatkan para penggemar lukisan akan sosok Tiara, seorang pelukis yang sangat terkenal pada masanya.Parasnya sangat cantik, dengan lekuk tubuh yang memukau. Dua wanita cantik pada masanya yang menjadi incaran banyak pria, Tiara dan Ruby. Di usia yang sudah tua ini pun, Ruby masih terlihat cantik.Tiara adalah seorang pelukis, sedangkan Ruby seorang perancang busana. Mereka sosok yang digilai banyak pria dari berbagai kalan
13 GOLD HAND PAINTERSetelah semua lukisan dibuka, yang menghasilkan bukan hanya decak kagum, tapi juga rasa penasaran, kewaspadaan, kecurigaan, kecemasan dan ketakutan dari beberapa pihak.Para tamu mendesah kecewa karena ketiadaan Ayura dalam pameran ini dan hanya diwakilkan oleh orang kepercayaannya saja.Aisar menghela nafas, lagi-lagi dia harus menelan kekecewaan yang sangat besar. Dia pikir hari ini dia akan bertemu kembali dengan Phia, ternyata tidak.Para tamu, terutama pengamat lukisan, kini mendekati lukisan-lukisan itu untuk bisa melihat lukisan Ayura secara cermat, bahkan ada yang menggunakan kaca pembesar.“Lukisan ini asli.”“Tentu saja lukisan ini asli.”Bukan hanya lukisannya, bahkan bingkainya pun tidak main-main. Ada yang terbuat dari emas dan perak dengan ukiran yang rumit. Mereka tidak diperkenankan menyentuh lukisan-lukisan itu.“Semuan