Share

Lamaran dan air mata

🍁🍁🍁

Aisha, ia memilih untuk melaksanakan shalat maghrib secara munfarid. Meskipun, kehadirannya di lingkungan pondok pesantren sudah diketahui para santri. Tapi, rasanya ia sangat malu jika berpapasan dengan mereka. Banyak para santriah yang meminta izin untuk bertemu dengannya, pun selalu diminta uminya untuk menolak. Dengan alasan, masih ingin merehatkan tubuhnya dan membutuhkan ketenangan.

Saat Aisha telah selesai membaca mashaf, netra matanya dikejutkan dengan bayangan yang kembali melintas dari balik jendela.

"Mas Arash?" tanya Aisha. Ia segera mencium mushaf dan meletakkannya di atas meja.

"Mas Arash? Datang lagi?"

"Aisha, maafkan aku. Aku sengaja datang lagi ke tempat ini untuk melihatmu sebentar saja, sebelum kau resmi menerima lamaran Gus Faruq," ucap Arash dari bawah jendela. Ia sedikit menjinjit dan berpegangan pada kusen jendela.

"Mas, aku tak...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status