Beranda / Romansa / PRAMESWARI / Kembalinya Sang Bidadari

Share

Kembalinya Sang Bidadari

Penulis: Humairah Samudera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Prameswari masih membisu ketika mereka sampai di pondok pesantren. Tak seserpih kata pun tergetar dari bibirnya. Pandagan lurus ke depan, mendekap bantal kotak bermotif polkadot, bibir terlihat seperti sesuatu yang terekat kuat-kuat. Seperti itu keadaannya semenjak berangkat dari Yogyakarta, membuat Abang dan Teh Hasna semakin yakin kalau selama Prameswari mengalami gangguan. Jadi, mereka sudah sepakat untuk berbagi tugas sekarang. Teh Hasna akan turun terlebih dahulu, memanggil Abah dan Ummi. Sementara Abang  akan tetap tinggal di mobil, menjaga Prameswari. Abang juga sudah berpesan pada Teh Hasna, supaya menyampaikan kabar kepulangan Prameswari pada bagian keamanan pesantren. Mencegah lebih baik dari pada mengobati, bukan? 

"Neng, Teh Hasna turun dulu ya?" ujarnya pada Prameswari dengan nada tenang sekaligus gembira, "Kasihan Dedek kalau kelamaan di sini, nanti masuk angin. Udaran

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PRAMESWARI    Penantian dan Perjuangan

    Giga sakit, demam tinggi sejak semalam. Syukurnya Mama sudah datang sesuai dengan yang direncanakan bersama dulu. Sekitar tiga hari sebelum HPL harus sudah sampai di Yogyakarta. Kalau tidak, pasti Peony kuwalahan. Masalahnya, kontraksi palsu sudah sering melanda. Datang dan pergi sesuka hati. Membuat Peony kadang-kadang meringis menahan sakit, merintih atau malah menangis karena kesakitan. Hehe. Walaupun mahir, tidak mungkin kan menyetir mobil untuk membawa Giga periksa ke dokter? Oke, kalau bersama Mama harus menyewa taxi tapi kan, jadi lebih tenang semuanya? Peony pun bisa ikut, sekalian periksa ke dokter kandungan."Gimana Ma, kata dokter Mas Giga sakit apa?" tanya Peony penuh kekhawatiran, "Duh, harus opname atau rawat jalan saja, Mama?"Tentu saja Mama bisa mengerti kekhawatiran Peony. Jadi, inilah yang diterangkan padanya

  • PRAMESWARI    Permintaan Terakhir Prameswari

    Pertanyaan Abah secara spontan merasuki benak Prameswari yang semakin berkabut tebal. Siapakah yang telah menemukan, menjaga dan melindunginya selama di Yogyakarta? Untuk beberapa saat lamanya, gadis ayu alami itu terlilit konflik besar. Haruskah dia menjawab dengan jujur? Bukan, bukan berarti Prameswari ingin berbohong lagi pada Abah, Ummi ataupun Abang dan Teh Hasna. Tapi tentu saja tak menginginkan rahasianya tentang Giga terungkap begitu saja.Baginya, lebih baik ikatan cintanya bersama Giga terberai begitu saja dari pada keluarganya tahu yang sebenarnya. Tidak, tidak. Prameswari tak mau semua orang jadi salah paham. Terlebih pada kenyataannya Giga tak lagi sendiri, sudah berkeluarga dan mungkin sekarang bayi kembar mereka sudah terlahir ke dunia. Mustahil, dia mengambil posisi di antara Giga dan Peony lagi. Kecuali dia tak pernah pergi meninggalkan Giga seperti ini.&

  • PRAMESWARI    Konflik Melanda Giga

    Konflik yang melanda Giga jauh lebih besar dari pada yang dialami Prameswari. Meskipun sudah berjuang setengah mati untuk melupakan dan menghapus jejak Prameswari dari hatinya tapi hasilnya nol besar. Nihil. Semakin hari semakin bertumbuh subur lah perasaan cinta padanya. Semakin jelas dan tegas bayang-bayang gadis ayu alami itu menggelayuti benak. Seolah nyata adanya di sisi, tak pernah lekang meskipun oleh kantuk berat yang menyergap atau mimpi-mimpi yang mewarnai tidurnya. Prameswari Shalihatun Nisa, justeru semakin kental mengaliri darah dalam tubuhnya."Dek Mytha!" gumamnya lirih memanggil, "Kamu lagi apa, Dek?"Giga terus memandangi sebingkai foto Prameswari yang tersimpan rapi di MY LOVE, folder tersembunyi dalam galeri ponselnya, "Mas rindu sama kamu, Dek. Kapan kamu kembali ke Jogja? Maafkan Mas ya, Dek? Nggak bi

  • PRAMESWARI    Obsesi Cinta Anak Manusia

    Sebisa mungkin Giga mengatur diri, jangan sampai memperkeruh keadaan. Selembut mungkin menarik napas panjang, membalikkan badan ke arah Peony yang menatap dengan setajam sembilu. Mustahil baginya untuk mengelak apalagi berlari. Bisa-bisa semua rencana yang telah tersusun secara matang hancur berantakan. Berkeping-keping atau bahkan terserpih dan musnah. Tentu saja, Giga tak menginginkan semua itu terjadi. Lebih baik kehilangan nyawa dari pada harus menderita lantaran kehilangan Prameswari."Aneh?" tanya Giga pada akhirnya dengan memasang mimik wajah tak bersalah, "Apa yang aneh? Aku biasa-biasa saja kok, Dek."Sampai di sini tatapan Peony masih sama dengan yang tadi, setajam sembilu. Menyorot penuh seolah-olah ingin menyelam dan bersemayam di dasar bola mata. Tapi Giga berusaha untuk mengabaikan semua itu dan

  • PRAMESWARI    Cinta Yang Semakin Menggila

    Sebaik apapun Yuka kepadanya, Prameswari masih enggan untuk bertemu. Jangankan berbincang-bincang seperti dulu, untuk sekedar bertahap muka pun dia belum memiliki nyali yang cukup. Malu, takut dan yang jelas kehabisan rasa percaya diri. Bukan apa-apa. Prameswari kenal betul bagaimana sahabat dekatnya itu. Dia pasti menyerbu dengan seribu atau bahkan sejuta pertanyaan, tentang kepergiannya dulu. Tentang bagaimana Prameswari berpetualang selama berada di Yogyakarta … Sudah barang tentu Yuka akan terus bertanya mengenai penolakan perjodohannya dengan Ustadz Lapuk. Itu, atau justeru akan mengolok-olok kenapa dia tak menikah saja dengan Ustadz Lapuk, sosok yang tak perlu dipertanyakan lagi kebaikannya. Sungguh, selain sahabat yang baik dan setia, Yuka juga memiliki keusilan tingkat langit yang tak terbantahkan."Kamu kenapa Neng, nggak mau ketemu sama Yuka?" hati-hati, Ummi bertanya,

  • PRAMESWARI    Cerita Baru dari Abah

    Sebisa mungkin Ummi menenangkan Prameswari yang terlihat sudah semakin kehilangan kesabaran. Dalam benaknya hanya ada dua hal sekarang, membicarakan masalah ini dengan Abah walaupun riskan atau membiarkan Prameswari patah hati selama-lamanya. Karena Ummi tahu persis, bagaimana Abah ketika sudah mengambil sebuah keputusan. Takkan mudah untuk digoyahkan. Sedangkan semalam, Abah sudah mengatakan padanya kalau mustahil baginya meminang Giga untuk Prameswari.Duh, hati Ummi sudah seperti karang es di tengah lautan sekarang. Satu suami dan satu lagi anak. Anak perempuan semata wayang. Kebingungan semakin mengaduk-aduk segenap perasaan dan pemikirannya, menciptakan sebentuk rasa takut. Apakah yang Ummi takutkan sekarang? Kehilangan Prameswari lagi, untuk yang ke dua kalinya. Tentu saja dia tak menginginkan hal itu terjadi. Baginya, kehilangan Prameswari seperti dulu adalah hal yang paling gela

  • PRAMESWARI    Pemberontakan Prameswari

    AISYAH semakin gempar!Kalau tadi pagi Prameswari sudah membuat heboh lantaran membanting cangkir ke dinding kamar hingga hancur berkeping-keping, sore ini tahu-tahu sudah duduk memeluk lutut di atas atap pendopo santri. Pandangannya semakin terlihat hampa, menebalkan kesan frustrasi berat dalam dirinya. Kontan, antara takut dan bingung, Amma segera menghubungi Abah. Mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi pada Prameswari. Mulai dari aksi mengurung diri di kamar, sampai detik ini. Menangis meraung-raung di atas atap pendopo santri.Sudah barang tentu Abah mengelus dada dengan tingkah polah Sang Puteri semata wayang. Geram juga rasanya, kenapa tak kunjung menyadari kalau selama ini Abah hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya. Terbaik dunia dan akhirat, malah. Itulah mengapa dulu, sempat berniat menjodohkannya de

  • PRAMESWARI    Babak Baru Kehidupan

    Linglung, antara percaya atau tidak dengan yang didengarnya Prameswari berlari secepat kilat ke sisi atap sebelah kiri. Nyaris saja jatuh terjungkal. Beruntung pula, tak ada satu pun genting yang pecah. Jika iya, bisa-bisa terjatuh ke lantai pendopo. Mungkin itulah yang dinamakan dengan takdir baik karena Baba yang sedari tadi standby dengan sigap merengkuh tubuhnya ke dalam pelukan. Mengikat kuat-kuat dengan tali tambang dan menurunkannya. Semua yang standby di bawah berseru penuh syukur dan rasa haru, akhirnya Prameswari berhasil diselamatkan. Walaupun dalam keadaan tak sadarkan diri, tentu saja.Berita meninggalnya Ummi menjadi sebuah guncangan yang begitu besar bagi Prameswari. Bagaimana tidak? Tiga hari y

Bab terbaru

  • PRAMESWARI    Demi Allah, Cinta dan si Buah Hati

    "Neng Wari, sekarang kamu sudah sah menjadi istri Ustadz Rayyan." Abah memegangi kedua pundak Prameswari. "Abah bermaksiat kepadamu, jadilah istri yang shalihah ya, Neng Wari? Taatilah suamimu, jangan kecewakan hatinya. Semoga Allah menjadikan kalian keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah dan barakah."Tak urung jua, air mata Abah merembes hangat. Menetes-netes deras, selayaknya gerimis sehingga Prameswari tersentuh keharuan yang begitu mendalam. Tak terasa, tangisnya pun merebak. Membuncah tumpah ruah dalam pelukan kasih sayang Abah."Neng Wari, sudah Neng." ucap Abah lirih, sembari melepaskan pelukannya, "Abah yakin, ini yang terbaik dari Allah untuk kamu. Insya Allah Ustadz Rayyan hamba yang shalih dan amanah, Neng. Kamu tak perlu khawatir. Ada Allah yang akan selalu menjaga dan melindungi kamu. Ingat ya Neng, kalau kamu

  • PRAMESWARI    Ustadz Lapuk is Back

    "Wa Wari!" Audry memanggil dengan suara parau, "Tunggu, Wari?"Prameswari menghentikan langkah, memutar setengah badan menghadap Audry. "Ya, Audry?"Prameswari berusaha menggambar senyum untuk sahabat baik sekaligus Ummi barunya itu, menghalau rasa sesak yang memaksa masuk ke dalam rongga dada. Ini bukan kesalahan Audry, bukan. Siapa yang punya kuasa untuk mengusik kehendak Allah? Berat seperti apa pun, Prameswari mengharuskan diri untuk bisa menerima Audry sebagai umminya. Toh, selama ini mereka sudah bersahabat baik, bukan? Tak ada hal yang perlu disangsikan lagi. Satu lagi, Ummi sudah tenang dan bahagia di alam sana. Tak ada kaitan apa-apa lagi dengan kehidupan dunia."Wa Wari sudah makan?" tanya Audry penuh perhatian, "Maaf ya, tadi aku eh Ummi diajak Abah ke

  • PRAMESWARI    Ummi Baru Untuk Prameswari

    "Syukurlah, suhu tubuh kamu sudah mulai normal, Yuka!" Prameswari memberi tahu sahabat dekatnya itu sembari menggambar senyum simpul gembira, "Kami khawatir banget tahu, semalam?" sebagai pemanis rasa syukur, Prameswari mencubit kecil pinggang Yuka. Gadis berdarah Jepang - Indonesia itu pun meringis kesakitan, namun tawa lirihnya terdengar melegakan."Duh, makasih ya Wari?" ungkap Yuka dengan mata berkaca-kaca merah, "Audry juga. Eh ke mana dia, Wari? Oooh, ehem ehem baru siap-siap ya? Nanti malam kan, ada yang mau datang. Hihihi … Wari, kita harus cepet-cepet nyari kado spesial nih, buat si Calon Pengantin?"Audry pura-pura marah dan menjerit menja dari balik gorden pembatas kamar, "Iiihhh, Yuka!"Bukan Yuka namanya kalau tidak malah tertawa cekikik

  • PRAMESWARI    Memaafkan Karena Allah

    "Ning Wari?" tak ada lagi keberanian yang tersisa dalam diri Evan, meskipun hanya untuk sekadar mengangkat wajah. Hanya bisa menunduk malu oleh karena perbuatan jahatnya pada Prameswari dulu.Sebenarnya Prameswari sempat ragu untuk menyapa Evan, tetapi akhirnya terucap juga dari mulutnya yang kering dan pahit. "Evan!"Resmilah sudah, itu adalah sapaan pertama Prameswari untuk Meyka palsu setelah pertemuan singkat mereka di Al-Hidayah beberapa bulan yang lalu. Pertemuan singkat yang mampu mengungkap segala tindak kejahatan Evan. Lebih tepatnya setelah Abang menjebloskannya ke dalam penjara."Apa kabar kamu, Evan?" Prameswari bertanya sambil menarik pandangan turun ke lantai ruang pengunjung nara pidana. Tercekat lagi kerongkongannya sehingga hanya itu yang m

  • PRAMESWARI    Jodoh Yang Mendekat

    Dari tempatnya berdiri, tak jauh dari rak buku di belakang Prameswari, Ustadz Rayyan menatap malu-malu. Dia hanya mengambil hak pandangan pertamanya, lalu menunduk lagi setelah itu. Membaca baris-baris kalimat yang tertulis dengan apik dan rapi di buku motivasi yang ingin dibelinya nanti.Tak pernah menyangka sebelumnya, kalau di sore yang gerimis ini, akan bertemu dengan Prameswari, sungguh. Jangankan berharap, sedangkan untuk sedikit memikirkan pun Ustadz Rayyan tak memiliki cukup keberanian. Sampai detik ini, semenjak tragedi perjodohan yang ditawarkan Abah dulu, sebisa mungkin dia melupakannya.Pasrah. Menyerahkan urusan itu pada Allah. Terlebih setelah menyadari kalau Prameswari mengalami sesuatu yang bernama amnesia atau hilang ingatan. Dia selalu berjuang untuk mengutuhkan tawakal dalam dada. Percaya sepenuhnya, kalaulah

  • PRAMESWARI    Kecewa dan Terluka Lagi

    "Wari!" Yuka memanggil dari balik gorden yang membatasi kamar mereka, "Kamu sudah tidur belum, Wari?"Sebenarnya Wari sudah mengantuk tapi karena Yuka memanggil, dia kembali duduk di tepi tempat tidur. Memandang ke arah tempat tidur Yuka sambil memeluk selimut yang masih terlihat rapi."Ada apa, Yuka?" Prameswari bertanya dengan memelankan suara, takut mengganggu Audry. Di antara mereka bertiga, Audry-lah yang memiliki jam tidur paling awal."Aku boleh ke kamarmu, sebentar?" Yuka balik bertanya membuat Prameswari tersenyum geli."Boleh," sahut Prameswari dengan dahi berkerut. Selama mereka menuntut ilmu di AISYAH baru kali ini Yuka seperti ini. Biasanya, menunggu pagi dulu baru menemui Prameswari. Kecual

  • PRAMESWARI    Menjaga Amanah Mbak Honey

    "Mytha," Mbak Honey memanggil lembut dan manja, "Kamu tahu nggak kenapa Mbak nakal?" kali ini Mbak Honey mengalihkan seluruh pandangan dan konsentrasi pada Prameswari yang tak dapat menutupi rasa terkejutnya. Dalam hati ia membatin, 'Kenapa tiba-tiba Mbak Honey bertanya seperti itu, ada apa?'Prameswari menggeleng-gelengkan kepala. "Nggak Mbak, Mytha nggak tahu. Enggg tapi menurut Mytha, Mbak Honey nggak nakal, kok. Mbak Honey baik, kok. Baik banget malah."Penuh sayang, Mbak Honey mencuil pipi Prameswari. "Hehehehe … Bisa aja nih, adek Mbak yang cantik kayak embun pagi?"Karena Mbak Honey mengembalikan pandangan ke kaca jendela, Prameswari pun melakukan hal yang sama. Menembus kaca jendela dengan kata bulat besar dan beningnya yang mulai terasa hangat. Terharu sekali

  • PRAMESWARI    Kesempatan Emas Untuk Prameswari

    Prameswari masih terlihat lemas di tempat tidur tapi tetap saja menggambar senyum tipis yang manis begitu tahu kalau Yuka datang menjenguknya. "Yuka … Kangen banget, tahu?"Tanpa basa basi dalam bentuk apa pun lagi, Yuka mendekati tempat tidur Prameswari. Menarik kursi tunggu dan menghempaskan tubuh langsingnya seolah-olah itu kasur empuk. Tak dirasakan lagi, bagaimana tulang ekornya terasa berdenyut saat itu terpenting bisa segera memeluk sahabat dekatnya. Ya, walaupun belum berani memeluk erat-erat seperti biasa, sih. Karena kan, luka bekas operasi di perut Prameswari masih belum sembuh. Masih belum dilepas pun perbannya. Alhasil, hanya pelukan pelepas rindu sajalah yang tercipta. Itu pun sudah sangat pantas untuk disyukuri. Sebab bagaimanapun Allah masih memberikan keselamatan pada Prameswari. Jika tidak?"Maaf,

  • PRAMESWARI    Wanita Ke Dua

    To: Prameswari Shalihatun NisaAssalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhIzinkan saya, Hayyina Khansa memilih engkau untuk menjadi pendamping hidup suami saya, Eiden Malik. Jika engkau bersedia menerima apa yang menjadi maksud dan tujuan saya ini, tolong segera memberi kabar di nomor chat room ini: 082 … 272 atas nama Hayyina Khansa.Demikian surat ini saya tulis karena Allah Ta'ala. Semoga Allah memudahkan dan memberkahi setiap urusan kita. Aamiin Yaa Allah.Assalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhFrom: Hayyina KhansaLagi dan lagi, Prameswari membaca surat dari Mbak Hayyina. Surat pina

DMCA.com Protection Status