Beranda / Romansa / PRAMESWARI / Cerita Baru dari Abah

Share

Cerita Baru dari Abah

Penulis: Humairah Samudera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebisa mungkin Ummi menenangkan Prameswari yang terlihat sudah semakin kehilangan kesabaran. Dalam benaknya hanya ada dua hal sekarang, membicarakan masalah ini dengan Abah walaupun riskan atau membiarkan Prameswari patah hati selama-lamanya. Karena Ummi tahu persis, bagaimana Abah ketika sudah mengambil sebuah keputusan. Takkan mudah untuk digoyahkan. Sedangkan semalam, Abah sudah mengatakan padanya kalau mustahil baginya meminang Giga untuk Prameswari. 

Duh, hati Ummi sudah seperti karang es di tengah lautan sekarang. Satu suami dan satu lagi anak. Anak perempuan semata wayang. Kebingungan semakin mengaduk-aduk segenap perasaan dan pemikirannya, menciptakan sebentuk rasa takut. Apakah yang Ummi takutkan sekarang? Kehilangan Prameswari lagi, untuk yang ke dua kalinya. Tentu saja dia tak menginginkan hal itu terjadi. Baginya, kehilangan Prameswari seperti dulu adalah hal yang paling gela

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PRAMESWARI    Pemberontakan Prameswari

    AISYAH semakin gempar!Kalau tadi pagi Prameswari sudah membuat heboh lantaran membanting cangkir ke dinding kamar hingga hancur berkeping-keping, sore ini tahu-tahu sudah duduk memeluk lutut di atas atap pendopo santri. Pandangannya semakin terlihat hampa, menebalkan kesan frustrasi berat dalam dirinya. Kontan, antara takut dan bingung, Amma segera menghubungi Abah. Mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi pada Prameswari. Mulai dari aksi mengurung diri di kamar, sampai detik ini. Menangis meraung-raung di atas atap pendopo santri.Sudah barang tentu Abah mengelus dada dengan tingkah polah Sang Puteri semata wayang. Geram juga rasanya, kenapa tak kunjung menyadari kalau selama ini Abah hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya. Terbaik dunia dan akhirat, malah. Itulah mengapa dulu, sempat berniat menjodohkannya de

  • PRAMESWARI    Babak Baru Kehidupan

    Linglung, antara percaya atau tidak dengan yang didengarnya Prameswari berlari secepat kilat ke sisi atap sebelah kiri. Nyaris saja jatuh terjungkal. Beruntung pula, tak ada satu pun genting yang pecah. Jika iya, bisa-bisa terjatuh ke lantai pendopo. Mungkin itulah yang dinamakan dengan takdir baik karena Baba yang sedari tadi standby dengan sigap merengkuh tubuhnya ke dalam pelukan. Mengikat kuat-kuat dengan tali tambang dan menurunkannya. Semua yang standby di bawah berseru penuh syukur dan rasa haru, akhirnya Prameswari berhasil diselamatkan. Walaupun dalam keadaan tak sadarkan diri, tentu saja.Berita meninggalnya Ummi menjadi sebuah guncangan yang begitu besar bagi Prameswari. Bagaimana tidak? Tiga hari y

  • PRAMESWARI    Rasa Cinta vs Jodoh

    Abah memandang Prameswari penuh dengan haru, "Kamu yakin dengan keputusan kamu, Neng?"Prameswari mengangguk kecil tapi tanpa sebersit keraguan mencampuri, membuat Abah tersenyum simpul. Kaca-kaca bening yang sedari tadi mengenangi bola matanya, perlahan-lahan merembes dan menetes. Tanpa menunggu detik-detik melaju melintasi mereka, Abah merengkuhnya ke dalam pelukan. Erat, lembut dan hangat. Jadilah akhirnya dua orang ayah dan anak itu menumpahkan perasaan masing-masing. Saling menguatkan."Neng … Neng Wari," panggil Abah setelah pelukan mereka terlepas secara alami, "Abah bahagia, Neng."Sederet kata yang diucapkan Abah dengan penuh kejujuran dan ketulusan itu membakar semangat Prameswari hingga matang. Teguh sudah pendiriannya kini, tak mungkin go

  • PRAMESWARI    Konflik Yang Sesungguhnya

    Lagi, Prameswari bertanya pada Teh Hasna dengan penuh rasa ingin tahu, "Teh, Wari boleh tanya lagi nggak?""Boleh." tukas Teh Hasna dengan semangat yang tak kalah membara, "Neng Wari mau tanya apa?"Prameswari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Enggg, sebelum nikah sama Abang, Teteh sudah cinta sama Abang apa belum?"Teh Hasna terdiam untuk beberapa saat lamanya demi mendapatkan hantaman yang cukup keras dalam pertanyaan Prameswari. Bagaimana tidak? Sejatinya Teh Hasna hanya berusaha untuk menjalani takdir dengan sebaik-baiknya. Tanpa sepengetahuannya Abi sudah menerima lamaran Abang, padahal sebenarnya dia sedang menunggu Kang Sunan pulang dari menuntut ilmu di Kairo. Apa hendak dikata? Semua sudah terlanjur terjadi. Dia hanya bisa pasrah, ketika Abi mengajaknya ke ruan

  • PRAMESWARI    Dipinang Cinta

    "Dek Mytha … Ini nggak seperti yang Dek Mytha pikirkan." sedikit gugup Giga memulai penjelasannya, "Maksud kedatangan Mas ke sini adalah un---"Peony yang baru saja datang menyusul berseru dari belakang Giga, "Dek Mytha mau kan menikah sama Mas Giga?"Siiirrr dug, dug, duuuggg!Bumi terasa bergelombang besar bagi Prameswari, mendengar pertanyaan dari Peony. Menghujam hati terdalamnya yang tiba-tiba berdarah. 'Apa, menikah sama Mas Giga? Wah, Mbak Peony pasti sudah gila! Apa dia lupa, baru saja mencaci maki aku di chat room? Kalau kayak gini, siapa yang munafik sebenarnya? Dia atau aku?'Gemetar, dengan harapan yang kian tinggi menjulang, Peony mendekati Prameswari, "Mau kan Dek Mytha, menjadi pend

  • PRAMESWARI    Ungkapan Kejujuran

    "Hampir tengah malam, datanglah Mbak Honey menolong Wari. Dia baru pulang dari kafenya, Wari diajak pulang ke rumah kontrakan." sambil berusaha untuk menenangkan diri, Prameswari melanjutkan ceritanya, "Wari merasa sangat bersyukur dan beruntung karena Mbak Honey orangnya baik. Sangat baik. Hanya saja …!""Apa, Neng?" Abah bertanya dengan mimik wajah sedih sekaligus prihatin, "Hanya saja apa, Neng?"Sejenak, Prameswari menimbang-nimbang. Haruskah dia menceritakan semuanya tentang Mbak Honey? Maksudnya tentang Mbak Honey yang melarangnya memakai jilbab. Bukankah itu aib yang seharusnya dia jaga? Terutama, tentang Mbak Honey yang memaksanya menjadi Ladies Companion di kafenya. Bukankah itu hal yang wajar, karena Mbak Honey sudah menolong dan menyelamatkannya? Kalaupun tidak bisa disebut sebagai balas budi, setidaknya bisa

  • PRAMESWARI    Sahabat Till Jannah

    Setelah pembicaraan super serius yang melelahkan seluruh saraf otaknya itu, Prameswari berbaring lemas di tempat tidur. Pandangannya lurus ke arah kalender biru laut yang terletak di meja belajar. Hari ini, usianya telah genap menjadi sembilan belas tahun. Tak pernah dia sangka sebelumnya, di usia yang masih tergolong belia ini dia sudah harus mengalami hal-hal traumatis seperti ini. Belum lagu, kehilangan Ummi. Sungguh itu adalah hal yang paling berat dalam hidupnya. Patah hati terdahsyat.Terlebih, saat itu terjadi Prameswari masih dalam keadaan gila. Menggilai Giga hanya demi membalas dendam pada Peony. Padahal, Peony bersikap seperti itu karena siapa? Dirinya sendiri, bukan? Misalnya Prameswari tidak mengusik ketenteraman rumah tangga mereka, tidak mungkin kan, Peony sampai menghujat? Tapi itulah mungkin kehendak Allah. Lantaran dia ikut pulang ke rumah mereka lah, akhirnya dia bisa

  • PRAMESWARI    Terungkapnya Kejahatan Meyka

    "Evan!" seru Yuka setengah menjerit, "Coba, lihat ponsel kamu!"Tanpa menunggu reaksi apa pun dari Evan, Yuka merangsek ke depan, merebut ponsel dari tangannya. "Kok, bisa kebetulan gini, sih? Atau jangan-jangan …?"Mati kutu. Itu yang dirasakan Evan sekarang. Sungguh, ini bukan hal yang diharapkannya sekarang. Memang, pernah dulu dia menguatkan tekad untuk berterus terang mengakui segala kejahatannya. Dulu, jauh sebelum Prameswari ditemukan. Tetapi nyalinya langsung mengkerut, menyusut dengan sempurna, begitu berhadapan dengan Abah. Konyol rasanya, seperti seekor kucing yang menyerahkan ikan bakar hasil curiannya. Apalagi waktu itu Abah sedang terbaring sakit."Evan, ternyata kamu ya yang sudah menipu Wari?" tuding Yuka dengan kemarahan membara di w

Bab terbaru

  • PRAMESWARI    Demi Allah, Cinta dan si Buah Hati

    "Neng Wari, sekarang kamu sudah sah menjadi istri Ustadz Rayyan." Abah memegangi kedua pundak Prameswari. "Abah bermaksiat kepadamu, jadilah istri yang shalihah ya, Neng Wari? Taatilah suamimu, jangan kecewakan hatinya. Semoga Allah menjadikan kalian keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah dan barakah."Tak urung jua, air mata Abah merembes hangat. Menetes-netes deras, selayaknya gerimis sehingga Prameswari tersentuh keharuan yang begitu mendalam. Tak terasa, tangisnya pun merebak. Membuncah tumpah ruah dalam pelukan kasih sayang Abah."Neng Wari, sudah Neng." ucap Abah lirih, sembari melepaskan pelukannya, "Abah yakin, ini yang terbaik dari Allah untuk kamu. Insya Allah Ustadz Rayyan hamba yang shalih dan amanah, Neng. Kamu tak perlu khawatir. Ada Allah yang akan selalu menjaga dan melindungi kamu. Ingat ya Neng, kalau kamu

  • PRAMESWARI    Ustadz Lapuk is Back

    "Wa Wari!" Audry memanggil dengan suara parau, "Tunggu, Wari?"Prameswari menghentikan langkah, memutar setengah badan menghadap Audry. "Ya, Audry?"Prameswari berusaha menggambar senyum untuk sahabat baik sekaligus Ummi barunya itu, menghalau rasa sesak yang memaksa masuk ke dalam rongga dada. Ini bukan kesalahan Audry, bukan. Siapa yang punya kuasa untuk mengusik kehendak Allah? Berat seperti apa pun, Prameswari mengharuskan diri untuk bisa menerima Audry sebagai umminya. Toh, selama ini mereka sudah bersahabat baik, bukan? Tak ada hal yang perlu disangsikan lagi. Satu lagi, Ummi sudah tenang dan bahagia di alam sana. Tak ada kaitan apa-apa lagi dengan kehidupan dunia."Wa Wari sudah makan?" tanya Audry penuh perhatian, "Maaf ya, tadi aku eh Ummi diajak Abah ke

  • PRAMESWARI    Ummi Baru Untuk Prameswari

    "Syukurlah, suhu tubuh kamu sudah mulai normal, Yuka!" Prameswari memberi tahu sahabat dekatnya itu sembari menggambar senyum simpul gembira, "Kami khawatir banget tahu, semalam?" sebagai pemanis rasa syukur, Prameswari mencubit kecil pinggang Yuka. Gadis berdarah Jepang - Indonesia itu pun meringis kesakitan, namun tawa lirihnya terdengar melegakan."Duh, makasih ya Wari?" ungkap Yuka dengan mata berkaca-kaca merah, "Audry juga. Eh ke mana dia, Wari? Oooh, ehem ehem baru siap-siap ya? Nanti malam kan, ada yang mau datang. Hihihi … Wari, kita harus cepet-cepet nyari kado spesial nih, buat si Calon Pengantin?"Audry pura-pura marah dan menjerit menja dari balik gorden pembatas kamar, "Iiihhh, Yuka!"Bukan Yuka namanya kalau tidak malah tertawa cekikik

  • PRAMESWARI    Memaafkan Karena Allah

    "Ning Wari?" tak ada lagi keberanian yang tersisa dalam diri Evan, meskipun hanya untuk sekadar mengangkat wajah. Hanya bisa menunduk malu oleh karena perbuatan jahatnya pada Prameswari dulu.Sebenarnya Prameswari sempat ragu untuk menyapa Evan, tetapi akhirnya terucap juga dari mulutnya yang kering dan pahit. "Evan!"Resmilah sudah, itu adalah sapaan pertama Prameswari untuk Meyka palsu setelah pertemuan singkat mereka di Al-Hidayah beberapa bulan yang lalu. Pertemuan singkat yang mampu mengungkap segala tindak kejahatan Evan. Lebih tepatnya setelah Abang menjebloskannya ke dalam penjara."Apa kabar kamu, Evan?" Prameswari bertanya sambil menarik pandangan turun ke lantai ruang pengunjung nara pidana. Tercekat lagi kerongkongannya sehingga hanya itu yang m

  • PRAMESWARI    Jodoh Yang Mendekat

    Dari tempatnya berdiri, tak jauh dari rak buku di belakang Prameswari, Ustadz Rayyan menatap malu-malu. Dia hanya mengambil hak pandangan pertamanya, lalu menunduk lagi setelah itu. Membaca baris-baris kalimat yang tertulis dengan apik dan rapi di buku motivasi yang ingin dibelinya nanti.Tak pernah menyangka sebelumnya, kalau di sore yang gerimis ini, akan bertemu dengan Prameswari, sungguh. Jangankan berharap, sedangkan untuk sedikit memikirkan pun Ustadz Rayyan tak memiliki cukup keberanian. Sampai detik ini, semenjak tragedi perjodohan yang ditawarkan Abah dulu, sebisa mungkin dia melupakannya.Pasrah. Menyerahkan urusan itu pada Allah. Terlebih setelah menyadari kalau Prameswari mengalami sesuatu yang bernama amnesia atau hilang ingatan. Dia selalu berjuang untuk mengutuhkan tawakal dalam dada. Percaya sepenuhnya, kalaulah

  • PRAMESWARI    Kecewa dan Terluka Lagi

    "Wari!" Yuka memanggil dari balik gorden yang membatasi kamar mereka, "Kamu sudah tidur belum, Wari?"Sebenarnya Wari sudah mengantuk tapi karena Yuka memanggil, dia kembali duduk di tepi tempat tidur. Memandang ke arah tempat tidur Yuka sambil memeluk selimut yang masih terlihat rapi."Ada apa, Yuka?" Prameswari bertanya dengan memelankan suara, takut mengganggu Audry. Di antara mereka bertiga, Audry-lah yang memiliki jam tidur paling awal."Aku boleh ke kamarmu, sebentar?" Yuka balik bertanya membuat Prameswari tersenyum geli."Boleh," sahut Prameswari dengan dahi berkerut. Selama mereka menuntut ilmu di AISYAH baru kali ini Yuka seperti ini. Biasanya, menunggu pagi dulu baru menemui Prameswari. Kecual

  • PRAMESWARI    Menjaga Amanah Mbak Honey

    "Mytha," Mbak Honey memanggil lembut dan manja, "Kamu tahu nggak kenapa Mbak nakal?" kali ini Mbak Honey mengalihkan seluruh pandangan dan konsentrasi pada Prameswari yang tak dapat menutupi rasa terkejutnya. Dalam hati ia membatin, 'Kenapa tiba-tiba Mbak Honey bertanya seperti itu, ada apa?'Prameswari menggeleng-gelengkan kepala. "Nggak Mbak, Mytha nggak tahu. Enggg tapi menurut Mytha, Mbak Honey nggak nakal, kok. Mbak Honey baik, kok. Baik banget malah."Penuh sayang, Mbak Honey mencuil pipi Prameswari. "Hehehehe … Bisa aja nih, adek Mbak yang cantik kayak embun pagi?"Karena Mbak Honey mengembalikan pandangan ke kaca jendela, Prameswari pun melakukan hal yang sama. Menembus kaca jendela dengan kata bulat besar dan beningnya yang mulai terasa hangat. Terharu sekali

  • PRAMESWARI    Kesempatan Emas Untuk Prameswari

    Prameswari masih terlihat lemas di tempat tidur tapi tetap saja menggambar senyum tipis yang manis begitu tahu kalau Yuka datang menjenguknya. "Yuka … Kangen banget, tahu?"Tanpa basa basi dalam bentuk apa pun lagi, Yuka mendekati tempat tidur Prameswari. Menarik kursi tunggu dan menghempaskan tubuh langsingnya seolah-olah itu kasur empuk. Tak dirasakan lagi, bagaimana tulang ekornya terasa berdenyut saat itu terpenting bisa segera memeluk sahabat dekatnya. Ya, walaupun belum berani memeluk erat-erat seperti biasa, sih. Karena kan, luka bekas operasi di perut Prameswari masih belum sembuh. Masih belum dilepas pun perbannya. Alhasil, hanya pelukan pelepas rindu sajalah yang tercipta. Itu pun sudah sangat pantas untuk disyukuri. Sebab bagaimanapun Allah masih memberikan keselamatan pada Prameswari. Jika tidak?"Maaf,

  • PRAMESWARI    Wanita Ke Dua

    To: Prameswari Shalihatun NisaAssalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhIzinkan saya, Hayyina Khansa memilih engkau untuk menjadi pendamping hidup suami saya, Eiden Malik. Jika engkau bersedia menerima apa yang menjadi maksud dan tujuan saya ini, tolong segera memberi kabar di nomor chat room ini: 082 … 272 atas nama Hayyina Khansa.Demikian surat ini saya tulis karena Allah Ta'ala. Semoga Allah memudahkan dan memberkahi setiap urusan kita. Aamiin Yaa Allah.Assalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhFrom: Hayyina KhansaLagi dan lagi, Prameswari membaca surat dari Mbak Hayyina. Surat pina

DMCA.com Protection Status