Share

Video

Matanya membeliak. Sebagai implementasi rasa geram, dinding putih yang tak tahu apa-apa pun dihantamnya, menghamburkan perih ke seluruh tangannya. Pita memberinya tatapan prihatin, dan Kila, si pembawa kabar, yang tak sanggup melihatnya, lebih memilih bertatap muka dengan lantai, juga dengan pikiran yang berlarian.

"Kok sidangnya bisa digelar secepat ini, Kak? Emang mereka udah dapat bukti apa?"

Kila memandang Kala, yang buku-buku tangannya cidera akibat mengecup dinding tadi.

"Gue juga nggak tahu, Ka. Sakil yang bilang ama gue tadi abis interogasi Profesor Gani. Tapi, kalo liat jaksanya si Irsita sih, gue nggak heran. Gue yakin bukti yang disebut-sebut itu semuanya buatan dia."

Gusar tingkat gawat, Kala mondar-mandir di lorong kantor polisi yang hampir kosong itu.

"Nggak bisa gini. Kenapa Fatih harus disidang padahal dia jelas-jelas bukan pelakunya. Profesor Gani bilang apa Kak soal keberadaan Neta? Apa dia ngasih tahu Kakak tempat dia nyembunyiin Neta? Kit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status