Home / Fantasi / PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU / 10. Kota Seribu Wajah - Kota Tersembunyi

Share

10. Kota Seribu Wajah - Kota Tersembunyi

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2023-05-06 04:06:23

“Baiklah, kamu boleh ikut denganku! Tapi ada syaratnya ... kamu tidak boleh menjadi naga tanpa perintahku!” tegas Candaka.

“Aku bisa menerima persyaratan itu!” ucap Xarvis yang langsung menjadi peri naga kembali.

“Kamu juga tidak boleh ikut campur pembicaraanku dengan istriku, kalau tidak diminta! Kamu bisa melakukannya?” tanya Candaka.

“Jangan begitu ketat terhadapnya, Kanda!” tegur Rinjani. 

“Aku tidak ingin orang tahu keberadaannya saat ini, karena berbahaya untuk dirinya!” kata Candaka memberikan alasannya.

"Aku memiliki kantong ajaib ini, Candaka! Kamu bisa membawaku kemana-mana dengan kantong ini karena di dalam kantong ajaib ini juga berisi alam kehidupan yang tidak jauh beda dengan alam kehidupan yang asli," kata peri naga ini sambil menyerahkan kantong kain kecil berwarna kecoklatan kepada candaka.

"Kantong kecil ini bisa menampung banyak makhluk hidup?" tanya Candaka yang takjub melihatnya.

"Di Dunia Atas, kantong seperti ini sudah umum dipakai oleh para Immortal ataupun Dewa untuk menyimpan peliharaan mereka karena mereka tidak ingin makhluk itu ada di dalam tubuh mereka!" jelas Xarvis.

"Jadi, di dalam kantong ajaib ini ada alam untuk kehidupan ya, Xarvis?" tanya Rinjani yang juga penasaran dengan kantong ajaib ini.

"Benar sekali, Ratu! Alam kehidupan di dalam kantong ajaib ini sangat luas, jadi kami bisa hidup lama di dalamnya. Tapi, apabila Pendekar naga Biru memerlukanku, aku bisa segera keluar dari kantong ajaib ini!" jelas peri naga biru ini.

'Aku juga boleh menyimpan makhluk lain selain dirimu di kantong ajaib ini, Xarvis?" tanya Candaka.

"Boleh saja, Pendekar Naga Biru! Aku justru senang kalau banyak teman di dalam kantong ajaib ini!" sahut Xarvis. "Aku pamit dahulu ya!"

Xarvis membuat dirinya lebih kecil lagi sehingga bisa masuk ke kantong ajaib yang diberikannya kepada Candaka.

Perjalanan menembus Darkness Forest tidak menemui halangan yang berarti lagi.

Candaka dan Rinjani akhirnya tiba di Kota Seribu Wajah setelah melalui lorong yang memang dibangun untuk lalu lalang pelintas jalan agar tidak memasuki Kota Seribu Wajah.

Pendekar Naga Biru ini hanya ingin mengetahui kondisi Naga Biru sekarang yang tinggal di Kota Tersembunyi di ujung Kota Seribu Wajah.

Candaka ingin menanyakan kelanjutan Kitab Naga Jingga yang membuat Candaka kesulitan untuk bermimpi lagi, karena Naga Jingga tidak memenuhi janjinya untuk memberikan dua jurus utama lainnya yaitu satu jurus tendangan naga api dan satu lagi jurus pedang naga jingga.

Sejak menjadi Raja Kamandaria, Candaka memang tidak pernah pergi jauh dari Kota Naga Emas karena harus mengatur Kota Naga Emas agar teratur terlebih dahulu.

“Hati-hati saat di Kota Seribu Wajah, karena pusaran energi multidimensi di kota ini akan membuatmu pusing!” pesan Candaka kepada Rinjani.”Aku baru ingat kalau hanya Naga dan Pendekar Naga atau yang berdarah naga yang bisa melintasi Kota Seribu Wajah ini!”

Candaka terpaksa meninggalkan Rinjani untuk sementara di luar Kota Seribu Wajah karena masalah efek multidimensi ini, tapi Rinjani menolak untuk menunggu di luar kota ini dan meminta untuk masuk ke dalam Kota Seribu wajah.

“Berbahaya sekali, Adinda!” ujar Candaka yang berusaha menghalangi Rinjani, “Kalau kamu sampai mual-mual, aku tidak tanggung jawab ya!”

“Ayo, kita masuk ke dalam, Kanda! Aku penasaran dengan Kota Seribu Wajah ini!” ujar Rinjani.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tidak ada penjaga sama sekali di depan jalan masuk Kota Seribu Wajah ini.

Situasi yang membuat Candaka sedikit penasaran, karena sebelumnya sulit sekali untuk memasuki Kota Seribu Wajah ini.

“Ada sesuatu yang terjadi di Kota Seribu Wajah ini, Adinda! Biasanya ada penjaga yang menyeleksi pelintas jalan yang hendak memasuki Kota Seribu Wajah!” ujar Candaka.

“Mungkin sekarang siapapun bebas memasuki Kota Seribu Wajah ini, Kanda ... jadi tidak ada penjagaan lagi!” kata Rinjani memberikan alasannya.

“Pasti ada sesuatu yang telah terjadi di kota ini!” 

Candaka tetap merasakan suatu kejadian hebat telah melanda Kota Seribu Wajah, bahkan mungkin juga Kota Tersembunyi di belakang kota ini, tempat Naga Jingga tinggal sebelumnya.

Candaka melintasi Kota Seribu Wajah yang masih berubah-rubah letak bangunannya, hanya saja bangunan yang tampak sekarang lebih megah daripada bangunan sebelumnya saat terakhir dia memasuki kota ini.

Rinjani tidak mengalami mual-mual seperti yang dikhawatirkan Candaka.

Bahkan Dewi Racun ini berjalan dengan riang gembira tanpa terganggu pusaran kosmis multidiemnsi ini.

"Aku akan ke Kota Tersembunyi di ujung Kota Seribu Wajah ini, Adinda Rin!" ucap candaka.

"Aku ikut!" sahut Rinjani.

"Itulah masalahnya! Ada perisai kubah cahaya yang melindungi Kota Tersembunyi, yang hanya bisa dilewati oleh Pendekar Naga, Naga, dan sosok yang mempunyai darah naga! Apabila yang lewat bukan mereka, maka akan habis  terbakar oleh perisai cahaya ini!" ujar Candaka.

"Aku tidak percaya!" kata Rinjani, "Kalau Kanda bisa masuk, berarti aku bisa masuk!"

"Untuk kali ini aku tidak mengijinkanmu masuk, Adinda!" tegas Candaka.

Rinjani tidak menjawab larangan Candaka, dan tetap mengikuti Candaka hingga sampai ke perisai kubah cahaya ini.

"Aku akan masuk ke dalam kota ini! Aku harap kamu menungguku di sini, Adinda! Aku tidak lama ... jangan coba-coba masuk!" tegas Candaka lagi.

*****

Candaka memasuki perisai kubah cahaya ini sambil melihat ke arah Rinjani, khawatir Dewi Racun ini nekad memasuki perisai kubah cahaya.

Tapi, Rinjani menuruti perintah Candaka sehingga hati Pendekar Naga Biru ini lega dibuatnya.

Candaka terus bergerak menuruni lerenguntuk menuju ke tempat kediaman Naga Jingga.

Tapi, tidak ada penghuni sama sekali di Kota Tersembunyi ini.

"Apa yang terjadi di kota ini, Kanda?"

Candaka terkejut setengah mati melihat Rinjani sudah berada di sampingnya.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa masuk ke Kota Tersembunyi ini?" tanya Candaka dengan rasa cemas, heran, dan penasaran.

"Bukannya tadi Kanda bilang kalau Naga dan sosok yang berdarah naga bisa memasuki perisai kubah cahaya Kota Tersembunyi ini?" tanya Rinjani.

"Jadi, kamu ini berdarah naga ... Adinda Rin?" tanya Candaka.

Rinjani tidak menjawab pertanyaan Candaka, yang semakin menambah kemisteriusan Dewi Racun ini.

"Kanda berhasil menemukan Naga Jingga ini atau tidak?" tanya Rinjani.

Candaka masih merasa penasaran dengan kemisteriusan Rinjani, tapi tetap saja dia bersabar hingga Rinjani yang akan menceritakannya sendiri.

tapi, dengan berhasilnya Rinjani melewati perisai cahaya dari Kota Tersembunyi berarti Rinjani adalah Naga, atau pendekar keturunan naga dari negeri tempat Dewi racun ini berasal.

"Naga Jingga tidak ada di rumahnya! Seperti sudah lama ditinggalkan oleh Naga Jingga. Aku juga tidak melihat penduduk Kota seribu Wajah di Kota Tersembunyi ini seperti sebelumnya!" kata Candaka dengan wajah yang agak bingung.

"Apa yang terjadi di Kota Tersembunyi ini ya, Kanda? Seandainya ada penduduk kota ini yang masih tetap tinggal setelah kejadian yang menimpa Kota Tersembunyi, tentu kita akan tahu penyebabnya!" ucap Rinjani.

"Seharusnya kota ini aman dari ancaman Iblis Naga Hitam, karena aku tidak pernah mendengar kalau Iblis Naga Hitam mengincar Kota Seribu Wajah ini!" ujar Candaka.

"Kalau bukan Iblis Naga Hitam, siapa yang membuat Kota Seribu wajah dan Kota Tersembunyi ini seperti kota mati yang sudah lama ditinggalkan penghuninya?" tanya Rinjani.

"Ada menduga telah muncul kekuatan naga baru yang ingin menghancurkan Sembilan Naga Sakti! Naga Jingga paling mudah ditemukan, karena dia menetap di Kota Tersembunyi. Berbeda dengan naga-naga lainnya yang tidak menetap di satu tempat yang sama dalam jangka waktu lama."

"Apa Iblis Naga Biru yang melakukan semua ini, Kanda? Apa Jayanti tega menyakiti hatimu?' tanya Rinjani.

"Apa mungkin Jayanti yang melakukan semua ini, Adinda? Kenapa dia mesti mendendam terhadapku dan Sembilan Naga Sakti? Bukan salahku kalau dia menjadi Iblis Naga Biru! Sampai sekarang, aku juga masih mencari tahu keberadaan Iblis Naga Biru! Tapi ... tidak ada yang tahu kemana Iblis Naga Biru ini pergi, bahkan Xian Ling juga tidak bisa memberitahuku tentang keberadaan Jayanti!"

Candaka menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya, menyesali keeejadian yang enimpa Jayanti.

"Jangan khawatir, Kanda! Aku akan membantumu mencari Jayanti! Aku tahu, Kanda masih mencintainya! Biar Jayanti bisa bersama-sama kita di dalam istana Kerajaan Kamandaria seperti impiannya dahulu saat bersama Kanda!" ujar Rinjanji dengan bijaksana.

"Aku tidak menyangka kalau kamu begitu rendah hati dan penyayang, Adinda Rin! Semoga saja bukan Iblis Naga Biru pelakunya, yang membuat kekacauan ini!" 

"Aku juga berharap demikian, Kanda! Lebih baik kita lanjutkan perjalanan dahulu! Misteri di kota ini akan terungkap seiring waktu, Kanda!" saran Rinjani.

Related chapters

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   11. Ada Apa dengan Moghul?

    "Kita kemana Kanda?" tanya Rinjani, setelah mereka keluar dari Kota Seribu Wajah."Aku akan mengunjungi saudara angkatku, Moghul di Kota Naga Biru! Dia tidak ingin menjabat di istana kerajaan, dan memilih kembali ke kota tempat tinggalnya untuk membangun Kota Naga Biru!" sahut Candaka."Kamu terlalu baik padanya, Kanda! Dia tidak membantumu sama sekali saat berhadapan dengan Raja Iblis Naga Hitam!" seru Rinjani penuh kekesalan."Wajar dia tidak membantuku, Adinda Rin! Penduduk kota bisa dihukum mati oleh Arkadewi saat itu apabila Moghul bergabung dengan aliansi kita melawan kerajaan!" kata Candaka memberikan alasannya."Seharusnya dia membantumu, apapun resikonya! Kalian ini bersaudara!" tegas Rinjani, tetap tidak menerima alasan Candaka."Aku juga ingin menanyakan padanya tentang kejadian aneh di Kota Seribu Wajah, mungkin Moghul mengetahui kejadian yang menimpa kota itu!" ujar Candaka.*****Kota Naga Biru benar-benar berkembang sangat pesat di bawah pimpinan Moghul selaku walikota

    Last Updated : 2023-05-07
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   12. Gerbang Sembilan Naga Langit

    Candaka benar-benar terkejut dengan penjelasan Moghul mengenai kekuatan baru yang saat ini berada di antara Kota Naga Biru dan Dusun Penyamun."Kekuatan mereka sangat besar, Candaka! Kenapa kejadian besar ini bisa luput dari perhatian kerajaan?" tanya Moghul.Setelah beberapa lama menenangkan diri, akhirnya Moghul memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Candaka dan Rinjani."Siapa sebenarnya penghuni Sekte Sembilan Naga Langit ini?" tanya Rinjani."Katanya mereka ini berasal dari Langit dan merupakan keturunan Naga, yang turun ke Kamandaria untuk memantau perkembangan dunia persilatan dan dunia naga di negeri ini!" ujar Moghul."Kamu pernah bertemu mereka?" tanya Candaka."Salah satu utusan mereka berjulukan Naga Timur pernah mendatangi Kota Naga Biru. Naga Timur ini bahkan mengancamku agar tidak menganggu keberadaan mereka agar Kota Naga Biru ini aman dari gangguan mereka!" jelas Moghul."Apa sebenarnya tujuan Sekte Sembilan Naga langit ini? Kenapa keberadaan mereka luput dari

    Last Updated : 2023-05-08
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   13. Kota Naga Biru Laut

    "Bagaimana kalau kita naik perahu saja, Adinda? Apa kamu bersedia?" tanya Candaka."Aku juga penasaran dengan jalur sungai buatan ini, Kanda! Jadi tidak masalah kalau kita naik perahu saja!' sahut Rinjani."Hahaha ... pilihan yang tepat, saudaraku!" seru Moghul sambil tertawa senang. "Ayo, kita ke dermaga sungai besar yang berada di pinggiran kota!"Candaka dan Rinjani mengikuti Moghul menuju ke dermaga di sungai besar yang dimaksud oleh Moghul.Sepanjang jalan, terlihat kota yang sangat teratur dan rapi.Warga kota memberi salam hormat kepada walikota mereka sambil memandang bingung ke arah dua orang yang berjalan di samping walikota mereka.Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru dengan tangan besi, sehingga semua warg akota patuh terhadap dirinya dalam artian baik."Aku penasaran dengan Kota Naga Biru Laut, karena Kota Naga Biru ini saja sudah sedemikian besar dan teraturnya!" seru Candaka.Warga Kota Naga Biru tidak mengetahui kalau yang berjalan di samping walikota mereka ada

    Last Updated : 2023-05-09
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   14. Kekejaman Naga Timur

    "Lapor Ketua! Pendekar Naga Biru saat ini berada di Kota Naga Biru!"Seorang anggota dari Gerbang Sembilan Naga Langit tampak melapor kepada seorang pria yang masih tampak muda dan mengenakan jubah emas bermotif naga."Apa yang sedang dilakukan Raja Kamandaria itu di Kota Naga Biru" tanya pria ini."Kami tidak tahu pasti, Ketua! Menurut informasi, Pendekar Naga Biru sedang mengunjungi saudaranya yang menjadi pemimpin kota tersebut!" lapor bawahannya lagi."Moghul? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak ikut campur dengan urusanku di Dunia Bawah ini!" kata pria ini dengan penuh amarah."Pemimpin kota tidak mengundangnya, Ketua. Pendekar Naga Biru yang datang mengunjunginya.""Ada keperluan apa, Pendekar Naga Biru sampai jauh-jauh mengunjungi Kota Naga Biru ini tanpa pengawalan sama sekali?" tanya Naga Timur."Menurut informasi yang bisa dipercaya, Pendekar Naga Biru sedang menuju ke arah utara!" lapor bawahan Naga Timur ini."Apa yang dilakukan Pendekar Naga Biru ini, sampai jauh-jauh

    Last Updated : 2023-05-10
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   15. Dusun Nelayan

    Kota Naga Biru Laut benar-benar tertata rapi.Para pedagang makanan dan minuman banyak memenuhi kota ini karena banyaknya pendatang dari luar kota ini yang singgah untuk beberapa hari di Kota Naga Biru Laut."Khusus Kota Naga Biru Laut, kami menerima pendatang dari kapal dagang ataupun kapal lainnya yang bermaksud menginap di kota ini. Tapi, mereka tidak boleh memasuki Kota Naga Biru!" jelas Moghul."Aku tidak melihat adanya penjaga perbatasan kota ini ... bagaimana kamu bisa memastikan kalau pendatang ini tidak nekad memasuki Kota Naga Biru?" tanya Rinjani.Dewi Racun ini memang sangat teliti melihat keadaan sekelilingnya, agar mereka tidak disergap secara tiba-tiba."Ratu memang jeli dalam melihat situasi! Tidak ada penjaga bukan berarti kami tidak bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan pendatang ini! Ratu tidak perlu khawatir."Rinjani yakin kalau ucapan Moghul benar adanya.Tidak ada seorang pun yang berani melanggar perbatasan anatar dua kota ini."Kemungkinan Moghul ini mene

    Last Updated : 2023-05-11
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   16. Kecantikan Naga Selatan

    Naga Timur alias Long Dong terus mengamati pergerakan Candaka dan Rinjani melalui mata-mata yang telah tersebar ke segala penjuru Kamandaria.Bahakan Naga Timur memiliki burung informasi yang bisa senantiasa mengikuti pergerakan Candaka dari angkasa untuk melaporkannya kepada Naga Timur baik melalui telepati suara ataupun melalui surat kecil untuk diantarkan burung informasi lainnya.Masih belum diketahui maksud dan tujuan Naga Timur ini melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap Candaka, tanpa menyentuh Pendekar Naga Biru ini sama sekali."Lapor Ketua! Tuan Putri Naga Selatan datang berkunjung ke istana ini!" kata penjaga gerbang istana.Belum selesai penjaga gerbang ini bicara, sudah berkelabat bayangan putih yang berhenti tepat di depan Naga Timur.Tampak gadis berpakaian putih yang memegang kipas putih di tangannya.Kecantikan gadis ini jauh melebihi kecantikan Dewi ataupun bidadari dari kahyangan.Pesona kecantikannya sangat terpancar dan berkilau yang membuat Naga Timur

    Last Updated : 2023-05-12
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   17. Misteri Dusun Nelayan

    "Bagaimana kalau kita pindahkan saja ibukota ke Kota Naga Biru ini, Kanda?" tanya Rinjani yang begitu menikmati kesejukan udara di Kota Naga Biru laut ini."Aku juga sempat berpikiran demikian, karena Kota Naga Emas sudah penuh sesak dengan penduduk dari rakyat jelata sampai para bangsawan sehingga kurang efektif untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan! Kita lihat saja apa Moghul menerima tawaran kita untuk membangun Kota Naga Emas Baru di tanah kosong sisi timur. Kita bisa pindahkan pusat pemerintahan ke sana!" ujar Candaka."Tidak ada salahnya kita pindahkan dahulu ke Kota Naga Biru, sementara Kota Naga Biru Laut bsa menjadi pusat perdagangan yang dapat memajukan kota ini. Kota Naga Emas kita tetapkan sebagai kota metropolitan saja yang hanya berpusat pada bisnis dan perdagangan!" sambung Rinjani lagi."Pembangunan Kota Naga Emas Baru juga memerlukan waktu lama seperti Moghul membangun Kota Naga Biru Laut ini! Nanti aku bicarakan dengan Moghul tentang keinginan kita ini, barulah

    Last Updated : 2023-05-13
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   18. Suara Merdu

    Kapal besar Moghul sudah menunggu di dermaga saat Candaka dan Rinjani siap berlayar menuju ke Dusun Nelayan."Aku sertakan Kuda Sembrani juga! Kalau keadaan mendesak, kalian bisa menggunakan Kuda Sembrani dari atas kapal!" ujar Moghul."Kamu tidak ikut mengantar kami, Moghul?" tanya Rinjani."Ada sedikit masalah di Kota Naga BIru yang harus segera kubereskan! Jadi, aku mengantar sampai dermaga saja ya!" ujar Moghul."Tidak apa-apa, Moghul! Selesaikan saja masalah yang menimpa kotamu ini! Kami sudah cukup senang dengan pelayanan kels satu yang kamu berikan!" kata Candaka untuk meredakan kembali perselisihan yang akan timbul antara Rinjani dan Moghul."Aku sertakan beberapa pengawal untukmu, Candaka!" seru Moghul sambil memerintahkan pengawalnya naik ke atas kapal."Tidak perlu repot-repot, Moghul!" sahut Candaka."Kalau terjadi apa-apa dengan saudaraku, kalian akan menanggung akibatnya!" ancam Moghul terhadap pengawalnya."Kami akan melindungi sampai mati!" seru pengawal ini serempak.

    Last Updated : 2023-05-14

Latest chapter

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   139. Akhir Pertempuran Kamandaria

    Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   138. Pertempuran Kota Naga Biru (VI) - Gandar vs Long Wan

    Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   137. Pertempuran Kota Naga Biru (V) - Rinjani vs Jayanti

    "Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   136. Pertempuran Kota Naga Emas (IV) - Sahabat

    TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   135. Pertempuran Kota Naga Biru (IV) - Candaka vs Xian Ming

    Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   134. Pertempuran Kota Naga Emas (III) - Siasat Xian Shung

    GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   133. Pertempuran Kota Naga Biru (III) - Pertempuran Naga

    "Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   132. Pertempuran Kota Naga Emas (II)- Tiga Jam

    Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   131. Pertempuran Kota Naga Biru (II) - Sang Kaisar

    Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia

DMCA.com Protection Status