Candaka benar-benar terkejut dengan penjelasan Moghul mengenai kekuatan baru yang saat ini berada di antara Kota Naga Biru dan Dusun Penyamun.
"Kekuatan mereka sangat besar, Candaka! Kenapa kejadian besar ini bisa luput dari perhatian kerajaan?" tanya Moghul.Setelah beberapa lama menenangkan diri, akhirnya Moghul memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Candaka dan Rinjani."Siapa sebenarnya penghuni Sekte Sembilan Naga Langit ini?" tanya Rinjani."Katanya mereka ini berasal dari Langit dan merupakan keturunan Naga, yang turun ke Kamandaria untuk memantau perkembangan dunia persilatan dan dunia naga di negeri ini!" ujar Moghul."Kamu pernah bertemu mereka?" tanya Candaka."Salah satu utusan mereka berjulukan Naga Timur pernah mendatangi Kota Naga Biru. Naga Timur ini bahkan mengancamku agar tidak menganggu keberadaan mereka agar Kota Naga Biru ini aman dari gangguan mereka!" jelas Moghul."Apa sebenarnya tujuan Sekte Sembilan Naga langit ini? Kenapa keberadaan mereka luput dari penglihatanku ya?' ujar Rinjani."Kalian belum mengatakan maksud kalian mengunjungiku? Tidak mungkin Raja dan Ratu Kamandaria mengunjungiku tanpa ada tujuan." ujar moghul berterus terang."Sebenarnya aku dan Rinjani sedang menuju ke suatu tempat yang jauh. Kebetulan kami sudah lama tidak berpetualang di dunia persilatan, jadi kami mengambil jalur darat yang sedikit berbahaya.""Itu tidak menjelaskan alasanmu mengunjungiku, Candaka.""Tunggu dulu ... biarkan aku selesai menceritakan pengalaman kami terlebih dahulu!" ujar Candaka."Baik! Silahkan saudaraku!""Kamu tahu Kota Seribu Wajah yang tidak jauh dari sini?" tanya Candaka."Aku tahu! Kota itu konon dihuni naga yang sangat sakti beserta beberapa Ruh Naga di dalam Kota Tersembunyi yang berada di dalam Kota Seribu Wajah itu! Apa yang terjadi dengan kota yang sangat ketat dan sakti itu?" tanya Moghul."Kota Seribu Wajah dan Kota Tersembunyi sekarang kosong melompong tanpa ada satu penghuni pun di dalamnya. Bahkan Naga Jingga yang menjadi penghuni Kota Tersembunyi juga ikut lenyap. Aku tidak tidak tahu apa yang terjadi padanya.""Serius kamu, Can?" tanya Moghul yang langsung penasaran dengan ucapan Candaka."Kanda tidak bohong, jika itu maksudmu!" kata Rinjani denga ketus."Bukan maksudku mengatakan kalau Candaka berbohong tapi kota itu sangat sakti. Penghuninya semuanya berasal dari golongan yang sakti. Jadi, sangat membingungkan apabila mereka semuanya lenyap tak berbekas dari kota itu!" ujar Moghul."Aku juga bingung dengan kejadian di kota itu, makanya aku ingin mennayakannya padamu. Kota Naga Biru ini tidak jauh dari Kota Seribu Wajah, jadi mungkin saja kamu tahu kejadian yang menimpa kota itu. aku sedang mencari Naga Jingga karena suatu keperluan."Moghul menggelengkan kepalanya."Aku juga baru tahu informasi ini darimu, Can! Apa mungkin semua ini ulah dari Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit?" kata Moghul menduga-duga."Kamu yakin kalau mereka yang telah mengacau di Kota Tersembunyi yang dihuni Naga Jingga?" tanya Candaka."Aku tidak tahu pasti! Kalau bukan mereka, siapa lagi yang memiliki kekuatan begitu besar untuk membuat sebuah kota yang besar menjadi kota mati?" tanya Moghul."Apa benar kalau mereka begitu hebat? Bahkan Naga Jingga juga kalah darinya? Sangat tidak masuk akal! Berasal darimana sebenarnya Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini? Kenapa mereka turun ke dunia ini untuk mengacau di sini?" tanya Candaka."Sepertinya mereka ingin menguasai dunia kitaini, Candaka! Naga Timur hanya salah satu dari Sembilan Naga Langit yang bertujuan memperbudak manusia di Bumi Karimun ini!" ujar Moghul."Kamu tahu dari mana kalau mereka hendak memperbudak manusia di semesta ini?" tanya Rinjani."Naga Timur pernah menyinggung tentang manusia tingkat rendah yang tidak pantas di sebut ahli bela diri, seperti pendekar! Tapi, mereka menyebut kalau hnya Pendekar Naga Biru yang istimewa yang bisa disetarakan dengan keahlian bela diri merekadi Dunia Atas! Itu yang membuatku tidak menjemputmu di gerbang kota, Candaka! Aku khawatir kalau Naga Timur menyangka kalau aku bersekongkol denganmu untuk mengusik keberadaan Gerbang Sembilan Naga langit ini.""Mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja menginjak-injak kita di dunia ini! Aku akan membuat perhitungan dengan mereka!" seru Rinjani dengan amarah yang meluap."Naga Timur hanya salah satu dari sembilan pemimpin sekte ini. Kita masih belum tahu kekuatannya yang sebenarnya. Apakah dia hanya Kultivator dari Dunia Atas, atau dia merupakan Naga dari Dunia Atas yang telah mencapai kultivasi naga? Lebih baik kita tidak mengusik mereka terlebih dahulu, Adinda Rin ... masih banyak bahaya yang harus kita hadapi termasuk Kaisar Xian Ming yang tengah berencana menyerang Kamandaria."Candaka berusaha meredakan kemarahan Rinjani agar tidak bertindak gegabah yang dapat mempercepat rencana sekte Gerbang Sembilan Naga langit ini untuk menguasai Bumi Karimun termasuk Kamandaria."Bukannya sangat berbahaya apabila mereka dibiarkan bertindak seenaknya saja di Kamandaria ini, Kanda?" tanya Rinjani yang heran dengan Candaka."Kita harus mengumpulkan kekuatan dahulu untuk melawan mereka. Aku rasa mereka tidak akan bertindak secepat ini! Lebih baik kita memantau pergerakan sekte ini dahulu sebelum memutuskan untuk menyerang Naga Timur. Apabilakita menyerangnya, belum tentu kemenangan ada di pihak kita karena kita belum mengetahui kekuatan Naga Timur ini yang sebenarnya.""Aku sependapat dengan paduka Raja Candaka, Permaisuri Ratu!" sambung Moghul."Kamu itu, sebentar panggil Candaka, sebentar panggil Paduka Raja! Sebentar panggil aku Permaisuri, sebentar panggil aku Ratu!" gerutu Rinjani memendam kekesalan.Moghul jadi serba salah melihat kerisauan Rinjani yang dilampiaskan kepada dirinya.Candaka tahu perasaan Rinjani yang kesal dan marah karena tidak diijinkan bertindak oleh dirinya, tapi Candaka khawatir dengan kehidupan manusia di semesta Bumi Karimun ini apabila Rinjani bertindak gegabah untuk menyerang Naga Timur.Kalaupun mereka berhasil memukul mundur Naga Timur, akan datang delapan Naga Langit lainnya yang lebih kuat daripada Naga Timur untuk membuat kekacauan di Kamandaria ini."Jadi, bagaimana rencanamu untuk masalah yang sangat besar ini, Kanda?" tanya Rinjani."Menurutku lebih baik kita berdiam diri dahulu, karena kita masih belum tahu rencana sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini sebenarnya. Kalau kita salah menilai mereka, maka petempuran akbar akan terjadi antara Dunia Atas dengan Dunia Bawah, yang mengakibatkan kehancuran yang sangat besar bagi semesta ini. Mungkin saja mereka hanya ingin berada di Dunia Bawah tanpa diusik siapapun, seperti ancaman Naga Timur terhadap Moghul? Untuk saat ini kita berasumsi seperti itu dahulu, agar tidak gegabah dalam bertindak.""Apa Naga Timur ini sering membuat masalah dengan Kota Naga Biru?" tanya Rinjani kepada Moghul."Tidak, Permaisuri ... eh Ratu!' jawab Moghul serba salah."Berarti kita masih belum mengetahui tujuan mereka yang sebenarnya, Adinda! Ucapan Moghul tadi hanyalah dugaan belaka karena melihat kekuatan yang besar dari Gerbang Sembilan Naga Langit ini!" seru Candaka."Apa kamu tahu persis dimana lokasi sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini, Moghul?" tanya Rinjani."Mereka sepertinya menempati sebuah dusun kosong yang telah ditinggalkan penghuninya, tidak jauh dari kota ini. Tapi, mereka juga membangun semacam perisai cahaya untuk melindungi keberadaan markas mereka. Aku pernah ke sana, tapi tidak diijinkan masuk!" jelas Moghul."Berarti jalan kita terhambat, Kanda!" ujar Rinjani."Mereka menempati Dusun Penyamun yang telah ditinggalkan Cakrabuana. Semua penghuni Dusun Penyamun sudah pindah ke Kota Nusa di Nusantara," jelas Candaka."Kalian hendak kemana?" tanya Moghul. "Aku bisa siapkan kapal untuk kalian agar bisa melewati markas Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini!""Kamu punya kapal sekarang, Moghul?" tanya Candaka. "Kota ini tidak berada di tepi laut, bagaimana caranya kamu bisa memiliki kapal?" tanya Candaka."Kamu lihat sungai buatan yang mengalir di tengah-tengah kota ini, serta perahu yang lalu lalang membawa barang dagangan?" tanya Moghul."Jadi, sungai buatan ini menuju ke arah lautan tempat kapal milikmu bersandar? Apa jauh dari sini?" tanya Candaka."Aku juga sudah membangun Kota Naga Biru Laut di pinggir pantai yang terdapat dermaga untuk berlabuh kapal-kapal besar milikku, baik kapal dagang ataupun kapal tempur!" jelas Moghul."Kamu memiliki kapal tempur juga? Hebat sekali! Boleh kami melihat Kota Naga Biru Baru ini?" tanya Candaka."Kanda ... bukannya kamu harus segera menemukan Kitab Naga Ungu?" kaa Rinjani memperingatkan Candaka tentang tujuan awal mereka."Kamu tidak penasaran dengan kota baru yang dibangun Moghul? Mungkin saja ada beberapa informasi di sana yang bisa kita gunakan, karena pastinya di Kota Naga Biru Laut ini banyak pendatang dari luar kota ataupun daerah!" ujar Candaka meminta ijin Rinjani."Baiklah, aku juga penasaran dengan kota perdagangan yang kamu bangun ini, Moghul! Semua ini luput dari pengamatan kami di Istana Kerajaan!" Candaka berteriak kegirangan begitu Rinjani memberikan ijin untuk melihat kota peradagangan yang sudah maju di lepas pantai Kamandaria ini."Kita ke sana naik apa?" tanya Candaka."Kalian hendak naik apa? Bisa naik perahu lewat jalur sungai, atau kalian hendak ke sana dengan Kuda Sembrani?" tawar Moghul."Kamu punya Kuda Sembrani?" tanya Candaka.Setahu Candaka, hanya Cakrabuana yang memiliki Kuda Sembrani ini saat dia mengunjungi Dusun Penyamun."Kuda Sembrani ini telantar saat dusun di dekat kota ini dikosongkan, jadi aku menampung mereka!" sahut Moghul yang sontak membuat Candaka terkejut."Bagaimana kalau kita naik perahu saja, Adinda? Apa kamu bersedia?" tanya Candaka."Aku juga penasaran dengan jalur sungai buatan ini, Kanda! Jadi tidak masalah kalau kita naik perahu saja!' sahut Rinjani."Hahaha ... pilihan yang tepat, saudaraku!" seru Moghul sambil tertawa senang. "Ayo, kita ke dermaga sungai besar yang berada di pinggiran kota!"Candaka dan Rinjani mengikuti Moghul menuju ke dermaga di sungai besar yang dimaksud oleh Moghul.Sepanjang jalan, terlihat kota yang sangat teratur dan rapi.Warga kota memberi salam hormat kepada walikota mereka sambil memandang bingung ke arah dua orang yang berjalan di samping walikota mereka.Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru dengan tangan besi, sehingga semua warg akota patuh terhadap dirinya dalam artian baik."Aku penasaran dengan Kota Naga Biru Laut, karena Kota Naga Biru ini saja sudah sedemikian besar dan teraturnya!" seru Candaka.Warga Kota Naga Biru tidak mengetahui kalau yang berjalan di samping walikota mereka ada
"Lapor Ketua! Pendekar Naga Biru saat ini berada di Kota Naga Biru!"Seorang anggota dari Gerbang Sembilan Naga Langit tampak melapor kepada seorang pria yang masih tampak muda dan mengenakan jubah emas bermotif naga."Apa yang sedang dilakukan Raja Kamandaria itu di Kota Naga Biru" tanya pria ini."Kami tidak tahu pasti, Ketua! Menurut informasi, Pendekar Naga Biru sedang mengunjungi saudaranya yang menjadi pemimpin kota tersebut!" lapor bawahannya lagi."Moghul? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak ikut campur dengan urusanku di Dunia Bawah ini!" kata pria ini dengan penuh amarah."Pemimpin kota tidak mengundangnya, Ketua. Pendekar Naga Biru yang datang mengunjunginya.""Ada keperluan apa, Pendekar Naga Biru sampai jauh-jauh mengunjungi Kota Naga Biru ini tanpa pengawalan sama sekali?" tanya Naga Timur."Menurut informasi yang bisa dipercaya, Pendekar Naga Biru sedang menuju ke arah utara!" lapor bawahan Naga Timur ini."Apa yang dilakukan Pendekar Naga Biru ini, sampai jauh-jauh
Kota Naga Biru Laut benar-benar tertata rapi.Para pedagang makanan dan minuman banyak memenuhi kota ini karena banyaknya pendatang dari luar kota ini yang singgah untuk beberapa hari di Kota Naga Biru Laut."Khusus Kota Naga Biru Laut, kami menerima pendatang dari kapal dagang ataupun kapal lainnya yang bermaksud menginap di kota ini. Tapi, mereka tidak boleh memasuki Kota Naga Biru!" jelas Moghul."Aku tidak melihat adanya penjaga perbatasan kota ini ... bagaimana kamu bisa memastikan kalau pendatang ini tidak nekad memasuki Kota Naga Biru?" tanya Rinjani.Dewi Racun ini memang sangat teliti melihat keadaan sekelilingnya, agar mereka tidak disergap secara tiba-tiba."Ratu memang jeli dalam melihat situasi! Tidak ada penjaga bukan berarti kami tidak bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan pendatang ini! Ratu tidak perlu khawatir."Rinjani yakin kalau ucapan Moghul benar adanya.Tidak ada seorang pun yang berani melanggar perbatasan anatar dua kota ini."Kemungkinan Moghul ini mene
Naga Timur alias Long Dong terus mengamati pergerakan Candaka dan Rinjani melalui mata-mata yang telah tersebar ke segala penjuru Kamandaria.Bahakan Naga Timur memiliki burung informasi yang bisa senantiasa mengikuti pergerakan Candaka dari angkasa untuk melaporkannya kepada Naga Timur baik melalui telepati suara ataupun melalui surat kecil untuk diantarkan burung informasi lainnya.Masih belum diketahui maksud dan tujuan Naga Timur ini melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap Candaka, tanpa menyentuh Pendekar Naga Biru ini sama sekali."Lapor Ketua! Tuan Putri Naga Selatan datang berkunjung ke istana ini!" kata penjaga gerbang istana.Belum selesai penjaga gerbang ini bicara, sudah berkelabat bayangan putih yang berhenti tepat di depan Naga Timur.Tampak gadis berpakaian putih yang memegang kipas putih di tangannya.Kecantikan gadis ini jauh melebihi kecantikan Dewi ataupun bidadari dari kahyangan.Pesona kecantikannya sangat terpancar dan berkilau yang membuat Naga Timur
"Bagaimana kalau kita pindahkan saja ibukota ke Kota Naga Biru ini, Kanda?" tanya Rinjani yang begitu menikmati kesejukan udara di Kota Naga Biru laut ini."Aku juga sempat berpikiran demikian, karena Kota Naga Emas sudah penuh sesak dengan penduduk dari rakyat jelata sampai para bangsawan sehingga kurang efektif untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan! Kita lihat saja apa Moghul menerima tawaran kita untuk membangun Kota Naga Emas Baru di tanah kosong sisi timur. Kita bisa pindahkan pusat pemerintahan ke sana!" ujar Candaka."Tidak ada salahnya kita pindahkan dahulu ke Kota Naga Biru, sementara Kota Naga Biru Laut bsa menjadi pusat perdagangan yang dapat memajukan kota ini. Kota Naga Emas kita tetapkan sebagai kota metropolitan saja yang hanya berpusat pada bisnis dan perdagangan!" sambung Rinjani lagi."Pembangunan Kota Naga Emas Baru juga memerlukan waktu lama seperti Moghul membangun Kota Naga Biru Laut ini! Nanti aku bicarakan dengan Moghul tentang keinginan kita ini, barulah
Kapal besar Moghul sudah menunggu di dermaga saat Candaka dan Rinjani siap berlayar menuju ke Dusun Nelayan."Aku sertakan Kuda Sembrani juga! Kalau keadaan mendesak, kalian bisa menggunakan Kuda Sembrani dari atas kapal!" ujar Moghul."Kamu tidak ikut mengantar kami, Moghul?" tanya Rinjani."Ada sedikit masalah di Kota Naga BIru yang harus segera kubereskan! Jadi, aku mengantar sampai dermaga saja ya!" ujar Moghul."Tidak apa-apa, Moghul! Selesaikan saja masalah yang menimpa kotamu ini! Kami sudah cukup senang dengan pelayanan kels satu yang kamu berikan!" kata Candaka untuk meredakan kembali perselisihan yang akan timbul antara Rinjani dan Moghul."Aku sertakan beberapa pengawal untukmu, Candaka!" seru Moghul sambil memerintahkan pengawalnya naik ke atas kapal."Tidak perlu repot-repot, Moghul!" sahut Candaka."Kalau terjadi apa-apa dengan saudaraku, kalian akan menanggung akibatnya!" ancam Moghul terhadap pengawalnya."Kami akan melindungi sampai mati!" seru pengawal ini serempak.
"Isyana? Kenapa kamu bisa menjadi begitu cantik?" tanya Candaka yang masih saja terpesona dengan kecantikan Isyana Mukti.Bahkan Isyana tampak lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Wajahnya yang buruk rupa saat menjadi Iblis Seribu Wajah berubah menjadi cantik jelita tanpa ada bekas buruk rupa yang dialaminya.Sekarang, Isyana lebih terkenal sebagai Dewi Seribu Wajah, sesuai dengan kecantikannnya yang bagaikan Dewi."Aku berterima kasih padamu, Dewi Racun! Kamu membebaskanku dan tidak membunuhku, tapi aku tetap tidak bisa melupakanmu yang telah membunuh ibuku dengan sadis!" tegur Isyana."Ibumu pantas mati karena telah mencoba membunuh kami semua di Pulau Pedang! Aku tidak pernah menyesal membunuh ibumu!" sahut Rinjani dengan ekspresi wajah yang dingin.Candaka yang melihat perseteruan yang panas khawatir Isyana akan menyerang Rinjani, atau bahkan Rinjani yang terlebih dahulu menyerang Isyana."Jangan bertindak gegabah, Isyana! Kamu tentunya tidak ingin menjadi buronan istana karen
"Aku akan mengijinkanmu lewat kalau kamu bisa mengalahkanku, Dewi Racun!" tegas Dewi Seribu Wajah."Isyana! Kenapa kamu lakukan ini?" tanya Candaka."Jangan ikut campur, Candaka! Kamu memang Raja Kamandaria, tapi bagiku kamu tetap Candaka yang aku cintai dengan sepenuh hati!" ujar Isyana."Rinjani itu istriku. Aku tidak bisa membiarkanmu melukainya tanpa bisa berbuat apapun!" tegas Candaka."Kalau aku yang terluka? Kamu tidak peduli, Candaka?" tanya Isyana."Jangan khawatir, Kanda ... aku masih bisa melawan Dewi Seribu Wajah ini!" seru Rinjani yang tampak bersemangat.Candaka malahan bingung melihat sikap Rinjani."Jangan gunakan racun dalam pertarungan ini! Aku tidak ingin ada yang terluka!" tegas Candaka."Sudah lama aku tidak bertarung, Kanda! Ijinkan aku melemaskan otot-ototku setelah sekian lama berdiam di istana! Dewi Seribu Wajah ini lawan yang sepadan untuk ditaklukan!" seru Rinjani."Aku ijinkan, asal jangan menggunakan serangan racun yang mematikan! Aku tidak ingin Ratu Kama
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia