Share

15. Dusun Nelayan

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kota Naga Biru Laut benar-benar tertata rapi.

Para pedagang makanan dan minuman banyak memenuhi kota ini karena banyaknya pendatang dari luar kota ini yang singgah untuk beberapa hari di Kota Naga Biru Laut.

"Khusus Kota Naga Biru Laut, kami menerima pendatang dari kapal dagang ataupun kapal lainnya yang bermaksud menginap di kota ini. Tapi, mereka tidak boleh memasuki Kota Naga Biru!" jelas Moghul.

"Aku tidak melihat adanya penjaga perbatasan kota ini ... bagaimana kamu bisa memastikan kalau pendatang ini tidak nekad memasuki Kota Naga Biru?" tanya Rinjani.

Dewi Racun ini memang sangat teliti melihat keadaan sekelilingnya, agar mereka tidak disergap secara tiba-tiba.

"Ratu memang jeli dalam melihat situasi! Tidak ada penjaga bukan berarti kami tidak bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan pendatang ini! Ratu tidak perlu khawatir."

Rinjani yakin kalau ucapan Moghul benar adanya.

Tidak ada seorang pun yang berani melanggar perbatasan anatar dua kota ini.

"Kemungkinan Moghul ini mene
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   16. Kecantikan Naga Selatan

    Naga Timur alias Long Dong terus mengamati pergerakan Candaka dan Rinjani melalui mata-mata yang telah tersebar ke segala penjuru Kamandaria.Bahakan Naga Timur memiliki burung informasi yang bisa senantiasa mengikuti pergerakan Candaka dari angkasa untuk melaporkannya kepada Naga Timur baik melalui telepati suara ataupun melalui surat kecil untuk diantarkan burung informasi lainnya.Masih belum diketahui maksud dan tujuan Naga Timur ini melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap Candaka, tanpa menyentuh Pendekar Naga Biru ini sama sekali."Lapor Ketua! Tuan Putri Naga Selatan datang berkunjung ke istana ini!" kata penjaga gerbang istana.Belum selesai penjaga gerbang ini bicara, sudah berkelabat bayangan putih yang berhenti tepat di depan Naga Timur.Tampak gadis berpakaian putih yang memegang kipas putih di tangannya.Kecantikan gadis ini jauh melebihi kecantikan Dewi ataupun bidadari dari kahyangan.Pesona kecantikannya sangat terpancar dan berkilau yang membuat Naga Timur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   17. Misteri Dusun Nelayan

    "Bagaimana kalau kita pindahkan saja ibukota ke Kota Naga Biru ini, Kanda?" tanya Rinjani yang begitu menikmati kesejukan udara di Kota Naga Biru laut ini."Aku juga sempat berpikiran demikian, karena Kota Naga Emas sudah penuh sesak dengan penduduk dari rakyat jelata sampai para bangsawan sehingga kurang efektif untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan! Kita lihat saja apa Moghul menerima tawaran kita untuk membangun Kota Naga Emas Baru di tanah kosong sisi timur. Kita bisa pindahkan pusat pemerintahan ke sana!" ujar Candaka."Tidak ada salahnya kita pindahkan dahulu ke Kota Naga Biru, sementara Kota Naga Biru Laut bsa menjadi pusat perdagangan yang dapat memajukan kota ini. Kota Naga Emas kita tetapkan sebagai kota metropolitan saja yang hanya berpusat pada bisnis dan perdagangan!" sambung Rinjani lagi."Pembangunan Kota Naga Emas Baru juga memerlukan waktu lama seperti Moghul membangun Kota Naga Biru Laut ini! Nanti aku bicarakan dengan Moghul tentang keinginan kita ini, barulah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   18. Suara Merdu

    Kapal besar Moghul sudah menunggu di dermaga saat Candaka dan Rinjani siap berlayar menuju ke Dusun Nelayan."Aku sertakan Kuda Sembrani juga! Kalau keadaan mendesak, kalian bisa menggunakan Kuda Sembrani dari atas kapal!" ujar Moghul."Kamu tidak ikut mengantar kami, Moghul?" tanya Rinjani."Ada sedikit masalah di Kota Naga BIru yang harus segera kubereskan! Jadi, aku mengantar sampai dermaga saja ya!" ujar Moghul."Tidak apa-apa, Moghul! Selesaikan saja masalah yang menimpa kotamu ini! Kami sudah cukup senang dengan pelayanan kels satu yang kamu berikan!" kata Candaka untuk meredakan kembali perselisihan yang akan timbul antara Rinjani dan Moghul."Aku sertakan beberapa pengawal untukmu, Candaka!" seru Moghul sambil memerintahkan pengawalnya naik ke atas kapal."Tidak perlu repot-repot, Moghul!" sahut Candaka."Kalau terjadi apa-apa dengan saudaraku, kalian akan menanggung akibatnya!" ancam Moghul terhadap pengawalnya."Kami akan melindungi sampai mati!" seru pengawal ini serempak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   19. Kecantikan Dewi Seribu Wajah

    "Isyana? Kenapa kamu bisa menjadi begitu cantik?" tanya Candaka yang masih saja terpesona dengan kecantikan Isyana Mukti.Bahkan Isyana tampak lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Wajahnya yang buruk rupa saat menjadi Iblis Seribu Wajah berubah menjadi cantik jelita tanpa ada bekas buruk rupa yang dialaminya.Sekarang, Isyana lebih terkenal sebagai Dewi Seribu Wajah, sesuai dengan kecantikannnya yang bagaikan Dewi."Aku berterima kasih padamu, Dewi Racun! Kamu membebaskanku dan tidak membunuhku, tapi aku tetap tidak bisa melupakanmu yang telah membunuh ibuku dengan sadis!" tegur Isyana."Ibumu pantas mati karena telah mencoba membunuh kami semua di Pulau Pedang! Aku tidak pernah menyesal membunuh ibumu!" sahut Rinjani dengan ekspresi wajah yang dingin.Candaka yang melihat perseteruan yang panas khawatir Isyana akan menyerang Rinjani, atau bahkan Rinjani yang terlebih dahulu menyerang Isyana."Jangan bertindak gegabah, Isyana! Kamu tentunya tidak ingin menjadi buronan istana karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   20. Dewi Racun vs Dewi Seribu Wajah

    "Aku akan mengijinkanmu lewat kalau kamu bisa mengalahkanku, Dewi Racun!" tegas Dewi Seribu Wajah."Isyana! Kenapa kamu lakukan ini?" tanya Candaka."Jangan ikut campur, Candaka! Kamu memang Raja Kamandaria, tapi bagiku kamu tetap Candaka yang aku cintai dengan sepenuh hati!" ujar Isyana."Rinjani itu istriku. Aku tidak bisa membiarkanmu melukainya tanpa bisa berbuat apapun!" tegas Candaka."Kalau aku yang terluka? Kamu tidak peduli, Candaka?" tanya Isyana."Jangan khawatir, Kanda ... aku masih bisa melawan Dewi Seribu Wajah ini!" seru Rinjani yang tampak bersemangat.Candaka malahan bingung melihat sikap Rinjani."Jangan gunakan racun dalam pertarungan ini! Aku tidak ingin ada yang terluka!" tegas Candaka."Sudah lama aku tidak bertarung, Kanda! Ijinkan aku melemaskan otot-ototku setelah sekian lama berdiam di istana! Dewi Seribu Wajah ini lawan yang sepadan untuk ditaklukan!" seru Rinjani."Aku ijinkan, asal jangan menggunakan serangan racun yang mematikan! Aku tidak ingin Ratu Kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   21. Bandit Ninja

    Isyana yang mengalami kekalahan untuk kedua kalinya dari Rinjani akhirnya membiarkan Candaka dan Rinjani melewati Dusun Nelayan."Selamat tinggal, Candaka! Semoga saja kelak kita memang berjodoh kembali!" uajr Isyana dalam hati sambil berurai air mata.Isyana tidak pernah bisa melupakan Candaka.Masa-masa bahagianya bersama Candaka saat Candaka masih pemuda biasa tanpa ilmu bela diri, tidak pernah hilang dalam ingatannya.Sayang sekali, nasib buruk membuat wajahnya menjadi buruk rupa sehingga mempengaruhi sifatnya.Kini, dengan wajahnya yang kembali muda dan cantik tetap saja Candaka hanya mengangap dirinya sebagai sahabatnya daripada kekasihnya.*****"Bagaimana rasanya ketemu kekasih lama yang kembali cantik jelita?" tanya Rinjani dengan rasa cemburu."Aku dan Isyana memiliki cerita tersendiri, Adinda Rin! Tapi cintaku hanya untuk kalian bertiga!" ujar Candaka."Gombal!" seru Rinjani dengan wajah yang masih cemberut.Rinjani tidak salah menebak perasaan Candaka.Saat bertemu Isyana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   22. Gadis Cantik dan Menawan

    Candaka agak menyesali perbuatan Rinjani yang menggunakan Tapak Racunnya untuk menghabisi seluruh kawanan Bandit Ninja ini sebelum Candaka sempat menanyakan informasi kepada mereka."Kita memerlukan mereka hidup-hidup, Adinda! Setidaknya kamu menyisakan beberapa anggota Bandit Ninja yang hidup, tapi sekarang kita tidak punya informasi apa-apa!" ujar Candaka."Sudahlah, Kanda! Percuma saja bertanya kepada mereka! Kawanan Bandit Ninja ini sudah terlatih untuk tutup mulut! Aku yakin ada pemimpin mereka, tapi yakinlah kalau mereka tidak akan bicara sepatah kata pun, Kanda!" elak Rinjani."Aku harap lain kali pertimbangkan dahulu keputusanmu menggunakan racun, Adinda! Gunakan saja pukulan yang melumpuhkan mereka tapi tidak untuk membunuh!" saran Candaka."Baik, Kanda! Adinda minta maaf telah melanggar perintah Paduka Raja! Adinda siap dihukum!" kata Rinjani sambil tersenyum gen*t terhadap Candaka.Raja Kamandaria ini memang paling lemah dan takluk terhadap kecantikan dan sifat Rinjani, kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   23. Naga Draken

    "Selamat datang kembali Raja Candaka! Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan Raja negeri ini!" saapa Shama saat Trinity mengantar Candaka dan Rinjani menuju kediaman Shadow Master ini."Hahaha! Tidak perlu sungkan saudara Shama! Aku masih Candaka yang dulu! Buang semua basa-basi dan bersikap biasa saja!" seru Candaka."Ada perlu apa sampai Candaka jauh-jauh datang mengunjungi Desa Bayangan?" tanya Shama."Kami sedang mengadakan peninjauan langsung terhadap kondisi negeri ini! Oh ya, ini Rinjani!" kata Candaka memperkenalkan Ratu Kamandaria ini."Candaka beruntung memiliki dirimu, Ratu Rinjani!" sapa Shama dengan sopan."Jangan terus menerus memuji Rinjani, nanti aku bisa cemburu loh, Shama!" kata Candaka sambil tertawa."Hahaha ... Candaka bisa saja! Kalian belum memberitahuku, apa tujuan kalian ke desa ini ... tentu saaja bukan hanya sekedar mengunjungi teman lama bukan?" tanya Shama dengan pandangan matanya yang tajam."Begini, Shama ... aku sebenarnya ingin meminta b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   139. Akhir Pertempuran Kamandaria

    Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   138. Pertempuran Kota Naga Biru (VI) - Gandar vs Long Wan

    Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   137. Pertempuran Kota Naga Biru (V) - Rinjani vs Jayanti

    "Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   136. Pertempuran Kota Naga Emas (IV) - Sahabat

    TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   135. Pertempuran Kota Naga Biru (IV) - Candaka vs Xian Ming

    Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   134. Pertempuran Kota Naga Emas (III) - Siasat Xian Shung

    GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   133. Pertempuran Kota Naga Biru (III) - Pertempuran Naga

    "Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   132. Pertempuran Kota Naga Emas (II)- Tiga Jam

    Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   131. Pertempuran Kota Naga Biru (II) - Sang Kaisar

    Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia

DMCA.com Protection Status