"Kita kemana Kanda?" tanya Rinjani, setelah mereka keluar dari Kota Seribu Wajah.
"Aku akan mengunjungi saudara angkatku, Moghul di Kota Naga Biru! Dia tidak ingin menjabat di istana kerajaan, dan memilih kembali ke kota tempat tinggalnya untuk membangun Kota Naga Biru!" sahut Candaka."Kamu terlalu baik padanya, Kanda! Dia tidak membantumu sama sekali saat berhadapan dengan Raja Iblis Naga Hitam!" seru Rinjani penuh kekesalan."Wajar dia tidak membantuku, Adinda Rin! Penduduk kota bisa dihukum mati oleh Arkadewi saat itu apabila Moghul bergabung dengan aliansi kita melawan kerajaan!" kata Candaka memberikan alasannya."Seharusnya dia membantumu, apapun resikonya! Kalian ini bersaudara!" tegas Rinjani, tetap tidak menerima alasan Candaka."Aku juga ingin menanyakan padanya tentang kejadian aneh di Kota Seribu Wajah, mungkin Moghul mengetahui kejadian yang menimpa kota itu!" ujar Candaka.*****Kota Naga Biru benar-benar berkembang sangat pesat di bawah pimpinan Moghul selaku walikota kota ini.Moghul bahkan memiliki ratusan pengawal yang menjaga gerbang kota serta disebar ke berbagai titik pengamatan di luar Kota Naga Biru.Tidak heran kalau kedatangan Candaka sudah diketahui oleh Moghul saat Raja Kamandaria ini sampai di gerbang kota."Silahkan masuk, Tuan Candaka! Walikota Moghul sudah menunggumu di Balai Kota!" sambut pengawal yang menjaga gerbang tanpa menanyakan identitasCandaka sama sekali."Hebat sekali, Moghul ini ... aku baru sampai di kotanya tapi dia sudah tahu kedatanganku! Bagusnya dia tidak menyebut kalau aku ini Raja di hadapan pengawalnya," ujar Candaka."Kenapa dia tidak menyambutmu sendiri? Kan dia tahu kalau Kanda itu Raja Kamandaria!" seru Rinjani agak ketus."Kamu kenapa sih, Adinda Rin? Kok kamu dendam sekali sama Moghul? Kan sudah aku bilang kalau dia tidak membantuku saat itu karena ada sebabnya! aku sudah memakluminya kok!" ujar Candaka."Seharusnya dia menyambutmu ... bukan hanya mengandalkan pengawal kotasaja! kamu itu Raja Kamandaria, Kanda! Kota Naga Biru berada di wilayah Kamandaria! Seharusnya dia tahu tat krama dan kesopanan dengan menyambut sendiri Kanda di depan gerbang kota! Kecuali kalau memang dia tidak tahu kedatangan Kanda, aku masih bisa memakluminya!" seru Rinjani dengan wajah penuh kekesalan."Sudah ya ... jangan marah-marah terus! Katanya mau cari suasana baru ... tapi marah-marah terus!" kata Candaka mencoba menenangkan Rinjani agar tidak terjadi konflik dengan Moghul nantinya."Kota Naga Biru ini maju sekali, Kanda!" ujar Rinjani saat mereka berjalan masuk ke pusat kota.Rinjani mulai melupakan kekesalannya terhadap Moghul begitu merasakan kota yang sangat ramai dan lengkap, tapi bersih.Tidak seperti Kota Naga Emas yang masih memiliki daerah kumuh disalah satu distrik, Kota Naga Biru benar-benar kota yang bebas kemiskinan.Semua warga kota ini hidup makmur dan sejahtera.Perdagangan juga terlihat sangat lancar di Kota Naga Biru.Keamanannya sungguh luar biasa, melampaui Kota Naga Emas.Tiap sudut kota pasti ditempatkan pengawal untuk memantau aktivitas warga.Candaka menolak tawaran pengawal gerbang untuk mengantarnya ke Balai Kota, karena dia tahu persis posisi Balai Kota ini saat melawan Drago, ketika kota ini masih bernama Kota Para Pendekar dan Kota Kegelapan.Saat itu, Candaka bersama teman-teman pendekarnya berhasil melepaskan Kota Kegelapan ini dari cengkraman Drago, yang berusaha menguasai kota dan menjadikan warga kota ini sebagai pasukan Human Warriornya.Balai Kota tampak megah sekarang dibandingkan sebelumnya.Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru ini dengan sempurna.*****"Selamat datang saudaraku, Raja Kamandaria!" sapa Moghul yang sudah menunggu Candaka di luar Balai Kota."Hahaha ... Saudara Moghul, kamu tampak makin gagah saja!" seru Candaka yang langsung berjabat tangan dan memeluk saudara angkatnya ini."Kalau tahu datang bersama permaisuri, tadi aku pergi menyambutmu, Paduka!" sahut Moghul."Kamu tidak mendapat informasi kalau Permaisuri Rinjani ikut bersamaku?" tanya Candaka."Tidak! Pengawalku hanya melaporkan adanya pengelana yang ciri-cirinya mirip denganmu! Mereka pernah melihatmu saat kita melawan Drago! Tapi, mereka belum pernah melihat Ratu Kamandaria! Selamat datang Permaisuri ... maaf kalau aku tidak menyambut permaisuri di gerbang kota!" seru Moghul.Sapaan sopan Moghul membuat kemarahan Rinjani sedikit mereda."Kenapa kamu tidak menyambut Kanda Candaka kalau dia datang sendirian?" tanya Rinjani penasaran."Candaka pernah bilang kalau dia sebenarnya tidak ingin menjadi Raja, jadi aku pikir untuk membiarkan saudaraku ini mendatangiku saja seperti pendekar biasa!" jelas Moghul.Sikap Rinjani mulai melunak setelah mendengar penjelasan Moghul."Ada satu lagi pertanyaanku ... kenapa kamu tidak turut serta membantu Kanda untuk menumbangkan Iblis Naga Hitam? Kanda bilang kalau kamu cemas warga Kota Naga Biru akan disiksa oleh Arkadewi kalau kamu ikut membantu Kanda, tapi kamu kan bisa saja ikut membantu Kanda tanpa ketahuan kalau kamu adalah pemimpin Kota Naga Biru!"Pertanyaan ketus Rinjani sungguh mengejutkan Candaka.Dia khawatir Moghul menjadi marah, dan membuat persaudaraan mereka menjadi buruk.Moghul hanya tersenyum mendengar pertanyaan ketus Rinjani."Wajar kalau permaisuri marah terhadapku. Aku memang bisa dibilang peengecut karena tidak ikut serta membantu Candaka, tapi ada kejadian di Kota Naga Biru saat itu yang membuatku tidak bisa meninggalkan Kota Naga Biru. Mungkin bagi permaisuri ini hanya alasanku saja, tapi aku berani bersumpah kalau memang aku tidak bisa meninggalkan kota ini walaupun hatiku menginginkannya!" jelas Moghul."Sudahlah Adinda Rin ... toh kita suah memenangkan pertempuran dengan Iblis Naga Hitam dan Arkadewi, jadi lupakan saja masa lalu tentang Moghul ini ya?" kata Candaka dengan lembut menghibur hati Rinjani yang masih kesal."Aku juga dengan tulus minta maaf terhadap ratu Rinjani atas perbuatanku yang tidak mengutamakan persaudaraan, tapi suatu saat Ratu akan mengetahui sendiri alasanku saat itu tidak bisa membantu Candaka."Ucapan Moghul yang terlihat tulus dan jujur membuat Rinjani tidak mempermasalahkan lagi keejadian masa lalu yang membuatnya kesal sampai sekarang."Baiklah ... aku tidak akan mempermasalahkannya lagi!" ujar Rinjani.Hati Candaka langsung tenang mendengar janji Rinjani.Kekejaman Rinjani sangat terkenal di dunia persilatan sebelum permaisuri cantik ini mengenal Candaka. saat bersama Candaka, barulah sedikit demi sedikit kekejaman Dewi Racun ini mereda."Terima kasih atas pengertian Ratu," kata Moghul sambil menghaturkan hormat."Apa aku boleh tahu kejadian apa yang menimpa Kota Naga Biru ini, Moghul? sebagai saudaramu apalagi aku ini Raja maka aku bisa menyelesaikansemua masalahmu yang menyangkut negeri ini."Candaka yang penasaran mencoba mengorek informasi dari Moghul yang masih saja menyimpan rahasia tentang kejadian di Kota Naga Biru ini."Aku ingin kamu berjanji untuk tidak mengusik orang-orang yang telah membuatku tidak bisa pergi dari Kota Naga Biru ini, Candaka!" ujar Moghul."Ada apa sebenarnya, Moghul? Aku tidak pernah melihatmu setakut ini? Bahkan saat meenghadapi Drago dengan pasukan kegelapannya, kamu tidak gentar sedikitpun padahal Drago adalah naga yang bisa membakar habis kota ini!"Tentu saja Canda sedikit heran dengan sikap Moghul yang terkesan takut terhadap sesuatu yang dirahasiakan darinya, padahal situaasi Kamandaria saat ini aman sentosa."Mereka lebih mengerikan daripada Drago, Candaka."Moghul menundukkan wajahnya seakan menyesali sesuatu yang telah terjadi."Siapa sebenarnya mereka? kenapa kamu takut sekali dengan mereka?" tanya Candaka."Apa yang membuatmu ketakutan begini, Moghul?" tanya Rinjani yang merasakan tubuh Moghul sedikit gemetaran."Mereka itu bukan manusia, Candaka! Mereka bagaikan dewa atau iblis yang turun dari langit!" seru Moghul.Suara Moghul yanga agak gemetaaran membuat Caandaka sedikit heran dengan sikap saudaranya ini. Keriangan Moghul sekan hilang begitu saja oleh sosok yang sangat menakutkan baginya ini."Siapa yang bukan manusia, Moghul? Ada apa denganmu? Kenapa kamu bisa ketakutan oleh sekelompok orang yang tidak jelas begini?' tanya Candaka.Moghul tidak menjawab pertanyaan Candaka, dan hanya menundukkan kepalanya saja.Sikap Moghul yang agak aneh ini juga membuat Rinjani penasaran dengannya."Apa itu juga yang membuatmu tidak menyambut Kanda di gerbang kota?" tanya Rinjani."Aku ..."Moghul tidak bisa berkata-kata dan hanya menundukkan kepalanya saja tanpa melihat ke arah Candaka ataupun Rinjani.Candaka memberi isyarat kepada Rinjani untuk membiarkan Moghul menenangkan dirinya terlebih dahulu tanpa dicecar oleh berbagai pertanyaan."Ada apa dengan Moghul?" tanya Rinjani kepada Candaka."Aku juga tidak tahu! Sepertinya dia ketakutan oleh sesuatu atau sosok yang masih dirahasiakannya, yang disebutnya sebagai sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunia ini! Aku tidak percaya ada dewa yag jahat seperti itu, kalau iblis masih memungkinkan! Apa aAdinda pernah mendengar tentang kelompok yang dikatakan Moghul? Biasanya Adinda mempunyai informasi yang sangat akurat mengenai situasi di seluruh Kamandaria ini."Candaka sangat mengharapkan adanya penjelasan dari Rinjani mengenai masalah yang menimpa Moghul ini. Informasi dari Rinjani sangat bisa diandalkan olehnya."Aku tidak tahu, Kanda! Aku baru mendengar kalau ada sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunai seperti yang dikatakan Moghul ini. Tapi aku janji akan menyelidikinya, Kanda!" Rinjani juga penasaran dengan kejadian besar yang lolos dari pengamatannya selama ini."Sepertinya aku sudah terlalu lama berada di dalam istana, sehingga kemampuanku berkurang banyak!" ujar Rinjani dalam hatinya.Candaka benar-benar terkejut dengan penjelasan Moghul mengenai kekuatan baru yang saat ini berada di antara Kota Naga Biru dan Dusun Penyamun."Kekuatan mereka sangat besar, Candaka! Kenapa kejadian besar ini bisa luput dari perhatian kerajaan?" tanya Moghul.Setelah beberapa lama menenangkan diri, akhirnya Moghul memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Candaka dan Rinjani."Siapa sebenarnya penghuni Sekte Sembilan Naga Langit ini?" tanya Rinjani."Katanya mereka ini berasal dari Langit dan merupakan keturunan Naga, yang turun ke Kamandaria untuk memantau perkembangan dunia persilatan dan dunia naga di negeri ini!" ujar Moghul."Kamu pernah bertemu mereka?" tanya Candaka."Salah satu utusan mereka berjulukan Naga Timur pernah mendatangi Kota Naga Biru. Naga Timur ini bahkan mengancamku agar tidak menganggu keberadaan mereka agar Kota Naga Biru ini aman dari gangguan mereka!" jelas Moghul."Apa sebenarnya tujuan Sekte Sembilan Naga langit ini? Kenapa keberadaan mereka luput dari
"Bagaimana kalau kita naik perahu saja, Adinda? Apa kamu bersedia?" tanya Candaka."Aku juga penasaran dengan jalur sungai buatan ini, Kanda! Jadi tidak masalah kalau kita naik perahu saja!' sahut Rinjani."Hahaha ... pilihan yang tepat, saudaraku!" seru Moghul sambil tertawa senang. "Ayo, kita ke dermaga sungai besar yang berada di pinggiran kota!"Candaka dan Rinjani mengikuti Moghul menuju ke dermaga di sungai besar yang dimaksud oleh Moghul.Sepanjang jalan, terlihat kota yang sangat teratur dan rapi.Warga kota memberi salam hormat kepada walikota mereka sambil memandang bingung ke arah dua orang yang berjalan di samping walikota mereka.Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru dengan tangan besi, sehingga semua warg akota patuh terhadap dirinya dalam artian baik."Aku penasaran dengan Kota Naga Biru Laut, karena Kota Naga Biru ini saja sudah sedemikian besar dan teraturnya!" seru Candaka.Warga Kota Naga Biru tidak mengetahui kalau yang berjalan di samping walikota mereka ada
"Lapor Ketua! Pendekar Naga Biru saat ini berada di Kota Naga Biru!"Seorang anggota dari Gerbang Sembilan Naga Langit tampak melapor kepada seorang pria yang masih tampak muda dan mengenakan jubah emas bermotif naga."Apa yang sedang dilakukan Raja Kamandaria itu di Kota Naga Biru" tanya pria ini."Kami tidak tahu pasti, Ketua! Menurut informasi, Pendekar Naga Biru sedang mengunjungi saudaranya yang menjadi pemimpin kota tersebut!" lapor bawahannya lagi."Moghul? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak ikut campur dengan urusanku di Dunia Bawah ini!" kata pria ini dengan penuh amarah."Pemimpin kota tidak mengundangnya, Ketua. Pendekar Naga Biru yang datang mengunjunginya.""Ada keperluan apa, Pendekar Naga Biru sampai jauh-jauh mengunjungi Kota Naga Biru ini tanpa pengawalan sama sekali?" tanya Naga Timur."Menurut informasi yang bisa dipercaya, Pendekar Naga Biru sedang menuju ke arah utara!" lapor bawahan Naga Timur ini."Apa yang dilakukan Pendekar Naga Biru ini, sampai jauh-jauh
Kota Naga Biru Laut benar-benar tertata rapi.Para pedagang makanan dan minuman banyak memenuhi kota ini karena banyaknya pendatang dari luar kota ini yang singgah untuk beberapa hari di Kota Naga Biru Laut."Khusus Kota Naga Biru Laut, kami menerima pendatang dari kapal dagang ataupun kapal lainnya yang bermaksud menginap di kota ini. Tapi, mereka tidak boleh memasuki Kota Naga Biru!" jelas Moghul."Aku tidak melihat adanya penjaga perbatasan kota ini ... bagaimana kamu bisa memastikan kalau pendatang ini tidak nekad memasuki Kota Naga Biru?" tanya Rinjani.Dewi Racun ini memang sangat teliti melihat keadaan sekelilingnya, agar mereka tidak disergap secara tiba-tiba."Ratu memang jeli dalam melihat situasi! Tidak ada penjaga bukan berarti kami tidak bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan pendatang ini! Ratu tidak perlu khawatir."Rinjani yakin kalau ucapan Moghul benar adanya.Tidak ada seorang pun yang berani melanggar perbatasan anatar dua kota ini."Kemungkinan Moghul ini mene
Naga Timur alias Long Dong terus mengamati pergerakan Candaka dan Rinjani melalui mata-mata yang telah tersebar ke segala penjuru Kamandaria.Bahakan Naga Timur memiliki burung informasi yang bisa senantiasa mengikuti pergerakan Candaka dari angkasa untuk melaporkannya kepada Naga Timur baik melalui telepati suara ataupun melalui surat kecil untuk diantarkan burung informasi lainnya.Masih belum diketahui maksud dan tujuan Naga Timur ini melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap Candaka, tanpa menyentuh Pendekar Naga Biru ini sama sekali."Lapor Ketua! Tuan Putri Naga Selatan datang berkunjung ke istana ini!" kata penjaga gerbang istana.Belum selesai penjaga gerbang ini bicara, sudah berkelabat bayangan putih yang berhenti tepat di depan Naga Timur.Tampak gadis berpakaian putih yang memegang kipas putih di tangannya.Kecantikan gadis ini jauh melebihi kecantikan Dewi ataupun bidadari dari kahyangan.Pesona kecantikannya sangat terpancar dan berkilau yang membuat Naga Timur
"Bagaimana kalau kita pindahkan saja ibukota ke Kota Naga Biru ini, Kanda?" tanya Rinjani yang begitu menikmati kesejukan udara di Kota Naga Biru laut ini."Aku juga sempat berpikiran demikian, karena Kota Naga Emas sudah penuh sesak dengan penduduk dari rakyat jelata sampai para bangsawan sehingga kurang efektif untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan! Kita lihat saja apa Moghul menerima tawaran kita untuk membangun Kota Naga Emas Baru di tanah kosong sisi timur. Kita bisa pindahkan pusat pemerintahan ke sana!" ujar Candaka."Tidak ada salahnya kita pindahkan dahulu ke Kota Naga Biru, sementara Kota Naga Biru Laut bsa menjadi pusat perdagangan yang dapat memajukan kota ini. Kota Naga Emas kita tetapkan sebagai kota metropolitan saja yang hanya berpusat pada bisnis dan perdagangan!" sambung Rinjani lagi."Pembangunan Kota Naga Emas Baru juga memerlukan waktu lama seperti Moghul membangun Kota Naga Biru Laut ini! Nanti aku bicarakan dengan Moghul tentang keinginan kita ini, barulah
Kapal besar Moghul sudah menunggu di dermaga saat Candaka dan Rinjani siap berlayar menuju ke Dusun Nelayan."Aku sertakan Kuda Sembrani juga! Kalau keadaan mendesak, kalian bisa menggunakan Kuda Sembrani dari atas kapal!" ujar Moghul."Kamu tidak ikut mengantar kami, Moghul?" tanya Rinjani."Ada sedikit masalah di Kota Naga BIru yang harus segera kubereskan! Jadi, aku mengantar sampai dermaga saja ya!" ujar Moghul."Tidak apa-apa, Moghul! Selesaikan saja masalah yang menimpa kotamu ini! Kami sudah cukup senang dengan pelayanan kels satu yang kamu berikan!" kata Candaka untuk meredakan kembali perselisihan yang akan timbul antara Rinjani dan Moghul."Aku sertakan beberapa pengawal untukmu, Candaka!" seru Moghul sambil memerintahkan pengawalnya naik ke atas kapal."Tidak perlu repot-repot, Moghul!" sahut Candaka."Kalau terjadi apa-apa dengan saudaraku, kalian akan menanggung akibatnya!" ancam Moghul terhadap pengawalnya."Kami akan melindungi sampai mati!" seru pengawal ini serempak.
"Isyana? Kenapa kamu bisa menjadi begitu cantik?" tanya Candaka yang masih saja terpesona dengan kecantikan Isyana Mukti.Bahkan Isyana tampak lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Wajahnya yang buruk rupa saat menjadi Iblis Seribu Wajah berubah menjadi cantik jelita tanpa ada bekas buruk rupa yang dialaminya.Sekarang, Isyana lebih terkenal sebagai Dewi Seribu Wajah, sesuai dengan kecantikannnya yang bagaikan Dewi."Aku berterima kasih padamu, Dewi Racun! Kamu membebaskanku dan tidak membunuhku, tapi aku tetap tidak bisa melupakanmu yang telah membunuh ibuku dengan sadis!" tegur Isyana."Ibumu pantas mati karena telah mencoba membunuh kami semua di Pulau Pedang! Aku tidak pernah menyesal membunuh ibumu!" sahut Rinjani dengan ekspresi wajah yang dingin.Candaka yang melihat perseteruan yang panas khawatir Isyana akan menyerang Rinjani, atau bahkan Rinjani yang terlebih dahulu menyerang Isyana."Jangan bertindak gegabah, Isyana! Kamu tentunya tidak ingin menjadi buronan istana karen
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia