Share

269. Ancaman Abi! (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-05 04:15:44

269. Ancaman Abi! (Bagian C)

Lisa mendengus, dia langsung terdiam karena dia mestinya sudah bisa berpikir. Kalau uang modal yang dipegang oleh Mas Aji juga mereka habiskan, maka kali ini mereka akan benar-benar tamat.

“Kalau begitu, mintalah kepada orang tuamu, Mas, untuk membantu kita sekali ini lagi. Mintalah kepada mereka uang untuk membayar anak muridku!” kata Lisa dengan pandangan memelas.

“Nggak bisa, Dek. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kedua orang tuaku, dan aku tidak mau lagi meminta uang kepada mereka untuk menyelesaikan masalah kita. Lagi pula kamu yang sudah membuat masalah, jadi kamu juga yang harus menyelesaikannya!” kata Mas Aji dengan sangat tegas.

“Ya nggak bisa gitu dong, Mas! Kedua orang tuamu itu kaya raya, apa salahnya kalau dia membantu kita uang lima puluh juta? Tidak akan ada artinya di tangan mereka! Apa salahnya mereka memberikan uang itu kepadaku untuk membayar tabungan anak-anak, hah? Memang dasar orang tuamu saja yang pelit!” kata Lisa tiba-tiba.

“Tung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   270. Minggat! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)270. Minggat! (Bagian A)"Jangan ngelunjak kamu ya, Bi. Didiamkan, malah semakin menjadi kamu lama-lama, ya!" kata Lisa dengan bibir bergetar.Wajahnya memerah menahan amarah, tangannya mengepal kuat dan ikut bergetar pelan. Dia benar-benar seperti orang yang hampir kesurupan, wajahnya terlihat menakutkan dan juga sukses membuat aku bergidik."Nggak ada hak kamu, buat melakukan itu semua, ya! Semua itu udah dikasih Ibu sama aku, dan itu artinya aku berhak melakukan apapun pada perhiasan-perhiasan itu!" ujar Lisa lagi."Iya, memang untuk kamu dan bukan untuk ibumu!" Mas Aji menyahut cepat.“Mbak, keluarga suamimu ini udah nggak beres!” kata Marwan sambil menatap Lisa dengan tajam. “Mending Mbak ikut aku pulang ke rumah Ibu!” kata Marwan lagi.Aku melotot, apa maksudnya coba? Dia mengajak Lisa untuk pulang ke rumah Bu Maryam? Lalu bagaimana? Bagaimana dengan kelanjutan hutang piutang milik Lisa pada anak muridnya?“Iya, lebih baik

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   271. Minggat! (Bagian B)

    271. Minggat! (Bagian B)Namun Mas Aji sama sekali tidak membalas, dia hanya mengangkat bahunya dengan enteng dan menggeleng kecil."Aku gila, memikirkan semua masalah yang kau buat." Wajah Mas Aji terlihat tenang."Aku akan pergi dari sini!" Lisa mengancam."Silahkan!" balas Mas Aji dengan santai, tangannya terbuka dengan sangat kasual."Aku akan membawa Naufal dan juga Salsa!" sahut Lisa penuh penekanan."Bawalah, mereka juga anakmu." Mas Aji berujar dengan sangat enteng."Sudahlah, Mbak! Ayo kita pergi, biarkan dia menyesal di sini!" kata Marwan mengompori, dan situasi semakin memanas sata Lisa bangkit.Dia berjalan masuk ke dalam kamarnya, dan tak lama kemudian dia keluar sambil membawa tas besar yang aku tebak isinya adalah baju-baju miliknya. Wanita itu lalu beranjak ke kamar Naufal dan juga Salsa, dan setelahnya dia keluar sambil menggandeng tangan dua bocah lucu itu."Tante, Om!" Naufal memekik, dia ingin menghambur ke pelukan Mas Abi.Tetapi, Lisa dengan sigap menarik tangann

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   272. Minggat! (Bagian C)

    272. Minggat! (Bagian C)"Loh, nggak jadi makan baksonya, Dek?" tanya Mas Abi sambil menoleh sedikit."Nggak, nanti malam aja, lah. Kita makan bakso bareng emak dan Aina," kataku akhirnya.Mendengar perkataanku, Mas Abi langsung mengangguk paham. Dia lalu melajukan motor yang kami naiki lumayan cepat, hingga tak berselang lama kami sudah sampai di rumah.Sementara Mas Abi masuk ke dalam, dan memanggil Ibu. Aku langsung berjalan ke arah toko dan duduk di depannya, bukan tanpa alasan aku menyuruh Mas Abi untuk mengantar Ibu pulang ke rumah.Selain agar Bapak tidak kebingungan, aku juga menginginkan agar mereka bisa berbicara mengenai kepergian Lisa dari rumah. Semoga saja Ibu dan Bapak tidak murka dengan keputusan yang diambil oleh Mas Aji tadi.“An, Ibu pulang dulu, ya!” kata Ibu sambil berjalan keluar.Ibu mertuaku diantar oleh Emak sampai ke halaman, dia kemudian naik ke atas motor dan memegang pundak Mas Abi sambil melambai ke arahku.Aku dan juga Emak ikut melambai, bersamaan denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   273. Amarah Sri! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)273. Amarah Sri! (Bagian A)“Aji, istrimu minggat?” tanya Amran cepat.“Oh, itu namanya minggat, tah?” tanya Aji balik, dengan wajah polos nan lugu. “Ji, kamu ini mikir apa nggak, sih? Istrimu minggat bawa anak-anakmu, apa kata orang nanti, coba?” tanya Amran lagi. “Ibu dan Bapak dulu sering bertengkar sewaktu kalian kecil, tapi ibumu nggak pernah tuh pergi dari rumah!” lanjutnya dengan ketus.Abi langsung menatap wajah bapaknya itu dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, sedangkan Amran sendiri sepertinya tidak menyadari pandangan anak bungsunya kepada dirinya karena dia saat ini sedang terfokus menasehati Aji."Yah, itu karena aku yang menjadi istrimu, Pak. Kalau perempuan lain yang menjadi istrimu, pasti mereka sudah minggat dan minta cerai dari dulu," sahut Sri tiba-tiba."Maksud Ibu apa, toh?" tanya Amran cepat."Lah, siapa yang tahan sama lelaki yang modelannya seperti Bapak coba? Wis tukang judi, tukang wedokan, tukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   274. Amarah Sri! (Bagian B)

    274. Amarah Sri! (Bagian B)Sri mendengus kesal, saat melihat Aji yang kembali mengunci mulutnya. Rasa sabar yang dimilikinya tadi, kini terkikis sedikit demi sedikit dan berganti dengan rasa kesal dan juga gemas luar biasa."Abi!" Sri memekik ke arah anak bungsunya."Y—ya, Bu?" Abi terlonjak kaget, enak-enak ngelamun malah dikejutkan oleh pekikan ibunya."Sebenarnya apa yang terjadi dengan Mas dan juga mbakmu? Bukannya tadi kamu dan juga Anna, ada di sana? Lalu apa yang terjadi di saat kalian berada di rumah Aji?" tanya Sri lagi."Loh! Ibu kok, tahu kalau aku dan juga Ana tadi ke rumah Mas Aji? Aku kan nggak ada ngomong apa-apa sama Ibu," kata Abi menyahut cepat."Tadi waktu kalian pergi, Ibu tuh sempat keluar dan bertanya kepada Aina, dan dia menjawab kalau kalian pergi ke rumah Aji bersama Marwan. Apa Marwan yang menyebabkan Lisa pergi dari rumah? Atau bagaimana? Jangan buat Ibu berpikiran buruk dengan orang lain, padahal kalian tahu jawabannya dan kalian tidak mau memberitahu Ibu!

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   275. Amarah Sri! (Bagian C)

    275. Amarah Sri! (Bagian C)"Iya, uang itu sama sekali tidak ada di tangan Lisa sepeserpun, dan ibu tahu? Uang sepuluh juta yang kemarin dipinjamnya dari Marwan pun, sudah habis dia bayarkannya untuk arisan bersama teman-temannya," kata Aji lagi."Astaghfirullahaladzim! Bagaimana bisa Lisa berbuat seperti itu?" Sri menggeleng prihatin.Dia kemudian menatap Amran dengan pandangan sedih, sedangkan lelaki yang menjadi suaminya itu hanya terdiam dan menatap Aji dengan pandangan mengasihani."Apa kamu sudah merasa kalau keputusan kamu itu tepat, Ji? Konsekuensinya adalah, Lisa akan semakin dipermalukan di depan umum. Kamu tahu, kan? Kalau yang akan dihadapi itu adalah Karta, Ruliz dan juga yang lain-lainnya. Tiga puluh orang wali siswa itu, tidaklah sedikit, Aji!" kata Amran menasehati."Aku tahu, Pak. Tetapi aku sengaja melakukan itu agar dia mengalami efek jera, biarkan dia mengurus semuanya sendiri karena aku sudah bilang kalau perhiasan yang dipakai oleh ibunya itu adalah satu-satunya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   276. Solusi dari Amran! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)276. Solusi dari Amran! (Bagian A)“Ya, maksud Bapak bukan begitu, Bu,” sahut Amran dengan lirih.Wajah lelaki yang masih tampan di usianya yang sudah tidak lagi muda itu, terlihat serba salah. Apalagi saat melihat wajah istrinya yang semakin keruh, dan menunjukkan wajah penuh penghakiman pada dirinya.Amran bukannya membela Lisa, tapi dia hanya tidak ingin kalau permasalahan ini di dengar oleh orang lain. Amran malu, sudah terlalu banyak kontroversi yang menantunya itu buat. Dari mulai motor yang ditarik pihak leasing, padahal dia dan juga istrinya sudah memberi uang untuk membeli motor itu secara cash. Tapi apa? Lisa malah nekad mencicil, dan menggunakan uang yang mereka berikan untuk suntik kromosom. Yang mana hal itu sebenarnya tidak dibutuhkan.Nah, belum selesai dengan kasus motor yang ditarik pihak leasing, anak sulungnya itu sudah kena masalah lain. Lisa memakan uang tabungan anak muridnya sendiri, kurang parah apa coba?

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   277. Solusi dari Amran! (Bagian B)

    277. Solusi dari Amran! (Bagian B)Aji hanya kebagian yang pahit-pahitnya saja, kebagian dimarahi oleh orang lain, kebagian didemo wali murid, kebagian ditagih hutang juga. Sebenarnya yang malang itu adalah Aji, anaknya. “Biarkan!” Makanya Sri mengambil keputusan. “ Ibu tidak peduli orang mau berbicara apa, biar mereka tahu sekalian, Pak. Apalagi kedua orang tua Lisa dan juga keluarganya, mereka tidak berhak untuk marah apalagi protes. Karena Lisa pergi atas keinginannya sendiri, dan bukannya itu juga karena hasutan Mawan?” tanya Sri ke arah Aji.Aji mengangguk. "Benar, Bu. Marwan mengajak Lisa untuk pulang ke rumah mertuaku, dan Lisa menyetujui hal itu," ujar Aji dengan mantap."Nah, lihat? Yang salah itu siapa? Masak, masyarakat nggak bisa nilai sih, Pak. Para warga juga pintar kali," kata Sri dengan enteng. "Sudah, nggak usah dipikirkan! Biarkan dia mengurusi urusannya sendiri," kata Sri lagi."Tapi bagaimana dengan Naufal dan juga Salsa, Bu?" tanya Amran lagi, dia masih belum pua

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status