Bab 85 - Menjalin Kemitraan untuk Mendukung Pembangunan BerkelanjutanSetelah menjelaskan rencana pengembangan ekosistem ekonomi hijau, rombongan kemudian memaparkan pentingnya membangun kemitraan yang kuat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon tidak hanya terletak pada rencana-rencana yang kami paparkan, tetapi juga pada bagaimana kami dapat membangun kemitraan yang efektif dengan berbagai pemangku kepentingan," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Betul, Sayang. Kami akan berupaya menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, komunitas masyarakat lokal, sektor swasta, lembaga penelitian, serta organisasi non-pemerintah untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan."Dito pun menegaskan, "Ya, Sayang. Dengan sinergi dan kerjasama yang kuat, kami yakin dapat menciptakan dampak transformatif bagi kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendenga
Bab 86 - Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi untuk Pembangunan BerkelanjutanSetelah memaparkan pentingnya membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, rombongan kemudian beralih untuk membahas peran teknologi dan inovasi dalam mendukung upaya pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, selain membangun kolaborasi yang efektif, kunci lain bagi keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon adalah pemanfaatan teknologi dan inovasi yang tepat guna," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Ya, Sayang. Kami akan mendorong penerapan teknologi-teknologi ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, pertanian presisi, dan pengolahan limbah yang efisien, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan."Dito pun menegaskan, "Betul, Sayang. Selain itu, kami juga akan memanfaatkan teknologi digital dan inovasi dalam bidang pemantauan, analisis data, serta perencanaan pembangunan untuk meningkatkan efektivitas dan transparansi up
Bab 87 - Membangun Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat LokalSetelah membahas rencana pemanfaatan teknologi dan inovasi, rombongan kemudian beralih untuk memaparkan upaya-upaya membangun kapasitas dan pemberdayaan masyarakat lokal di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, membangun kapasitas dan memberdayakan masyarakat lokal menjadi komponen kunci lainnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Ya, Sayang. Kami akan mengembangkan program-program peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat di berbagai bidang, mulai dari pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, hingga kewirausahaan sosial."Dito pun menegaskan, "Betul, Sayang. Selain itu, kami juga akan mendorong partisipasi dan kepemilikan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan upaya-upaya pembangunan di kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendengar penjelasan tersebut."Wah, itu terdenga
Bab 1 - Pernikahan KontrakDito menatap lekat-lekat surat kontrak pernikahan di hadapannya, jemarinya gemetar menahan emosi. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa kehidupan sederhana yang dijalaninya akan berubah drastis hanya dalam sekejap. Namun, di sinilah dia sekarang, duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, menandatangani dokumen yang akan mengikatnya dengan Putri Sulung mereka, Sari.Pernikahan ini sama sekali tidak didasari oleh cinta. Ini hanyalah sebuah kontrak yang saling menguntungkan bagi kedua keluarga. Keluarga Wijaya membutuhkan seorang menantu pria untuk menjaga eksistensi perusahaan mereka, sementara Dito dan keluarganya membutuhkan uluran tangan untuk mengangkat mereka dari kemiskinan."Ingat Dito, ini bukan pernikahan biasa," ujar Nyonya Wijaya dengan nada dingin. "Kau hanyalah seorang teknisi sederhana yang kami angkat derajatnya. Jangan pernah lupa posisimu di sini."Dito menelan ludah dengan susah payah. Ia tahu betul bahwa keluarga Wijaya memandangnya rendah, hanya
Bab 2 - Intrik Keluarga WijayaPagi menjelang, Dito terbangun dengan perasaan campur aduk. Semalam, ia dan Sari membagi cinta yang tulus, namun Dito tahu kebahagiaan ini tidak akan bertahan lama. Keluarga Wijaya jelas memiliki rencana lain untuknya.Perlahan, Dito menolehkan kepala, memandangi wajah cantik Sari yang tertidur pulas di sampingnya. Gadis itu terlihat begitu damai, tanpa beban. Dito berharap bisa terus menjaga ketenangan ini, namun ia tahu cepat atau lambat nanti, gejolak keluarga Wijaya akan menghancurkannya.Tak lama kemudian, pintu kamar mereka terbuka, menampakkan sosok Nyonya Wijaya yang berdiri dengan angkuh. Dito dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuh Sari, berusaha melindunginya."Bangun, kalian berdua! Sarapan sudah siap," ujar Nyonya Wijaya dengan nada datar.Dito segera bangkit dan membungkukkan badan. "Ba-baik, Nyonya. Kami akan segera bersiap."Nyonya Wijaya menatap Dito dan Sari dengan dingin. "Jangan terlalu lama, ada yang ingin kubicarakan denga
Bab 3 - Menyusun RencanaDito terus bergulat dengan gejolak perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. Ambisi keluarga Wijaya telah memojokkannya ke dalam situasi yang amat sulit. Di satu sisi, ia terikat dengan kontrak pernikahan yang mengikatnya pada Sari. Namun di sisi lain, Tuan Wijaya telah memberikan ultimatum yang tak dapat diabaikan begitu saja.Dito menghela napas panjang, berusaha menjernihkan pikirannya. Ia harus segera menemukan cara untuk meloloskan diri dari perangkap keluarga Wijaya ini. Jika tidak, bukan hanya masa depannya yang terancam, tetapi juga kebahagiaannya bersama Sari.Dengan langkah pasti, Dito bergegas menuju kamar Sari. Gadis itu tampak terkejut melihat Dito datang dengan ekspresi serius."Dito, ada apa?" tanya Sari dengan nada cemas.Dito menggenggam tangan Sari erat-erat. "Sari, kita harus segera pergi dari sini."Sari membelalakkan matanya, tak menyangka Dito akan berkata demikian. "Pergi? Tapi... kenapa?""Keluargamu, Sari. Mereka memiliki rencana lain
Bab 4 - Menuju KebebasanDito, Sari, dan Rudi bergegas meninggalkan kota, melaju menyusuri jalan-jalan sepi di malam hari. Mereka harus segera menjauh dari jangkauan keluarga Wijaya sebelum diketahui.Sepanjang perjalanan, Sari tampak gelisah. Bayangan tentang kemungkinan Nyonya Wijaya mengetahui kepergian mereka membuat gadis itu terus-menerus melirik ke belakang, takut dikejar."Tenanglah, Sari. Selama kita pergi dari sini, mereka tidak akan bisa menemukanmu," Dito berusaha menenangkan.Sari menghela napas panjang. "Aku... aku hanya takut, Dito. Apa yang akan Ibu lakukan jika ia tahu kita kabur?"Dito meraih tangan Sari, menggenggamnya erat. "Kau tidak perlu khawatir. Selama ada aku, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu."Di kursi kemudi, Rudi melirik sekilas ke arah pasangan itu melalui kaca spion. Wajahnya tampak khawatir."Kita harus segera sampai di tempat tujuan. Nyonya Wijaya pasti sudah menyadari kalian berdua hilang," ujar Rudi.Mereka terus memacu mobil menembus k
Bab 5 - Mengejar Masa DepanDi tempat lain, Nyonya Wijaya geram karena detektif yang disewanya belum juga menemukan keberadaan Sari dan Dito. Wanita itu terus menekankan untuk segera menangkap mereka berdua."Kalian harus segera menemukannya! Aku tidak peduli dengan cara apa, pokoknya bawa mereka kembali padaku!" bentak Nyonya Wijaya kepada anak buahnya.Para anak buah Nyonya Wijaya tampak ketakutan. Mereka tahu konsekuensi jika mengecewakan majikan mereka."Baik, Nyonya. Kami akan terus melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan Tuan Muda Dito dan Nona Sari," sahut salah seorang anak buah itu.Nyonya Wijaya mendengus kesal. "Kalian harus segera menemukannya! Aku tidak mau tahu, pokoknya cari sampai ketemu!"Para anak buah Nyonya Wijaya segera bergerak, melakukan berbagai cara untuk melacak keberadaan Dito dan Sari. Mereka menyebar ke berbagai negara, berusaha menemukan jejak pasangan itu.Sementara itu, Dito dan Sari mulai menjalani kehidupan baru mereka di Spanyol. Mereka mencoba