Share

124. Kehancuran 3

Selesai menelepon ayahnya, ponsel Indah kembali berpendar. Ada panggilan masuk dari Denik. Gadis yang tengah hamil itu pun terisak-isak waktu bicara dengan istri sepupunya. Dia sudah tahu kabar itu. Indah berusaha menenangkan.

"Aku hanya sedih mikirin mama, Mbak. Gimana mama sekarang?"

"Dia di kamar. Di tenangkan sama masmu. Kamu fokus saja sama kehamilanmu. Tante Ira bersama kami di sini."

"Iya, Mbak. Aku hanya mikirin kondisi mama saja. Terserah dengan papa. Aku nggak peduli," ujar Denik. "Sudah tahu aku diperkosa, papa bukannya simpati, tapi malah sibuk dengan nama baiknya sendiri. Sekarang papa sendiri yang merusak reputasinya," lanjut Denik berapi-api.

Indah mendengarkan sambil mengucap syukur. Memiliki ayah seperti Pak Fathir yang selalu melindungi anak-anaknya. Sikap ayahnya dan Pak Maksum sungguh jauh berbeda dalam menghadapi musibah yang sama, yang menimpa putri mereka.

***L***

"Sayang, kenapa melamun?" tegur Bram sambil duduk di samping sang istri, yang termenung di ruang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (36)
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
masama, Mbak, hehehe
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
yuhu .........
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
wkwkwkwk .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status