Empat tahun kemudian enam unit helikopter terbang diatap mansion keluarga Morgan, di dalam helikopter paling depan sepasang ibu dan anak tengah duduk dengan tenang di dalamnya.
"Ibu apakah ayahku benar-benar ada di dalam rumah kecil ini?!"Alina Belleza Valois menyangga dagunya dengan kedua tangannya, gadis kecil berusia tiga tahun itu nampak dengan gusar menatap kebawah. Sifat angkuhnya entah menurun dari siapa namun berkah didikan ibu yang hebat hati anak itu sebernarnya selembut sutra, dia bahkan tidak tega membunuh seekor semut namun saat marah mungkin dia bisa memerintah pelayan nya untuk membunuh orang.Benar. Dia yang di didik sebagai pewaris terlalu hebat dalam memerintah orang, tidak berbeda dengan ibunya. Ibunya yang hanya seorang wanita berusia dua puluh lima tahun bahkan sudah bisa memimpin Group Bisnis Valois. Dengan kekuatannya dia bisa mengembangkan perusahaan itu menjadi salah satu kerajaan bisnis terbesar di dunia.Ini adalah didikan keluarga Valois dimana mereka tidak pernah menerima kata direndahkan dan kalah!. Dalam kamus mereka, siapapun yang membuat mereka menderita mereka akan membantunya memikirkan bagaimana cara menulis kata mati."Ayahmu ada disini, ingat nama ayahmu Kaiser Morgan!." Wanita itu Rosalyn Valois sempat melirik ke arah mansion keluarga Morgan, mansion yang dibilang rumah kecil oleh Alina Belleza Valois itu sebenarnya tidaklah kecil itu adalah bangunan termegah di tempat itu.Namun kondisinya saat ini tidak terlihat terlalu baik untuk ukuran mansion keluarga besar, "Apakah kita datang terlambat, ibu?!"Rosalyn Valois hanya menggelengkan kepalanya dia sendiri tidak tau apa yang terjadi dalam mansion tersebut. Karena berita itu hanya beredar sekilas jadi dia perlu memastikan kebenarannya.Dalam luar mansion Morgan nampak beberapa kelompok orang tengah memporak porandakan Mansion keluarga Morgan. Jika saja berita itu tidak menjadi berita internasional tentu saja Rosalyn Valois tidak akan tau jika suami yang dia paksa untuk menikah sedang dalam kondisi yang sangat rumit.Perusahaan nya bangkrut sejak ayahnya jatuh sakit, kondisi perusahaan semakin menurun dan sangat menurun bahkan kehabisan uang untuk membayar gaji karyawan perusahaan nya. Empat orang anak yang dilahirkan di keluarga besar Morgan justru tidak tau dengan jelas kondisi perusahaannya.Mereka sibuk mengejar cita-cita dan keinginannya masing-masing sehingga lalai dalam menjaga perusahaan besar itu."Turunkan... "Setelah mendengar itu helikopter itu perlahan mendarat di halaman mansion besar itu, terlalu besar halamannya hingga bisa menampung sepuluh unit helikopter sekaligus. Sayangnya mereka hanya membawa enam unit helikopter sementara sisa pengawal mereka mengikuti melalui jalur darat.Rosalyn Valois melepas kacamatanya, dia menunggu bawahannya membantunya turun begitu juga dengan Alina Belleza Valois.Kekacauan semakin terjadi tatkala enam unit helikopter itu mendarat secara berdekatan, seorang wanita cantik turun dari salah satunya dengan menggandeng seorang gadis kecil."Siapa mereka? Mengapa mereka datang kemari?""Ah, apakah mungkin keluarga Morgan juga memiliki hutang kepada keluarga besar lainnya sehingga mereka berbondong-bondong kemari?!""Celaka, keluarga Morgan memang tidak tau malu!"Satu persatu orang-orang mulai berbisik-bisik kecuali orang yang berada di dalam mansion dan tengah mengosongkan rumah megah itu."Siapa kalian? Mengapa datang kemari?!"Louis Morgan, anak pertama keluarga Morgan mendekati Rosalyn Valois. Louis Morgan kini sudah berusia 34 tahun dan sudah memiliki seorang putra berusia hampir sama denga Alina Belleza Valois.Kondisi putra sulung keluarga Morgan itu tidak begitu baik, wajahnya banyak terlihat lebam mereka pasti habis berkelahi. Namun Rosalyn Valois tidak melihat Kaiser Morgan disana. Selain itu tubuh mereka begitu kurus terlihat seperti orang yang benar-benar kekurangan gizi."Tuan, kamu bisa bertanya kepada adikmu Kaiser Morgan siapa aku. Dia adalah orang yang paling tau. Tentang aku dan putriku!"Saat ketegangan itu terjadi nampak seorang pria dengan badan kekar tengah menyeret seorang ibu dan anak, "Jhonatan Morgan pegang ibu. Oh tidak, tidak kalian lepaskan putraku!"Ibu itu nampak menangis melihat seorang anak kecil diseret keluar dengan kompres di keningnya nampak terlihat sangat jelas jika anak yang dipanggil Jhonatan Morgan itu sedang sakit dia bahkan lemas tidak berdaya.Alina Belleza Valois melepaskan tangan ibunya kemudian mendekati wanita itu, "Bibi berdirilah!".Uluran tangan kecilnya membuat wanita bernama Santi itu ternganga, seoranh putri bahkan membantu seorang wanita biasa. Ini tidak tampak seperti orang sombong yang dilihat orang lain."Santi kau tidak apa-apa?"Louis Morgan nampak mendekati wanita itu kemudian membantunya berdiri, "Louis tolong Jho, dia sedang sakit. Tolong!" Istri dari Louis Morgan itu menangis dipelukan suaminya dia menatap seorang bocah yang masih dicengkram oleh orang-orang bertubuh kekar itu walaupun kondisinya sangat memprihatinkan.Benar-benar kekacauan yang sangat tidak masuk akal bahkan anak-anak tidak lepas dari perilaku kasar mereka.Alina Belleza Valois mendekat, dia menatap bocah yang hampir tidak bisa berdiri itu dengan sorot mata tajam, "Ulurkan tanganmu!"Saat Jhonatan Morgan hendak menyambut uluran tangan Alina, seorang pengawal dengan sengaja menampik tangan Jhonatan Morgan hingga bocah kecil itu kesakitan."Lepaskan dia atau aku akan meratakan kamu beserta anak keturunanmu?!"Tidak ada yang bergeming mereka tidak mendengar celotehan bocah berusia tiga tahun itu dan cenderung menyepelekannya."Pengawal bersihkan mereka, mereka terlalu kotor!"Setelah Alina Belleza Valois berteriak sekelompok orang mulai mendekat mereka melepaskan Jhonatan Morgan dari orang-orang kasar itu kemudian mengangkat nya mendekati Alina Belleza Valois."Nona, demamnya sangat tinggi!""Bawa ke rumah sakit dengan bibi itu," Alina menunjuk Santi yang tengah membalut lukanya dengan kain nampak darah mengucur dari tangan dan kakinya."Nyonya tidak apa-apa mereka tidak akan menyakitmu. Ini pertama kalinya putriku murka maaf kalau membuatmu terkejut. Dia biasanya tidak akan mencari masalah dan memilih diam tanpa melihat siapapun di sekelilingnya!."Semua orang tercengang seorang wanita muda dengan paras cantik membela keluarga Morgan, siapa dia? bahkan orang-orang yang ada di tempat itu tidak ada yang mengenal sama sekali.Mereka juga menyeret tiga dari tuan muda keluarga Morgan. Apa yang terjadi? , bukankah mereka adalah orang-orang yang di hormati bagaimana bisa seperti itu sekarang?!.Setelah helikopter yang membawa Jhonatan Morgan dan Santi pergi, orang-orang kembali berbisik. Kini mereka justru menyaksikan tiga tuan muda yang ditarik keluar salah satunya bahkan sudah mulai pincang.Rosalyn Valois mendekati putrinya kemudian dia membisikan bahwa satu dari tiga orang itu adalah ayahnya, dan semuanya di serahkan kepadanya."Hei orang-orang jahat lepaskan ayahku dan juga pamanku. Atau kalian akan bernasib lebih parah daripada teman-temanmu itu!"Gadis kecil berkacak pinggang di depan puluhan pengawal yang menyeret ketiga tuan muda itu, mereka nampak sudah selesai berkelahi melihat bagaimana mengenaskannya penampilan orang-orang itu.Mereka saling menatap bukankah selain tuan muda Louis, belum ada yang memiliki keluarga diantara ke empat bersaudara itu namun kini gadis kecil dengan angkuh mengatakan itu.Mereka hendak menerjang Alina namun pengawal elit keluarga Valois langsun melindunginya."Tangannya hampir menyentuhku patahkan!"Alina Belleza Valois semakin murka, wajahnya merah padam ia menunjuk seorang pengawal yang hendak menyingkirkannya dan tampa pikir panjang salah satu pengawal elit Valois mematahkan kedua tangannya.Rosalyn Valois berjalan maju dia menatap seorang pria yang sedang berdiri dengan tatapan kosong di depan nya, "Kaiser Morgan apakah kamu mengingatku? Aku Rosalyn Valois istri yang kamu nikahi empat tahun yang lalu. Bukankah awalnya hidupmu baik-baik saja mengapa kamu sekarang jadi seperti ini!"Rosalyn Valois memeluk pria itu namun pria itu dingin bagaikan batu, tatapan matanya kosong seolah-olah dia yang merasa paling bersalah."Kaiser aku akan membunuhmu jika kamu tidak menjawab. Lihat bahkan putrimu yang ku besarkan seorang diri kini sudah berusia tiga tahun, bagaimana? aku hebat kan?!""Putri.... ibuku sangat menginginkan seorang putri. Tapi aku? aku bahkan menghancurkan perusahaan ayahku. Apakah ibu akan memaafkan aku,""Dengarkan aku Kaiser, aku akan membantumu memulihkan induk perusahaan mu. Aku datang untuk membantumu!"semua orang yang melihat itu berbisik bisik, istri yang ddinikahi Kaiser empat tahun yang lalu. Seorang putri yang angkuh namun sangat baik hati siapa yang percaya?! Sehebat apa istrinya sampai ingin memulihkan perusahaan yang hanya tinggal cangkang kosong. Siapa pendukung dibalik semua ini?.Para pengawal dari pasukan Valois mulai membersihkan tempat itu, orang-orang yang tidak berkepentingan di minta untuk keluar dan yang terluka dibawa ke rumah sakit."Bagaimana dengan rumah kecil ini ibu? Ku lihat ini cukup kacau?"Alina Belleza Valois menatap mansion keluarga Morgan itu bentuknya sudah porak poranda mungkin saja hanya tertinggal gedungnya yang utuh sementara yang lainnya sudah porak poranda."Kita lihat persetujuan ayah dan pamanmu, bagaiamanpun ini rumah mereka kita tidak boleh banyak ikut campur.""Baik ibu Alina Sayang ibu,"Sebenarnya salah satu alasan dari Rosalyn datang ketempat itu adalah karena desakan putrinya ingin melihat ayahnya. Namun sayang sekali belum sampai waktu yang dia janjikan kepada Alina, musibah justru datang menghampiri keluarga Morgan itu.Rosalyn Valois memeluk Kasier Morgan, pria tampan itu masih tidak bergerak dia begitu tidak berdaya. Alina menarik lengan baju ayahnya, "Ayah apakah ayah membenci Alina. Mengapa Alina tidak memiliki ayah sementara orang lain memiliki ayah?!"Sorot mata gadis itu sangat sendu, dia bahkan menatap Kaiser Morgan dengan tatapan ragu-ragu. Dia ingin sekali memeluk ayahnya seperti yang dilakukan ibunya, namun sayang sekali dia baru gadis berusia tiga tahun. Bahkan ketika dia ingin, tangannya tidak bisa memeluk tubuh pria yang tinggi menjulang itu. Gadis kecil itu terdiam di samping Kaiser Morgan yang sedang terluka itu, "Ayah aku mau peluk." Rosalyn Valois menghela nafas, dia melihat seorang pria yang tengah menyeret kakinya mendekati mereka, "Alina kamu jangan menyusahkan ayahmu. Sebaiknya kamu panggil pengawalmu dan bawa mereka ke rumah sakit." "Alina akan mendengarkan ibu,"Gadis kecil itu mulai memerintah bawahannya, didikan macam apa yang diterapkan oleh keluarga Valois bahkan seoran
Pagi itu mentari telah terbit dari ufuk timur, seberkas cahaya masuk menyinari ruangan rumah sakit itu. Cukup silau jika dilihat dengan mata telanjang, bahkan angin melambai-lambai menerbangkan kelambu yang menjadi penutup jendela ruangan itu. Ternyata hari sudah sesiang itu. Rosalyn Valois memijat-mijat keningnya, dia masih fokus dengan laptop di pangkuannya rambutnya berkibar-kibar ikut tertiup angin, "Apakah kamu benar-benar bersedia tuan?!" Rosalyn Valois menatap Kaiser Morgan yang tengah mengancingkan kancing kemejanya, nampak otot perut yang cukup kekar di depan mata Rosalyn Valois, tentu saja hal itu membuat gadis itu merona.Kaiser Morgan masih fokus dengan kancing bajunya dia bahkan tidak menoleh untuk melihat ekspresi Rosalyn Valois, seluruh bagian tubuhnya masih terasa nyeri ada beberpa titik yang sakitnya lebih terasa."Nona aku tidak pernah menarik kembali kata-kataku!."Rosalyn tersenyum dia menutup komputernya kemudian mendekati Kaiser Morgan yang tengah menyelesaikan
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny